Anda di halaman 1dari 8

Volume x Issue x (xxxx) Pages x-xx

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini


ISSN: 2549-8959 (Online) 2356-1327 (Print)

KARAKTERISTIK KETERAMPILAN SOSIAL


UNTUK ANAK USIA DINI

Delia Irani1, Ercidy Nuralif azhari2 , Maulida Amelia3 , Deri


Hendriawan4

Universitas Pendidikan Indonesia,Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Indonesia(1)


Universitas Pendidikan Indonesia,Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Indonesia(2)
Universitas Pendidikan Indonesia,Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Indonesia(3)

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik keterampilan sosial yang dapat
digunakan untuk melatih keterampilan sosial anak. Penggunaan metode dalam penulisan
artikel ini adalah menggunakan kajian pustaka. Hasil yang didapat dari pengkajian pustaka
karakteristik keterampilan sosial untuk Anak Usia Dini adalah : Anak Usia Dini merupakan
seorang anak yang berada di usia 0-8 tahun dimana otak anak berkembang dengan pesatnya
sesuai karakteristik yang dimiliki anak dan dengan rangsangan yang diberikan oleh
lingkungan di sekitar anak. Sedangkan keterampilan sosial adalah pengetahuan tentang
kemampuan memahami perasaan, sikap, dan motivasi orang lain, dan kemampuan untuk
menilai apa yang sedang terjadi dalam suatu situasi sosial yang memberikan fungsi cukup
dalam masyarakat dan keterampilan komunikasi dalammengungkapkan perasaan baik
positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain.
keterampilan anak merupakan rangsangan yang dapat diberikan oleh orang dewasa kepada
anak Usia Dini yang berada di sekitarnya.

Kata Kunci: karakteristik, keterampilan sosial, anak usia dini

Abstract
This article aims to describe the characteristics of social skills that can be used to train
children's social skills. The method used in writing this article is to use a literature
review. The results obtained from the literature review on the characteristics of social
skills for Early Childhood are: Early Childhood is a child aged 0-8 years where the
child's brain develops rapidly according to the characteristics possessed by the child
and with the stimulation provided by the environment around the child . While social
skills are knowledge about the ability to understand the feelings, attitudes and
motivations of other people, and the ability to assess what is happening in a social
situation that provides sufficient function in society and communication skills in
expressing both positive and negative feelings in interpersonal relationships, without
having to injure others. Children's skills are stimuli that can be given by adults to early
childhood around them.
Keywords: characteristics, social skills, early childhood

Copyright (c) 2022 Delia Irani1, Ercidy Nuralif azhari2 , Maulida Amelia3 , Deri Hendriawan4

🖂 Corresponding author :

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6),


2022 | 1
Judul artikel
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.xxx
Email Address : deliairani@upi.edu

Pendahuluan
Pendidikan anak usia dini merupakan sesuatu usaha pembinaan yang tertuju pada
anak semenjak lahir hingga dengan umur 6 tahun yang dicoba lewat pemberian rangsangan
pembelajaran buat menolong perkembangan serta kemajuan badan serta rohani supaya anak
mempunyai kesiapan dalam merambah pembelajaran lebih lanjut. Dalam kemajuannya,
warga sudah membuktikan perhatian kepada permasalahan pembelajaran, pengasuhan, serta
proteksi anak umur dini 0-6 tahun dengan bermacam tipe layanan cocok dengan situasi yang
terdapat, bagus dalam rute pembelajaran resmi ataupun non resmi.
Kehidupan anak umur dini contoh cuaca di pagi hari yang bisa meramalkan gimana
siangnya. Pagi yang berawan mungkin hendak turun hujan, walaupun tidak selamanya
berawan berarti hujan. Seperti itu karena E. Mulyasa (memaknakan PAUD selaku usaha
menancapkan kepercayaan serta keagamaan, patuh, pembuatan serta adaptasi sikap positif,
dan pengembangan kemampuan yang dipunyai. Jadi yang di arti anak umur dini di mari
merupakan wujud orang yang dewasa 0-6 tahun yang lagi menempuh sesuatu cara kemajuan
dengan cepat serta amat elementer untuk kehidupan berikutnya. Ada pula yang di arti dengan
anak umur dini dalam riset ini merupakan anak yang berumur 5-6 tahun (Kadek, 2020).
Membina ikatan yang serasi dengan orang lain ialah satu keahlian sosial yang wajib di
persiapkan semenjak era dini kehidupan seseorang orang. Keahlian yang bukan sekedar suatu
rancangan teoritis yang cuma dapat di informasikan lewat suatu pengajaran serta advis,
namun satu keahlian efisien yang wajib langsung dirasakan orang lewat interaksinya dengan
orang lain.
Keahlian orang dalam menjalakan interaksi sosial dengan lingkungannya mempunyai
partisipasi besar dalam mencapai keceriaan hidupnya. Terlebih untuk seseorang anak,
kesuksesan dalam menjalakan interaksi dengan area sosialnya spesialnya dengan sahabat
seangkatan hendak amat mempengaruhi pada cara kemajuan berikutnya. Begitu juga
dikatakan Hartup kalau ikatan dampingi sahabat seangkatan pada era anak-anak
berkontribusi kepada keberhasilan guna orang selaku orang berusia. Hartup beranggapan
kalau prediktor terbaik untuk keahlian menyesuaikan diri seseorang anak pada era
dewasanya bukan angka pelajaran sekolahnya, serta bukan perilakunya di dalam kelasnya
dikala ini, melainkan mutu ikatan sosialnya dengan kanak-kanak lain.
Keahlian sosial ialah keahlian orang buat berespon dengan cara positif kepada
lingkungannya, bagus dalam membuat, menjaga, serta tingkatkan akibat akibat positif dari
kedekatan dengan orang lain. Apabila kita merujuk pada arti kelangsungan dalam cara
kemajuan orang kalau ada kelangsungan cara kemajuan dari satu rentang waktu kemajuan
dengan rentang waktu selanjutnya, hingga keahlian anak dalam membuat kedekatan sosial
dengan sahabat sebayanya pada dasarnya tidak terbebas dengan apa yang terjalin dalam cara
kedekatan sosial pada rentang waktu dini kemajuan. Oleh sebab itu ialah perihal yang berarti
buat meningkatkan beberapa keahlian sosial semenjak umur dini sebab kemajuan keahlian
sosial umur ini bisa memastikan kesuksesan orang dalam menjalakan kedekatan sosial
dikemudian hari (Amalia, 2019).
Teknik ini berdasarkan sumber data di atas maka alat penggunaan data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (library research). Teknik ini
berdasarkan sumber data di atas maka alat penggunaan data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (library research). Teknik ini berdasarkan
sumber data di atas maka alat penggunaan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan studi kepustakaan (library research). Teknik ini berdasarkan sumber data di
atas maka alat penggunaan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi
kepustakaan (library research). Teknik ini berdasarkan sumber data di atas maka alat
penggunaan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi kepustakaan

2 | Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, x(x), xxxx


Judul artikel
DOI: 10.31004/obsesi.vxix.xxx

(library research). Teknik ini berdasarkan sumber data di atas maka alat penggunaan data
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (library research).

Metodologi
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
(library research) yaitu mengumpulkan data dan bahan-bahan yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas dengan melakukan studi kepustakaan murni, membaca dan membahas
tulisan-tulisan buku yang mengarah dengan pembahasan ini.

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Yuridis normative yaitu


penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data skunder
sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara penelusuran berdasarkan literatur-literatur
yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Sumber Data dalam penelitian ini adalah data kepustakaan. Sedangkan jenis data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari studi kepustakaan terhadap bahan-bahan hukum yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian. Sumber data sekunder yaitu data yang mendukung data penelitian,
pengumpulan data ini diperoleh dari jurnal, dan literatur yang berkaitan dengan judul
makalah yang dimaksud.

Teknik ini berdasarkan sumber data di atas maka alat penggunaan data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (library research).

Hasil dan Pembahasan


Keahlian sosial merupakan salah satu kunci buat bisa menempuh hidup yang senang
serta berhasil. Keahlian sosial membolehkan seorang buat berhubungan dengan area di dekat
mereka, serta menjalakan ikatan dengan sahabat, kawan, serta sahabat seangkatan. Keahlian
sosial yang kurang baik bisa menimbulkan rendahnya kompetensi sosial era kecil,
permasalahan kesehatan psikologis, penyalahgunaan zat, serta kesepian di setelah itu hari
(Sarnelle: 2018). Keahlian sosial terdiri dari tutur keahlian serta sosial. Tutur keahlian dipakai
buat membuktikan kalau kompetensi sosial bukan ialah karakteristik dari karakter melainkan
sekumpulan cara yang dipelajari serta sikap yang bisa didapat.
Keahlian sosial ialah keahlian orang dalam bersosialisasi di area sekelilingnya. Perihal
itu berhubungan dengan gimana keahlian orang dalam berhubungan dengan orang yang lain.
Keahlian sosial menginginkan wawasan serta bimbingan buat bisa melaksanakan aktivitas
bermasyarakat dengan bagus, supaya berikutnya mempunyai keahlian sosial yang besar.
Keahlian sosial akrab kaitannya dengan gimana orang berprilaku ataupun sikap sosial. Sikap
sosial bertumbuh cepat pada era umur dini ialah era anak-anak ataupun umur pra sekolah.
Perihal itu disebabkan bertambahnya pengalaman bersosialisasi anak. Hingga dari itu
keahlian sosial anak butuh dikembangka supaya anak bisa memainkan kedudukannya dalam
warga sekelilingnya.
Keahlian sosial ada dalam kompetensi sosial serta tanggung jawab sosial, dimana
keduanya mencakup wawasan, keahlian serta tindakan sosial. Tindakan sosial ialah keahlian
anak dalam merasakan apa yang dialami oleh orang lain, tercantum prosocial behavior (sikap
prososial) yang menerminkan anak mempunyai keahlian sosial yang besar (Diana, 2018).
Pembuatan keahlian sosial anak umur dini terdapat 3 perihal yang berjalan dengan
cara berintegrasi. Pertama, anak paham bagus serta kurang baik, paham aksi apa yang wajib
didapat, sanggup membagikan prioritas keadaan yang bagus. Kedua, anak memiliki kesukaan
kepada kebaikan, serta memusuhi aksi kurang baik. Kesukaan ini ialah antusias buat
melakukan kebaikan. Misalnya, anak tidak ingin mencuri, sebab ketahui mencuri itu kurang
baik, beliau tidak ingin melaksanakannya sebab menyayangi kebajikan. Ketiga, anak
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, x(x),
xxxx | 3
Judul artikel
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.xxx

ditanamkan melakukan kebaikan pada anak. Anak mengawalinya dari cinta Tuhan yang
Maha Satu serta alam sarwa bersama isinya. Semacam tanggung jawab, ketertiban, serta
independensi, kejujuran, segan serta adab, kasih cinta, perhatian, serta kegiatan serupa, yakin
diri, inovatif, kegiatan keras, serta haram berserah, kesamarataan serta kepemimpinan, bagus
serta kecil batin, keterbukaan, serta aliansi.
Bagi Erikson kemajuan keahlian sosial anak umur dini terdiri dari sebagian langkah
selaku selanjutnya (Andi serta Jane, 2019):
1. Basic trust vs mistrust (0-1 tahun)
Anak menginginkan keyakinan diri dari oran lain serta perasaan kalau diri kita
berharga
2. Autonomy vs shame doubt (2 tahun)
Anak mulai mandiri dengan cara raga serta intelektual. Anak merasa selaku orang
yang bebas
3. Innitiative vs guilt (3-5 tahun)
Anak mulai merambah area sosial yang lebih besar serta dituntut buat
meningkatkan sikap yang dituntut dalam area sosialnya
4. Industry vs inferiority (6-pubertas)
Anak mulai memobilisasi daya serta pikirannya buat memahami wawasan serta
keahlian intelektual
Karakter Kemajuan Keahlian Sosial Anak Umur Dini Tiap anak pastinya memiliki
kepribadian yang berbeda-beda dalam kemajuan sosialnya. Ada pula karakter sosial anak
umur dini ialah (Wulandari, 2021):
a) Membuat kontak sosial dengan orang diluar rumahnya
b) Anak prasekolaah beregu belum menjajaki maksud dari pemasyarakatan yang
sesungguhnya. Mereka mulai berlatih membiasakan diri dengan area sosialnya.
c) Anak senantiasa mau dekat dengan orang berusia bagus dengan orangtua ataupun
guru. Mereka senantiasa berupaya buat berbicara serta menarik atensi orang
berusia.
d) Berkaitan dengan sahabat seangkatan.
e) Anak mulai main bersama, mereka nampak mulai rumpi sepanjang main, memilah
sahabat buat main, kurangi aksi laris berselisih.
Salah satu karakter bawah keahlian sosial dimana keahlian itu didapat lewat
penataran. Berikutnya, filosofi penataran sosial Bandura sudah membuktikan kalau penataran
sosial kanak-kanak amat dipengaruhi oleh peniruan, penguatan serta pemodelan. Ini
merupakan karakter yang menempel dari keahlian sosial yang memantulkan persyaratan
khusus adat di sekelilingnya. Anak umur dini berkembang serta bertumbuh cocok dengan
karakter serta karakteristik tiap-tiap anak. Supaya anak bisa membiasakan diri dengan
desakan sosial serta jadi individu yang bisa bermasyarakat ada 4 aspek determinan yang
dikemukakan oleh Hurlock ialah: awal, peluang yang penuh buat bersosialisasi.
Perihal ini berarti sebab kanak-kanak tidak bisa berlatih hidup bermasyarakat dengan
orang lain, bila beberapa besar durasi mereka dipergunakan seseorang diri. Kedua, dalam
kondisi bersama-sama, anakanak tidak cuma wajib sanggup berbicara dalam perkata yang
bisa dipahami orang lain, namun pula wajib sanggup berdialog mengenai poin yang bisa
dimengerti serta menarik untuk orang lain.
Ketiga, anak hendak berlatih bersosialisasi cuma bila mereka memiliki dorongan buat
melaksanakannya. Dorongan beberapa besar tergantung pada tingkatan kebahagiaan yang
bisa diserahkan oleh kegiatan sosial kepada anak. Keempat, tata cara berlatih yang efisien
dengan edukasi merupakan parenting.
Anak menekuni sebagian pola sikap yang berarti untuk adaptasi sosial yang bagus,
menjiplak orang yang dijadikan tujuan pengenalan dirinya. Orang berumur ataupun pengajar
amat berfungsi berarti dalam perihal ini, dimana mereka membagikan bentuk yang bagus
untuk anak, supaya anak bisa menjiplak serta menerapkan cocok dengan yang anak amati.

4 | Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, x(x), xxxx


Judul artikel
DOI: 10.31004/obsesi.vxix.xxx

Keahlian sosial jadi perihal pokok yang wajib dipunyai oleh anak, selaku bekal buat
menempuh hidup didalam area sekelilingnya. Menyesuikan anak dengan membagikan
dorongan buat menolong meningkatkan keahlian sosialnya merupakan pelajaran bernilai
untuk anak. McFall serta Spence beranggapan kalau keterampilam sosial melukiskan keahlian
yang membuktikan sikap yang berarti dipunyai seorang buat menggapai kompetensi sosial.
Barnett (2018) merumuskan kalau salah satu strategi dalam tingkatkan keahlian sosial anak
ialah dengan main membagikan kesempatan buat tingkatkan keahlian sosial di seluruh
daerah kemajuan dengan cara terstruktur.
Bagi Vayrynen, ada 4 format dalam keahlian sosial yang mencakup empati,
keterbukaan, kegiatan serupa, serta sikap adaptif. Empati serta keterbukaan ialah format
keahlian sosial yang berhubungan dengan perasaan serta tindakan. Sedangkan itu, kegiatan
serupa serta sikap adaptif ialah format keahlian yang akrab berhubungan dengan sikap.
Anak yang bisa melampaui hari di sekolah cocok dengan tingkatan kemajuannya bisa
dikategorikan mempunyai keahlian sosial yang lumayan bertumbuh. Anak bisa menanggapi
persoalan guru, berasosiasi dengan sahabat, bebenah balik perlengkapan berlatih ataupun
mainan, ataupun campakkan air kecil tanpa ditemani membuktikan terdapatnya keahlian
sosial.
Di bagian lain, sebagian anak tidak membuktikan sikap yang cocok dengan tingkatan
kemajuannya. Beberapa anak lebih suka berasing, gampang marah, serta suka mengusik
sahabat tanpa karena. Sikap anak yang begitu sering-kali dikira selaku sikap yang alami sebab
orang berumur ataupun guru menyangka perihal itu bagian dari era kemajuan. Terdapat pula
yang menyangka kesenjangan sikap pada anak ialah perihal yang kurang alami namun tidak
terdapat usaha buat menanggulangi kesenjangan yang terjalin (Selly serta Isah, 2019).
Gresham & Reschly mengidentifikasikan keahlian sosial dengan sebagian
karakteristik, antara lain (Fitriah, 2017):
a) Sikap Interpersonal. Sikap interpersonal merupakan sikap yang menyangkut
keahlian yang dipakai sepanjang melaksanakan interaksi sosial yang diucap
dengan keahlian menjalakan pertemanan.
b) Sikap yang berkaitan dengan diri sendiri. Sikap ini ialah karakteristik dari
seseorang yang bisa mengaturdirinya sendiri dalam suasana sosial, semacam:
keahlian mengalami stress, menguasai perasaan orang lain, mengendalikan
amarah dansebagainya.
c) Sikap yang berkaitan dengan keberhasilan akademis. Berkaitan dengan keadaan
yang mensupport hasil berlatih di sekolah, semacam: mencermati guru, melakukan
profesi sekolah dengan bagus, serta menjajaki aturan-aturan yang legal di sekolah.
d) Pendapatan sahabat seangkatan. Perihal ini di dasarkan kalau orang yang memiliki
keahlian sosial yang kecil hendak mengarah ditolak oleh sahabatnya, sebab mereka
tidak bisa berteman dengan bagus. Sebagian wujud sikap yang diartikan
merupakan: berikan serta menyambut data, bisa membekuk dengan pas marah
orang lain, serta serupanya.
e) Keahlian berbicara. Keahlian ini amat dibutuhkan buat menjalakan ikatan sosial
yang bagus, berbentuk pemberian korban balik serta atensi terhadaplawan ucapan,
serta jadi pemirsa yang responsif. Ada pula identitas orang yang mempunyai
keahlian sosial, bagi Eisler merupakan orang yang berani berdialog, berikan
estimasi yang mendalam, membagikan reaksi yang lebih kilat, membagikan
balasan dengan cara komplit, mengutarakan bukti-bukti yang dapatmeyakinkan
orang lain, tidak gampang berserah, menuntut ikatan timbal balik, dan lebih
terbuka dalam mengekspresikan dirinya. Sedangkan Philips melaporkan Identitas
orang yang mempunyai keahlian sosial mencakup: proaktif, prososial, silih berikan
serta menyambut dengan cara balance.
Sepanjang anak-anak, atensi kepada golongan milai berkembang. Kedudukan sahabat
seangkatan pada langkah ini amat berarti serta pengaruhi kemajuan sosial anak, antara lain:
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, x(x),
xxxx | 5
Judul artikel
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.xxx

menolong anak berlatih bersama oran lain, menolong anak meningkatkan nilai-nilai sosial,
meningkatkan kemajuan karakter yang mandiri. Bagi Snowman dalam novel Pembelajaran
Pra Sekolah Karangan Patmodewo, mengemukakan cici-ciri sosial anak selaku selanjutnya
(Zuhriyatul, 2022):
1. Pada jenjang ini anak mempunyai satu ataupun 2 kawan, namun kawan ini kilat
bertukar. Merekapun dengan biasanya bisa dengan kilat membiasakan diri dengan
sosial. kawan yang diseleksi umumnya yang serupa dengan tipe kelaminnya,
namun setelah itu bertumbuh kawan dari tipe kemaluan yang berlainan.
2. Golongan main mengarah kecil serta tidak terorganisir dengan bagus, alhasil
golongan main kilat berganti.
3. Anak yang lebih kecil main bersama dengan anak yang lebih besar
4. Kerutinan main pada waktu anak-anak amat bermacam-macam bagi kategori sosial
serta tipe kelamin
5. Polemik kerap timbul, namun sehabis sebagian dikala mereka didamaikan. Kanak-
kanak mempunyai alasan yan lebih aresif.
Dari opini diatas, bisa disimpulkan kalau kedudukan sahabat seangkatan pada
langkah ini amat berarti serta pengaruhi kemajuan sosial anak. Dampingi lain menolong anak
berlatih dengan orang lain, menolong anak meningkatkan nilainilai sosial, karakter mandiri
yang bisa dengan kilat menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial sahabat yang diseleksi
kerap kali berjenis kemaluan serupa, namun kemudia bertumbuh jadi sahabat rival tipe.
Tiap anak mempunyai karakter yang berlainan dalam kemajuan sosialnya. Identitas
kemajuan sosial pada umur prasekolah merupakan selaku selanjutnya (Zuhriyatul, 2022):
1. Mempunyai kontak sosial dengan banyak orang diluar keluarganya
2. Golongan kanak-kanak prasekolah tidak dalam penafsiran pemasyarakatan yang
pas. Mereka mulai menyesuaikan diri dengan area sosialnya.
3. Anak senantiasa mau dekat dengan orang berusia dengan orang berumur serta
gurunya. Mereka senantiasa tersambung serta berbicara dengan menarik atensi
orang berusia.
4. Kanak-kanak mulai main bersama, mereka pula nampak mengonrol dikala main,
memilah sahabat main serta kurangi permusuhan
Kemajuan keahlian sosial kanak-kanak terkait pada banyak aspek yang berlainan,
faktor-faktor yang pengaruhi keahlian sosial antara lain:
1. Banyak situasi yang pengaruhi keahlian sosial, termaksud tempramen besar,
regulasi marah, serta pemahaman sosial anak.
2. Interaksi anak dengan area keahlian sosial anak paling utama dipengaruhi oleh
pemasyarakatan dengan orang berumur, yang terbntuk semnjak anak lahir. Lewat
cara ini, orang berumur membenarkan kalau anak mereka mempunyai standar
sikap, tindakan, serta keahlian dorongan yang bisa jadi di idamkan ataupun cocok
buat kedudukan mereka dalam warga.
3. Karakter dengan cara biasa, performa kerap disamakan dengan defenisi karakter
seorang. Karakter tidak bisa diamati dari performa raga, alhasil berarti untuk orang
buat tidak memperhitungkan seorang bersumber pada performa semata, oleh
Sebab itu orang yang berperforma tidak menarik cenderunh diasingkan. Disini,
berarti untuk orang berumur buat menancapkan nilai-nilai menghormati orang
lain. Disekolah, anak-naka terus menjadi menciptakan karakter yang berlainan,
seperti itu penyebabnya guru mempunyai kedudukan yang amat berarti buat bisa
menarangkan pada kanak-kanak dengan bahasa yang gampang dimengerti.
1.

6 | Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, x(x), xxxx


Judul artikel
DOI: 10.31004/obsesi.vxix.xxx

Simpulan
Keahlian sosial ialah keahlian orang dalam bersosialisasi di area sekelilingnya. Perihal
itu berhubungan dengan gimana keahlian orang dalam berhubungan dengan orang yang lain.
Keahlian sosial menginginkan wawasan serta bimbingan buat bisa melaksanakan aktivitas
bermasyarakat dengan bagus, supaya berikutnya mempunyai keahlian sosial yang besar.
Keahlian sosial akrab kaitannya dengan gimana orang berprilaku ataupun sikap sosial. Sikap
sosial bertumbuh cepat pada era umur dini ialah era anak-anak ataupun umur pra sekolah.
Perihal itu disebabkan bertambahnya pengalaman bersosialisasi anak. Hingga dari itu
keahlian sosial anak butuh dikembangka supaya anak bisa memainkan kedudukannya dalam
warga sekelilingnya.
Karakter Kemajuan Keahlian Sosial Anak Umur Dini Tiap anak pastinya memiliki
kepribadian yang berbeda-beda dalam kemajuan sosialnya. Ada pula karakter sosial anak
umur dini ialah:
a) Membuat kontak sosial dengan orang diluar rumahnya
b) Anak prasekolaah beregu belum menjajaki maksud dari pemasyarakatan yang
sesungguhnya. Mereka mulai berlatih membiasakan diri dengan area sosialnya.
c) Anak senantiasa mau dekat dengan orang berusia bagus dengan orangtua ataupun
guru. Mereka senantiasa berupaya buat berbicara serta menarik atensi orang
berusia.
d) Berkaitan dengan sahabat seangkatan.
e) Anak mulai main bersama, mereka nampak mulai rumpi sepanjang main, memilah
sahabat buat main, kurangi aksi laris berselisih.

Daftar Pustaka

Amalia Uswatun H. (2019). Stimulasi Keterampilan Sosial untuk Anak Usia Dini, 1 No 1.

Andi Agusniatik dan Jane M.Monepa. (2019). Keterampilan sosial anak usia dini ( Teori dan
metode pengembangan).

Barnett.J.H. (2018). Three evidence-based strategies that support social skills and play among
young children with autism speectrum disordes. Early Childhood Education Journal 46
(6).

Diana Vidya Fakhriyani. (2018). Pengembangan Keterampilan Sosial anak Usia Dini Melalui
Permainan tradisional Madura. Jurnal PG-PAUD Trunojoyo : Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Anak Usia Dini, 5 Nomor 1.

Fitriah.M.Suud. (2017). Pengembangan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini ( Analisis


Psikologi Pendidikan Islam). Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, 6 Nomor 2.

Kadek Hengki Primayana. (2020). Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Berbantuan


Media Kolase Pada anak Usia Dini. Purwadita:jurnal Agama dan Budaya, 4 No.1.

Sarnelle. K . Y. (2018). Teacher Perspectives on social thingking.

Selly Puspa Dewi Rachman,Isah Cahyani. (2019). Perkembangan keterampilan sosial anak
usai dini. jurnal Pendidikan Athfal, 2 No.1.

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, x(x),


xxxx | 7
Judul artikel
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.xxx

Wulandari Safitri. (2021). Perkembangan Keterampilan Anak Usia DIni melalui permainan
tradisional di taman kanak-kanak Aisyiyah Bustanhul Anfal Talang Padang. Skripsi
UIN Raden Intan Lampung.

Zuhriyatul Fadilah. (2022). meningkatkan Keterampilan Sosisial Anak Usia Dini Melalui
Pendekatan Ekspolasi.

8 | Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, x(x), xxxx

Anda mungkin juga menyukai