Anna Waty
Fakultas Psikologi
Universitas Medan Area
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan snteraksi sosial dengan perkembangan moral pada
pemaja di SMA UISU. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi
pada penelitian ini adalah siswa SMA UISU sebanyak 114 siswa/siswi yang terdiri dari kelas X (53 siswa),
dan XI (61 siswa). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling, Sampel yang
digunakan diperoleh dari 50% jumlah keseluruhan siswa dari masing-masing kelas, jadi sampel yang di
dapatkan dari kelas X sebanyak 27 siswa, dari siswa kelas XI sebanyak 30 siswa. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analis korelasi Product Moment. Berdasarkan hasil analisis
dengan Metode Analisis Korelasi Product Moment, diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara Interaksi sosial dengan Perkembangan moral, dimana r xy = 0,362 ; p = 0.001 < 0,005.
Artinya semakin Baik Interaksi sosial, maka semakin Baik Pekembangan moral. Koefisien determinan (r 2)
dari hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y adalah sebesar r 2 = 0,131. Ini menunjukkan
bahwa Perkembangan moral dibentuk oleh Interaksi sosial sebesar 13,1%
Kata Kunci: Interaksi Sosial; Perkembangan Moral; Moral Remaja
PENDAHULUAN interaksinya dengan oran lain (Santrock
Menurut Santrock (2003), moral dalam Desmita, 2005).
lebih kuat mengenai tingkah laku yang Pembentukan moral terasa sulit bagi
dapat diterima dan tidak dapat diterima, remaja karena ketidak konsistenan dalam
tingkah laku etis, atau tidak etis, dan konsep benar dan salah yang
caracara dalam berinteraksi. ditemukannya dalam kehidupan seharihari
Seorang remaja akan mengalami yang membuat remaja bingung. Hal ini
perkembangan moral, seiring dengan akan menjadi penghalang bagi remaja
semakin luasnya ia berinteraksi. Pada dalam proses pembentukan moralnya.
awalnya, seorang remaja hanya Banyak faktor yang membuat
berinteraksi di lingkungan keluarganya. remaja menjadi tidak bermoral, seperti
Di sini pembentukan dasar-dasar moral keluarga yang bersikap dingin dan tidak
terjadi dan akan menjadi acuan bagi para perduli satu sama lainnya, pengaruh
remaja ketika ia berinteraksi (Santrock, teman sebaya yang berkelakuan buruk,
2003). Adapun yang dimaksud dengan kecanggihan teknologi yang disalah
perkembangan moral adalah gunakan, hingga faktor lingkungan yang
perkembangan yang berkaitan dengan negatif. Penolakan sosial atau hukuman
aturan mengenai apa yang seharusnya bagi perilaku yang salah, dari penerimaan
dilakukan oleh manusia dalam sosial atau penghargaan bagi perilaku
yang benar, anak memperoleh motivasi pun selalu tergantung pada lingkungannya
yang diperlukan untuk mengikuti standar dan manusia pasti akan selalu berinteraksi
perilaku yang ditetapkan anggota keluarga dengan lingkungannya.
(Gunarsa, 1991). Faktor yang paling besar Interaksi sosial menurut Shaw
pengaruhnya terhadap moral emaja adalah (dalam Ali, 2004) merupakan suatu
lingkungan sosial anak remaja tersebut. pertukaran antara pribadi yang
Maraknya kasus pelanggaran moral masingmasing orang menunjukkan
yang di alami oleh remaja yang perilakunya satu sama lain dalam
diberitakan di berbagai media massa kehadiran mereka dan masing-masing
akhir-akhir ini sungguh sangat perilaku mempengaruhi satu sama lain.
memperihatinkan. Masalah yang muncul Seorang anak dapat membandingkan
di kalangan remaja bukan hanya dirasakan pemikiran dan pengetahuan yang telah
oleh kalangan remaja sendiri, tetapi juga dibentuknya dengan pemikiran dan
oleh orang tua dan orang lain pengetahuan orang lain.
disekitarnya. Interaksi sosial seperti yang
Fenomena yang terjadi di SMA dikemukakan Bonner (dalam Gerungan,
UISU Medan, dapat digambarkan bahwa 2004) adalah suatu hubungan antara dua
remaja moralnya tidak baik karena individu atau dimana kelakuan individu
menurut pandangan orang tua, guru yang satu mempengaruhi, mengubah atau
bimbingan konseling, itu sendiri. Adapun memperbaiki kelakuan individu yang lain
perilaku yang dapat dikategorikan tidak atau sebaliknya.
bermoral adalah sering melawan orang Berdasarkan uraian di atas bahwa
tua, membentak-bentak, berkata kasar, dalam perkembangan moral salah satu
tidak perduli terhadap keluarga dan faktor yang mempengaruhinya ialah
berbuat sesuka hatinya ketika dirumah. interaksi sosial.
Menurut guru di sekolah, siswa sering KAJIAN PUSTAKA Remaja
melawan ketika mendapat hukuman, Masa remaja (adolescence) dimulai
memaki, dan ketika belajar mereka sering kira-kira antara usia 10-13 tahun dan
menaikan kakinya dalam proses belajar berakhir kira-kira antara usia 18-22 tahun
mengajar di atas meja. (Santrock, 2005). Menurut Hurlock
Lingkungan sering disebut patokan (Sobur, 2005) masa remaja adalah masa
utama pembentukan perilaku. Semuanya transisi dari anak menuju dewasa, yaitu
dikaitkan dengan lingkungan dan manusia usia 11-21 tahun.
perilaku tentang standar mengenai benar dan orang tua; i) santun dan memiliki
dan salah. Perkembangan moral memiliki adab kesopanan; j) adil dalam pekerjaan
dimensi intrapersonal, yang mengatur dan permainan; k) murah hati dan pemaaf,
aktivitas seseorang ketika dia tidak mampu memahami bahwa balas dendam
terlibat dalam interaksi sosial dan dimensi tidak ada gunanya; l) selalu ingin
interpersonal yang mengatur interaksi melayani, memberikan sumbangan pada
sosial dan penyelesaian konflik (Santrock, keluarga, masyarakat, negara, agama dan
2005). Lebih lanjut dikatakan bahwa sekolah; m) pemberani; n) tenang, damai,
ketika manusia dilahirkan, manusia tidak dan tentram.
memiliki moral (immoral). Akan tetapi Aspek-aspek perkembangan moral
dalam dirinya terdapat potensi moral yang menurut Piaget (dalam Santrock, 2005)
siap untuk dikembangkan. Melalui adalah sebagai berikut: a) keinginan untuk
pengalamannya berinteraksi dengan orang bertanggung jawab; b) keinginan untuk
lain (orangtua, saudara dan teman mendapat keadilan; c) keinginan untuk
sebaya), anak belajar memahami tentang menyelesaikan tugas.
perilaku mana yang baik, yang boleh Kohlberg (dalam Dariyo, 2004)
dikerjakan dan tingkah laku mana yang menyatakan bahwa aspek-aspek yang
buruk yang tidak boleh dikerjakan. terkandung dalam perkembangan moral
Karakteristik perkembangan moral adalah: a) orientasi patuh dan takut
menurut (Wahyuning W, Jash, hukuman; b) orientasi naif egoistis
Rachmadiana M.H, 2003) yaitu: a) setia, (hedonisme instrumental); c) orientasi
jujur dan dapat dipercaya; b) baik hati, anak atau person yang baik; d) orientasi
penyayang, empati, peka dan toleran; c) pelestarian otoritas dan aturan social; e)
pekerja keras, bertanggung jawab dan orientasi kontrol legalistis; f) orientasi
memiliki disiplin diri; d) mandiri, mampu yang mendasarkan atas prinsip dan
menghadapi tekanan kelompok; e) murah kesadaran sendiri.
hati, memberi dan tidak mementingkan Menurut Piaget (dalam Hurlock,
diri sendiri; f) memperhatikan dan 1980) perkembangan moral mempunyai
memiliki penghargaan tentang otoritas empat aspek, yakni: kematangan,
yang sah, peraturan dan hukum; g) pengalaman, transmisi sosial, ekulibrasi,
menghargai diri sendiri dan hak orang Berdasarkan uraian tersebut dapat
lain; h) menghargai kehidupan, disimpulkan bahwa aspek-aspek
kepemilikan alam, orang yang lebih tua perkembangan moral terdiri atas:
Tingkah laku yang terkendali disebabkan rasa malu, mempunyai kesempatan untuk
oleh adanya kontrol dari masyarakat itu interaksi sosial, faktor lingkungan, faktor
sendiri yang mempunyai sanksi-sanksi pribadi anak juga ikut berperan dalam
tersendiri bagi yang melanggar. Jadi, pembentukan kode moral.
dalam usaha membentuk perilaku sebagai Interaksi Sosial
pencerminan nilai-nilai hidup, jelaslah Menurut Herimanto (2008),
bahwa faktor lingkungan memegang Interaksi Sosial merupakan hubungan
peranan penting. Di antara segala unsur sosial yang dinamis, yang menyangkut
lingkungan sosial yang berpengaruh hubungan timbal balik antar individu,
adalah manusiamanusia yang langsung antar kelompok manusia, maupun antara
dikenal oleh seseorang sebagai orang dengan kelompok manusia.
perwujudan dari nilai tertentu. Dalam hal Interaksi sosial menurut Sitorus (1995),
ini lingkungan sosial terdekat adalah merupakan suatu konsep abstrak yang
orang tua dan guru mereka. dapat diterapkan pada kejadian-kejadian
Selanjutnya, Gunarsa (dalam yang tak terbilang banyaknya dalam hidup
Desmita, 2005) mengatakan bahwa teori sehari-hari. Dalam interaksi sosial, orang
perkembangan moral yang dikemukakan yang satu bertemu dengan yang lain entah
oleh Kohlberg menunjukkan bahwa sikap secara tatap muka atau secara tidak
moral bukan hasil sosialisasi yang langsung, entah untuk bekerja sama atau
diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal yang bersaing, dan seterusnya. Inti pokok
berhubungan dengan nilai kebudayaan dalam kehidupan sosial adalah interaksi,
melainkan terjadi dari aktivitas spontan yaitu aksi atau tindakan yang dibalas
pada masa kanak-kanak. Anak memang dengan reaksi.
berkembang melalui interaksi sosial, Menurut Homans (dalam Santosa,
tetapi interaksi ini mempunyai corak yang 1992), aspek-aspek interaksi sosial adalah
khusus dan faktor pribadi anak ikut sebagai berikut a) adanya motif atau
berperan. tujuan yang sama; b) adanya suasana
Berdasarkan uraian di atas dapat emosional yang sama; c) adanya
diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor hubungan; d) adanya internal dan
yang mempengaruhi perkembangan moral eksternal sistem; e) adanya pimpinan.
ialah mempelajari apa yang diharapkan Sedangkan menurut Huky (2008) ada
kelompok, mengembangkan hati nurani, empat aspek penting dari interaksi sosial
belajar mengalami perasaan bersalah dan
adanya kontak langsung antara individu perkembangan moral berarti semakin baik
dengan individu, individu dengan pula perkembangan moral yang dimiliki
kelompok dan kelompok dengan individu dan sebaliknya semakin rendah
kelompok. Interaksi sosial diukur dengan nilai yang diperoleh dari skala
menggunakan skala interaksi sosial yang perkembangan moral maka semakin buruk
disusun berdasarkan aspek-aspek yang pula perkembangan moral individu
dikemukakan (Huky, 2008) yaitu: tersebut.
komunikasi, norma kelompok sikap Data penelitian ini dibedakan atas
(attitude), dan tingkah laku kelompok, data interaksi sosial dan data
dengan asumsi semakin tinggi nilai yang Perkembangan moral. Kedua data ini
diperoleh dari skala interaksi sosial berarti diperoleh dengan memberikan skala
semakin baik pula interaksi sosial yang interaksi sosial dan skala perkembangan
dimiliki individu dan sebaliknya semakin moral untuk diisi oleh subjek penelitian.
rendah nilai yang diperoleh dari skala Skala perkembangan moral disusun
interaksi sosial maka semakin buruk pula menggunakan skala Guttman, sedangkan
interaksi sosial individu tersebut. skala interaksi sosial disusun dengan
Perkembangan moral dalam menggunakan skala Likert yang
penelitian adalah kebiasaan atau aturan menggunakan 4 pilihan jawaban.
yang harus dipatuhi oleh seseorang dalam Skala Perkembangan Moral dalam
berinteraksi dengan orang lain. penelitian ini disusun bedasarkan
Perkembangan moral diukur dengan aspekaspek perkembangan moral yang
menggunakan skala perkembangan moral dikemukakan menurut Kohlberg (dalam
yang disusun berdasarkan aspek-aspek Dariyo, 2004) yaitu:
yang dikemukakan oleh Kohlberg (dalam 1. Orientasi patuh dan takut hukuman,
Dariyo, 2004) yaitu: orientasi patuh dan merupakan suatu perilaku dinilai benar
takut hukuman, orientasi naif egoistis bila tidak dihukum dan salah bila perlu
(hedonisme ininstrumental), orientasi dihukum.
anak atau person yang baik, orientasi 2. Orientasi naif egoistis (hedonisme
pelestarian otoritas dan aturan sosial, instrumental), merupakan masih
orientasi kontrol legalistis, orientasi yang mendasarkan pada orang atau kejadian
mendasarkan atas prinsip dan kesadaran di luar diri individu, namun sudah
sendiri dengan asumsi semakin tinggi memperhatikan alasan perbuatannya.
nilai yang diperoleh dari skala
3. Orientasi anak atau person yang baik, 4. Tingkah laku kelompok, merupakan dua
merupakan anak menilai suatu orang atau lebih berkumpul di suatu
perbuatan itu baik bila ia dapat tempat tertentu, mereka akan
menyenangkan orang lain. menampilkan perilaku yang sama sekali
4. Orientasi pelestarian otoritas dan aturan berbeda dari pada ciri-ciri tingkah laku
sosial, merupakan anak melihat aturan individu-individu itu masing-masing.
sosial yang ada sebagai sesuatu yang Untuk uji validitas, teknik yang
harus dijaga dan dilestarikan digunakan adalah analisis Product
5. Orientasi kontrol legalistis, merupakan Moment dari Pearson dengan rumus
memahami bahwa peraturan yang ada sebagai berikut :
dalam masyarakat merupakan kontrol
(perjanjian) antara diri orang dan 𝑟𝑥𝑦
√[∑𝑋2 – 𝑁 ] [∑𝑌2 − 𝑁
masyarakat.
]
6. Orientasi yang mendasarkan atas
prinsip dan kesadaran sendiri, Uji reliabilitas dilakukan dengan
merupakan peraturan dan norma adalah alat ukur yang dipakai adalah teknik Hoyt
berarti p = 0.000 < 0,050, yang artinya seorang remaja hanya berinteraksi di
interaksi sosial maka semakin buruk akan nampak lebih jelas lagi pada sat ia