Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hospitalisasi

1. Pengertian Hospitalisasi

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau

darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan

sampai pemulangannya kembali ke rumah. (Supartini, 2004).

Hospitalisasi adalah bentuk stresor individu yang berlangsung selama individu

tersebut dirawat di rumah sakit. (Muhaj, 2009).

Hospitalisasi pada anak-anak (Hospitalisme in children) adalah suatu sindrom yang

berkaitan erat dengan depresi (depresen) analitik, terjadi pada di rumah sakit yang dirawat

secara terpisah dari ibunya atau pengganti peran ibu dalam kurun waktu yang lama. Kondisi

ini ditandai dengan tidak adanya kegairahan, tidak responsif, kurus, pucat, nafsu makan buruk,

tidur terganggu, episode demam, hilangnya kebiasaannya menghisap dan nampak tidak

bahagia. Gangguan ini dapat pulih kembali dengan anak dalam waktu 2-3 minggu. (Bastman

dkk, 2004).

2. Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi Anak

Menurut Supartini (2004), reaksi orang tua terhadap perawatan anak di rumah sakit

dan latar belakang yang menyebabkan dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Perasaan Cemas dan Takut


6
Perasaan yang sering ditunjukkan orang tua berkaitan dengan adanya perasaan

cemas dan takut ini adalah sering bertanya atau bertanya tentang hal yang sama secara

berulang pada orang berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang, dan bahkan marah.

b. Perasaan Sedih

Perasaan ini muncul terutama pada saat anak dalam kondisi terminal dan orang

tua mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk sembuh. Bahkan, pada saat

menghadapi anaknya yang menjelang ajal, rasa sedih dan berduka akan dialami oleh

orang tua. Disatu sisi orang tua dituntut untuk berada disamping anaknya dan memberi

bimbingan spiritual pada anaknya, dan disisi lain mereka menghadapi ketidakberdayaan

karena perasaan terpukul dan lebih yang amat sangat. Pada kondisi ini orang tua

menunjukkan perilaku isolasi atau tidak mau didekati orang lain bahkan tidak kooperatif

terhadap petugas kesehatan.

c. Perasaan Frustasi

Pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan tidak mengalami

perubahan serta tidak ada kuatnya dukungan psikologi yang diterima orang tua baik dari

keluarga maupun kerabat lainnya maka orang tua akan merasa putus asa, bahkan frustasi.

Oleh karena itu, seringkali orang tua menunjukkan perilaku tidak kooperatif, putus asa,

menolak tindakan, bahkan menginginkan pulang paksa.

Sedangkan menurut Nursalam (2005), reaksi keluarga terhadap anak yang sakit dan

dirawat di Rumah Sakit antara lain:

a. Reaksi orang tua

Reaksi orang tua terhadap anaknya yang sakit dan dirawat di rumah sakit di

pengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain :


1). Tingkat keseriusan penyakit anak

2). Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan dirawat di rumah sakit.

3). Prosedur pengobatan.

4). Sistem pendukung yang tersedia.

5). Kekuatan ego individu.

6). Kemampuan dalam penggunaaan koping.

7). Dukungan dari keluarga.

8). Kebudayan dan kepercayaan.

b. Reaksi saudara kandung (sibling)

Reaksi saudara sekandung terhadap anak yang sakit dan di rawat di rumah sakit adalah kesepian,
ketakutan, kekhawatiran, mara

Anda mungkin juga menyukai