PENDAHULUAN
4
5
Pembentukan konsep diri ini tidak terlepas dari peran keluarga, dimana
keluarga merupakan sistem social kecil yang terbuka dari sebuah komunitas
terdiri atas suatu rangkaian bagian yang sangat saling bergantung dan
dipengaruhi baik oleh struktur internal maupun lingkungan eksternal.
(Friedman, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa keluarga merupakan sistem
kesatuan yang tidak dapat terpisahkan antara satu anggota dengan
lainya.Diantara anggota keluarga memiliki keterikatan yang kuat dan saling
mempengaruhi satu sama lainya.
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
c) Ideal diri
11
b. TeoriIlmuSosialKeluarga
BerdasarkanKaakinen, et all (2010) teoriilmusosial yang
berperandalamasuhankeperawatankeluargadenganremajayaitu:
1) Teoristruktural-fungsional
Teoriinimengacupadakeluargasebagailembagadanbagaimanakeluarg
aberfungsiuntukmenjagakeutuhankeluargadankebutuhansosial di
dalamkeluarga. Pada teori ini memiliki beberapa asumsi perspektif
12
1) Teoriterapiinteraksi/komunikasikeluarga
Pendekatanteoriiniberfokusterhadapkomunikasi yang terjadi di
dalamkeluargadaninteraksi di dalamkeluarga.
2) Teoriterapikeluargastruktural
Pendekatanpadateorimenggunakanmetaforaruangdanorganisasionald
alammengindentifikasimasalahstructuralkeluargadansolusiterhadapp
erubahanstrukturkeluarga. Empatkonsep yang
digunakandalamterapistructuralkeluargayaitupolatransaksi, adaptasi,
subsistem, danbatasan.
3) Teori terapisystemkeluarga
Konseputamadalamteoriiniadalahdiferensiasidiri.
Padateoriiniterdapat 7 konsep yang terkaityaitudiferensiasidiri,
systememosionalkeluarga inti, proses transmisimultigenerasi, proses
proyeksikeluarga, triangulasi, posisisaudarakandung,
pemutusanemosionaldanregresisosial.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
15
2.5.2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul dalam keluarga dengan remaja
berdasarkan NANDA (2014) yaitu
a. Risk for ineffective relationship
1) Domain 7 Role Relationship
Class 3 Role performance
Code 00229: Risk for ineffective relationship
2) Definisi: Beresiko tidak mampu dalam mengembangkan
hubungan yang baik dan saling menguntungkan kedua belah
pihak.
3) Faktor risiko:
a) Perubahan kognitif pada salah satu partner dalam
hubungan
b) Riwayat masa lalu adanya kekerasan
c) Pembatasan hubungan
d) Penggunaan zat terlarang
e) Ketidakmampuan dalam berkomunikasi
f) Ketidaksesuaian harapan
g) Stresor
h) Riwayat adanya kekerasan dalam rumah tangga
i) Krisis perkembangan
j) Trauma
k) Cedera
l) Perubahan fungsi kognitif
3. Genogram
1
22
Tn.F percaya jika rajin melakukan refleksi atau urut peredaran darah
akan lancar, hal ini sering dilakukan oleh Ny.A istri Tn.F jika merasa
badannya tidak enak seperti kepala pusing, dan badan terasa pegal-
pegal.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a. Status kelas Sosial: tingkat pendapatan keluarga dan sumber
pendapatan keluarga, pekerjaan dan pendidikan keluarga. Friedman
membagi kelas sosial menjadi enam bagian yaitu kelas atas-atas,
kelas atas bawah, kelas menegah atas, kelas menengah bawah, kelas
pekerja dan kelas bawah. : Keluarga Tn.Y termasuk keluarga dalam
kelas ekonomi menengah keatas. Tn.F bekerja sebagai supir pribadi
di tempat kakak sepupunya dibidang advertising. Tn.F dan istri
berpendidikan hanya SMA, anak pertamanya An.Br SMP kelas 2
yang bersekolah tidak jauh dari tempat tinggalnya dan bersekolah
mengendarai sepeda, dan An.BS yang baru TK B juga dekat rumah
yang hanya berjalan kaki untuk mengantarkan sekolah.
b. Status Ekonomi: jumlah penghasilan yang diperoleh keluarga,
pencari nafkah dalam keluarga, dana tambahan ataupun bantuan
yang diterima oleh keluarga, bagaimana keluaraga mengaturnya
secara financial dan sumber-sumber apa yang dimiliki oleh keluarga
terutama yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan seperti
asuransi kesehatan dan lain-lain. : Aktifitas rekreasi keluarga:
Keluarga Tn.Y memiliki pendapatan bulanan yang berkisar antara
Rp..2.500.000-3.500.000. penghasilan yang terbesar didapatkan dari
hasil Tn.F bekerja sebagai supir pribadi di tempat kakak sepupunya
dibidang advertising, Pendapatan itu dapat menghasilkan nilai lebih
jika ada kegiatan di luar tempat kerjanya bisa mendapatkan bonus
lumayan, dan juga Ny.A istri Tn.F memiliki usaha kecil-kecilan
berjualan baju dan tas dewasa yang ditawarkan kepada sekitar
wilayah tempat tinggal atau online dan sanak saudara, terkadang
juga menerima pesanan makanan baik masakan maupun kue-kue.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah keluarga Tn.F adalah permanan, dengan lantai keramik,
memiliki 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, dan 3 kamar tidur, 1 ruang
makan walau tidak terlalu besar lengkap dengan meja makan, dapur
menyambung dengan kamar mandi. Ada sisa tanah yang juga sudah
dibangun untuk tambahan kamar yang cukup luas. Masing-masing
kamar tampak memiliki ventilasi jendela yang baik terbuka dengan
mudah dan dijelaskan selalu dibuka di pagi hari, kamar mandi cukup
bersih walau tidak terlalu besar dengan closet duduk dan bak mandi
yang memanjang, kondisi bersih dan lantai tidak licin.
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas
26
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi
Tn.F terlihat semangat saat mengatakan bahwa komunikasi yang
selama ini terbangun cukup terbuka, keluarga selalu mendiskusikan
hal-hal penting atau masalah bersama istri. Namun Ny.A
menambahkan suaminya adalah orang yg memiliki sifat tidak sabaran,
terutama kalau menegur kesalahan anak-anak, terutama kepada An.Br
yang sering marah-marah dan juga memukul dengan sapu, sandal
bahkan sampai ikat pinggang. Kalau sudah melihat seperti itu Ny.A
menjelaskan bahwa dirinya jadi kesal dan bisa marah dengan suaminya
hingga tidak saling tegur 2 hari. Namun Tn F juga tidak terima dengan
pernyataan istrinya menambahkan juga, bahwa Ny A sering juga kalau
lagi kesal dengan masalah lain, anak-anak jadi sasaran kemarahan, dan
mereka akhirnya jadi bertengkar karena Tn F tidak suka jika Ny.A
kasar dengan anak-anak. An.Br membenarkan saat diklarifikasi
pernyataan orangtuanya, An.Br mengatakan “bapak kerjanya marah-
marah terus, dikit-dikit bentak dan dipukul pakai gesper kalau sedikit
aja nolak apa maunya, ibu juga sama aja, jadi males sm bapak ibu”.
2. Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan dalam keluarga Tn.F dikatakan
keputusan berdasarkan hasil berdiskusi dengan istri, walaupun tetap
dalam keputusan akhirnya Tn.F lah yang memegang peranan lebih
banyak.
3. Struktur peran
Struktur peran yang dijalankan di keluarga Tn.F dikatakan cukup
efektif dimana Tn.F sebagai kepala keluarga, Ny.A sebagai istri
27
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif:
Tn.Y mengatakan selama ini memberikan kasih sayang yang cukup
kepada keluarganya. Namun Ny.A menambahkan bahwa Ny.A tidak
setuju dengan cara Tn.F memberikan kasih sayang terutama kepada
anak-anaknya, karena selama ini anak-anak selalu diikuti kemauannya,
seperti main PS diluar, dan main dengan teman-temannya yang tidak
jelas kemana, tapi jika An.Br sudah kelewatan, Tn. F sangat marah,
bahkan suka ga bisa kontrol emosi dalam menanganinya, banyak main
tangan dengan cara memukul atau menggunakan alat untuk
melampiskan kemarahannya.
2. Fungsi Sosialisasi:
Tn.F menjelaskan interaksi dengan anggota keluarga biasa saja saling
menegur, bercerita. Namun dijelaskan lebih lanjut interaksi dengan
anggota keluarga terutama dengan An.Br memang kurang intens,
menegur sekedarnya, karena An.Br lebih sering berinteraksi dengan
kawan-kawannya. Ny. A menambahkan bahwa An.Br susah sekali jika
di ajak bersilaturahmi/bersosialisasi dengan sanak saudara jika ada
pertemuan keluarga besar, An.Br lebih senang tinggal dirumah dan
hanya bermain dengan teman-temannya dirumah saja. Saat
diklarifikasi pernyataan orangtua tersebut kepada An.Br, An.Br
28
F. Konsep Diri
1. Penampilan/Citra Tubuh
Secara umum keluarga Tn.F mengatakan penilaian citra tubuh ini
dengan baik, hanya An.Br saja yang mengatakan penilaian citra
tubuhnya negative bahwa dia “jelek dan hitam paling ga ada yang
mau”. An.Br mengatakan dengan menunduk dan ekspresi malu-malu.
2. Identitas Diri
Identitas diri tergali dengan baik dimana dikatakan oleh seluruh
anggota keluarga yang mengatakan kebenaran akan identitas diri
seperti jenis kelamin, umur, ciri-ciri diri dengan baik, Hanya saat
dikaji mengenai kepuasan terhadap keberadaan dirinya saat ini, An.Br
mengatakan “ga puas karena saya hitam, jadi malu”.
3. Peran
Sebagain anggota menyadari perannya saat ini, hanya anak Br yang
terlihat mengalihkan pandangannya saat dikaji oleh perawat sambil
mengatakan “ ga tau sekarang harus bagaimana, bodo ah”.
4. Ideal Diri
Tn.F menjelaskan cita-citanya saat ini ingin membuat keluarga
kecilnya ini bahagia, dan sejahtera, saat An.Br ditanya mengenai
harapan dan keingiannya dimasa mendatang, jawabannya hanya “Ga
tau”.
5. Harga Diri :
29
Pernyataan harga diri ini semua anggota keluarga positif, hanya An.Br
yang mengatakan ungkapan dengan negative seperti “ga bisa apa-apa,
malu, ga usah ditanya-tanya lagi”.An.Br beranjak dari duduknya dan
segera meninggalkan perawat.
H. Pemeriksaan Fisik
30
Analisa Data
31
DO : Klien tampak
menunduk dan ekspresi
malu-malu.
mengalihkan
pandangannya saat dikaji
oleh perawat.
An.Br beranjak dari
duduknya dan segera
meninggalkan perawat.
3.3. Intervensi
N Diagnos Kode NOC Kod NIC
o a e
1 Risk For Keluarga mampu mengenal Keluarga
Trauma masalah: Leve mampu
Level Domain IV (Health knowledge & l1 mengenal
1 Behavior) Leve masalah
Level Kelas S (Health Knowledge) l2 Domain III
2 Outcomes Leve (Behavioral)
Level Knowledge: Parenting l3 Class S
3 a. Kebutuhan keamanan 5562 (Patient
1826 b. Pencegahan cedera Education)
c. Kebutuhan perawatan fisik Intervention
d. Kebutuhan emosi Parent
e. Panduan moral Education:
f. Keamanan berkendaran Adolescent
18260 a. Tanyakan
3 kepada
keluarga
18260 tentang
4 gambaran
remajanya
18260 b. Diskusi
6 dengan
orang tua
18260 tentang
8 hubungan
setelah
18261 remaja
2 c. Identifikasi
18262 stimulus
2 yang
mempenga
ruhi
remaja
33
(narkoba,
alkohol,ro
kok dan
lain-lain)
d. Jelaskan
tentang
psikologi,
emosional,
kognitif
remaja
e. Jelaskan
tentang
teknik
komunikas
i pada anak
remaja
Keluarga mampu mengambil Keluarga
keputusan Leve mampu
Level Domain II (Physiologic health) l1 mengambil
1 Kelas J (Neurocognitive) Leve keputusan
Level Outcomes l2 Domain III
2 Decision Making : Leve (Behavior).
level 3 a. Identifikasi alternatif l3 Kelas R
0906 b. Identifikasi potensial 5250 (Coping
konsekuensi dari alternatif Assistance).
Interventions:
Decision
09060 making
2 support :
a. Bantu
0906
keluarga
03
dalam
pengambil
an
keputusan
b. Informasi
pasien
tentang
solusi
alternatif
c. Bantu
pasien
identifikasi
keuntunga
n dan
kekuranga
n dari
solusi yang
34
diambil
d. Fasilitas
keluarga
dalam
pengambil
an
keputusan
secara
kolaborasi
Keluarga mampu merawat : Keluarga
Level Domain IV (Health Knowledge & Leve mampu
1 Behavior) l1 merawat
Kelas DD Parenting Leve Domain 5
Level Outcomes l2 (Family).
2 Parenting Performance: physical Leve Kelas Z
Level safety l3 Childrearing
3 a. Monitormenggunakanolahraga 8272 Care
2902 dan peralatanrekreasi Outcomes
b. Menggunakanstrategiuntuk Developmenta
mendorongpenggunaanalat l
pelindungselama Enhancement:
kegiatanberisiko tinggi Adolescent
29020
c. Menggunakanstrategiuntuk a. Bangun
6
mendorong penggunaansabuk hubungan
pengaman saling
d. Menggunakan strategi untuk percaya
mendorong cara berkendaraan antara
yang aman remaja dan
29020
e. Memonitortanda-tanda keluarga
7
peringatanbahayadiri b. Identifikasi
masalah
kesehatan
yang
berhubung
an dengan
remaja
29020
c. Promosi
8
kesehatan
untuk
menghinda
ri alkohol,
rokok dan
29020
narkoba.
9
d. Promosi
tentang
keselamata
n
berkendara
29022
35
4 e. Ajarkan
kemampua
n asertive
Keluarga mampu memodifikasi Keluarga
lingkungan: Leve mampu
Level Domain III (Psychososial Health) l1 memodifikasi
1 Class P : Social Interaction Leve lingkungan
Level Outcomes l2 Domain V
2 Role Perfomance : Leve (Family).
Level a. Peran keluarga dalam perilaku l3 Kelas X :
3 b. Peran orang tua dalam 5370 Lifespan Care
1501 perilaku Outcomes
Role
Enhancement
:
a. Identifikasi
15010
keluarga
3
tentang
15011 peran
5 dalam
kehidupan
b. Dampingi
keluarga
dalam
mengatasi
perubahan
peran
Keluarga mampu menggunakan Keluarga
fasilitas pelayanan kesehatan : mampu
Level Domain VI (Family Health) Leve menggunaka
1 Kelas X (Family well being) l1 n fasilitas
Level Outcomes Leve pelayanan
2 Family participation in l2 kesehatan
Level Profesional care Leve Domain VI
3 a. Partisipasi keluarga dalam l3 (Health
2605 perawatan 7910 system).
Kelas B
7960 (Information
management).
Interventions:
Konsultasi
26050 - Identifikasi
1 tujuan untuk
konsultasi
Health care
information
exchange
- Identifikasi
36
tempat
pelayanan
kesehatan.
2 Distrube Level Keluarga mampu mengenal Keluarga
d body 1 masalah : Leve mampu
image Level Domain III l 1 mengenal
2 Kelas M Psychological Well Leve masalah :
Level being l 2 Domain III
3 Outcomes Leve Kelas S,
1200 Body image Citra Tubuh : l 3 Patient
a. Persepsi yang sesuai 5220 Education
mengenai keberadaan tubuh, Outcomes :
ideal tubuh Peningkatan
b. Sikap dalam meningkatkan Citra Tubuh:
penampilan a. Identifikasi
c. Kepuasan dengan tubuh saat dan
12000
ini diskusikan
2
d. Penyesuaian terhadap mengenai
perubahan fisik perubahan
e. Penyesuaian terhadap fungsi tubuh yang
tubuh terjadi
b. Identifikasi
12001 persepsi
7 mengenai
citra tubuh,
bentuk
12001 tubuh dan
6 berat badan
c. Identifikasi
mengenai
12000 gambaran
7 diri dan
tanyakan
kepuasan
12000 mengenai
8 citra tubuh
d. Membantu
menentuka
n persepsi
mengenai
alternative
citra tubuh
dengan
kenyataan
yang terjadi
e. Identifikasi
strategi
koping
37
yang
digunakan
orangtua
terhadap
perubahan
penempilan
yang terjadi
pada anak
f. Tanyakan
kepada
keluarga
tentang
gambaran
remajanya
g. Jelaskan
tentang
psikologi,
emosional,
kognitif
remaja
identifikasi
keuntungan
dan
kekurangan
dari solusi
yang
diambil
d. Fasilitas
keluarga
dalam
pengambila
n keputusan
secara
kolaborasi
Keluarga mampu merawat : Keluarga
Level Domain VI Leve mampu
1 Kelas DD Parenting l1 merawat :
Level Outcomes Leve Domain V
2 Parenting Performance yaitu : l2 Kelas Z
Level a. Prepubertas, dan perubahan Leve Childbearing
3 yang terjadi pada masa l3 Care
2903 perkembangan 8272 Outcomes
b. Hubungan yang saling Perkembanga
mencintai n remaja yaitu
29052 c. Komunikasi yang terbuka :
7 dengan remaja a. Bangun
d. Mendengarkan secara terbuka hubungan
tanpa intrupsi saling
e. Membimbing remaja untuk percaya
29030 mengeluarkan emosi antara
1 konstruktif remaja dan
f. Diskusi dengan remaja keluarga
29030 tentang perkembangan mental b. Diskusi
2 dengan
remaja
tentang
29030 tumbuh
3 kembang
c. Identifikasi
masalah
29030 kesehatan
7 yang
berhubunga
n dengan
remaja
d. Promosi
29031 kesehatan
8 tentang
39
personal
hygiene
dan
pertumbuha
n
e. Promosi
kesehatan
untuk
menghindar
i alkohol,
rokok dan
narkoba.
f. Promosi
tentang
keselamata
n
berkendara
g. Ajarkan
kemampun
asertive
h. Fasilitas
pengemban
gan
identitas
sesual.
Level Keluarga mampu memodifikasi Keluarga
1 lingkungan: mampu
Level Domain III Leve memodifikasi
2 Kelas P : Social Interaction l1 lingkungan:
Level Outcomes Leve Domain V
3 Role Perfomance yaitu : l2 Kelas X :
1501 a. Peran keluarga dalam perilaku Leve Lifespan Care
b. Peran orang tua dalam l3 Outcomes :
perilaku 5370 Role
Enhancement
yaitu
a. Identifikasi
15010 keluarg
3 tentang
peran
1501
dalam
15
kehidupan
b. Dampingi
keluarga
dalam
mengatasi
perubahan
peran
40
O : Tn F saat menjelaskan
terlihat :
Sangat antusias
dengan nada suara
kadang meninggi
Menggeleng-
gelengkan kepala saat
menjelaskan tentang
An.Br
Kontak mata baik
selalu menatap
perawat saat
berkomunikasi.
A : Keluarga belum mampu
mengenal masalah yang
terjadi pada anggota
keluarganya.
P : lanjutkan intervensi
mengenai teknik komunikasi
pada anak remaja.
keluarganya
A : Keluarga mampu
menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan
O:
Tn.F terlihat bicara tenang
dan sesekali merangkul
dan mengelus-elus pundak
45
An.Br
An.Br terlihat tersipu malu
dengan tersenyum dan
menunduk
sering pelan-pelan
saya kasih tau sebagai
orangtua untuk tidak
selalu malu sama
dirinya sendiri dan
mau bersilaturahmi ke
keluarga dan cari
teman-teman lainnya”
O:
Tn.F terlihat tenang
saat menyampaikan
pembicaraan.
Sambil sesekali
memeluk An.Br dan
menepuk-nepuk
pundak anaknya
A : Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
dengan peran yang harus
dilakukan.
O:
Tn.F terlihat antusias
saat berbicara
Tegas dalam intonasi
suara saat mengatakan
tentang anaknya
49
BAB IV
PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang kesesuaian dan kesenjangan antara hasil pengkajian pada
asuhan keperawatan keluarga dengan teori yang mendasarinya atau hasil penelitian yang
telah dilakukan. Pembahasan meliputi hasil pengkajian pada keluarga dengan anak
remaja, diagnosa keperawatan dan intervensi yang diberikan perawat sebagai care giver,
casemanager, advocate dan counselor. Bab ini juga membahas keterbatasan perawat dan
hambatan dalam menyusun asuhan keperawatan keluarga dengan anak remaja.
Remaja adalah suatu tahapan dalam kehidupan di mana peralihan fase dari fase
anak-anak ke fase dewasa dengan adanya perubahan pada fisik, perilaku, kognitif,
biologis, dan emosi yang dimulai dari usia 10-19 tahun dan belum menikah. Pada
perkembangan kognitif dalam fase tumbuh kembang remaja, remaja mampu
berpikir tentang cara mengubah masa depan dan melihat hubungan abstrak dirinya
dengan lingkungan, segi moral remaja mulai menentang nilai-nilai tradisional.
Pada kondisi ini orang tua memiliki peranan penting dalam hal menjaga
komunikasi dengan remaja, sebagai upaya pengembangan identitas diri remaja.
bermotor merupakan bahaya yang besar seperti patah tulang dan cidera akibat
atletik (karena faktor olahraga), resiko penyalahgunaan narkotik dan alcohol,
resiko ketergantungan rokok (nikotin), resiko kehamilan yang tidak diinginkan
(terpapar sex bebas) dan penggunaan alat kontrasepsi, dan masalah hubungan
orang tua dengan anak yaitu terdapat perbedaan persepsi antara ortu dengan anak
remaja serta praktik kesehatan yang baik ( missal: istirahat - tidur, nutrisi, dan
olah raga). Masalah – masalah tersebut sudah semestinya menjadi focus perhatian
perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Pada kasus keluarga Anak B, yang terjadi adalah ketidakmampuan keluarga dalam
memelihara hubungan komunikasi dengan anak remaja. Masalah ini terlihat dari
perilaku orang tua yang menegur anak dengan cara memukul menggunakan
sapu,sandal dan juga ikat pinggang. Selain itu, orang tua masih menjadikan anak
sebagai pelampiasan emosi ketika orang tua sedang kesal menghadapi masalah
internal diantara kedua orang tua. Masalah ini diperparah dengan perilaku kedua
orang tua yang tidak cepat mengatasi masalah internal dalam konteks hubungan
horizontal antara kedua orang tua ditandai dengan tidak saling tegur sapanya
antara orang tua disaat sedang ada masalah sampai lebih dari 24 jam.
Hasil pengkajian yang diperoleh oleh kelompok, Anak B merasa orang tua hanya
bisa marah – marah, membentak, dan memukul anak jika ada keinginan orang tua
51
yang tidak terpenuhi. Hal ini membuat anak B merasa jemu kepada orang tuanya.
Berdasarkan fenomena masalah yang terjadi pada keluarga bapak F, setidaknya
ada dua tugas perkembangan keluarga yang belum terlaksana, yaitu orang tua
tidak memfokuskan kembali hubungan pernikahannya, komunikasi antara bapak F
dan Ibu A memburuk bahkan sampai putus komunikasi dan tidak bertegur sapa
sampai dengan dua hari. Masalah kedua tumbuh kembang keluarga yang tidak
terlewati adalah tidak terjadinya komunikasi yang terbuka antara anak dan orang
tua sehingga terjadi hambatan komunikasi akibat adanya perbedaan persepsi dan
kurang terpeliharanya standar etika dan moral dalam keluarga.
Imogene King memandang keluarga baik sebagai sistem interpersonal dan sistem
sosial. King fokus pada integrasi sistem personal, interpersonal (Friedman,
Bowden, & Jones, 2003), dalam persfektif ini, king memberikan gambaran yang
tidak jauh berbeda dengan Roger bahwa model transaksi pada system bersifat
saling mempengaruhi, apa yang terjadi pada keluarga secara umum akan
berpengaruh pada setiap individu yang menjadi anggota keluarga tersebut. Hal ini
dapat terlihat dari hubungan komunikasi antara kedua orang tua yaitu Bapak F dan
Ibu A yang tidak terjalin dengan baik berdampak pula pada hubungan antara anak
dengan orang tua, dalam kasus ini adalah buruknya komunikasi antara anak B
dengan Bapak F dan Ibu A yang menimbulkan resiko trauma fisik dan psikologis
pada anak akibat adanya kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan oleh kedua
orang tuanya.
52
Kasus yang terjadi keluarga Bapak F dapat dipandang sebagai klien menjadi focus
utama dari pengkajian dan perawatan, kemudian keluarga juga dipandang sebagai
interactional system, sehingga dalam rencana tindakan keperawatan muncul
intervensi perawat berupa kegiatan dinamika internal keluarga, intervensi yang
terkait dengan hubungan dalam keluarga dan intervensi yang terkait dengan
hubungan sub system keluarga dan lingkungan luar, seperti upaya perawat untuk
memfasilitasi keluarga agar dapat membangun kembali hubungan saling percaya
antara keluarga dengan remaja dan mendampingi keluarga dalam mengatasi
perubahan peran mendidik anak remaja.
Hasil analisa kasus ini menyatakan bahwa keluarga ini termasuk dalam keluarga
rentan. Pada keluarga sudah terjadi masalah yaitu adanya gangguan body image
pada anak B, selain itu adanya kekerasan pada anak B berupa kekerasan secara
psikologis dan fisik. Kekerasan pada anak termasuk dalam golongan kelompok
keluarga rentan, sehingga pada askep ini dimasukkan dalam keluarga rentan.
53
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Remaja dapat disimpulkan remaja adalah suatu tahapan dalam kehidupan di
mana peralihan fase dari fase anak-anak ke fase dewasa dengan adanya
perubahan pada fisik, perilaku, kognitif, biologis, dan emosi yang dimulai
dari usia 10-19 tahun dan belum menikah. Pada remaja akan terjadi
perubahan baik dari segi fisik maupun psikologis dari remaja tersebut. Tugas
perkembangan keluarga dengan remaja yaitu menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab pada saat anak remaja telah dewasa dan semakin
otonomi, orang tua memfokuskan kembali hubungan pernikahannya, dan
berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak.
Keluarga dengan anak remaja pada saat dilakukan asuhan keperawatan dapat
menggunakan beberapa teori yaitu teori Martha Roger, Teori Calista Roy,
Teori Imogene King, Teori Konsep Diri, Teori struktural-fungsional, Teori
Intersaksional keluarga, Teori Perkembangan, Teori Berubah, Teori terapi
interaksi/komunikasi keluarga, Teori terapi keluarga structural, Teori terapi
system keluarga. Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada kasus ini
adalah Risk for ineffective relationship, Risk For Traum, danDistrubed body
image. Intervensi keperawatan diberikan pada kasus ini mengacu kepada
diagnosa keperawatan dengan berdasarkan NOC NIC.
Pada kasus ini diagnosa yang muncul adalah Risk For Traum, danDistrubed
body image. Diagnosa ini diangkat karena adanya pendapat negatif remaja
terhadap dirinya serta adanya kekerasan yang dilakukan oleh orang tua.
Fenomena masalah yang terjadi pada keluarga bapak F, setidaknya ada dua
tugas perkembangan keluarga yang belum terlaksana, yaitu orang tua tidak
54
Kasus yang terjadi keluarga Bapak F dapat dipandang sebagai klien menjadi
focus utama dari pengkajian dan perawatan, kemudian keluarga juga
dipandang sebagai interactional system. Sehingga dalam rencana tindakan
keperawatan muncul intervensi perawat berupa kegiatan dinamika internal
keluarga, intervensi yang terkait dengan hubungan dalam keluarga dan
intervensi yang terkait dengan hubungan sub system keluarga dan lingkungan
luar, seperti upaya perawat untuk memfasilitasi keluarga agar dapat
membangun kembali hubungan saling percaya antara keluarga dengan
remaja. dan mendampingi keluarga dalam mengatasi perubahan peran
mendidik anak remaja
5.2. Saran
Saran dari penulisan makalah ini adalah:
a. Pada implementasi keperawatan harus melibatkan seluruh anggota
keluarga.
b. Perlu adanya konseling bagi orangtua dalam menghadapi remaja.
c. Adanya kolaborasi dengan masyarakat dalam membentuk peran remaja.
55
DAFTAR PUSTAKA
Edelman, C. L & Mandle, C.L. (2010). Health promotion throughout the life
span. USA: Mosby Elsevier
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2003). Family nursing. USA:
Pearson Education.
Gunarsa, S.D. & Gunarsa, Y.S.D. (2008). Psikologi perkembangan anak dan
remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Kaakinen, J.R. et all. (2010). Family health care nursing. USA: F.A Davis
Company.
Moorhead, S., Johson.M., Maas. M.L. & Swanson. (2013). Nursing outrcomes
classification (NOC). USA: Mosby Elsiever.