1. REMAJA
mapana dalam masyarakat. Kondisi ini dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat tak
terkecuali para remaja. Remaja kemudian digiring pada nilai nilai materialism yang lebih
mengutamakan hedonism dan segala sesuatu yang tampak dengan mengabaikan nilai nilai
agama. Hal ini semakin berat bagi remaja karena dalam kondisi peradaban yang sedang
sekarat ini, remaja juga sedang dihadapkan pada masalah pribadinya yaitu pencarian
identitas diri.
Identitas diri. Pada fase remaja, pencarian identitas dipandang sebagai sebuah tugas utama
konsep diri , yaitu “siapakah saya ?. “apakah saya ?”, dan, “ dimana tampat saya?” ( who
am I ?, what am I?, and where I belong too?) > Konsep dasar di atas, Erikason kemudian
dirinya , kemana arah tujuan hidupnya sereta kemampuan untuk merangkum berbagai
1
a. Identitas dapat diartikan sebagai suatu inti pribadi yang tetap ada , walaupun
lingkungan.
b. Identitas berarti sebagai cara hidup tertentu yang sudah dibentuk pada masa masa
sebelumnya dan menentukan peran social yang mana yang harus dijalankan.
c. Identitas adalah sebuah hasil yang diperoleh pada masa remaja namun akan
d. Identitas dialami sebagai suatu kelangsuan di dalam diri individu dan dalam
mengalami perubahan.
kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan pribadi yang pada dasarnya tetap sama,
meskipun terjadi segala macam perubahan dalam proses perkembangan ( Cremers, 1989 )
Sementara itu , menurut Marcia identitas sebagai suatu struktur dari yang bersifat
internal , meliputi konsepsi konsepsi diri, dorongan dorongan yang terorganisasi secara
individu. Apabila struktur ini berkembang dengan baik, maka individu akan menyadari
2
Pendapat yang senada dengan Marcia dikemukakan oleh Fuhrmann( 1990 ) yang
menyatakan bahwa seseorang dikatakn telah memiliki identitas apabila ia mempunyai suatu
konsep diri yang realistic, meliputi penguasaan fisik maupun kognitif terhadap lingkungan,
serta mempunyai identita yang kuat menyadari adanya kontinuitas dirinya dengan orang
lain, juga menyadari tentang adanya keunikan individualitas pada dirinya. Selanjutnya
a. komponen fisik
b. seksual
c. social
d. vokasional
e. moral
f. ideology
g. psikologik
Fase remaja adalah fase pembentukan identitas diri. Orang yang berkeinginan
menentukan siapakah dan apakah dia pada masa sekarang serta siapakah dan apakah dia di
masa yang akan datang merupakan salah satu ciri orang yang sedang mencari identitas diri.
Jadi dari sudut pandang psikologik, pembentukan identitas dapat disimpulkan sebagai
sebuah proses yang meliputi perenungan dan pengamatan secara bersamaan pada semua
3
lapisan fungsi mental. Melalui ini individu menilai dirinya sendiri berdasarkan persepsinya
terhadap penilaian orang lain terhadap dirinya. Proses ini jarang disadari dan berubah bila
Sesungguhnya proses pembentukan diri tidak berawal ataupun berakhir pada masa
remaja namun sudah dimulai sejak bayi, yaitu ketika bayi mulai mampu membedakan
dirinya sendiri dengan orang lain, sampai terjadinya integrasi diri pada masa tua. Sementara
itu Erikson juga berpendapat bahwa pembentukan identitas adalah proses terus menerus
Sedangkan alasan kenapa pencarian identitas diri pada masa remaja sangat
menonjol dikarenakan pada masa remaja merupakan titik paling kritis, karena pada masa
itu individu sedang mengalami banyak perubahan , seperti percepatan pertumbuhan badan,
kematangan tanda tanda seksual, perubahan perubahan kognitif dan munculnya rasa terikat
beberapa komponen dan pembentukannya melalui beberapa tahap yang dimulai dengan
perkembangan tanda identitas fisik. Pada masa puber individu mengalami perubahan fisik
dan kematangan genital serta kesadaran seksual . Setelah itu , maka individu tersebut
merasakan adanya perbedaan, baik secara fisik maupun psikologi dengan masa sebelumnya.
yang terjadi. Dengan demikian akan berkembang identitas fisiknya yang kemudian akan
interaksi dengan teman sebaya yang berupa umpan balik social mengenai persepsi dan
4
evaluasi diri, individu akan menemukan identitas sosialnya. Secara lebih luas lagi, melalui
identitas vokasionalnya.
Menurut Mohr ( 1978 ), pada usia 6 tahun seorang anak akan memiliki idenitas
eksternal antara lain mengenai nama, usia dan hak milik.Pada usia 8 tahun maka identitas
anak akan besifat behavioral antara lain berupa kebiasaan perilaku tertentu. Sedangkan
pada usia remaja, individu mulai membentuk identitas yang bersifa internal yaitu berdasar
pada perasaan , pikiran dan pengetahuan. Selanjutnya menurut Cremers bahwa pada saat
itu individu memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya, tidak meragukan
identitas batinnya sendiri serta mamahami perannya dalam masyarakat. Hal ini terjadi jika
individu sadar akan ciri ciri khas pribadinya, seperti apa yang disukai dan tidak disukai,
aspirasi aspirasinya, antisipasi terhadap masa depan dan kemampuan bahwa ia dapat dan
tekanan kebudayaan atau tradisi serta laju perubahan social (Mussen, 1984 ). Dalam
masyarakat yang masih primitive maupun dengan struktur social yang masih sederhana,
peranan orang dewasa bisa jadi masih sedikit. Dengan demikian perubahan social pun tidak
begitu significant. Dalam masyarakat yang seperti ini maka pembentukan identitas diri
menjadi tugas yang menjadi lebih mudah untuk diselesaikan. Dalam pandangan yang hampir
sama, Adams berpendapat bahwa pada masyarakat yang masih sederhana , identitas besifat
pemberian ( ascribed ) dan bukan sesuatu yang diperoleh dengan usaha ( achieved ). Dalam
5
masyarakat modern yang berubah ubahdan kompleks, pencarian identitas relative lebih
Dalam pergeseran budaya yang terjadi, maka saat ini kaum dewasa seringkali
memberikan peluang kepada kaum remaja untuk berekspresi. Disisi lain, dalam usianya
yang menginjak dewasa, kaum remaja juga tergerak untuk mencoba hal hal yang baru.
Kaum remaja pada akhirnya mencoba berbagai system nilai. Pada masyarakat yang
sedang berkembang dan menuju modernisasi , ternyata kaum remaja juga mengalami
berbagai kesulitan untuk menemukan identitas diri. Kesulitan ini jugalah yang dialami kaum
remaja dalam pola hubungan dengan lawan jenis serta perkembangan organ seksualnya.
Ketika remaja mengalami masa transisi perkembangan serta dengan lingkungannya yang
mengalami pergeseran tata nilai inilah , kaum remaja mengalami tantangan baru berupa
pergaulan bebas.
Saat ini para kita cukup prihatin dengan perilaku pergaulan para remaja. Seks bebas
seolah menjadi hal yang biasa bagi kalangan remaja. Patut dicemati bahwa pergeseran tata
nilai masyarkat yang kemudian melahirkan seks bebas adalah dampak negative dari
globalisasi baik itu berupa “serangan budaya” maupun pola penjajahan baru.
Dalam sudut pandang Islam , Seks bebas adalah salah satu bagian dari perzinaan.
Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah mengatakan bahwa salah satu ciri hari kiamat adalah
6
merebaknya perilaku seks bebas ( perzinaan ) di masyarakat. “ Sesungguhnya diantara
tanda tanda datangnya Kiamat adalah diangkatnya ilmu, tersebarnya kebodohan, minum
Berkembangnya seks bebas di kalanga remaja tak lepas dari beberapa faktor :
1. kualitas remaja ataupun faktor yang berasal dari internal remaja sendiri.
baik, seperti :
3. Kualitas lingkungan yang kurang sehat. Hal ini terjadi pada lingkungan yang
b. Lingkugan yang permisif, acuh tak acuh atau tidak saling kenal
7
c. Lingkungan yang kumuh atau lingkugan penyakit masyarakat
Negara berdampak buruk dengan makin lemahnya semangat moral serta kesusilaan. Gejala
dekadensi moral generasi muda di Indonesia salah satunya dapat kita lihat dari rubric
konsultasi seksual di berbagai media massa. Pengalaman seksual generasi muda sudah
pada tahap hubungan seksual diluar nikah hingga muncullah berbagai kasus kehamilan yang
tidak diinginkan ( KTD, Unwanted Pregnancy ) hingga kasus kasus penggungguran bayi
/kandungan ( abortus ).
Menurut Tjitarsa, 1992, terkuak bahwa 4 dari 5 kehamilan di kalangan usia remaja
adalah kehamilan yang tidak diinginkan. Laporan Klinik Catur Warga Denpasar menyebutkan
bahwa rata rata setiap tahun klinik tersebut dikunjungi 3000 pasangan dengan keluhan KTD
Selain berdampak buruk pada moralitas generasi muda, perilaku seks bebas juga
sangat rentan terhadap penyebaran berbagai macam penyakit seksual ( PMS, PEnyakit
menunjukkan bahwa sebagian kaum remaja sudah menjadi pelanggan dari para PSK.
8
Kemunculan KTD serta merebaknya PMS di kalangan remaja menunjukkan bahwa
perkembangan kepriabadian para remaja dewsa ini berada pada kondisi yang tidak sehat.
Pertama, pengaruh eksternal yang tak selalu mendidik. Survey Komisi Penyiaran
mendidik bagi anak dan remaja. Sementara saat ini tak kurang dari 4 jam sehari
anak dan remaja berada di depan televise yang menayangkan acara yang tidak
masyarakat saat ini. ORang tua saat ini sudah mulai mengabaikan pendidikan bagi
putra putrinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesibukan pekerjaan atau pun
sikap orang tua yang tidak mau repot terhadap perkembangan putra putrinya.
Ketiga, adalah kondisi remaja adalah masa labil dalam perkembangan kejiwaan
remaja. Walau secara fisik, perkembangan para remaja saat ini lebih baik dari
zaman dahulu yang ditandai dengan perbaikan asupan gizi bagi remaja namun hal
ini tidak selalu diimbangi dengan kematangan jiwa para remaja. Pada umumnya
9
remaja sangat suka mencoba hal hal yang baru serta hanya melakukan
Sudah menjadi pandangan umum saat ini jika di supermarket maupun sekolah kita
lihat para remaja jalan berdua dengan lawan jenisnya yang kemudian kita kenal dengan
istilah pacaran. Sudah menjadi istilah yang umum bahwa yang dimaksud dengan pacaran
adalah kegiatan berduaan dengan lawan jenisnya kapanpun dan dimanapun . Sehingga
akan sangat aneh bagi kaum remaja jika pacaran dilakukan dengan ditemani oleh orang tua
Dalam agama, berduaan antara lawan jenis yang bukan muhrimnya ini disebut
dengan istilah khalwat.Dan dengan tegas Islam melarang perilaku khalwat dengan lawan
jenis tersebut Termasuk perilaku khalwat adalah berduan ditempat umum yang antara
mereka ( khalayak umum ) dengan pasangan tersebut tidak saling mengenal, atau saling
mengenal namun tidak punya kepedulian meskipun mereka semua berada pada tempat
yang sama. Dalam Islam , larang khalwt didasarkan pada hadits Rasulullah “ Jauhilah
berkhalwat dengan wanita , Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggamanNya. TIdaklah
berkhalwat seorang laki-laki dengan seorang wanita kecuali syaithan akan masuk di antara
keduanya. ( HR . Thabrani ).
10
Secara psikologis, adalah sebuah kewajaran jika ada ketertarikan antara lawan jenis.
tersebut antara lain dapat dilakukan dengan pernikahan , puasa, maupun menjaga tata
cara pergaulan dengan lawan jenis. Kita dapat memahami bahwa syaithan senantiasa
Bagi kalangan remaja yang pintu pernikahan masih cukup jauh,maka agar tidak
terjerumus dalam pergaulan bebas maka cara yang paling mungkin ditempuh adalah dengan
menjaga tata cara pergaulan dengan lawan jenis. Kalau dua orang manusia berlainan jenis
yang secara fitrah saling tertarik, maka sangat mungkin keduanya akan terjerumus pada
perzinaan. Untuk itulah , kenapa Islam sangat melarang terjadinya khalwat. Sehingga
dengan adanya orang lain ,maka diharapkan orangtersebut akan mengingatkan sekiranya
akan terjadi hal hal yang dilarang. Atau dengan kata lain, kehadiran orang lain akan
menimbulkan rasa malu bagi pasangan lawan jenis ketika hendak terjerumus ke dalam hal
berupa pertemuan dua buah alat kelamin,namun segala organ tubuh mempunyai potensi
untuk berzina. Zina tangan berupa perabaan hal halyang dilarang agama, zina mata berupa
melihat hal hal yang dilarang agama, begitu pula zina kaki, zina lisan, zina telinga bahkan
“ Sudah menjadi suratan manusia senantiasa dibayangi oleh zina dan diapun pasti
menyadari hal yang demikian itu.: Dua mata , zinanya adalah pandangan ; dua telinga
11
zinanya adalah pendengaran; lisan zinanya adalah pembicaraan ; tangan zinanya adalah
berpegangan; dan kaki zinanya adalah melangkah. Sedangkan hati ketika mulai bergejolak
dan kberkhayal, akhirnya naluri seksualnya pun terpengaruh untuk menerima atau menolak
“ ( HR. Jama’ah )
Sedangkan dalam surat an Nur dijelaskan berbagai hal tentang tata cara pergaulan,
penjelasan bahwa pasangan hidup ( istri / suami ) bergantung pada kualitas masing masing
orang, keharusan wanita beriman untuk menutup aurat , serta adab adab yang lain.
Dari penjelasan diatas, tampak bahwa Islam begitu bersungguh sungguh dalam
menjaga etika pergaulan, khususnya antar lawan jenis. Hal ini tak lain adalah karena Islam
begitu menjaga moralitas umatnya. Belajar dari ummat terdahulu bahwa banyak ummat
terdahulu dihinakan dan dihancurkan oleh Allah SWT karena persoalan dekadensi moral,
Dampak dari seks bebas yang sesungguhnya paling berbahaya adalah terjadinya
dekadensi moral bagi remaja. Dampak ini sering diabaikan orang karena memang sulit
diukur secara kuantitatif serta tidak terlihat perubahan fisik yang menonjol. Efek lain dari
seks bebas yang lebih sering menjadi perhatian masyarakat adalah kehamilan di luar nikah.
Hal ini karena pada kehamilan di luar nikah terjadi perubahan bentuk fisik dari remaja yang
mengalami kehamilan tersebut. Dampak dari dekadensi moral pada kehamilan di luar nikah
12
ini adalah perilaku abortus/ pengguguran kandungan yang dilakukan baik oleh remaja
tersebut bahkan tak jarang juga didukung oleh beberapa anggota keluarga ( orang dewasa ),
Aborsi dengan alasan medis dan dilakukan sesuai dengan prosedur dapat
dibenarkan oleh hokum positif maupun syariat. Namun aborsi yang dilakukan tidak sesuai
prosedur adalah bentuk kejahatan sebagaimana diatur dalam Undang Undang Kesehatan
maupun Kitab Undang Undang Hukum Pidana maupun secara syariat. Secara syariat bahwa
membunuh tanpa hak adalah tergologn “jinayat pembunuhan” yang pelakunya dapat
Orang pelaku perzinaan sesungguhnya sudah melakukan dosa besar dan pelakunya dapat
dihukum cambuk bagi yagn belum menikah serta rajam bagi yang sudah menikah. Dosa
besar ini tentu akan berlipat manakala si pelaku ini kemudian juga melakukan aborsi. Tentu
Selain dampak dekadensi moral seperti telah disinggung di atas, aborsi secara medis
a. Infeksi alat reproduksi , jika dalam proses aborsi tidak dilakuan secara steril. Hal ini
13
c. Resiko terjadinya reptur uterus atau robeknya rahim menjadi lebih besar, serta
penipisan dinding rahim akibat kuretes. Kondisi ini juga berpotensi dapat
d. Terjadi fistula genital traumatis. Kondisi ini adalah terbentuknya saluran yang tak
diinginkan antara genital dan saluran kencing yang seharusnya tidak ada.
5. SOLUSI
mendapatkan calon pendamping hidup. Namun apakah untuk mencari pendamping hidup
hanya dapat dilakukan dengan cara cara yang bertentangan dengan syariat. Sekiranya
pacaran ataupun khalwat benar benar bertujuan untuk mencari pasangan hidup, namun
yang menjadi pertanyaan adalah kenapa proses itu dilakukan dalam waktu yang cukup lama.
Tidak hanya itu, bahkan dalam proses tersebut justru lebih banyak kebohongan yang
ditampilkan, bukan kejujuran. Padahal, untuk mencari pasangan hidup sejati, bukankah
remaja terhadap ajaran agama. Hal ini sangat penting karena ajaran agama merupakan
Guide line dalam menjalani hidup. Peningkatan pemahaman agama para remaja harus
keluarga. Bagi orang tua, adalah menjadi sebuah kewajiban untuk mencarikan sekolah yang
14
Sekolah terbaik yang bukan hanya mengajarkan ilmu umum, namun juga sekolah
yang mengajarkan ilmu agama dan akhlak bagi siswanya. Namun demikian, sebaik apapun
sekolah tersebut jika orang tua tidak memberi perhatian terhadap putra putri nya maka
pendidikan di seolah tersebut tentu tidak akan mencapai hasil yang terbaik.
Hal penting lagi dalam menjaga moral remaja adalah pengawasan tata pergaulan
para remaja. Pertemuan secara bersama antara laki laki dan perempuan dalam acara
olahraga, kesenian, study group dll sangat rentan terjadinya ikhtilat / percampuran antara
lawan jenis. Untuk itulah, maka kegiatan kegiatan berkelompok semacam itu harus tetap
KEPUSTAKAAN
1. Al Qur’an al Karim.
2003
15