Anda di halaman 1dari 24

PENGALIHAN PERAN SEMENTARA PENGASUHAN ANAK

DARI ORANG TUA KE NENEK DAN KAKEK

JURNAL

Disusun Oleh :
MUHAMMAD RIZKY AFIF ZAKARIA
NIM : 071411431046

PROGRAM STUDI
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
Semester Genap/Tahun 2018/2019
PENGALIHAN PERAN SEMENTARA PENGASUHAN ANAK

DARI ORANG TUA KE NENEK DAN KAKEK

Muhammad Rizky Afif Zakaria

NIM : 071411431046

Email : zakariam144@gmail.com

Departemen Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Airlangga

Semester Genap Tahun 2018/2019

ABSTRAK

Dalam era sekarang, dimana ilmu dan teknologi berkembang pesat, menyebabkan
semakin terkikisnya sekat-sekat yang memisahkan antara pria dan perempuan untuk bekerja.
Perubahan sosial yang terjadi pada era globalisasi, banyak ibu yang terlibat dalam aktivitas di
sektor publik untuk membantu perekonomian keluarga. Pergeseran seorang istri menjadi
perempuan bekerja menjadikan banyak keluarga dewasa ini memiliki peran ganda. Dengan
kendala seperti ini muncullah pengalihan pengasuhan anak dari orang tua yang sibuk dengan
pekerjaannya ke nenek dan kakek. Studi ini memfokuskan pada pengalihan peran sementara
pengasuhan anak dari orang tua ke nenek dan kakek dan bagaimana pola asuh kakek dan nenek
terhadap anak dikalangan ibu bekerja.
Penelitian ini menggunakan teori tindakan sosial dari max weber dan , teori pengasuhan
Baumrind. Tipe penelitian yang digunakan adalah kualitatif, informan dalam penelitian ini
adalah Sembilan belas orang anggota keluarga dengan latar belakang keluarga yang berbeda-
beda. Lokasi penelitian dilakukan di keluarga yang mengalihkan peran pengasuhan ke nenek dan
kakek di kota Surabaya. Teknik penentuan informan menggunakan teknik snowball. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara mendalam dan berpartisipasi
langsung dilapangan.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu kesembilan belas informan berdasarkan
bagaimana proses pengalihan peran pengasuhan anak dari orang tua ke nenek dan kakek. Melihat
faktor bergesernya pengasuhan, orang tua yang sibuk bekerja, pengasuhan anak oleh kakek
nenek hanya sebatas mengawasi dan menjaga anak-anak, pengasuhan yang dilakukan oleh kakek
dan nenek kepada cucunya kurang tegas dan selalu menuruti keinginan cucunya, meninggalnya
orang tua, orang tua yang bercerai serta munculnya trauma terhadap pengasuhan orang lain yang
bukan dari keluarga besar.
Kata kunci : pengasuhan anak, pola pengasuhan, dampak pengasuhan kakek dan nenek
ABSTRACT
In the present era, where science and technology are developing rapidly, it cause
increasingly eroded barriers that separate men and women to work. Social changes that occur in
the era of globalization, many mothers are involved in activities in the public sector to help the
family economy. The shift of a wife into a working woman makes many families today have
multiple roles. With this kind obstacle comes the transfer of childcare from parents who are busy
with their work to grandmother and grandfather. This study focuses on transferring the
temporary role of childcare from parents to grandmothers and grandfathers and how
grandparents care for children among working mothers.
This study uses social action theory from Max Weber and Baumrind’s parenting theory.
The type of research used is qualitative, the informants in this study were nineteen family
members with different family backgrounds. The location of the study was conducted in families
who transferred caregiving roles to grandmothers and grandfathers in the city of Surabaya. The
informant determination technique uses snowball technique. Methods of data collection in this
study by indepth interviews and participating directly in the field.
The result found in this study were the nineteen informant based on how the process of
transferring childcare roles from parents to grandparents. Looking at the shifting factors of care,
parents who are busy working, childcare by grandparents to their grandchildren is less assertive
and always obeys the wishes of his grandchildren, the death of parents, discovered parents and
the emergence of traumatized to the care of others who are not from large families.
Keyword : childcare, parenting, the impact of caring for grandparents
A. PENDAHULUAN mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti

tiap-tiap manusia. Peran inilah yang


Keluarga memiliki peran sebagai
membuat orangtua memiliki tanggung jawab
media sosialisasi pertama bagi anak.
terhadap perkembangan fisik dan mental
Keluarga merupakan kelompok sosial
seorang anak. Di keluargalah anak mulai
terkecil dalam masyarakat, dalam
dikenalkan terhadap ajaran-ajaran yang
keluargalah semua aktivitas dimulai.
sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku
Menurut Shochib (2000), keluarga
dalam agama maupun masyarakat.
merupakan suatu kesatuan sosial yang
Menurut Puji (2008 : 43), keluarga
diikuti oleh hubungan darah antara satu
merupakan satu organisasi sosial yang
dengan lainnya. Dalam pengertian
paling penting dalam kelompok sosial dan
psikologis yang dikemukakan oleh
keluarga merupakan lembaga di dalam
Soelaeman (Shochib, 2000), keluarga adalah
masyarakat yang paling utama bertanggung
sekumpulan orang yang hidup bersama
jawab untuk menjamin kesejahteraan sosial
dalam tempat tinggal bersama dan masing-
dan kelestarian biologis anak manusia.
masing anggota merasakan adanya pertautan
Sedangkan menurut Rakhmat (1998 : 57),
batin sehingga terjadi saling mempengaruhi,
keharmonisan keluarga itu akan terwujud
saling memperhatikan, dan saling
apabila masing-masing unsur dalam
menyerahkan diri.
keluarga itu dapat berfungsi dan berperan
Sedangkan Dewantara (1962)
sebagaimana mestinya dan tetap
menyatakan bahwa keluarga merupakan
berpegangan teguh pada nilai-nilai agama
“pusat pendidikan yang pertama dan
kita, maka interaksi sosial yang harmonis
terpenting karena sejak timbulnya adab

kemanusiaan sampai kini, keluarga selalu


antar unsur dalam keluarga itu akan dapat ada informasi masa kanak-kanaknya karena

diciptakan. masa itu adalah masa pembentukan

Hal tersebut senada dengan (Dreikurs.1945) dalam Bacon (1997). Hal

pernyataan Aryatmi (dalam Kartono, 1922) tersebut kemudian diperkuat oleh pendapat

yang menyatakan bahwa keluarga adalah Darling dan Steinberg (1993)

lingkungan hidup pertama dan utama bagi mendefinisikan pola asuh sebagai kelompok

anak. Semua aktivitas anak dari mulai sikap orangtua yang mengkomunikasikan

perilaku dan bahasa tidak terlepas dari kepada anaknya yang menciptakan suasana

perhatian dan binaan orangtua. Pola asuh emosional dimana perilaku pengasuhan

orangtua yang penuh kasih sayang dan tersebut diekspresikan. Peran aktif orangtua

pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, adalah usaha langsung terhadap anak dan

baik agama maupun sosial budaya yang peran lain yang penting dalam menciptakan

diberikan, merupakan faktor yang kondusif lingkungan sosial yang pertama oleh anak.

untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi suherman, 2000 (dalam Masruroh, 2009).

dan anggota masyarakat yang sehat. Menurut Devi, (2007: 41), anak

Pola asuh merupakan pola adalah titipan Tuhan Yang Maha Kuasa,

pengasuhan yang berlaku dalam keluarga, karena itu nasib dan masa depan anak-anak

interaksi antara orang tua dan anak selama adalah tanggung jawab kita semua. Tetapi

mengadakan kegiatan pengasuhan tanggung jawab utama terletak pada

(Tarmudji, 2002). Lebih dari itu pola asuh orangtua masing-masing. Orangtualah yang

ini akan membentuk watak dan karakter pertama berkewajiban memelihara,

anak di masa dewasanya, karena tidak mendidik, dan membesarkan anak-anaknya

mungkin memahami orang dewasa tanpa


agar menjadi manusia yang berkemampuan kerumahtanggaan. Peran ganda yang

dan berguna. dijalankan ibu dapat menimbulkan

permasalahan pada pengasuhan anak.


Menurut Puji (2008: 75),
Pengasuhan erat kaitannya dengan
Sesungguhnya pendidikan yang utama dan
kemampuan suatu keluarga atau rumah
pertama bagi anak usia dini berada di rumah
tangga dan komunitas dalam hal
bersama orangtua (ayah dan ibu).
memberikan perhatian, waktu, dan
Indikatornya adalah: orangtua (ayah dan
dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik,
ibu) merupakan orang yang paling
mental, dan sosial anak-anak yang sedang
bertanggungjawab terhadap perkembangan
dalam masa pertumbuhan serta bagi anggota
anak-anaknya, orangtua (ayah dan ibu)
keluarga lainnya (Latifah, Alfiasari,
merupakan orang yang pertama berinteraksi
Hernawati, 2007).
dengan anak-anaknya sebelum mereka

berinteraksi dengan orang lain, lingkungan Ada sekian banyak alasan mengapa

keluarga merupakan lingkungan terdekat ibu bekerja, mulai dari memenuhi kebutuhan

yang sangat berpengaruh terhadap ekonomi keluarga sampai sebagai suatu

kepribadian anak, dan waktu yang dimiliki bentuk aktualisasi diri. Pro dan kontra

oleh anak lebih banyak dihabiskan di rumah fenomena ibu bekerja terus berlanjut. Ada

bersama orang tua (Ayah dan Ibu). pihak yang mengatakan ibu sebaiknya di

rumah agar perkembangan anak lebih baik,


Perubahan sosial yang terjadi pada
tapi ada yang berpendapat bahwa dengan
era globalisasi, banyak ibu yang terlibat
diam di rumah belum menjamin
dalam aktivitas di sektor publik untuk
perkembangan anak menjadi lebih baik.
membantu perekonomian keluarga, dan
Seiring dengan pro kontra ini banyak
disibukkan dengan pekerjaan domestik
bermunculan hasil-hasil penelitian baik yang yang dilakukan Bio-medical Library di

menentang maupun mendukung ibu bekerja Universitas Minnesota pada tahun 2001,

(Itabiliana, Hadiwidjojo, 2013). menunjukkan bahwa anak-anak dari ibu

yang bekerja di luar rumah selama 30 jam


Pihak yang mendukung antara lain
atau lebih dalam seminggu mengalami
pada studi penelitian yang dilakukan
keterlambatan perkembangan moral.
Elizabeth Harvey, seorang psikolog peneliti
Penanaman nilai-nilai moral sangat
di Universitas Massachusetts, di tahun 1999,
dibutuhkan untuk mengoptimalkan
mengungkapkan bahwa tidak ada dampak
perkembangan kecerdasan moral mereka.
merugikan bagi anak-anak yang ibunya
konsep kecerdasan moral anak usia
bekerja. Kemudian penelitian yang
prasekolah perlu dipahami dan dikaji lebih
dilakukan oleh sebuah tim dari Universitas
dalam agar menjadi bahan masukan bagi
Texas tahun 2005, tidak menemukan adanya
orangtua, pendidik/guru atau orang dewasa
masalah perkembangan pada anak-anak
lainnya untuk dapat dilakukan
yang ibunya bekerja di luar rumah.
pengembangan kecerdasan moral sejak dini.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa ibu
(Gunarsa, 2004).
memang sumber penting dari pengasuhan

anak tapi dia tidak harus tinggal di rumah Penelitian Choirunisa Nanda Galoya

anishananda (2012) juga mengungkapkan

selama 24 jam penuh untuk membangun bahwa Terkait dengan adanya keluarga,

kedekatan dengan anak (Itabiliana, masalah mengenai pengasuhan anak juga

Hadiwidjojo, 2013). menjadi perhatian yang penting. Pengasuhan

Sedangkan pihak yang tidak kepada anak merupakan salah satu

mendukung antara lain pada suatu penelitian tanggung-jawab orangtua, namun masih
banyak ditemui orangtua yang menitipkan Tuntutan pekerjaan berhubungan

anak-anaknya kepada kakek dan neneknya dengan tekanan yang berasal dari beban

dengan berbagai penyebab. Tergantinya kerja yang berlebihan dan waktu, seperti

peran orang tua dalam mengasuh anak-anak pekerjaan yang harus diselesaikan terburu-

mereka diperkuat apabila kedua orang tua buru dan deadline. Tuntutan keluarga

mereka berada jauh dengan anaknya. berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan

untuk menangani tugas-tugas rumah tangga

Dalam era sekarang, dimana ilmu dan menjaga anak ditentukan oleh besarnya

dan teknologi berkembang pesat, keluarga, komposisi keluarga dan jumlah

menyebabkan semakin terkikisnya sekat- anggota keluarga yang memiliki

sekat yang memisahkan antara pria dan ketergantungan terhadap anggota lain

perempuan untuk bekerja. Hal ini (Yang,Chen, Choi & Zou, 2000).

menunjukkan bahwa secara kuantitas,


Akibatnya, seorang ibu sulit
pekerja perempuan merupakan faktor tenaga
membagi tenaga antara pekerjaan di rumah
kerja yang sangat potensial. Adanya tuntutan
dan pekerjaan di luar rumah, lebih-lebih
untuk mendukung ekonomi rumah tangga
kalau ada pula anak yang perlu mendapat
menjadi salah satu alasan bagi perempuan
perhatian khusus dari keluarganya ( latif,
untuk bekerja (Pandji Anoraga, 1998).
2001). Kodrat sebagai perempuan memang
Pergeseran perempuan dari seorang ibu
tidak bisa dipisahkan. Kehilangan waktu
rumah tangga dan seorang istri menjadi
bersama anak untuk bekerja merupakan
perempuan bekerja menjadikan banyak
salah satu dilematika yang dihadapi.
keluarga dewasa ini mempunyai “dual
Pengasuhan orang tua tersebut akan
career”.
tergantikan dengan pengasuhan oleh kakek
atau nenek, sehingga akan memungkinkan perubahan sosial yang serba cepat dan

adanya jarak antara orangtua dengan anak. perkembangan yang tidak sama dalam

kebudayaan mengakibatkan
Penurunan kualitas pola asuh dalam
ketidakmampuan individu untuk
keluarga inilah yang menyebabkan kondisi
menyesuaikan diri, mengakibatkan
keluarga yang kurang harmonis. Selain itu ,
timbulnya disharmoni konflik internal
keadaan yang kurang harmonis di keluarga
maupun eksternal.
ini juga berasal dari ketidakmampuan dalam

pemenuhan peran sebagai pasangan suami Adanya pengalihan sementara

istri dan peran sebagai orang tua akibat pengasuhan anak yang terjadi di lokasi

terlalu sibuk dan lelah dalam pekerjaannya. merupakan salah satu akibat dari perubahan

Jika ibu yang bekerja tersebut tidak dapat sosial dalam bentuk perbedaan pandangan

menyeimbangkan antara pekerjaan dan dalam menjalani kehidupan antara kedua

keluarga maka akan menimbulkan suatu orangtua, dengan adanya dis-harmonis

tekanan sehingga mengakibatkan ibu keluarga akan terjadinya perceraian.

tersebut sering marah-marah kepada anak Perceraian adalah salah satu jalan bagi

dan suami, kurang memperhatikan anak- orangtua untuk dapat terus menjalani

anak dan suami, cepat lelah, dan lain-lain. kehidupan sesuai yang mereka inginkan.

Keluarga yang mempunyai ibu yang Apapun alasannya, perceraian selalu

tidak berfungsi atau orangtua yang tidak menimbulkan akibat buruk pada anak.

melaksanakan tanggung jawabnya terhadap Dalam kasus tertentu perceraian dianggap

kelangsungan hidup keluarga dan anak- merupakan alternatif terbaik daripada

anaknya akan menyebabkan suatu membiarkan anak tinggal dalam keluarga

perubahan sosial. Berlangsungnya dengan kehidupan pernikahan yang buruk.


Berdasarkan observasi awal peneliti Demikian pula nilai adat, budaya dan

dilokasi penelitian ditemukan juga nilai agama biasanya menjadi faktor

pengalihan sementara pengasuhan anak yang dominan bagi seseorang dalam mendidik

diakibatkan oleh ibu karena kesibukan anak. Orangtua yang berpandangan bahwa

pekerjaan di luar kota. Orangtua bekerja nilai agama dan nilai sosial lebih penting

seharian penuh adapun jenis pekerjaan yang daripada faktor material, akan mewariskan

mereka lakoni membutuhkan ketekunan dan prinsip dan sikap hidup yang sesuai dengan

ketelitian yaitu perkantoran, hingga lalai ajaran agama dan budaya yang dianutnya.

dengan fungsinya sebagai orangtua untuk


Bahkan ada beberapa segi,
mendidik dan mengetahui perkembangan
pandangan hidup yang didasarkan pada
karakter anak.
ajaran agama yang bersifat transenden,

Pandangan hidup masyarakat sebuah bukan hanya untuk kehidupan di dunia

wilayah akan menentukan bagaimana pola namun juga akhirat. Berbeda dengan

pewarisan nilai dipandang lebih ketat keluarga yang mengarahkan anaknya pada

dibandingkan pola pewarisan nilai kesuksesan hidup dunia semata yang

masyarakat liberal. Pada masyarakat liberal ukurannya materi belaka, mereka akan

nilai yang dianggap tinggi adalah mengajarkan anak untuk mendapatkan harta

kemampuan beradaptasi dengan informasi sebanyak mungkin dengan berbagai cara.

baru dan pengetahuan baru. Sementara itu


Penelitian Perayani (2013) Orangtua
masyarakat tradisional kemampuan
yang sibuk bekerja, pengasuhan anak oleh
mempertahankan pola-pola lama justru
nenek hanya sebatas mengawasi atau
dianggap sebuah keberhasilan.
menjaga anak-anak ketika kedua

orangtuanya sedang tidak ada dirumah. Hal


ini berdasarkan data observasi peneliti ke atas yang mengalihkan peran sementara

dilapangan dan proses wawancara secara pengasuhan anak pada nenek dan kakek.

mendalam. Meninggalnya salah satu


B. Fokus Penelitian
orangtua ayah ataupun ibu sehingga
1. Bagaimana otorisasi tindakan sosial
menyebabkan adanya orangtua tunggal,
pengasuhan anak dari orang tua ke nenek
sehingga nenek ikut membantu dalam
dan kakek ?
pengasuhan cucunya. Orangtua yang telah

bercerai cenderung melepaskan tanggung 2. Bagaimana pola asuh nenek dan kakek

jawabnya terhadap anak sehingga nenek terhadap anak di kalangan ibu bekerja ?

akan mengambil alih tanggung jawab


C. Kerangka Teori
mengasuh anak dan juga membiayai

kehidupan anak tersebut. Untuk menganalisi fokus penelitian

Atas dasar berbagai permasalahan yang telah disampaikan di atas, peneliti

dan uraian yang ada di atas, maka peneliti menggunakan teori tindakan sosial dan teori

mencoba untuk melakukan penelitian pengasuhan yang dikemukakan oleh Max

dengan judul pengalihan peran sementara Weber dan Diana Baumrind. Menurut Max

pengasuh anak dari orang tua ke nenek dan Weber tindakan sosial itu adalah tindakan

kakek (studi pada keluarga – keluarga di JL. individu sepanjang tindakannya itu

Simo Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, mempunyai makna atau arti subjektif bagi

Kelurahan Petemon). Penelitian dilakukan dirinya dan diarahkan kepadan tindakan

karena peneliti tertarik dengan adanya orang lain. Sebaliknya tindakan invidu yang

banyak keluarga – keluarga kelas menengah diarahkan kepada benda mati atau objek

fisik semata tanpa di hubungkannya dengan


tindakan orang lain bukan merupakan tertentu yang telah dipilih, tindakan tersebut

tindakan sosial. mengenai semua jenis perilaku manusia,

yang di tujukan kepada perilaku orang lain,


Max Weber mengatakan, individu
yang telah lewat, yang sekarang dan yang
manusia dalam masyarakat merupakan aktor
diharapkan diwaktu yang akan datang.
yang kreatif dan realitas sosial bukan
tindakan sosial (social action)adalah
merupakan alat yang statis dari pada
tindakan yang memiliki makna subjektif (a
paksaan fakta sosial. Artinya tindakan
subjective meaning) bagi dan dari aktor
manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh
pelakunya.Tindakan sosial seluruh perilaku
norma, kebiasaan, nila, dan sebagainya yang
manusia yang memiliki arti subjektif dari
tercakup di dalam konsep fakta sosial.
yang melakukannya. Baik yang terbuka
Walaupun pada akhirnya Weber mengakui
maupun yang tertutup, yang diutarakan
bahwa dalam masyarakat terdapat struktur
secara lahir maupun diam-diam, yang oleh
sosial dan pranata sosial. Dikatakan bahwa
pelakunya diarahkan pada tujuannya.
struktur sosial dan pranata sosial merupakan
Sehingga tindakan sosial itu bukanlah
dua konsep yang saling berkaitan dalam
perilaku yang kebetulan tetapi yang
membentuk tindakan sosial (Wirawan,
memiliki pola dan struktur tertentudan
2012:79).
makna tertentu.
Interaksi sosial merupakan perilaku
Weber secara khusus
yang bisa dikategorikan sebagai tindakan
mengklasifikasikan tindakan sosial yang
sosial. Dimana tindakan sosial merupakan
memiliki arti-arti subjektif tersebut kedalam
proses aktor terlibat dalam pengambilan-
empat tipe.Atas dasar rasionalitas tindakan
pengambilan keputusan subjektif tentang
sosial,Weber membedakan tindakan sosial
sarana dan cara untuk mencapai tujuan
manusia ke dalam empat tipe, semakin 2. Tindakan Rasional Nilai (Werk

rasionaltindakan sosial itu semakin mudah Rational)

dipahami (Ritzer, 2001:216), yaitu: Sedangkan tindakan rasional nilai

memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada


1. Tindakan Rasionalitas Instrumental
hanya merupakan pertimbangan dan
(Zwerk Rational)
perhitungan yang sadar, sementara tujuan-
Tindakan ini merupakan suatu
tujuannya sudah ada di dalam hubungannya
tindakan sosial yang dilakukan seseorang
dengan nilai-nilai individu yang bersifat
didasarkan atas pertimbangan dan pilihan
absolut. Contoh : perilaku beribadah atau
sadar yang berhubungan dengan tujuan
seseorang mendahulukan orang yang lebih
tindakan itu dan ketersediaan alat yang
tua ketika antri sembako. Artinya, tindakan
dipergunakan untuk mencapainya.
sosial ini telah dipertimbangkan terlebih
Contohnya: Seorang siswa yang sering
dahulu karena mendahulukan nilai-nilai
terlambat dikarenakan tidak memiliki alat
sosial maupun nilai agama yang ia miliki.
transportasi, akhirnya ia membeli sepeda

motor agar ia datang kesekolah lebih awal 3. Tindakan Afektif(Affectual Action)

dan tidak terlambat. Tindakan ini telah Tipe tindakan sosial ini lebih

dipertimbangkan dengan matang agar ia didominasi perasaan atau emosi tanpa

mencapai tujuan tertentu. Dengan perkataan refleksi intelektual atau perencanaan sadar.

lain menilai dan menentukan tujuan itu dan Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak

bisa saja tindakan itu dijadikan sebagai cara rasional, dan merupakan ekspresi emosional

untuk mencapai tujuan lain. dari individu. Contohnya: hubungan kasih

sayang antara dua remaja yang sedang jatuh

cinta atau sedang dimabuk asmara.Tindakan


ini biasanya terjadi atas rangsangan dari luar subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada

yang bersifat otomatis sehingga berarti bias. tindakan orang lain. Suatu tindakan individu

yang diarahkan kepada benda mati tidak

4. Tindakan Tradisional(Traditional masuk dalam kategori tindakan sosial, suatu

Action) tindakan akan dikatakan sebagai tindakan

Dalam tindakan jenis ini, seseorang sosial ketika tindakan tersebut benar-benar

memperlihatkan perilaku tertentu karena diarahkan kepada orang lain (individu

kebiasaan yang diperoleh dari nenek lainnya).

moyang, tanpa refleksi yang sadar atau


Baumrind (1966, 1991) mengatakan
perencanaan.
bahwa gaya pengasuhan merupakan
Kedua tipe tindakan yang terakhir
serangkaian sikap yang ditunjukkan orang
sering hanya menggunakan tanggapan
tua kepada anak untuk menciptakan iklim
secara otomatis terhadap rangsangan dari
emosi yang melingkupi interaksi orang tua
luar. Karena itu tidak termasuk kedalam
anak, yang mencakup tiga aspek gaya
jenis tindakan yang penuh arti yang menjadi
pengasuhan yaitu authoritarian,
sasaran penelitian sosiologi. Namun
authoritative, dan permissive. Ketiga aspek
demikian pada waktu tertentu kedua tipe
gaya pengasuhan tersebut memiliki ciri
tindakan tersebut dapat berubah menjadi
khasnya sendiri-sendiri dan memberikan
tindakan yang penuh arti sehingga dapat
efek yang berbeda terhadap perilaku remaja
dipertanggungjawabkan untuk dipahami.
(dalam lestari 2012:50).
Tindakan sosial menurut Max Weber
Authoritarian adalah gaya
adalah suatu tindakan individu sepanjang
pengasuhan yang membatasi dan bersifat
tindakan itu mempunyai makna atau arti
menghukum yang mendesak anak untuk
mengikuti petunjuk yang diberikan dan ketat, cenderung mengacuhkan dan

menghormati pekerjaan dan usaha-usaha memanfaatkan tingkah laku bermasalah

yang telah dilakukan orang tua. Menetapkan anak (Kusdwiratri, 2011:93).

batasan-batasan dan kendali yang tegas dan Menurut Baumrind dalam Shaffer

kurang memberikan peluang kepada anak (2008:376), terdapat empat macam pola

untuk berdialog secara verbal, sehingga asuh orang tua, yaitu:

orang tua yang authoritarian memegang 1. Pola Asuh Otoriter

kendali penuh dalam mengontrol anak- Pola asuh otoriter merupakan salah

anaknya (Santrock, 2007:15). satu dari ketiga pola pengasuhan yang

Authoritative adalah gaya dikemukakan oleh Diana Baumrind. Orang

pengasuhan yang mendorong anak untuk tua dengan pola asuh ini lebih memberikan

mandiri namun tetap memberi batasan dan banyak aturan yang sangat ketat dan

mengendalikan tindakan-tindakan mereka, mengharapkan anaknya agar mematuhi

juga memberi kesempatan kepada anak peraturan yang diberikannya. Pola asuh

untuk berdialog secara verbal (Santrock, orang tua otoriter ini jarang memberikan

2007:15). penjelasan kepada anak mereka dalam

Permissive adalah gaya pengasuhan mematuhi peraturan yang telah diberikan.

yang bersifat longgar dan menerima apa Selain itu, pada pola asuh ini, orang tua

yang dilakukan anak tanpa memberikan lebih memberikan hukuman dan taktik yang

intervensi. Memberikan respon pada anak kuat, seperti kekuasaan sehingga anak

dengan cara menerima apapun tindakan menjadi patuh terhadap orang tua. Pada pola

anak, sedikit tuntutan terhadap tanggung asuh ini, orang tua sensitif terhadap hal yang

jawab anak. tidak menegakkan aturan secara bertentangan dengan keinginan mereka
sehingga jika anak tidak mematuhi aturan orang tua memilih untuk memaafkan

akan diberikan hukuman. daripada menghukum anaknya.

2. Pola Asuh Demokratis 3. Pola Asuh Permisif

Pada pola asuh ini, orang tua tetap Pola asuh permisif merupakan jenis

membuat tuntutan atau permintaan untuk pola asuh yang memberikan sedikit tuntutan

anak mereka. Tetapi orang tua pada pola dan mengizinkan anak-anak mereka untuk

asuh ini lebih bersifat waspada, seperti bebas mengekspresikan perasaan dan impuls

memberikan alasan kepada anak dalam mereka. Selain itu, orang tua dengan pola

mematuhi aturan yang diberikannya, dan pengasuhan seperti ini tidak memantau

memastikan bahwa anak mereka dapat kegiatan anak-anak mereka dan jarang

mengikuti aturan tersebut. Selain itu, orang melakukan kontrol yang tidak memantau

tua lebih menerima dan responsive kegiatan anak-anak mereka dan jarang

dibandingkan pada pola asuh otoriter. Orang melakukan kontrol yang kuat terhadap

tua demokratis memberikan kesempatan perilaku anak mereka. Orang tua ini juga

untuk anak dalam pengambilan keputusan jarang mendisiplinkan anak-anak mereka

keluarga dan berpendapat. Orang tua serta antara orang tua dan anak kurang

demokratis juga melakukan kontrol secara adanya komunikasi.

rasional, dengan cara yang mengakui dan 4. Pola Asuh Penelantaran

menghormati prespektif anak-anak mereka. Pola asuh penelantaran atau tidak

Orang tua yang responsive terhadap anak terlibat adalah jenis pola asuh orang tua

dapat dilihat dari sikapnya yang bersedia yang tidak memperdulikan anak secara fisik

mendengar pertanyaan dari anak. ketika maupun psikis. Orang tua dengan pola asuh

anak gagal dalam memenuhi harapannya, ini lebih menolak anak dan tidak punya
waktu dan energi untuk mengasuh dan Teknik penentuan informan dalam penelitian

membesarkan anak mereka (Maccoby dan ini yaitu peneliti menggunakan teknik

Martin dalam Shaffer, 2008:378). Orang tua Snowball untuk mendapatkan informan yang

tersebut lebih mementingkan dirinya atau dirasa tepat untuk menjawab dan memiliki

pekerjaannya dibandingkan dengan keadaan wawasan yang luas mengenai permasalahan

anak mereka. Orang tua tetap memberikan penelitian tersebut.

beberapa tuntutan namun komunikasi orang


Dalam penelitian ini, kriteria yang
tua terhadap anak lebih sedikit dan
harus dipenuhi sehingga dapat menjadi
tanggapan mereka rendah. Orang tua
informan yang dapat diwawancara, yaitu
memenuhi kebutuhan dasar anak, tapi
seorang orang tua yang bekerja dan
mereka tidak memperdulikan kehidupan
menitipkan anaknya pada nenek dan kakek.
anak mereka.
Sedangkan untuk pengumpulan data dalam
D. Metodologi Penelitian
penelitian ini yaitu dilakukan wawancara

Tipe penelitian yang digunakan oleh mendalam (indepth interview) dengan

peneliti yaitu tipe kualitatif dengan menggunakan pedoman wawancara agar

menggunakan pendekatan berperspektif dapat memperoleh data secara lebih rinci

konstruktivisme. Tipe penelitian kualitatif yang berkaitan dengan topik penelitian.

digunakan untuk mencari jawaban mengenai


E. Hasil Penelitian
masalah yang dicari sehingga akan
Pengalihan peran pengasuhan anak dari
ditemukan jawaban yang sejelas-jelasnya
orang tua ke nenek dan kakek
dari informan dan memperoleh gambaran
Proses Pengalihan Pengasuhan
yang nyata mengenai suatu kejadian

menurut pandangan informan yang diteliti.


Pada proses pengalihan peran memisahkan antara pria dan wanita untuk

sementara pengasuhan anak dari orang tua bekerja. Tergantinya peran orang tua dalam

ke nenek dan kakek yang hendak mengasuh anak-anak mereka diperkuat

disampaikan oleh orang tua dan nenek dan apabila kedua orang tua mereka berada jauh

kakek pada keluarga yang suami dan istri dengan anaknya dan memiliki kesibukan

bekerja. Peningkatan keterlibatan pekerjaan.

perempuan dalam berbagai kegiatan Pengasuhan erat kaitannya dengan

ekonomi disebabkan oleh berbagai faktor kemampuan suatu keluarga atau rumah

antara lain karena didorong oleh tekanan tangga dan komunitas dalam hal

ekonomi keluarga dan tekanan ekonomi memberikan perhatian, waktu, dan

pasar yang mengubah tatanan sosial dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik,

ekonomi terutama menyangkut nilai barang mental dan sosial anak-anak yang sedang

dan uang dalam suatu masyarakat (Abdullah dalam masa pertumbuhan serta bagi anggota

2001:104). keluarga lainnya.

Wanita sebagai ibu rumah tangga


Faktor bergesernya pengasuhan anak dari
dalam keluarga mempunyai pengaruh yang
orang tua ke nenek dan kakek
sangat besar terhadap kelestarian suasana
Perkembangan dan pertumbuhan
rumah tangga, keharmonisan keluarga serta
ekonomi terjadi dengan sangat pesat. Hal ini
kesejahteraan keluarga. Sesuai dengan
mendorong wanita untuk ikut serta dalam
kedudukannya, wanita berkewajiban
pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Dalam
memainkan beberapa fungsi dan peranan
era sekarang, dimana ilmu dan teknologi
secara bersama-sama, seperti sebagai istri,
berkembang dengan pesat, menyebabkan
sebagai partner sexual, sebagai pengatur
semakin terkikisnya sekat-sekat yang
rumah tangga, sebagai ibu dari anak-anak Seorang anak dalam pengasuhan

dan pendidik, dan sebagai makhluk sosial nenek dengan berbagai pengalaman masa

yang ingin berpartisipasi aktif dalam lalu kedua orang tuanya akan membentuk

lingkungan sosial. karakter kepribadian yang khas, seperti data

Semakin mantap wanita itu yang ditemukan di lapangan bahwa anak-

memainkan berbagai peranannya anak yang diasuh oleh nenek dan kakek

sebagaimana diatas, akan semakin positif hingga keluarga besar karena para orang tua

dan produktiflah dirinya. Peran pokok sibuk dengan pekerjannya ada

seorang ibu adalah mengurus rumah tangga, kecenderungan jiwa mandiri. Jiwa mandiri

tetapi seiring dengan makin terbukanya berdasarkan data yang ditemukan di

kesempatan menuntut pendidikan, maka lapangan akan terlihat pada anak-anak yang

semakin terbukalah kesempatan untuk ke tidak diasuh oleh orang tuanya, mereka

lapangan pekerjaan. Wanita yang bekerja di terbiasa melakukan sesuatu dengan

luar rumah, fungsi manifestnya adalah kemampuannya sendiri. Rasa bertanggung

meningkatkan kesejahteraan ekonomi jawab sudah tertanam dalam diri anak-anak

keluarganya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak asuh orang tuanya, mereka

hidupnya. Dengan demikian berkurangnya belajar membagi waktunya untuk bermain,

waktu pengasuhan anak oleh orang tua belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah.

memungkinkan terjadinya perubahan pola, Keluarga merupakan sumber utama dan

peran serta fungsi pada pengasuhan anak. pertama dalam proses penanaman nilai dan

norma. Penanaman ini dilakukan lewat


Dampak positif pengasuhan kakek
interaksi sosial, dalam interaksi ini
dan nenek
kemudian terjadi proses internalisasi. Ada
beberapa faktor yang memberikan pengaruh nenek dengan penuh perhatian dan seksama

terhadap seseorang dari hasil interaksi sosial sehingga nenek merasa nyaman untuk

yaitu imitasi adalah kecenderungan untuk bercerita dengan cucunya. Ekspresi mengerti

meniru merupakan naluri yang mempunyai yang diperlihatkan oleh cucunya merupakan

peranan penting dalam interaksi sosial dan bentuk dukungan pada nenek mereka. Hal

ajaran yang tepat membuat seorang anak ini terjadi hubungan timbal balik antara

menjadi paham dengan akan nenek kepada cucunya.

kemandiriannya dan rasa tanggung jawab.


Dampak negatif pengasuhan kakek

Pengasuhan nenek digambarkan dan nenek

sebagai pengganti orang tua dengan


Kasih sayang seorang nenek
membantu anak-anak mereka sebagai
terhadap cucunya terkadang lebih besar dari
pengasuh utama yang membawa beban
pada kepada cucunya. Perhatian yang besar
tanggung jawab pengasuhan. Pengasuhan
tercurah kepada cucunya dengan
yang sangat tegas membuat seorang anak
keterbatasan kemampuannya, hal ini
menjadi pribadi disiplin dan bertanggung
terkadang berdampak negatif pada anak.
jawab atas hal yang mereka buat.
Anak akan bertindak semaunya dan sulit

Pengasuhan nenek untuk diarahkan. Masa anak-anak

mendapatkan support atau dukungan dari merupakan masa perkembangan

cucunya sehingga nenek merasa nyaman emosionalitas yang lebih tinggi, keinginan

dekat dengan cucunya. Hal ini Nampak mereka harus bisa dicapai dengan memaksa

ketika nenek tersebut sering bercerita kedua orang tuanya untuk mendapatkannya.

mengenai pengalaman hidupnya kepada

cucunya. Cucu mereka mendengarkan cerita


Bentuk dan cara orang tua itu F. Kesimpulan

memberikan kasih sayang kepada anak Dari penelitian ini dapat disimpulkan

berbeda-beda, ini dipengaruhi oleh latar bahwasannya pengalihan peran pengasuhan

belakang lingkungan pendidikan dan kondisi anak dari orang tua ke nenek dan kakek

kehidupan pribadi orang tua. Begitu juga dikarenakan beberapa faktor yaitu :

anak yang tinggal di lingkungan yang keras


1. Peran orang tua untuk
akan mendorong anak untuk berperilaku
memberikan pengasuhan ataupun
agresif. Masa anak-anak merupakan masa
peran sebagai keluarga yang
dimana mereka mendapatkan pendidikan
mengalami perubahan saat
dan pembinaan moral. Pendidikan dini
mengalami.
ditanamkan oleh keluarga terdekat dimana
2. Pengasuhan yang dilakukan kakek
anak tersebut dilahirkan dan dibesarkan.
dan nenek kepada cucunya kurang
Anak-anak yang diasuh oleh kakek dan
memberikan aturan-aturan yang
nenek dalam pendidikan formal pada
tegas dan selalu menuruti keinginan
umumnya didapatkan oleh anak di sekolah
cucunya.
namun demikian peranan keluarga sangat

besar dalam meningkatkan prestasi belajar 3. Munculnya ketraumaan terhadap

anak. pilar pendidikan terdiri dari tiga pengasuhan orang lain yang bukan

komponen yaitu guru, orang tua, dan dari keluarga besar.

masyarakat sebagai pengontrol dari


4. Orang tua yang sibuk bekerja,
berjalannya sistem pendidikan tersebut.
pengasuhan anak oleh nenek dan

kakek hanya sebatas mengawasi atau

menjaga anak-anak ketika kedua


orang tuanya sedang tidak ada 1. Bagi kakek dan nenek sebagai figur

dirumah. Hal ini berdasarkan data pengganti sebaiknya tetap

peneliti dilapangan dan proses memperhatikan aturan-aturan yang

wawancara secara mendalam. tegas kepada cucunya.

2. Bagi orang tua, walaupun orang tua


5. Meninggalnya salah satu orang tua
menitipkan anak kepada salah satu
ayah ataupun ibu sehingga
anggota keluarga namun hal-hal
menyebabkan adanya orang tua
seperti memperhatikan perkembangan
tunggal, sehingga kakek dan nenek
anaknya perlu diperhatikan agar anak
ikut membantu dalam pengasuhan
tidak cenderung merasa jauh dengan
cucunya.
kedua orang tuanya.
6. Orang tua yang telah bercerai

cenderung melepaskan tanggung


Daftar Pustaka
jawabnya terhadap anak sehingga
Sumber Buku :
nenek dan kakek akan mengambil

alih tanggung jawab pengasuhan Anoraga, Pandji. 1998. Psikologi Kerja.


Jakarta: Rineka Cipta
anak dan juga membiayai kehidupan
H.S.M Nasaruddin Latif, 2001.
anak tersebut.
Marriage Counseling (Dilengkapi

G. Saran dengan Tanya Jawab Seputar


Perkawinan dan Problematika Rumah
Dari skripsi ini peneliti memberikan
Tangga). Jakarta: Pustaka Hidayah.
saran kepada pihak-pihak yang terkait antara
Hotman M. Siahaan.1998. Sejarah dan
lain : Teori Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
Ritzer George. 2014. Teori Sosiologi (http://www.academia.edu/5273175.pdf,
dari teori sosiologi klasik sampai diakses tanggal 26 Oktober 2017).
perkembangan mutakhir teori sosial Latifah, M., Alfiasari, Hernawati,
N.(2007). Kualitas Tumbuh Kembang,
postmodern. Bantul: Kreasi Wacana
Pengasuhan Orang Tua, Dan Faktor
Offset. Risiko Komunitas Pada Anak Usia
Prasekolah Wilayah Pedesaan Di
Santrock, J.W. 2007. Remaja. Jakarta: Bogor. Jur. 11m. Kef. dan Kons Vol. 2,
No.2.
Erlangga. (http://repository.ipb.ac.id//jurnal/keluar
ga%20volume.pdf, diakses tanggal 17
Shochib, M. 2000. Pola Asuh Orang januari 2018).
Nina Siti Salmaniah Siregar, (2013).
Tua dalam Membantu Anak
Persepsi Orang Tua terhadap
Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta:
Pentingnya Pendidikan bagi Anak.
Rineka Cipta.
Jurnal. (http:
Wirawan I.B. Teori-Teori Sosial dalam //ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma.pdf,
Tiga Paradigma, Jakarta: Kencana diakses tanggal 18 Januari 2018).
Prenadamedia Grup.
Tarmudji, T. (2002). Hubungan Pola
Jurnal : asuh Orang Tua dengan Agresivitas
remaja. Jurnal Pendidikan dan
Ani Siti Anisah, (2011). Pola asuh
Kebudayaan; 8(37):504-519.
orangtua dan implikasinya terhadap
pembentukan karakter anak. Jurnal. Viguer, P., Melendez, J. C., Valencia,
(http://www.scholar.google.co.id/schola S., Cantero, Mª J., Navarro, E.(2010).
Grandparent- Grandchild Relationships
r.pdf, diakses tanggal 26 Oktober 2017). from the Children’s Perspective: Shared
Baumrind, D. 1991. The Influence of Activities and Socialization Styles. The
Spanish Journal of Psychology Vol. 13
Parenting Style on Adolescent No. 2, 708-717.
Competence and Subtance Use. Journal (http://www.ucm.es/info/psi/ , diakses
tanggal 18 Januari 2018).
of Early Adolescence, 11 (1), 56-95. White, J. V.(2009). Custodial
Grandparents. CSA Journal 43.
Choirunisa Nanda Galoya (http://www.211ct.org/
Documents/Custodial%20Grandpare
anishananda, ( 2012 ). Kelekatan nts, diakses tanggal 18 Januari 2018).
(attachment) kakek dan nenek kepada
cucu. Jurnal.
Skripsi :

Perayani, (2013). Pergeseran tanggung


jawab pengasuhan anak dari orangtua
ke nenek. Skripsi.
Syuri, (2008). Hubungan kepribadian
hardiness dengan pola asuh permissive
ibu single parent. Skripsi.
Website :

Aryesnovianto. 2011. Tanggung Jawab


Orantua Terhaadap Anak.
(http://www.aryesnovianto.com.pdf,
diakses tanggal 31 maret 2017).
Itabiliana, Vera K. Hadiwidjojo, Psi.
2013.Problematika Ibu yang Bekerja.
http://ekonomi.kompasiana.
com/bisnis/2013/04/29/problematika-
ibu-yang-bekerja-555820.html. online
diakses 31 maret 2017.
Widia A. Hamdalah, (20090.
Kenakalan Anak Yang ditinggal Orang tua
sebagai TKI diluar Negeri. studi kasus
Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan
Madura. online diakses 31 maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai