Anda di halaman 1dari 10

A.

PERKEMBANGAN BIOPSIKOLOGI
1. Konsep Perkembangan Biopsikologi
Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada
dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya
secara genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata,
keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli
biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan
daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah
ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
2. Definisi Biopsikologi
Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada
dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya
secara genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata,
keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli
biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan
daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah
ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
Perkembangan secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat
Kualitatif dan Kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia.
Seperti misal nya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan,
kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan sebagainya, sehingga
dengan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah banyak pengetahuan dan
kemampuannya juga semakin baik sifat sosial, moral, keyakinan agama dan sebagainya.
perkembangan secara khusus diartikan sebagai perubahan perubahan yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia,
seperti halnya perubahan perubahan yang berkaitan dengan aspek pengatahuan,
kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan sebagainya, sehingga
dangan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah banyak pengatahuan dan
kemampuannya juga semakin baik sifat sosialnya, moral, keyakinan agama dan
sebagainya.

3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi


faktor internal adalah :
1. Kecakapan dan keterampilan seorang anak.
Seorang anak yang cakap dan terampil akan lebih mudah dalam mengembangkan
potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya: seorang anak yang pandai
bergaul, akan lebih mudah dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.
2. Harga diri.
Seorang anak yang dapat menghargai dirinya sendiri dengan baik tidak akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi
berbagai hal yang dihadapinya.
3. Persepsi seseorang anak mengenai diri sendiri.
Pandangan seorang anak terhadap dirinya dapat mempengaruhi dalam perkembangan
konatifnya. Seorang anak yang memandang dirinya buruk akan lebih sulit dalam
mengembangkan potensi dalam dirinya.
Contoh: seorang anak yang kurang percaya diri akan merasa malu untuk menunjukkan
kemampuannya.
4. Keinginan.
Anak yang memiliki keinginan dipastikan memiliki motivasi yang tinggi untuk meraih
keinginannya.

faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :


1. Adanya orang terdekat yang dapat dipercaya.
Dengan adanya orang-orang yang mempunyai hubungan erat/dekat dan orang
tersebut dapat memberikan kepercayaan
sehingga melalui orang-orang terdekatnya itu perkembangan konatif anak dapat
meningkat karena adanya dorongan
dari orang-orang yang tersayang. Contohnya: sahabat, orang tua, kakak, dan adik.
2. Cara orang tua mendidik dan membina anak.
Orang tua yang mendidik anak dengan cara bertahap dalam menjelaskan sesuatu
hal, dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, biasanya anak-anak mereka

memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan mudah dalam
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Contohnya: orang tua
mengajarkan tentang kepercayaan diri kepada seorang anak disertai dengan
memberikan dorongan kepada anak.
3. Jenis dan sifat pergaulan.
Pergaulan seorang anak dalam lingkungannya akan berpengaruh terhadap motivasi
yang dimunculkan dalam dirinya.
4. Kelompok bermain dimana seseorang anak bergabung.
Kelompok bermain yang diikuti oleh seorang anak berpengaruh dalam
pengembangan potensi seorang anak.
4. Tahap- Tahap Perkembangan Balita Sampai Lansia
1) Tahap Bayi (Infancy): Sejak lahir hingga usia 18 bulan.
Periode ini disebut juga dengan tahapan sensorik oral, karena orang biasa melihat
bayi memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya., dengan penekanan pada kontak
visual dan sentuhan. Jika periode ini dilalui dengan baik, bayi akan menumbuhkan
perasaan perasaan mistrust (tidak percaya) dan akan melihat bahwa dunia ini adalah
tempat yang mengecewakan dan penuh frustrasi. Di awal kehidupan ini begitu
penting meletakkan dasar trust (percaya) pada lingkungan dan melihat bahwa
kehidupan ini pada dasarnya baik. Sebaliknya, bila gagal di periode ini, individu
memiliki perasaan percaya dan keyakinan bahwa tiap manusia memiliki hak untuk
hidup di muka bumi, dan hal itu hanya bisa dilakukan oleh sosok Ibu, atau siapapun
yang dianggap signifikan dalam memberikan kasih sayang secara tetap.
2) Tahap Kanak-Kanak Awal (Early Childhood): 18 Bulan hingga 3 tahun
Selama tahapan ini individu mempelajari ketrampilan untuk diri sendiri. Bukan
sekedar belajar berjalan, bicara, dan makan sendiri, melainkan juga mempelajari
perkembangan motorik yang lebih halus, termasuk latihan yang sangat dihargai: toilet
training. Di masa ini, individu berkesempatan untuk belajar tentang harga diri dan
otonomi, seiring dengan berkembangnya kemampuan mengendalikan bagian tubuh
dan tumbuhnya pemahaman tentang benar dan salah.
Di sisi lain, ada kerentanan yang bisa terjadi dalam periode ini, khususnya berkenaan
dengan kegagalan dalam proses toilet training atau mempelajari skill lainnya, yang

mengakibatkan munculnya rasa malu dan ragu-ragu. Lebih jauh, individu akan
kehilangan rasa percaya dirinya.
3) Tahap Usia Bermain (Play Age): 3 hingga 5 tahun
Pada periode ini, individu biasanya memasukkan gambaran tentang orang dewasa di
sekitarnya dan secara inisiatif dibawa dalam situasi bermain. Di masa ini, muncul
sebuah kata yang sering diucapkan seorang anak KENAPA?.
4) Tahap Usia Sekolah (School Age): Usia 6 12 tahun
Periode ini sering disebut juga dengan periode laten, karena individu sepintas hanya
menunjukkan pertumbuhan fisik tanpa perkembangan aspek mental yang berarti,
berbeda dengan fase-fase sebelumnya. Kita bisa simak, dalam periode sebelumnya
pertumbuhan dan perkembangan berbilang bulan saja untuk manusia agar bisa
tumbuh dan berkembang.
Ketrampilan baru yang dikembangkan selama periode ini mengarah pada sikap
industri (ketekunan belajar, aktivitas, produktivitas, semangat, kerajinan, dsb), serta
berada di dalam konteks sosial. Bila individu gagal menempatkan diri secara normal
dalam konteks sosial, ia akan merasakan ketidak mampuan dan rendah diri.
5) Tahap Remaja (Adolescence): Usia 12 hingga 18 tahun
Bila sebelumnya perkembangan lebih berkisar pada apa yang dilakukan untuk saya,
sejak stage perkembangan ini perkembangan tergantung pada apa yang saya kerjakan.
Karena di periode ini individu bukan lagi anak tetapi belum menjadi dewasa, hidup
berubah sangat kompleks karena individu berusaha mencari identitasnya, berjuang
dalam interaksi sosial, dan bergulat dengan persoalan-persoalan moral.
Tugas perkembangan di fase ini adalah menemukan jati diri sebagai individu yang
terpisah dari keluarga asal dan menjadi bagian dari lingkup sosial yang lebih luas.
Hal utama yang perlu dikembangkan di sini adalah filosofi kehidupan. Di masa ini,
seseorang bersifat idealis dan mengharapkan bebas konflik, yang pada kenyataannya
tidak demikian. Wajar bila di periode ada kesetiaan dan ketergantungan pada teman.
6) Tahap Dewasa Awal (Young Adulthood): Usia 18 hingga 35 Tahun

Langkah awal menjadi dewasa adalah mencari teman dan cinta. Hubungan yang
saling memberikan rasa senang dan puas, utamanya melalui perkawinan dan
persahabatan. Keberhasilan di stage ini memberikan keintiman di level yang dalam.
Kegagalan di level ini menjadikan orang mengisolasi diri, menjauh dari orang lain,
dunia terasa sempit, bahkan hingga bersikap superior kepada orang lain sebagai
bentuk pertahanan ego. Hubungan yang signifikan adalah melalui perkawinan dan
persahabatan.
7) Tahap Dewasa (Middle Adulthood): Usia 35 hingga 55 atau 65 tahun
Masa ini dianggap penting karena dalam periode inilah individu cenderung penuh
dengan pekerjaan yang kreatif dan bermakna, serta berbagai permasalahan di seputar
keluarga. Selain itu adalah masa berwenang yang diidamkan sejak lama.
Tugas yang penting di sini adalah mengejawantahkan budaya dan meneruskan nilai
budaya pada keluarga (membentuk karakter anak) serta memantapkan lingkungan
yang stabil. Kekuatan timbul melalui perhatian orang lain, dan karya yang
memberikan sumbangan pada kebaikan masyarakat, yang disebut dengan
generativitas.
Ada kehidupan yang berubah drastic, individu harus menetapkan makna dan tujuan
hidup yang baru. Bila tidak berhasil di stage ini, timbullah self-absorpsi atau stagnasi.
Yang memainkan peranan di sini adalh komunitas dan keluarga.
8) Tahap Dewasa Akhir (Late Adulthood): Usia 55 atau 65 tahun hingga mati
Orang berusia lanjut yang bisa melihat kembali masa-masa yang telah dilaluinya
dengan bahagia, merasa tercukupi, dan merasa telah memberikan kontribusi pada
kehidupan, ia akan merasakan integritas. Kebijaksanaannya yang tumbuh menerima
keluasan dunia dan menjelang kematian sebagai kelengkapan kehidupan.
Sebaliknya, orang yang menganggap masa lalu adalah kegagalan merasakan keputus
asaan, belum bisa menerima kematian karena belum menemukan makna kehidupan.
Atau bisa jadi, ia merasa telah menemukan jati diri dan meyakini sekali bahwa dogma
yang dianutnyalah yang paling benar.
5. Usaha- Usaha Mencapai Perkembangan Biopsikologi Normal
Usaha Sekolah Untuk Membantu Pencapaian Tugas Perkembangan

Cara yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk membantu tugas-tugas perkembangan
siswa yang remaja adalah:
1. Usaha membantu pencapaian tugas perkembangan 1
Untuk membantu pencapaian tugas perkembangan ini sekolah perlu melakukan
berbagai usaha:
a.Membahas dalam diskusi kelompok tentang berfikir positif,empati,kontrol
emosi,perasaan altruistik dan berpenampilan yang menarikperlu bagi remaja untuk
membina keakraban dengan lawan jenis.
b. melatih siswa untuk selalu bersikap positif,altruistik,empati,kontrol emosi, dan
berpenampilan menarik.
2. Usaha membantu tugas perkembangan 2
a. melakukan bimbingan kelompok yang terjadwal
b. melatih mereka untuk melaksanakan peranan-peranan itu dengan latihan-latihan
yang terprogram.
c.menciptakan kondisi belajar yang memupuk kerjasama agar masing-masing
remaja dapt melaksanakan peranannya sesuai dengan jeniskelamin.
d. memberi model teman sebaya,guru dan orang yang dikagumi remaja tentang
peran-peran yang disesuaikan dengan jenis kelamin.
3. Usaha membantu tugas perkembangan 3
a.pemberian informasi tentang bagaimana merawat fisik sesuai dengan jenis
kelamin.
b.melakukan diskusi atau bimbingan kelompok untuk membahas permasalahan yang
menyangkut perwatan dan mempergunakan fisik merka dengan sebaik-baiknya.
4. Usaha untuk membantu pencapaian tugas perkembangan 4
a.Melalui diskusi atau bimbingan kelompok dibahas mengapa dan bagaimana emosi
remaja yang mandiri dan mengatasi emosi yang di alami remaja.
b.Personil sekolah harus menampilkan emosi yang sabar,penuh kasih sayang.
c.Guru menghargai denagn sikap yang menyokong,remaja-remaja yang menampak
emosi positif dalam menghadapi permasalahan yang menyakitkan dan
memberitahu bagaimana seharusnya beremosi jika emosi tidak terkontrol.

d.Membicarakan dengan orang tua,tentang bagaimana bertingkah laku emosional


positif terhadap remaja,agar remaja berkembang emosinya positif
5. Usaha membantu tugas perkembangan 5
a.Memberi kesempatan pada siswa untuk mengelola sekolah dan koperasi sekolah.
b.Melakukan pengembangan bakat-bakat khusus yang benar-benar dapat
dipergunakan untuk mencari penghasilan pada masa sekarang atau masa yang
akan datang.
6. Usaha membantu tugas perkembangan 6
a.Memperkenalkan potensi-potensi alam yang di olah.
b.Memperkenalkan berbagai pekerjaan yang dibutuhkan dalam kehidupan
masyarakat, dalam rangka memelihara dan memanfaatkan potensi.
c.Membentuk keyakinandalam arti remaja tentang kerja keras, dengan memelihara
contoh orang-orang dan negara yang maju yang memeiliki filsafat atau keyakinan
kerja keras dalam berkarir.
d.Memberikan penilaian yang tinggi kepada remaja yang kreatif dalam melakukan
hal yang positif, baik dalam bidang akademis, sosial, maupun bakat-bakat khusus.
7. Membantu remaja mengembangkan keterampilan intelektual
a.Berbagai usaha yang dapat di lakukan adalah memberikan pengalaman.
b.Melakukan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa memecahkan masalahmasalah, dengan mempergunakan informasi yang diperoleh melalui berbagai jenis
sumber informasi.
c.Metode pembelajaran bekerja sama, terutama dalam menpelajari kehidupan
beragama, hukum-hukum bewarga negara.
8. Usaha sekolah untuk mencapai tugas perkembangan ini adalah:
a.Memperkaya informasi siswa tentang kehuidupan sosial yang diharapkan dan
kehidupan sosial untuk menjadi kenyataan megikut sertakan mereka untuk aktif
mencari pemecahan masalah kehidupan sosial.
b.Memperkenalkan siswa remaja langsung kepada kehidupan lembaga sosial yang
nyata.

9. Tugas lainya adalah:


a.Memperkenalkan filsafat hidup sesuai dengan nilai-nilai agama,ilmu pengetahuan
dan budaya yang di junjung tinggi melalui sumber seperti nara sumber dan media
cetak.
b.Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati sampai berapa jauh filsafat
hidup itu berperan dalam kehidupan keluarga siswa.

B. KREATIVITAS
2. Proses Terjadinya Kreativitas
Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu:
1. Aspek Pribadi
Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik
dengan lingkungannya.
2. Aspek Pendorong
Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya
memerlukandorongan internal maupun eksternal dari lingkungan.
3. Aspek Proses
Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah prosesmerasakan
dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentangkekurangan (masalah) ini,
menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis,kemudian mengubah dan mengujinya
lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya.
4. Aspek Produk
Definisi produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses
kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.Kreativitas tidak timbul
serta-merta, tetapi melalui proses. Banyak proseskreatif diantaranya sebagai
berikut:Proses kreatif menurut Bobbi De Porter & Mike Hernacki (2001:301)
dalam bukunya Quantum Learning mengalir melalui lima tahap, hatap-tahap
tersebutsebagai berikut :
a. Persiapan: Mendifinisikan masalah, tujuan, atau tantangan.
b. Inkubasi: Mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran.
c. Iluminasi: Mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan.
d. Verifikasi:Memastikam apakah solusi benar-benar memecahkanmasalah.
e. Aplikasi :Mengambil langkah untuk menindaklanjuti solusi tersebutProses
Kreatif

menurut David Cambell urutannya sebagai berikut :

a. Persiapan (p r e p a r a t i o n )
meletakan dasar, mempelajari latar belakangmasalah, seluk beluk dan
problematikanya. Persiapan untuk kreativitas itu kebanyakan dilakukan atas dasar
minat. Kesuksesan orang-orang besar tercapai dan bertahan, bukan oleh loncatan
yang tiba-tiba, tetapi denganusaha keras.
b. Konsentrasi (c o n c e n t r a t i o n )
sepenuhnya memikirkan, masuk luluh,terserap dalam perkara yang dihadapi. Orangorang kreatif biasanya serius, perhatiannya tercurah dan pikirannya terpusat pada
yang mereka kerjakan.Tahap konsentrasi merupakan waktu pemusatan, waktu
menimbang-nimbang, waktu menguji, waktu awal untuk mencoba dan
mengalamigagal,trial dan error.
c. Inkubasi (i n c u b a t i o n )
mengambil waktu untuk meninggalkan perkara,istirahat, waktu santai. Inkubasi
merupakan saat di mana sedikit demisedikit kita bebaskan dari kerutinan berpikir,
kebiasaan bekerja, kelaziman pemakai cara.
d. Iluminasi
mendapatkan ide gagasan, pemecahan, penyelesaian, carakerja, jawaban baru. Reaksi
keberhasilan itu biasanya tidak hanya teras di batin, tetapi juga diungkapkan keluar
secara fisik.
e. Verifikasi/ Produksi
memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah.Kalau sudah
menemukan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, kita harus turun
tangan mewujudkannya.Kecakapan kerja merupakan bagian penting dalam karya
kreatif.Betapapun banyak ide, gagasan, ilham, impian bagus-bagus yangditemukan,
jika tidak dapat diwujudkan, semuanya akan lenyap. Makaorang kreatif harus
memiliki kecakapan kerja baik secara pribadi maupunkelompok.

Proses kreatif tradisional menurut Wallas (tahun 1926) dalam buku The Artof Thought
yang mengatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu :
1. Persiapan
Tahap mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir,
mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya.
2. Inkubasi
Tahap inkubasi ialah tahap di mana individu melepaskan diri sementaradari masalah
tersebut, mencari dan menghimpun data/ informasi tidak dilanjutkan

3. Iluminasi
Tahap timbulnya insght atau aha Erlebnis, saat timbulnya inspirasi atau gagasan
baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali danmengikuti munculnya
inspirasi atau gagasan baru.
4. Verifikasi / Evaluasi
Tahap dimana ide atau kreasi baru harus diuji terhadap realitas. Diperlukan pemikiran
kritis dan konvergen. Dengan perkataan lain, proses divergen(pemikiran kreatif) harus
diikuti oleh proses konvergensi (pemikirankritis).

Anda mungkin juga menyukai