Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sherly Tri Olivia Ginting

Tingkat / Jurusan : II-A/Teologia

Mata Kuliah : PAK Pemuda dan Dewasa

Dosen : Dr. Setia Ulina Tarigan

Siapakah Orang Dewasa

I. Pendahuluan
Mengenai orang dewasa adalah hal yang unik untuk kita bahas, orang
dewasa sangat mempunyai hal dan ciri yang sangat berbeda dengan anak-
anak. Dikatakan dewasa berarti dia sudah mempunyai sesuatu tanggung jawab
ataupun sesuatu hal yang harus ia kerjakan, itulah yang kemudian kita
sebutkan perananan.
II. Pembahasan
2.1.Pengertian Orang Dewasa
Seperti kita ketahui sebelumnya, dewasa dikaitkan dengan sebuah
pribadi yang dapat hidup secara mandiri baik dalam bidang finansial, dan hal-
hal lainnya yang bersangkutan dengan pribadi yang disebutkan dengan yang di
atas. Hal lainnya juga yang kita ketahui yaitu dewasa ini sering dikaitkan dengan
individu-individu yang telah memasuki umur 30-an sampai ke atas tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa dewasa adalah
“sampai umur, akil balig (bukan anak-kanak atau remaja lagi) ataupun satu masa
atau waktu.1
Kata dewasa (adult) berasal dari bahasa latin yaitu “adolescence-
adulscere” yang berarti tumbuh menjadi dewasa serta tumbuh juga dalam hal
kekuatan dan ukuran yang sempurna.2 Kedewasaan disebut proses kehidupan
yang panjang dan tingkat kehidupan yang khas yang didalamnya terdapat
cerita masa lalu dan segala akibatnya. Orang dewasa juga sudah serius akan
sesuatu pekerjaan yang ia kerjakan, pribadinya juga sudah semakin matang.3
Dalam bidang Ilmu Psikologi, dewasa adalah periode perkembangan yang
bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluh tahun yang

1
…..Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1999), 234
2
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Edisi V, (Jakarta:Erlangga,1980), 246
3
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen,(Yogyakarta : ANDI,2008),103
berkahir dan yang berakhir pada usia tiga puluh tahun. Ini adalah masa
pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, perkembangan karier, dan
bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang
secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak-anak.4
Orang dewasa juga dapat diartikan sebagai individu-individu yang
telah memiliki kekuatan tubuh secara maksimal dan siap bereproduksi dan
telah dapat diharapkan memiliki kesiapan Kognitif, Afektif, Psikomotorik
serta dapat diharapkan memainkan peranannya bersama dengan individu-
individu lain dalam masyarakat.5
2.2.Pengertian Dewasa Menurut Para Tokoh
2.2.1. Lydia Harlina dan S.K Satya Joewana
Menurut Lydia, Dewasa adalah tidak dapat dipisahkan dari arti dan
tujuan. Jika telah mampu dan ingin menjadi manusia yang dapat
bertanggungjawab sendiri, yang di dalamnya terdapat hal-hal yang normatif,
etika atau kesusilaan. Ada dua yang dapat dikatakan dewasa secara jasmani
dan sosial. Dikatakan dewasa secara jasmani jika ia telah mampu
menghasilkan keturunan (akil balik), dikatakan dewasa secara sosial jika ia
telah mampu hidup mandiri dan bertanggungjawab.6
2.2.2. E.B. Hurlock
Menurut E.B. Hurlock orang dewasa adalah individu yang telah
mengalami kematangan secara hukum sampai kira-kira umur 40 tahun
(dialami seseorang sekitar umur 20 tahun), lalu masa setengah baya atau
middle age yang umumnya di usia 40 tahun dan terakhir dalam usia yang ke
60 tahun (juga dialami dalam kurun waktu 20 tahun). Dan akhirnya old age
yang dimulai sejak berakhirnya masa setengah baya sampai seseorang
meninggal dunia.7
2.2.3. Singgih D. Gunarsa dan Y. Singgih D. Gunarsa

4
Elisabet b. Hurlock, Psikologi Perkembngan,( Jakarta: ERLANGGA,2002),245
5
Andi Marpiare, Psikologi Orang Dewasa, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), 17
6
Lydia Harlina & S.K Satya Joewana, Peran Orangtua Mencegah Narkoba (Jakarta: Hak Cipta, 2008),
35.
7
Andi Marpiare, Psikologi Orang Dewasa (Surabaya: Usaha Nasional, 2003), 18.
Dewasa adalah mengandung berbagai arti yang meliputi kemampuan
untuk berdiri sendiri, menentukan tindakan sesuai dengan kedewasaan dan
menempatkan diri dengan ketergantungan dengan orang lain.8
2.2.4. Jersild
Mengartikan masa dewasa bukan hanya diukur dari aspek kematangan
tubuh, tetapi juga diukur dengan aspek psikologys. Aspek kematangan
tubuh sudah dapat dipastikan atau ditentukan sebagai orang yang dewasa,
tetapi dari aspek psikologis belum tentu orang yang berumur 22 tahun dapat
dikatakan dewasa. Sebab masih banyak ditemukan orang yang berumur 22
tahun masih bersikap selayaknya anak kecil, yang bersifat egosentris, tidak
dapat mengendalikan perasaan diri, melakukan sesuatu tanpa tujuan yang
pasti, sulit menerima kritik, saran atau pendapat dari orang-orang sekitar dan
tidak mampu menempatkan diri sesuai dengan kenyataan hidup. Seseorang
dikatakan dewasa jika ia dewasa secara sosial dan jasmani.9
2.3. Ciri-ciri Masa Dewasa10
Dewasa adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam
Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:

1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi
pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri
sendri atau untuk kepentingan pribadi.
2. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang
matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu
dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja
secara terbimbing menuju arahnya.
3. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-
perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan
sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri,
tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.

8
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Kelurarga (Jakarta: BPK-Gunung Mulia,
2004), 128.
9
Jersild, The Psychology Of Adolescene (New York: MacMilan, 1978), 16.
10
AgoesDarios, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta: Bina Media, 2013), 58
4. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan
dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
5. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham
bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-
saran orang lain demi peningkatan dirinya.
6. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi
kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan.
Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat
dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi
tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
7. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri
fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya
dengan situasi-situasi baru.

III. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, dewasa merupaka suatu pribadi dan individu yang
masuk kedalam tahap tertentu dalam perkembangan setiap manusia. Dewasa tida
hanya berbicara tentang umur ataupun tentang kewajiban yang dilaksanakan atau
hak yang diterima. Tetapi juga mencakup tentang bagaimana peranan yang mereka
lakukan, baik ditengah-tengah keluarga, gereja dan masyarakat. Dimana kita ketahui
bahwa semua itu adalah suatu perkumpulan orang-orang yang berbeda baik dari segi
umur, kemampuan dan pola pikir. Sehingga dari hal itu kita dapat mengetahui
peranan mereka masing-masing seperti yang telah dipaparkan di atas sebelumnya.

IV. Daftar Pustaka


…..Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka, 1999
B. Hurlock Elisabet, Psikologi Perkembngan, Jakarta: ERLANGGA,2002 Andi Marpiare,
Psikologi Orang Dewasa, Surabaya: Usaha Nasional, 1983

B. Hurlock Elizabeth, Psikologi Perkembangan Edisi V, Jakarta:Erlangga,1980


D. Gunarsa Singgih, Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Kelurarga Jakarta: BPK-Gunung
Mulia, 2004
Darios Agoes, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta: Bina Media, 2013
Harlina Lydia, Peran Orangtua Mencegah Narkoba,Jakarta: Hak Cipta, 2008
Jersild, The Psychology Of Adolescene, New York: MacMilan, 1978
Kristianto Paulus Lilik, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen,Yogyakarta :
ANDI,2008
Marpiare Andie, Psikologi Orang Dewasa Surabaya: Usaha Nasional, 2003

Anda mungkin juga menyukai