Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN CASE METHOD

MEMBUAT RANGKAIAN FLIP FLOP DENGAN IC


Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktek Bengkel Listrik

Disusun Oleh :

Ano Jastin Sinaga 5231131004


Syahara Ayu Ramadhani 5233131011
Fauzan Rizki Tamado 5233131009
Sahat Sinaga 5233131019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan Rahmat-
Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas Makalah Praktek Bengkel Listrik yang berjudul
“Membuat Rangkaian Flip-Flop dengan IC”. Meskipun banyak hambatan yang penyusun
alami dalam proses pengerjaanya, namun akhirnya penyusun berhasil membuat project dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Penyusun menyadari bahwa dalam Menyusun makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna menyempurnakan makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembacanya.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan. Demikian, semoga makalah ini dapat
dimanfaatkan. Terima kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI…................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4


A. Latar Belakang .................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
C. Tujuan Pembahasan ......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN KOMPONEN ............................................................................ 6


A. Resistor ............................................................................................................... 6
B. Kapasitor ......................................................................................................... 6-7
C. Dioda .................................................................................................................. 7
D. IC (Integrated Circuit) ......................................................................................... 8

BAB III PEMBAHASAN PRAKTIKUM ........................................................................ 11


A. Alat dan bahan .................................................................................................. 11
B. Cara Pengerjaan .............................................................................................. 6-7

C. Estimasi Biaya ................................................................................................ 6-7


D. Prinsip kerja rangkaian ................................................................................... 6-7
E. Kesulitan pembuatan alat................................................................................ 6-7

F. Analisis kekurangan projek............................................................................. 6-7

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

3
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Dengan berkembangnya bidang elektronika yang demikian cepatnya, maka
makin berkembang pula aplikasi – aplikasi elektronika yang ada. Peralatan elektronika
yang menggunakan banyak transistor pun semakin ditinggalkan. Oleh karena itu
pabrik-pabrik semikonduktor mulai berpikir untuk membuat suatu komponen dengan
kemasan yang kompak dan kecil disertai dengan fungsi fungsi tertentu. Kemasan
demikian disebut Integrated Circuit (IC).
IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan silikon
kecil yang terbuat dari pasir kuarsa. Para ilmuwan kemudian berhasil memasukkan
lebih banyak komponen-komponen ke dalam suatu chip tunggal yang disebut
semikonduktor. Integrated Circuit (IC) merupakan komponen semikonduktor yang di
dalamnya dapat memuat puluhan, ratusan atau ribuan atau bahkan lebih komponen
dasar elektronik yang terdiri dari sejumlah komponenresistor, transistor, dioda dan
komponen semikonduktor yang lain. Komponen-komponen yangada di dalam IC
membentuk suatu subsistem terintegrasi (rangkaian terpadu) yang bekerja untuk suatu
keperluan tertentu, namun tidak tertutup kemungkinan dipergunakan untuk tujuan
yang lain. Setiap jenis IC didesain untuk keperluan khusus sehingga setiap IC akan
memiliki rangkaian internal yang beragam.
Untuk mempermudah pemakaian IC tersebut maka dibentuklah suatu bentuk
yang standard. Salah satu standard IC tersebut adalah DIP (Dua Inline Package),
dimana kaki-kaki IC tersebut susunannya terdiri dari dua jalur yang simetris dari
8,14,16 kaki dan seterusnya.
Untuk mengetahui urutan kaki-kaki tersebut adalah sebagai berikut : urutan kaki
1 s/d 8 atau s/d14 atau s/d 16, apabila dilihat dari atas IC tersebut adalah berlawanan
dengan arah putaran jam, dimana hitungan tersebut dimulai dari ujung yang ada tanda
atau titik. Pemakaian IC pun tidak luput dari rangkaian sistem digital. Dalam hal ini,
perkembangan elektronika sistem digital tersebut khususnya telah banyak diterapkan
pada peralatan yang menggunakan rangkaian Flip-Flop.
Flip-flop adalah rangkaian digital yang digunakan untuk menyimpan satu bit
secara semi permanen sampai ada suatu perintah untuk menghapus atau mengganti isi
dari bit yang disimpan. Gerbang Flip-Flop adalah sebuah sirkuit yang memiliki dua
keadaan stabil yang dapat digunakan untuk menyimpan suatu keadaan informasi.
Keadaan ini dapat diubah dengan mengganti sinyal input dan akan menghasilkan satu
atau dua output.
Prinsip dasar dari flip-flop adalah suatu komponen elektronika dasar seperti
transistor, resistor dan dioda yang di rangkai menjadi suatu gerbang logika yang dapat
bekerja secara sekuensial..Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena
sistem kerjanya diatur dengan jam atau pulsa, yaitu sistem-sistem tersebut bekerja
secara sinkron dengan deretan pulsa berperiode T yang disebut jam system (System
Clock).
Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat dilihat bahwa
peralatan elektronika telah berkembang begitu pesat yakni ditandai dengan
diterapkannya teknologi sistem digital pada berbagai rangkaian,diantaranya pada
rangkaian Flip-Flop.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu rangkaian flip flop
2. Bagaimana bentuk rangkaian flip flop
3. Bagaimana prinsip kerja rangkaian flip flop
4. Apa saja komponen yang terdapat pada rangkaian flip flop

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mampu Mengetahui pengertian dari rangkaian flip-flop
2. Mampu Mengetahui bagaimana bentuk rangkaian flip flop
3. Mampu Mengetahui prinsip kerja rangkaian flip flop
4. Mampu Mengetahui Komponen komponen yang terdapat pada rangkaian flip flop

5
BAB II
PEMBAHASAN KOMPONEN

A. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor termasuk komponen
pasif pada rangkaian elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat
resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan
atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (2).
Hukum Ohm menyatakan bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansi (Ohm), resistor juga memiliki nilai yang lain
seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang
berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian
elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut.
Berikut adalah simbol resistor dalam bentuk gambar yang sering digunakan dalam suatu
desain rangkaian elektronika.

Gambar 1.1 (Simbol Resistor)

Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor
disimbolkan dengan huruf "R". Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap
disimbolkan dengan huruf "R", resistor variabel disimbolkan dengan huruf "VR" dan untuk
resistor jenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf "VR" dan "POT".
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu dilewatkan
oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran fisik resistor
dan tulisan kapasitas daya dalam satuan Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar.
Menentukan kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak
karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk
efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.

6
Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum pada
badan resistor yang masih diperbolehkan dandinyatakan resistor dalam kondisi baik. Toleransi
resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional
resistor tersebut. Nilai toleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi
kesalahan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan
toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode warna
maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka dituliskan dengan kode
warna pada cincin ke 4 warna emas. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada umumnya
resistor 5% dan resistor 1%.
Berdasarkan nilai resistansinya, resistor dibedakan menjadi empat yaitu,
1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Fixed resistor adalah jenis resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai
resistansi atau hambatan resisitor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode
angka.

Gambar 1.2 Bentuk dan Simbol resistor tetap.

2. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)


Variable resistor adalah jenis resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan
diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya variable resistor terbagi menjadi
potensiometer, rheostat dan trimpot.

Gambar 1.3 Bentuk dan symbol resistor tidak tetap


Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat
berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah tuas yang terdapat pada
potensiometer. Nilai Resistansi potensiometer biasanya tertulis di badan
potensiometer dalam bentuk kode angka. Sebuah potensiometer memiliki 3 buah
terminal (kaki), seperti tampak pada gambar 1.7. Kaki A dan B adalah sebuah resistor
tetap sedangkan kaki W (kaki tengah) memiliki kontak yang dapat bergeser sepanjang
hambatan A dan B, sehingga bila kontak digeser maka hambatan A- W dan W-B akan
berubah.

7
Gambar 1.4 Posisi kaki potensiometer
Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada tegangan dan
arus yang tinggi. Rheostat (hambatan geser) merupakan resistor variabel yang didesain untuk
menangani arus dan tegangan yang tinggi. Preset Resistor atau sering juga disebut dengan
Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti
Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki tuas. Untuk
mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti obeng kecil untuk dapat memutar
porosnya. Trimer Potensiometer (trimpot) merupakan potensiometer yang hanya bisa diubah
nilai hambatannya dengan menggunakan sebuah obeng untuk memutar kontaknya. Berikut
lambang dan gambar trimpot.
Gambar 1.5 Lambang dan Gambar Trimpot

Berikut ini akan dijelaskan cara mengetahui nilai resistor tetap berdasarkan kode
warna. Resistor ini mempunyai bentuk seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan
kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna, kode ini
untuk mengetahui besar resistansi tanpa harus mengukur besarnya dengan ohm
meter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronic Industries Association).
Gambar 1.6 Nilai Warna Pada Resistor

B. Kapasitor
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator (Condensator) adalah
komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu
sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Satuan kapasitor tersebut diambil

8
dari nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang berasal dari Inggris.
Konversi Satuan Farad adalah sebagai berikut atau disebut juga dengan satuan-
satuan yang sering dipakai untuk kapasitor adalah :
1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad) = 106µF (mikro Farad) 1 Farad = 1.000.000.000
nF (nano Farad)= 109 nF (nano Farad)
1 Farad = 1.000.000.000.000 pF (piko Farad) = 1012 pF (piko Farad) 1 µFarad = 1.000
nF (nano Farad) = 103 nF (nano Farad)
1 µFarad = 1.000.000 pF (piko Farad) = 106 pF (piko Farad) 1 nFarad = 1.000 pF (piko
Farad) = 103 nF (nano Farad)
Kapasitor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 2 pelat konduktor
yang pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah isolator diantara pelat
tersebut sebagai pemisah. Isolator tersebut disebut juga dengan dielektrika.
Bahan dielektrik tersebut dapat mempengaruhi nilai dari kapasitansi kapasitor tersebut.
Adapun bahan dielektrik yang paling sering dipakai adalah keramik, kertas, udara,
metal film dan lain-lain. Kapasitor sering juga disebut sebagai kondensator. Kapasitor
memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, tergantung dari kapasitas, tegangan kerja,
dan lain sebagainya.
Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan
huruf "C" adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam
medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan
listrik. Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
Kapasitor disebut juga dengan kondenstator karena pada masa itu pada tahun 1782
dunia masih kuat akan pengaruh dari ilmuan kimiawi lainnya yaitu Alessandro Volta,
yang berkebangsaan Italia. Pada masa tersebut segala komponen yang berkenaan
dengan kemampuan untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding
komponen lainnya disebut dengan nama Condensatore (Bahasa Italia). Jadi itulah
mengapa kondensator nama lain dari kapasitor.
Bahan-bahan dielektrik (pemisah antara dua pelat kapasitor) yang umum dikenal
misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain- lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan- muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki
(elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada
ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub
negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena
terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama
tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor ini
terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.

9
Gambar 2.1 Bentuk Dasar Sebuah Kapasitor
Terdiri atas dua keping konduktor yang ruang diantaranya diisi oleh dielektrik
(penyekat). Besaran kapasitor adalah Kapasitas dan satuan SI (Standar Internasional)
dari kapasitas adalah farad (F).

Jenis Kapasitor berdasarkan kapasitansinya dibagi menjadi dua bagian yaitu :


a. Kapasitor tetap, yaitu kapasitor yang mempunyai nilai sesuai dengan
tertera pada body kapasitor tersebut. Kapasitor tetap terbagi 6 yaitu:
a) Kapasitor keramik (Ceramic Capacitor)
Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat
berwarna merah, hijau, coklat dan lain-lain. Untuk nilainya
sendiri biasanya memiliki kapasitansi kecil yaitu dari 1pF (piko
Farad) sampai 0.1 uF (mikro Farad) namun rating tegangannya
sangat rendah. Pada mainboard PC (Personal Computer) atau TV
LCD komponen ini banyak sekali digunakan dan berbentuk SMD
(Surface Mount Technology) yang sangat kecil bentuknya
biasanya kotak dengan kode 3 digit sebagai kapasitasnya.

b) Kapasitor polyester atau milar


Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya
mempunyai warna merah, hijau, coklat dan sebagainya.
Pada jenis ini sesuai namanya pada bahan isolatornya
adalah terdiri dari polyester yang kebanyakan toleransinya
berkisar 5 – 10 %. Bentuk fisik kapasitor polyester ini adalah
kotak dan tidak ada polaritasnya. Range nilainya cukup bervariasi
namun umumnya dalam kapasitas yang jelas dan penggunaan
tegangan yang rendah. Karena toleransinya yang cukup besar
maka biasanya tidak digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi
atau pada rangkaian dengan arus listrik yang besar, tetapi
kapasitor polyester ini banyak juga diterapkan pada rangkaian
power supply.
c) Kapasitor Mika
Bahan isolator kapasitor mika ini menggunakan mika dan
penggunaanya biasanya pada rangkaian RF Frekuensi tinggi. Ini
dikarenakan toleransinya yang rendah tingkat stabilitas yang
tinggi serta ketahanan terhadap suhu yang sangat baik dan yang

10
terpenting bisa digunakan pada tegangan tinggi sehingga
harganya juga pasti lumayan mahal. Fungsi kapasitor lainnya
adalah selain sebagai osilator RF juga sebagai filter, kopling atau
dekopling.
d) Kapasitor Elektrolit
Kapasitor elektrolit disebut juga dengan kapasitor elko (elektrolit
kapasitor) yaitu jenis kapasitor yang banyak digunakan dan umumnya
berbentuk tabung. Dalam pemasangannya harus hati-hati karena
memiliki polaritas (+) dan polaritas (-). Jika terbalik dalam
pemasangannya maka sangat fatal akibatnya karena kapasitor tersebut
bisa meledak. Nanti kapasitasnya juga bisanya bernilai besar. Makin
besar nilai kapasitasnya maka makin besar daya ledaknya jika terjadi
salah dalam pemasangan terminal polaritas kapasitor tersebut.
Kapasitas kapasitor elektrolit atau elko bisa dengan range 0.47 uF
hingga satuan Farad. Bahan isolatornya adalah terdiri dari cairan
elektrolit untuk menyimpan energi listrik yang kemudian dibungkus
lagi dengan aluminium.
e) Kapasitor kertas
Tersusun atas dua lembar kertas timah (perak) panjang sebagai
konduktor yang digulung pada sebuah silinder yang diantaranya
disisipi kertas tipis sebagai dielektrik. Kapasitor kertas ini sering
disebut juga kapasitor padder. Bahan isolator kapasitor kertas terdiri
dari lapisan kertas yang dipadukan dengan lapisan aluminium untuk
menyimpan muatannya dan biasnya nilai kapasitasinya berkisar 300
pF hingga 4 uF saja dengan kaki-kaki yang tidak ada polaritasnya
sehingga tidak ada masalah jika terbalik dalam pemasangan terminal
polaritasnya pada rangkaian elektronika. Umumnya kapasitor kertas
ini digunakan pada sirkuit elektronik yang memiliki arus listrik dan
tegangan tinggi.
f) Kapasitor tantalum
Jenis kapasitor tantalum banyak digunakan karena memberikan range
kapasitas yang bervariasi serta toleransi yang baik sehingga banyak
digunakan pada mainboard PC (Personal Computer), laptop atau pada
modul handphone. Yang perlu diingat pada penggunaan kapasitor
tantalum ini adalah : walaupun bentuknya mirip dengan kapasitor
keramik atau kapasitor polyester (kapasitor yang tidak memiliki
polaritas) tetapi pada kapasitor tantalum terdapat polaritasnya (sama
dengan kapasitor elektrolit) sehingga jangan salah dalam pemasangan
kapasitor tantalum pada rangkaian elektronika. Kapasitor ini
dinamakan kapasitor tantalum karena pada kaki terminal positifnya
menggunakan logam tantalum.
Dari harga kapasitor tantalum ini dikategorikan mahal karena terdapat
beberapa kelebihan yaitu sangat efisien dengan bentuk komponen
yang kecil tapi kapasitas kapasitornya bernilai besar. Kelebihan lain
11
pada kapasitor tantalum adalah : kapasitor tantalum ini dapat
digunakan pada range frekuensi yang lebar misalnya pada frekuensi
yang tinggi. Bandingkan saja dengan kapasitor elektrolik (elco) yang
memang memiliki kapasitas yang besar tetapi hanya bisa digunakan
pada rangkaian elektronika yang memiliki frekuensi rendah. Masih
ada lagi kelebihan dari kapasitor tantalum ini yaitu tahan terhadap
suhu dari -55 0C hingga +125 0C sehingga kapasitor tantalum ini
sangat cocok digunakan pada rangkaian yang diharuskan memiliki
daya tahan yang tinggi.
b. Kapasitor variabel
Kapasitor variabel adalah kapasitor yang dapat diubah nilai
kapasitornya sesuai dengan kebutuhan. Ada dua jenis kapasitor
variabel yaitu : Varco (Variable Condenstator) dan Trimmer.
Keduanya mempunyai kapasitas yang rendah dan mempunyai kontrol
mekanik untuk mengubah nilai kapasitasnya yang tidak lebih dari 500
pF. Kapasitor variabel ini banyak digunakan pada rangkaian yang
berfungsi untuk frekuensi seperti pada radio.
1. Variable condensator
Pada jenis kapasitor ini terdapat poros untuk mengubah nilai kapasitas
dari kapasitornya. Bentuk kapasitor berjenis variable condensator
biasanya berbentuk kontak dengan nilai kapasitansinya berkisar 100
pF hingga 500 pF. Kapasitor ini banyak digunakan pada rangkaian
RF, seperti radio.
2. Trimmer
Untuk mengubah kapasitansi pada trimmer diperlukan
obeng minus karena poros pengaturnya sangat kecil. Trimer
terdiri dari dua pelat logam yang dikombinasikan dengan bahan
mika. Cara kerja trimmer adalah saat poros diputar maka akan
mengubah jarak pelat sehingga kapasitansi berubah. Karena poros
pengaturnya juga hanya bisa dilakukan dengan obeng minus maka
biasanya hanya diperuntukkan pada rangkaian fine tune saja /
sekali setting. Nilai maksimum jenis kapasitor ini hanya 100 pF
saja.

C. DIODA
Dioda atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Diode adalah komponen
elektronika yang dapat menghantarkan arus listrik ke satu arah saja. Jika arah arusnya terbalik,
maka Dioda akan menghambat arus listrik tersebut. Karena sifatnya yang dapat
menghantarkan arus listrik ke satu arah (forward bias) dan menghambat arus listrik dari arah
sebaliknya (reverse bias), dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor ini sering digunakan
sebagai penyearah bentuk gelombang (wave rectifier) dalam pencatu daya dan detektor radio.
Dioda juga sering digunakan pada rangkaian-rangkaian listrik dan elektronika yang
memerlukan hasil "satu arah".

12
Bahan semikonduktor yang sering digunakan untuk membuat Dioda adalaah bahan Silikon
(Si) dan bahan Germanium (Ge). Pada awal penemuannya, perangkat yang menghantarkan
arus listrik ke satu arah dan menghambat dari arah sebaliknya ini disebut dengan nama
Rectifier atau Penyearah. Nama Dioda ini pertama kali diperkenalkan oleh William Henry
Eccles pada tahun 1919. Istilah Dioda ini berasal dari kata "Di" yang artinya adalah "dua" dan
kata "ode" yang artinya adalah "jalur". Adapun Jenis- jenis Dioda adalah berikut.
a.) Dioda Normal
Dioda jenis ini merupakan dioda yang paling sering ditemui dalam rangkaian
elektronika, terutama pada rangkaian pencatu daya (power supply) dan rangkaian
frekuensi radio (RF). Dioda jenis ini disebut juga Dioda Normal (Normal Diode) karena
merupakan dioda standar yang paling umum digunakan ataupun Dioda Penyearah
(Rectifier Diode) karena biasanya digunakan sebagai penyearah pada Pencatu Daya.
Dioda ini juga dikenal dengan nama PN Junction Diode.
b. Dioda Bridge
Dioda Bridge pada dasarnya adalah Dioda yang terdiri dari 4 dioda normal yang
umumnya digunakan sebagai penyearah gelombang penuh dalam rangkaian Pencatu
Daya (Power Supply). Dengan menggunakan Dioda Bridge ini, kita tidak perlu lagi
merangkai 4 buah dioda normal menjadi rangkaian penyearah tegangan AC ke tegangan
DC karena telah dikemas oleh produsen menjadi 1 komponen saja. Dioda Bridge ini
memiliki 4 kaki terminal yaitu 2 kaki terminal Input untuk masukan tegangan/arus
bolak-balik (AC) dan 2 kaki terminal untuk Output Positif (+) dan Output Negatif (-).
C. Dioda Zener
Dioda Zener adalah jenis dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi di
rangkaian reverse bias (bias balik). Karakteristik Dioda Zener ini adalah dapat
melewatkan arus listrik pada kondisi bias terbalik (reverse bias) apabila tegangan
mencapai titik tegangan breakdown-nya. Namun pada saat Forward bias (bias maju),
Dioda Zemer ini dapat menghantarkan arus listrik seperti Dioda normal pada umumnya.
Dioda Zener dapat memberikan tegangan referensi yang stabil sehingga banyak
digunakan sebagai pengatur tegangan (Voltage Regulator) pada pencatu daya (Power
supply).
d. Dioda LED (Light Emitting Diode)
Dioda LED atau Light Emitting Diode merupakan jenis dioda yang dapat memancarkan
cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju (Forward bias). LED ada yang
berwarna merah, jingga, kuning, biru, hijau dan putih tergantung pada panjang
gelombang (wavelength) dan jenis senyawa semikonduktor yang digunakannya. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan aplikasi LED di lampu-lampu penerangan
rumah maupun jalan raya, lampu indikator peralatan elektronik dan listrik, lampu
dekorasidan iklan serta backlight untuk TV LCD.
e. Dioda Foto
Dioda Foto atau Photodiode adalah jenis Dioda yang dapat mengubah energi cahaya
menjadi arus listrik. Dioda Foto ini sering digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi
cahaya seperti pada sensor cahaya kamera, sensor penghitung kendaraan, scanner
barcode dan peralatan medis. Dioda Foto ini dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu Dioda
Photovoltaic yang menghasilkan tegangan seperti sel surya dan Dioda Photoconductive
yang tidak menghasilkan tegangan dan harus diberikan sumber tegangan lain untuk
penggerak beban.

13
e. Dioda Foto
Dioda Foto atau Photodiode adalah jenis Dioda yang dapat mengubah energi cahaya
menjadi arus listrik. Dioda Foto ini sering digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi
cahaya seperti pada sensor cahaya kamera, sensor penghitung kendaraan, scanner
barcode dan peralatan medis. Dioda Foto ini dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu Dioda
Photovoltaic yang menghasilkan tegangan seperti sel surya dan Dioda Photoconductive
yang tidak menghasilkan tegangan dan harus diberikan sumber tegangan lain untuk
penggerak beban.
f. Dioda Laser atau Laser Diode
Dioda Laser atau Laser Diode adalah jenis dioda yang dapat menghasilkan radiasi atau
cahaya koheren yang dapat dilihat oleh mata dan spektrum inframerah ketika dialiri arus
listrik. Dioda Laser ini sering digunakan pada perangkat audio/video seperti Player
DVD dan Blueray, Laser pointer, Scanner Barcode, Alat ukur jarak dan Printer laser.
LASER pada dasarnya adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated
Emission of Radiation.
g. Dioda Varactor
Dioda Varactor atau kadang-kadang disebut juga dengan Dioda Varicap adalah jenis
dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-ubah sesuai dengan tegangan yang
diberikan. Dioda Varactor ini sering digunakan di rangkaian-rangkaian yang berkaitan
dengan frekuensi seperti osilator, TV Tuner dan Radio Tuner. Simbol Dioda Varactor
atau Dioda Varicap ini dilambangkan dengan sebuah dioda yang ujungnya ditambahkan
sebuah kapasitor.
h. Dioda Tunnel
Dioda Tunnel atau Dioda Terowongan adalah jenis dioda yang mampu beroperasi pada
kecepatan yang sangat tinggi dan dapat berfungsi dengan baik pada gelombang mikro
(Microwave). Dioda Tunnel ini biasanya digunakan di rangkaian pendeteksi frekuensi
dan konverter. Dioda Tunner disebut juga dengan Dioda Esaki. Nama Esaki diambil
dari nama penemu Dioda jenis ini.
i. Dioda Schottky
Dioda Schottky merupakan jenis dioda dengan tegangan maju yang lebih rendah dari
dioda normal pada umumnya. Pada arus rendah, tegangan jatuh bisa berkisar diantara
0,15V hingga 0,4V. Tegangan ini lebih rendah dari dioda normal yang terbuat dari
silikon yang memerlukan 0,6V. Dioda ini banyak digunakan pada aplikasi rectifier
(penyearah), clamping dan juga aplikasi RF.

D. IC (Intergrated Circuit)
Komparator integrated circuit (Ic) digital yang dibangun adalah merupakan alat untuk
membandingkan sebuah Ic digital yang sudah diketahui jenisnya maupun yang belum
diketahui yang mana melibatkan teori dasar tentang gerbang logika yaitu aljabar
Boolean. Dengan mengimplementasikan kondisi sifat-sifat dalam bentuk truth table
yang kemudian digabungkan dengan notifikasi pinout gerbang logika sehingga
terbentuk suatu alat penguji Ic digital sejenis dengan logic probe, logic comparator dan
logic trainer. Seperti yang dapat kita ketahui melalui data sheet Ic digital bahwa posisi
pin yang secara umum sama semisal kaki tujuh (7) adalah pin untuk koneksi ground dan
pin empatbelas (14) adalah letak koneksi Vcc atau tegangan positif sedangkan pin-pin
lainya adalah data input dan output untuk jenis yang bersesuaian. Adapun tulisan ini
direncanakan untuk dikembangkan dikemudian hari; karena seperti kita tahu bahwa
dalam dunia elektronik dan atau digital sangat luas dan banyak materi yang jika dibahas
tidak akan tercukupi dengan satu buku apalagi dalam bentuk makalah, oleh karena itu
14
sebagai awal penulisan dalam makalah ini diuraikan teknik logika yang paling mendasar
sehingga akan memudahkan dalam memahami materi kelanjutannya. Sedangkan hasil
percobaan yang telah dilakukan dapat dinyatakan bahwa prototype yang dibuat 95 %
tingkat keberhasilannya.

15
BAB III
PEMBAHASAN PRAKTIKUM

3.1 Alat, Bahan dan Komponen


A. Alat
1. Tang potong
2. Tang kombinasi
3. Solder
4. Cutter
5. Bor listrik
6. Kertas amplas
7. Multimeter

B. Bahan
1. Papan PCB
2. Timah
3. Pelarut (Ferriclhorida)
4. Soffel

C. Komponen
No. Alat & Bahan Banyaknya
1. Resistor 10k ohm 1 buah
2. Potensimeter Trimmer 10k 1 buah
3. Kapasitor Elco 10 uF 1 buah
4. LED 5mm 48 buah
5. IC NE 555 1 buah
6. IC CD 4017 1 buah
7. Dudukan IC 8 x 2 1 buah
8. Dudukan IC 4 x 2 1 buah
9. Box 1 buah
10. Baterai 9v + Connector 1 buah

3.2. Cara Pengerjaan


Adapun Langkah kerja yang telah dilaksanakan oleh kelompok 4 yaitu :
1. Tentukan rangkaian flip flop yang akan dibuat.
2. Setelah mendapatkan gambar rangkaian yang akan dibuat, selanjutnya adalah pembuatan
layout pada aplikasi pembuat layout (Aplikasi yang kami gunakan untuk pembuatan
layout adalah aplikasi Easyeda). Ada beberapa Langkah yang dapat diikuti pada
pembuatan layout di aplikasi ini, diantaranya
16
a) Buka aplikasi Easyeda, kemudian klik project baru.
b) Pindahkan gambar rangkaian flip flop ke lembar kerja yang ditampilkan pada
aplikasi.
c) Kemudian convert (pindahkan) rangkaian ke lembar kerja papan PCB pada
aplikasi tersebut.
d) Selanjutnya, atur posisi komponen sebaik mungkin supaya tidak ada jalur yang
saling bertabrakan.
e) Setelah jalur PCB sudah jadi, selanjutnya export rangkaian ke PDF.
f) Selanjutnya print layout. (Jika print yang digunakan bukan print laser, maka
fotokopi Kembali rangkaian yang sudah di print.
3. Tahap selanjutnya adalah proses pemindahan layout ke papan PCB. Pada tahap ini ada
beberapa Langkah yang harus dilakukan, yaitu
a) Potong PCB sesuai dengan ukuran layout yang akan dipindahkan.
b) Gosok permukaan tembaga pada PCB supaya layout yang dipindahkan menempel
dengan sempurna.
c) Selanjutnya tempelkan gambar rangkaian layout ke permukaan PCB (Usahakan
posisinya presisi)
d) Isolasi lembar gambar layout ke PCB supaya tidak bergeser.
e) Oleskan soffel ke permukaaan gambar secara merata.
f) Kemudian lapisi permukaan yang sudah diolesi soffel dengan kertas mika.
g) Lalu gosok permukaan kertas mika dengan ujung penggaris secara lembut dan
merata.
h) Jika dirasa, sudah menempel, maka buka kertas mika dan kertas gambar secara
perlahan lahan dan pastikan seluruh layout tidak ada yang putus.

4. Setelah pemindahan layout selesai, maka larutkan PCB dengan Ferriclhorida untuk
menghilangkan lapisan tembaga yang tidak diperlukan. (Usahakan menggunakan alat
pelindung diri seperti sarung tangan dan masker pada proses pelarutan ini) Berikut
Langkah langkahnya.
a) Siapkan wadah untuk pelarutan PCB. (Usahakan wadah berbahan plastik)
b) Panaskan air tapi jangan sampai mendidih.
c) Masukkan air hangat ke dalam wadah, kemudian lanjutkan dengan memasukkan
bubuk Ferriclhorida secukupnya.
d) Setelah itu masukkan papan PCB yang akan dilarutkan, kemudian goyang goyang
wadah supaya tembaga menghilang lebih cepat.
e) Pastikan lapisan tembaga yang tidak terlapisi oleh tinta sudah bersih.
f) Kemudian bersihkan PCB ke air mengalir.
5. Setelah proses pelarutan selesai, maka bor lubang lubang yang sudah ditentukan pada
layout PCB (pengeboran dapat dilakukan Ketika tinta masih menempel pada papan PCB).
Tujuannya supaya lubang yang akan dibor dapat terlihat lebih jelas.
6. Langkah selanjutnya bersihkan tinta dengan menggunakan soffel.
7.Lalu pasang dan solder komponen satu persatu (sebaiknya mulai dari komponen yang
terkecil).
8. Perlu diperhatikan untuk IC NE 555 dan IC CD 4017, pasang dudukannya terlebih dahulu.
Tujuannya supaya IC tidak rusak akibat panas dari solder.
9. Setelah komponen sudah terpasang, lakukan pengujian rangkaian dengan menghubungkan
17
rangkaian ke sumber (baterai 9v)
10. Jika rangkaian sudah berhasil, selanjutnya adalah pemindahan papan PCB ke box.
Adapun Langkah langkahnya yaitu:
a) Lubangi box untuk tempat saklar.
b) Setelah saklar sudah dipasang, selanjutnya potong kabel positif tepat pada
pertengahan, kemudian solder kedua kabel yang sudah dipotong ke terminal
saklar.
c) Selanjutnya, tempelkan baterai ke box supaya tidak bergeser geser dengan
menggunakan lem.
11. Setelah semua komponen sudah dipasang ke dalam box, masukkan sekrup kedalam
lubang yang sudah disediakan supaya rangkaian terlihat rapi.

3.3. Estimasi Biaya


No. Alat & Bahan Banyaknya Harga (Rupiah)
1. Resistor 10k ohm 1 buah Rp 200, -
2. Potensimeter Trimmer 10k 1 buah Rp 600, -
3. Kapasitor Elco 10 uF 1 buah Rp 1.000, -
4. LED 5mm (Merah) 12 buah Rp 1.200,-
5. LED 5mm (Kuning) 12 buah Rp 1.200,-
6. LED 5mm (Hijau) 12 buah Rp 1.200,-
7. LED 5mm (Biru) 12 buah Rp 1.200,-
8. IC NE 555 1 buah Rp 550, -
9. IC CD 4017 1 buah Rp 1.500, -
10. Dudukan IC 8 x 2 1 buah Rp 500, -
11. Dudukan IC 4 x 2 1 buah Rp 300, -
12. Box 1 buah Rp 16.500, -
13. Baterai 9v + Connector 1 buah Rp 10.000, -
14. Papan PCB 1 buah Rp. 8.000,-
Harga Total Rp 43.950, -

18
3.4 Prinsip Kerja Rangkaian Flip Flop
Prinsip kerja rangkaian flip flop dapat kita pahami dengan melihat sirkuit dari dua
komponen utama yaitu :
1. IC CD 2017

Cara kerja IC 2017 :

Keterangan :
1 = HIGH / 5 Volt DC
0 = LOW / 0 Volt DC

 Sinyal Clock ini bisa didapatkan dari menekan Push Button atau menggunakan IC 555 (Jika
ingin berjalan secara otomatis tanpa menekan Push Button).
 Kemudian Ketika Output sudah mencapai hitungan ke 6 (Mencapai Output 5) maka nilai
Pin :10 adalah 1.
 Pin :10 Akan bernilai 0 kembali apabila nilai hitungan kembali ke 1 (Output 0)
 Akan tetapi saat Pin enable dihubungkan ke VCC maka decoder akan berhenti berhitung
dan tetap diposisi saat dihentikan.
 Misalkan ic dalam hitungan ke 3 (Output 2 = 1), maka ketika kaki enable diaktifkan maka
hitungan akan berhenti dan Output 2 akan bernilai 1.
 Untuk membuat decoder kembali berhitung hubungkan Pin enable ke Ground / GND.
 Kemudian ketika pin Reset di hubungkan ke VCC maka perhitungan decoder akan kembali
di reset ke Output 0

19
2. IC NE 555 Timer

Prinsip kerjanya :
Pada Skematik Terdiri dari sebuah IC 555, 2 buah resistor dan Sebuah kapasitor elco. Saat
rangkaian diaktifkan, mula mula Kapasitor C1 mengisi muatannya lewat R1 dan R2. Kapasitor
mengisi muatannya hingga tegangan pada C1 lebih dari 2/3*Vcc. Artinya, jika tegangan kerja
adalah 5V maka kapasitor mengisi sampai tegangannya 2/3*5=3.33v. Pada saat kapasitor
mengisi, output pin kaki 3 adalah HIGH. Saat tegangan pada C1 lebih sedikit saja dari 3.33v,
transistor internal yang berada pada pin 7 akan aktif sehingga muatan pada C1 dibuang ke kaki 7
hanya lewat R2. Tegangan pada C1 dibuang sampai nilainya sedikit dibawah 1/3*vcc atau 1.6v.
saat kapasitor C1 membuang muatannya, output pin 3 IC akan berubah menjadi LOW.
Berkurangnya Tegangan C1 dibawah 1/3vcc menyebabkan transistor internal pada kaki 7
terputus, maka kapasitor mengisi lagi sampai 2/3vcc menyebabkan siklus yang berulang terus
menerus. Kerja dari rangkaian dapat dihentikan dengan cara menghubungkan pin 4 (Reset) ke
Ground. Dengan cara ini maka output pin 3 tidak akan berubah (LOW).
Setelah mengetahui prinsip kerja kedua komponen tersebut, maka kita dapat melihat
pengaplikasiannya pada rangkaian yang telah kami rancang yaitu sebagai berikut.

20
Adapun hasil layout dari rangkaian tersebut adalah sebagai berikut.

3.5 Kesulitan Pembuatan Alat


Kesulitan yang dialami pada proses pembuatan project ini adalah pada tahap pemindahan
rangkaian ke aplikasi. Yang dimana sering mengalami kekeliruan terhadap rangkaian
tersambung ataupun tidak tersambung. Akibatnya kelompok 4 membutuhkan waktu yang lebih
lama dalam pemindahan gambar rangkaian dan juga pembuatan layout. Untuk proses
pemindahan layout sampai dengan uji coba rangkaian dapat berjalan lancar.

3.6 Analisis Kekurangan


Setelah kelompok 4 melakukan uji coba rangkaian dan projek telah berhasil, kelompok 4
menemukan kekurangan dari projek yang dikerjakan yaitu box yang digunakan masih terlalu
besar. Mungkin untuk projek selanjutnya, kelompok 4 dapat membuat layout yang lebih
minimalis lagi, supaya projek lebih praktis lagi.

21
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
IC CD 4017 dan IC NE 555 adalah dua jenis IC yang berperan penting dalam rangkaian
elektronik. CD 4017 digunakan untuk menghitung pulsa dan menghasilkan output berurutan,
sedangkan NE 555 digunakan untuk menghasilkan sinyal waktu yang akurat. Keduanya
memiliki berbagai aplikasi yang luas dalam berbagai bidang elektronik.

B. SARAN
Dilihat dari kekurangan projek yang telah dilaksanakan adalah box yang terlalu besar,
mungkin untuk project selanjutnya, kelompok 4 dapat membuat projek terlihat lebih praktis dan
lebih estetika lagi.

C. LAMPIRAN

22
DAFTAR PUSTAKA

Basri, Irma Yulia and Irfan, Dedy (2018) Komponen Elektronika. In: Komponen Elektronika.
Sukabina Press, Padang, pp. 1-175. ISBN 978-602-6277-88-6
Susanto, D. . (2022). Komparator Integrated Circuit Digital. Jurnal Instrumentasi Dan
Teknologi Kebumian, 1(1), 32–39. Retrieved from

https://stmkg.balai2bmkg.id/index.php/jitb/article/view/3

23
24

Anda mungkin juga menyukai