NURUL HUDA
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar kontribusi dukungan sosial
terhadap kepuasan hidup, afek menyenangkan dan afek tidak menyenangkan pada dewasa
muda yang belum menikah. Sampel dalam penelitian ini yaitu 30 orang dewasa muda yang
belum menikah baik berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan dan berusia 28 sampai 40
tahun Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dimana pengambilan
data berdasarkan karakteristik tertentu. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode
kuesioner dari skala dukungan sosial, skala kepuasan hidup dan skala afek menyenangkan
dan afek tidak menyenangkan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian pada dukungan sosial terhadap
kepuasan hidup diperoleh F sebesar 11,723 dengan sign ifikansi 0,002 (P< 0,01) dan R
Square sebesar 0,295 ,hal ini berarti ada kontribusi dukungan sosial yang sangat signifikan
terhadap kepuasan hidup pada dewasa muda yang belum menikah sebesar 29,5% dan
sisanya sebesar 70,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian pada dukungan sosial
terhadap afek menyenangkan diperoleh F sebesar 22,073 dengan signifikansi 0,000 (P< 0,01)
dan R Square sebesar 0,441 ,hal ini berarti ada kontribusi dukungan sosial yang sangat
signifikan terhadap afek menyenangkan pada dewasa muda yang belum menikah sebesar
44,1% dan sisanya sebesar 55,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian pada
dukungan sosial terhadap afek tidak menyenangkan diperoleh F sebesar 5,889 dengan
sign ifikansi 0,022 (P< 0,05) dan R Square sebesar 0,174 ,hal ini berarti ada kontribusi
dukungan sosial yang sign ifikan terhadap afek tidak menyenangkan pada dewasa muda yang
belum menikah sebesar 17,4% dan sisanya sebesar 82,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata Kunci : Dukungan Sosial, Subjective Well Being, Dewasa Muda yang Belum
Menikah.
I. PENDAHULUAN
anak dan meniti karier dalam rangka
A. LATAR BELAKANG
memantapkan kehidupan ekonomi
Manusia dalam konteks
rumah tangga dan menjadi warga
kehidupannya memiliki dua peran yang Negara yang bertanggung jawab.
berbeda yaitu sebagai makhluk sosial dan
Erikson (dalam Papalia &
makhluk pribadi. Manusia sebagai makhluk
Olds, 1998), juga mengatakan bahwa
sosial membutuhkan manusia lain untuk
dalam tahap perkembangan dewasa
memenuhi kebutuhannya. Status manusia
muda ini, manusia memiliki beberapa
sebagai makhluk sosial itu kemudian
tugas perkembangan, salah satunya
mendorong manusia melakukan berbagai
ialah mengembangkan intimate
bentuk interaksi sosial dan menjalin
relationship atau hubungan yang intim
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya.
dengan orang lain. Membangun
Peran kedua yaitu sebagai makhluk individual
intimate relationship ini merupakan
atau pribadi. Dalam peran ini manusia
tugas perkembangan yang krusial dan
berkembang melalui berbagai tahapan
penting bagi individu dalam tahap
perkembangan (Papalia & Olds, 1998).
perkembangan dewasa muda. Bila
Kedua peran ini menjadi terkait karena dalam
individu dewasa muda belum menjalani
tiap tahap perkembangannya manusia
tugas perkembangannya sebagaimana
memiliki tugas perkembangan yang di
mestinya dan sesuai dengan usia, maka
dalamnya selalu terkait dengan perannya
ia cenderung akan mengalami masalah
sebagai makhluk sosial, salah satunya ialah
pribadi dan sosial. Hal ini mungkin
pada tahap perkembangan dewasa muda yang
disebabkan karena individu tersebut
terjadi dalam rentang usia 20 sampai 40 tahun
merasa terlambat dibandingkan dengan
(Papalia & Olds, 1998).
individu dewasa lainnya dan juga
Masa dewasa muda adalah salah merasa belum memenuhi harapan
satu tahapan perkembangan manusia yang m a s ya r a ka t . K e ga g a l a n d a la m
memiliki masa terpanjang sepanjang rentang menguasai tugas perkembangan masa
kehidupan seseorang. Pada masa ini juga dewasa muda akan mengakibatkan
terdapat tugas-tugas perkembangan yang tidak terpenuhinya harapan sosial yang
harus dihadapi oleh individu. Menurut sangat mempengaruhi penyesuaian
Havinghurst (dalam Dariyo, 2003), tugas pribadi dan sosial seseorang (Hurlock,
perkembangan masa dewasa muda meliputi 1980).
mencari dan menemukan pasangan hidup,
Intimate relationship dapat
membina kehidupan rumah tangga, mengasuh dibangun dengan berbagai bentuk
hubungan, salah satu bentuknya adalah untuk menikah, secara sosial
diharapkan untuk menikah.
pernikahan (marriage) (Erikson dalam
Papalia & Olds, 1998). Perkawinan itu adalah Individu dewasa muda yang
sebuah peristiwa dimana sepasang mempelai belum menikah dan sudah memasuki
atau sepasang calon suami-isteri usia usia 30-an, memasuki yang disebut
dipertemukan secara formil dihadapan dengan usia kritis (critical age),
penghulu atau kepala agama tertentu, para terutama pada wanita yang belum
saksi dan sejumlah hadirin, untuk kemudian menikah (Hurlock, 1980). Seperti yang
disyahkan secara resmi sebagai suami-isteri dikemukakan oleh Campbell (dalam
dengan upacara dan ritual-ritual tertentu Hurlock, 1980), bagi wanita, usia tiga
(Kartini, 1977). Perkawinan bertujuan untuk puluh mer upakan pilihan yang
dan kekal selamanya. Perkawinan hidup wanita sering diwarnai oleh stres
memerlukan kematangan dan persiapan fisik ketika dia mencapai ulang tahunnya
dan mental karena menikah atau kawin yang ketiga puluh tetapi belum juga
muda yang belum menikah tidak dalam Cutrona & Russel, 1994).
ada seseorang yang dapat membantu dalam individu yang mendapatkan atau tidak
Penelitian lain yang dilakukan oleh Walen Jadi, seperti yang sudah
da n La c hm a n ( da lam G a ta r i, 2008) diuraikan di atas, maka tujuan utama
menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat dari penelitian ini adalah untuk menguji
menjelaskan sebagian besar varians pada secara empiris kontribusi dukungan
kepuasan hidup dan afek positif, serta sosial terhadap kepuasan hidup, afek
memprediksi afek negatif yang rendah pada menyenangkan dan afek tidak
orang dewasa. Lyons (2002), juga menyenangkan pada dewasa muda yang
sosialnya atau yang berupa kehadiran dan makanan serta pelayanan. Bentuk
Salah satu contoh fungsi dukungan sosial kepuasan hidup secara umum
(seperti misalnya apresiasi subjektif
dalam memba ntu kesehatan fisik
pada penghargaan dalam hidup).
seseorang adalah penelitian dari Uchino,
Uno dan Holt-Lunstad (dalam Ryan &
2. Komponen Subjective Well
Deci, 2001) yang menyebutkan bahwa
Being
dukungan sosial mempengaruhi tingkat
Komponen SWB dapat
kematian dengan mengubah sistem
dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi
kardiovaskular, endokrin dan imunisasi
kognitif (penilaian atau judgement)
diri (autoimmune). Roxbourgh (1999)
dan afektif (emosional) (Diener,
juga mengatakan bahwa dukungan sosial
2006). Penjelasan komponen
yang dipersepsikan di lingkungan kerja
tersebut adalah sebagai berikut:
serta keluarga berhubungan dengan
a. Komponen Kognitif Subjective
kesejahteraan diri.
Well Being
Komponen kognitif dari SWB
adalah evaluasi terhadap
1) Evaluasi terhadap
kepuasan hidup secara global yaitu
evaluasi responden terhadap
kehidupannya secara
menyeluruh. Kepuasan hidup secara
global dimaksudkan untuk
merepresentasikan penilaian responden
secara umum dan reflektif terhadap
kehidupannya (Diener, 2006). Menurut
Shin dan Johnson (dalam Treitsman,
2004), kepuasan hidup secara global
didasarkan pada proses penilaian dimana
seorang individu mengukur kualitas
hidupnya dengan didasarkan pada satu set
kriteria yang unik dan mereka tentukan
sendiri. Secara lebih spesifik, kepuasan
hidup secara global melibatkan persepsi
seseorang terhadap perbandingan
keadaaan hidupnya dengan standar unik
yang mereka punyai.
pengalaman dasar d a la m
peristiwa yang terjadi dalam
hidup se se or a ng. De nga n
meneliti tipe-tipe dari reaksi
afektif yang ada, seorang
peneliti dapat memahami cara
seseorang mengevaluasi kondisi dan
peristiwa di dalam hidupnya (Diener,
Scollon & Lucas, 2003).
Komponen afektif SWB dapat dibagi
menjadi:
1) Evaluasi terhadap keberadaan a f e k
positif atau afek
menyenangkan
(dalam Atkinson, Atkinson & Hilgard, belum adanya hubungan antara pria
1994) selama masa awal kedewasaan, dan wanita yang diakui dan diatur
pekerjaan dan banyak yang menikah atau dan disyahkan dalam norma hukum
menggunakan skala Likert 1-7 dan terdiri dari Berdasarkan analisis data dengan
lima pernyataan. Tujuh alternatif pilihan menggunakan teknik Korelasi Product
jawaban tersebut bergerak dari sangat tidak Moment Pearson (1-tailed), maka diperoleh
setuju, tidak setuju, agak tidak setuju, netral, untuk skala dukungan sosial dari 23 item, 6
agak setuju, setuju, dan sangat setuju. Skor item dinyatakan gugur sehingga jumlah
kepuasan hidup (life satisfaction) diperoleh item yang valid adalah 17 item yang
dengan menjumlahkan keseluruhan angka, mempunyai nilai korelasi > 0,3 (dari tabel
dimana semakin besar angka menunjukkan product moment) yang berada pada rentang
semakin besar kepuasan hidup individu yang korelasi antara 0,305 sampai dengan 0,643.
bersangkutan. Sedangkan untuk mengukur afek Uji reliabilitas pada skala dukungan sosial
menyenangkan dan afek tidak menyenangkan didapatkan nilai alpha sebesar 0,86 1 ,maka
item-item dukungan sosial dianggap
menggunakan alat ukur yang disebut dengan
reliabel.
Positive Affect Negative Affect Schedule
(PANAS) yang dikembangkan oleh Diener, Pada Satisfaction With Life Scale
Smith dan Fujita (1995). Alat ukur ini (SWLS), yang dipakai untuk mengukur
menggunakan skala Likert 1-5 dan terdiri dari kepuasan hidup (life satisfaction ),
20 afek yang terbagi atas 10 afek menyenangkan berdasarkan teknik Korelasi Product
dan 10 afek tidak menyenangkan. Lima pilihan Moment Pearson (1-tailed), dari 5 item
alternatif jawaban brgerak dari sangat lemah, yang diujikan, 5 item dinyatakan valid
lemah, sedang, kuat dan sangat kuat. Skor afek dengan nilai korelasi > 0,3 yang berada
menyenangkan dan afek tidak menyenangkan antara 0,389 sampai dengan 0,671.
diperoleh dengan menjumlahkan angka afek, Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan
teknik Alpha Cronbach dan diperoleh nilai
dimana semakin besar angka menunjukkan
alpha sebesar 0,760 ,maka dapat dikatakan
semakin kuat afek tersebut dirasakan oleh
individu yang bersangkutan.
item-item skala kepuasan hidup (life satisfaction) Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran
adalah reliabel. data memiliki distribusi sangat normal
Pada Positive Affect Negative Affect karena p>0,05.
Schedule (PANAS) yang dipakai untuk Berdasarkan uji normalitas terhadap
mengukur komponen afek menyenangkan skala dukungan sosial dan afek
(pleasant affect) dan afek tidak menyenangkan menyenangkan (pleasant affect) dapat
(unpleas ant affect ) , juga diuji de nga n diketahui nilai signifikansi variabel
menggunakan teknik Korelasi Product Moment dukungan sosial sebesar 0,200 dan afek
Pearson (1-tailed), dari 10 item komponen afek menyenangkan (pleasant affect) sebesar
menyenangkan (pleasant affect), 10 item 0,200. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
dinyatakan valid dengan nilai korelasi yang sebaran data memiliki data distribusi sangat
berada antara 0,308 sampai dengan 0,550. normal karena p> 0,05.
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan Berdasarkan uji normalitas terhadap
teknik Alpha Cronbach dan diperoleh nilai alpha skala dukungan sosial dan afek tidak
sebesar 0,75 5 ,maka dapat dikatakan item-item menyenangkan (unpleasant affect) dapat
skala afek menyenangkan (pleasant affect) adalah diketahui nilai signifikansi variabel
reliabel. Sedangkan dari 10 item afek tidak dukungan sosial sebesar 0,200 dan afek
menyenangkan (unpleasant affect), 2 item tidak menyenangkan (unpleasant affect)
dinyatakan gugur dan 8 item dinyatakan valid sebesar 0,200. Hasil tersebut menunjukkan
dengan nilai korelasi yang berada antara 0,358 bahwa sebaran data memiliki data distribusi
sampai dengan 0,648. Sedangkan uji reliabilitas sangat normal karena p>0,05.
dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach dan
diperoleh nilai alpha sebesar 0,757 ,maka dapat 2. Uji Linearitas
dikatakan item-item skala afek tidak
Analisis regresi dalam penelitian ini
menyenangkan (unpleasant affect) adalah
digunakan untuk uji linearitas. Dari hasil
reliabel.
pengujian pada skala skala dukungan sosial
dan skala kepuasan hidup (life satisfaction),
B. Uji Asumsi
1. Uji Normalitas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,002
yang berarti bahwa distribusi data skala
Berdasarkan uji normalitas terhadap skala
dukungan sosial dan skala kepuasan hidup
dukungan sosial dan kepuasan hidup (life
(life satisfaction) dalam penelitian ini
satisfaction) dapat diketahui nilai signifikansi
terdapat hubungan yang linear karena
variabel dukungan sosial sebesar 0,200 dan
p<0,05.
kepuasan hidup (life satisfaction) sebesar 0,200.
Berdasarkan hasil pengujian analisis dukungan sosial yang diperoleh maka
regresi pada skala dukungan sosial dan skala afek kepuasan hidup (life satisfaction) yang
menyenangkan (pleasant affect), diperoleh nilai dirasakan semakin tinggi, semakin rendah
signifikansi sebesar 0,000 yang berarti bahwa dukungan sosial yang diperoleh maka
distribusi data skala dukungan sosial dan skala semakin rendah pula kepuasan hidup (life
afek menyenangkan (pleasant affect) dalam satisfaction) yang dirasakannya.
penelitian ini terdapat hubungan yang linear Berdasarkan analisis data
karena p<0,05. dukungan sosial terhadap afek
Berdasarkan hasil pengujian analisis menyenangkan (pleasant affect), diperoleh
regresi pada skala dukungan sosial dan skala afek hasil yang sangat signifikan yaitu taraf
tidak menyenangkan (unpleasant affect), signifikansi 0,000 (p<0,0 1), dengan
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,022 yang koefisien korelasi (r) sebesar 0,664. Hasil
berarti bahwa distribusi data skala dukungan analisis data tersebut menunjukkan bahwa
sosial dan skala afek tidak menyenangkan skor dukungan sosial mempunyai korelasi
(unpleasant affect) dalam penelitian ini terdapat positif dengan afek menyenangkan
hubungan yang linear karena p<0,05. (pleasant affect), dengan signifikansi
(p<0,01) yang berarti semakin tinggi
C. Uji Hipotesis
dukungan sosial yang diperoleh maka afek
1. Uji Korelasional
menyenangkan (pleasant affect) yang
Pengujian hipotesa untuk mengetahui dirasakan semakin tinggi, semakin rendah
kontribusi dukungan sosial terhadap kepuasan
dukungan sosial yang diperoleh maka
hidup (life satisfaction), afek menyenangkan
semakin rendah pula afek menyenangkan
(pleasant affect) dan afek tidak menyenangkan
(pleasant affect) yang dirasakannya.
(unpleasant affect) menggunakan teknik korelasi
Product Moment. Be r da s a r ka n ha s i l a na l is is
dukungan sosial terhadap afek tidak
Berdasarkan analisis data dukungan
menyenangkan (unpleasant affect), data
sosial terhadap kepuasan hidup (life satisfaction),
diperoleh hasil yang sangat signifikan yaitu
diperoleh hasil yang sangat signifikan yaitu taraf
taraf signifikansi 0,011 (p<0,05), dengan
signifikansi 0,00 1 (p<0,01), dengan koefisien
koefisien korelasi (r) sebesar -0,417. Hasil
korelasi (r) sebesar 0,543. Hasil analisis data
analisis data tersebut menunjukkan bahwa
tersebut menunjukkan bahwa skor dukungan
skor dukungan sosial mempunyai korelasi
sosial mempunyai korelasi positif dengan
negatif dengan afek tidak menyenangkan
kepuasan hidup (life satisfaction), dengan
(unpleasant affect), dengan signifikansi
signifikansi (p<0,01) yang berarti semakin tinggi
(p<0,05) yang berarti semakin tinggi
dukungan sosial yang diperoleh maka afek tidak Hal ini berarti terdapat kontribusi dukungan
menyenangkan (unpleasant affect ) yang sosial yang sangat signifikan terhadap afek
dirasakan semakin rendah, semakin rendah menyenangkan (pleasant affect) pada
dukungan sosial yang diperoleh maka semakin dewasa muda yang belum menikah sebesar
tinggi pula afek tidak menyenangkan (unpleasant 44,1% da n sisanya sebesar 55,9%
affect) yang dirasakannya. dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan
demikian, hipotesis yang berbunyi ada
2. Uji Regresi Sederhana
kontribusi yang positif antara dukungan
Ber dasa r ka n a na lisis da ta ya ng
sosial terhadap afek menyenangkan
dilakukan dengan menggunakan teknik regresi (pleasant affect) pada dewasa muda yang
sederhana pada dukungan sosial dan kepuasan belum menikah, dimana semakin tinggi
hidup (life satisfaction) diperoleh F sebesar dukungan sosial yang diperoleh dewasa
11,723 dengan signifikansi sebesar 0,002 muda yang belum menikah, maka semakin
(P<0,01), dan diperoleh R Square sebesar 0,295. tinggi pula afek menyenangkan (pleasant
Hal ini berarti terdapat kontribusi dukungan affect) yang dirasakannya dan sebaliknya,
sosial yang sangat signifikan terhadap kepuasan diterima.
hidup (life satisfaction) pada dewasa muda yang
Berdasarkan analisis data yang
belum menikah sebesar 29,5% dan sisanya
dilakukan dengan menggunakan teknik
sebesar 70,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
regresi sederhana pada dukungan sosial dan
Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi ada
afek tidak menyenangkan (unpleasant
kontribusi yang positif antara dukungan sosial
affect) diperoleh F sebesar 5,889 dengan
terhadap kepuasan hidup (life satisfaction) pada
signifikansi sebesar 0,022 (P<0,05), dan
dewasa muda yang belum menikah, dimana
diperoleh R Square sebesar 0,174. Hal ini
semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh
berarti terdapat kontribusi dukungan sosial
dewasa muda yang belum menikah, maka
yang signifikan terhadap afek tidak
semakin tinggi pula kepuasan hidup (life
menyenangkan (unpleasant affect) pada
satisfaction) yang dirasakannya dan sebaliknya,
dewasa muda yang belum menikah sebesar
diterima.
17,4% da n sisanya sebesar 82,6%
Ber dasa r ka n a na lisis da ta ya ng
dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan
dilakukan dengan menggunakan teknik regresi
demikian, hipotesis yang berbunyi ada
sederhana pada dukungan sosial dan afek
kontribusi yang positif antara dukungan
menyenangkan (pleasant affect) diperoleh F
sosial terhadap afek tidak menyenangkan
sebesar 22,073 dengan signifikansi sebesar 0,000
(unpleasant affect) pada dewasa muda yang
(P<0,01), dan diperoleh R Square sebesar 0,441.
belum menikah, dimana semakin tinggi
dukungan sosial yang diperoleh dewasa muda sisanya sebesar 70,5% kemungkinan
yang belum menikah, maka semakin rendah pula dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya,
afek tidak menyenangkan (unpleasant affect) seperti pengaruh keadaan lingkungan fisik,
yang dirasakannya dan sebaliknya, diterima. sosial, personal, pendapatan, kekuatan
untuk bertahan, kesehatan dan sebagainya.
D. Pembahasan
Adanya kontribusi dukungan sosial
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
terhadap kepuasan hidup (life satisfaction)
adanya kontribusi dukungan sosial terhadap
kepuasan hidup, afek menyenangkan dan afek disebabkan karena dukungan sosial dapat
sosial yang diperolehnya semakin rendah pula dukungan sosial hanya dapat dikaitkan
3. Bagi Keluarga dan Lingkungan Sekitar Atkinson, R.L & Hilgard. E.R. (1994).
Pengantar psikologi jilid 1 edisi ke
Disarankan agar dapat memberikan dukungan
delapan. Editor: Agus Dharma.
pada dewasa muda yang belum menikah. Jakarta: Erlangga.
Karena hal tersebut dapat meningkatkan
kepuasan hidup (life satisfaction) dan afek Azwar, S. (1996). Dasar dasar
positif atau afek menyenangkan (pleasant psikometri. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
affect) yang dirasakan pada dewasa muda
yang belum menikah, selain itu juga dapat Carlson, D.W & Perrewe, P.L. (1999).
The role of social support in the
mengurangi afek negatif atau afek tidak stressor-strain relationship: An
menyenangkan (unpleasant affect) yang examination of work-family
conflict. Journal of Management,
dirasakan pada dewasa muda yang belum
25, 4, 513-560.
menikah.
Cutrona, C.E., Russel. (1994).
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Perceived parental social support
Diharapkan mampu melakukan penelitian- and academic achievement: An
attachment theory perspective.
penelitian yang lebih mendalam agar dapat
Journal of Personality and Social Gerungan. (1999). Psikologi sosial.
Psychology. Eresco: Bandung.