Anda di halaman 1dari 7

EDUCATIVO: JURNAL PENDIDIKAN

Vol. 1, No. 2, November (2022), Page: 614-620


P-ISSN (2829-8004) & E-ISSN (2829-6222)

Perilaku Bullying Terhadap Teman Sebaya Pada Remaja

Juwita Tria Permata1, Fenty Zahara Nasution2


12
Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Potensi Utama, Indonesia
* Corresponding Author. E-mail: juwitatria26@gmail.com

Abstrak
Perilaku bullying merupakan tindakan untuk menyakiti, mengancam, meneror, melukai, dan
mengejek yang dilakukan oleh satu atau lebih individu terhadap individu lainnya. Bullying yang terjadi
di antara para remaja adalah bullying dengan teman sebaya. Mereka yang merasa di tolak sulit
menerima sehingga membuat remaja terus melakukan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh teman
sebaya. Salah satunya adalah bullying yang saat ini menjadi fenomena yang sangat kuat. Ada beberapa
faktor yang membuat remaja mampu melakukannya salah satunya adalah dukungan sosial teman
sebaya dan orang tua. Dengan adanya faktor-faktor tersebut membuat remaja sangat yakin untuk
melakukan perilaku bullying. Adapun jenis bullying salah satunya antara lain fisik dan verbal. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan studi literature,
informasi yang didapat dari kajian atau penelitian sebelumnya yang sudah ada.

Kata Kunci: perilaku bullying, teman sebaya, remaja

Abstract
Bullying behavior is an act to hurt, threaten, terrorize, injure, and ridicule one or more
individuals against other individuals. Bullying that occurs among teenagers is bullying with peers.
Those who feel rejected find it difficult to accept so teenagers continue to do what their peers need and
want. One of them is bullying which is currently a very strong phenomenon. There are several factors
that make teenagers able to do it, one of which is social support from peers and parents. With these
factors, teenagers are very sure to do bullying behavior. Types of bullying include physical and
verbal. The method used in this study is a qualitative method using literature studies, information
obtained from existing research or previous research.

Keywords: bullying behavior, peers, teens

PENDAHULUAN ini terjadi agar mereka dapat menjadi


Masa remaja merupakan masa yang bagian dari anggota suatu kelompok sosial
penuh dengan berbagai dinamika, mulai dengan mencoba menonjolkan diri sebagai
adanya masa percintaan, menghadapi suatu individu.
hal yang baru untuk mengetahui tentang Waktu yang dihabiskan oleh para
diri sendiri, serta solidaritas antar remaja adalah berkumpul dengan
persahabatan (Zhao & Chang, 2019). kelompok teman sebayanya. Hal tersebut
Dengan karakter yang cenderung sensitif membuat diri individu mengharuskan
dan labil mendorong remaja untuk dirinya untuk mengikuti apa yang
bertindak, berperilaku tanpa memikirkan diinginkan dan dilakukan oleh teman
resiko yang mungkin akan terjadi sebayanya seperti model rambut,
kedepannya. Banyak dari remaja yang berpakaian, selera musik dan lainnya. Pada
mengikuti trend masa kini dari temannya masa remaja permasalahan yang sering
yang juga melakukan trend tersebut. Hal terjadi adalah mengenai emosi, perilaku,
dan kognitif. Salah satu diantaranya adalah

Submitted Accepted Published


: https://doi.org/10.56248/educativo.v1i2.83
02-11-2022 01-12-2022 01-12-2022
Educativo: Jurnal Pendidikan 1 (2), November 2022 - 615
Juwita Tria Permata, Fenty Zahara Nasution

perilaku bullying (Sulfemi & Yasita, terjadi. Istilah bulying ini di kenal pertama
2020). Siswa sekolah menengah atas di kali di negara-negara barat terutama eropa,
German ada beberapa siswa yang tidak namun seiring berjalannya waktu
populer atau mereka yang di tolak oleh perkembangan kata ini telah digunakan di
teman sebaya memiliki perilaku bullying seluruh dunia. Perilaku negatif ini
yang tinggi. memiliki peluang besar yang dapat di tiru
Teman sebaya akan mempengaruhi karena banyak sekali di lakukan oleh anak
perilaku temannya hanya saja kembali remaja (Zakiyah, Humaedi & Santoso,
kepada persepsi masing-masing individu. 2017). Mereka yang cenderung berperilaku
Sehingga sikap dan perilaku dapat bullying adalah orang yang pernah menjadi
terpengaruh dari tekanan teman sebaya korban bullying yang lebih berkuasa dan
yang merupakan suatu dorongan individu kuat misalnya teman sebaya, kakak
untuk melakukan tindakan yang memaksa. kandung maupun orang tua dan kakak
Teman sebaya memiliki kesamaan baik kelas.
dari psikologis dan perilaku (Darmawan, Perilaku bullying dikatakan sebagai
2017). Teman sebaya di bagi 5 kelompok salah satu bentuk tindakan agresif karena
yaitu teman dekat, kelompok besar, permasalahan ini sudah mendunia
kelompok kecil, kelompok geng dan termasuk di Indonesia. Banyak sekali
kelompok yang terorganisasi tekanan bullying terjadi pada remaja putra maupun
teman sebaya dikatakan sebagai dorongan putri. Perilaku bullying dapat terjadi di
untuk diri sendiri maupun orang lain dalam banyak berbagai tempat seperti lingkungan
melakukan perilaku bullying dengan sekolah, rumah, tempat kerja, dan
berbagai tingkah laku seperti mengancam sebagainya (Herman, Nurshal & Oktarina,
dan menakuti, menyakiti, meneror yang 2017). Dan pada masa sekarang perilaku
dilakukan berulang-ulang (Ballerina & bullying banyak sekali berada di
Immanuel, 2019). lingkungan sekolah. Kementerian
Tekanan dari seseorang untuk Kesehatan mengungkapkan perilaku
menyesuaikan diri dengan sikap, perilaku tersebut sering terjadi di kelompok geng,
dan kebiasaan pribadi dalam suatu sekolah, dan komunitas. Pada masa remaja
kelompok (Harefa, 2022). Kelompok kasus perilaku bullying memang rentan
teman sebaya ini merupakan lingkungan sekali terjadi karena pada masa ini individu
kedua setelah lingkungan keluarga. sedang memasuki proses untuk mencari
Biasanya mereka yang superior secara jati diri mereka pada lingkungan (Adriel &
kelompok atau individu menunjukkan jati Indrawati, 2019). Apabila pertemanan di
dirinya dengan melakukan hal yang tidak lingkungan tidak berjalan baik akan
baik seperti kekerasan, baik secara fisik mempengaruhi pencarian jati diri individu.
maupun lisan dan yang paling banyak Perlakuan bullying yang biasanya
adalah perilaku bullying (Darmayanti, banyak di terima oleh individu ialah
Kurniawati & Situmorang, 2019). verbal, non-verbal, fisik, sosial, dan
Fenomena yang sering terjadi di cyberlbullying. Pernyataan ini didapatkan
lingkungan sosial ialah bullying. Bullying berdasarkan wawancara yang dilakukan.
yang terjadi pada kalangan anak remaja Siswa remaja yang berusia 13 sampai 15
bukan merupakan suatu hal yang baru. tahun telah melaporkan bahwa teman
Dari waktu ke waktu perilaku bullying sebayanya menyerangnya. Korban bullying
tidak pernah habis untuk di bahas, perilaku juga memiliki karakteristik yakni
bullying ini telah menjadi sebuah berperilaku, berpenampilan dan memiliki
fenomena yang menjadi sorotan semua kebiasaan yang berbeda dalam kehidupan
orang sehingga semakin mengkhawatirkan. sehari-hari. Dapat dikatakan di pilih
Setiap tahun perilaku menyimpang ini menjadi korban bullying karena berbeda
adalah masalah yang tidak pernah berhenti dari yang lain. Kebanyakan dari remaja

Copyright © 2022 Educativo: Jurnal Pendidikan


P-ISSN (2829-8004) & E-ISSN (2829-6222)
Perilaku Bullying Terhadap Teman Sebaya Pada Remaja 616
Juwita Tria Permata, Fenty Zahara Nasution

yang pernah melakukan perilaku bullying dengan menggunakan studi literatur,


mengaku mereka yang paling sering informasi yang di dapat adalah
menjadi sasaran bullying ialah teman yang berdasarkan kajian atau penelitian yang
memiliki penampilan berbeda, perilaku sudah ada sebelumnya. Kegiatan penelitian
yang berbeda. Dan biasanya yang paling dengan studi literatur dilakukan dengan
banyak adalah mereka yang sulit bergaul, mencari data dari berbagai sumber tertulis,
sedangkan korban mengaku bahwa yang baik berupa buku, jurnal, artikel yang
paling sering membully adalah mereka relavan dengan obyek penelitian, sehingga
yang merasa berkuasa dan kuat. Perilaku masalah dapat dipecahkan dengan
bullying banyak terjadi pada saat masuk menelaah sumber-sumber data yang sudah
SMP walaupun ada juga yang sudah terkumpul sebelumnya dan tidak
menjadi korban bullying sejak SD bahkan dibutuhkan lagi riset langsung di lapangan.
dari kanak-kanak. Hal ini sering terjadi
karena adanya masalah pribadi dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
korban bullying, agar terlihat berkuasa dan
Perilaku Bullying
di terima kelompok. Bullying berasal dari Bahasa Inggris
Perilaku agresif tersebut terjadi ialah “bull” yang memiliki makna banteng
karena adanya berbagai faktor. Beberapa yang senang merunduk kesana kemari.
faktor yang mempengaruhi bullying yaitu Secara etimologi dalam Bahasa Indonesia
faktor teman sebaya, keluarga dan sekolah. “bully” artinya penggertak berarti
Faktor yang mempengaruhi antara lain mengganggu orang yang lemah. Bullying
bullying yang dilakukan oleh teman sebaya merupakan suatu tindakan bermusuhan
maupun guru atau biasa dinamakan budaya yang dilakukan oleh individu maupun
sekolah, norma kelompok dan teknologi sekelompok orang untuk menyakiti atau
(Aisyiah, 2017). Perilaku bullying yang menakuti orang lain (Ballerina &
terjadi salah satunya dipengaruhi oleh Immanuel, 2017). Bullying merupakan
adanya pergaulan Target bullying menjadi tindakan yang bersifat kekerasan atau
seperti sedang tren dengan memberikan pemaksaan untuk mengintimidasi atau
tekanan kepada orang lain ke dalam menyalahgunakan orang lain.
kelompok sebaya dengan cara penyesuaian Perilaku bullying adalah perilaku
diri yang cukup baik untuk melakukannya. yang bersifat agresif dengan serius.
Kekerasan yang terjadi seperti Bullying dikatakan sebagai perilaku yang
kekerasan psikologis yakni pengucilan, bersifat menyakiti orang lain secara
terdapat juga kekerasan verbal atau berulang-ulang, perilaku ini seperti
mengejek dan selanjutnya ada kekerasan menyerang secara verbal atau fisik dan
fisik atau memukul (Amalia, 2019). mengucilkan orang lain. Olweus juga
Adapun bentuk dari perilaku bullying mengatakan bahwa bullying merupakan
dapat berubah sejalan dengan usia yang tindakan negatif yang dilakukan secara
dilalui mulai dari bullying penyerangan berulang setiap waktu oleh satu atau lebih
berkelompok, kekerasan seksual, bullying siswa terhadap siswa lain. Biasanya
di taman bermain, kekerasan ditempat bullying dilakukan bagi mereka yang
kerja, marital violence, violence dan child memiliki kekuasaan maupun kekuatan.
abuse. Pada umumnya sangat banyak American Psychological Association
sekali individu maupun sekelompok orang
menyatakan bahwa bullying merupakan
membully temannya yang memiliki
suatu bentuk perilaku agresif yang
kekurangan fisik dan ekonomi. dilakukan dengan sengaja dan berulang
seperti membuat cedera dan tidak nyaman
METODE orang lain.
Metode yang digunakan dalam Bullying di bagi menjadi kontak fisik
penelitian ini adalah metode kualitatif dan kata-kata. Perilaku bullying adalah
Copyright © 2022 Educativo: Jurnal Pendidikan
P-ISSN (2829-8004) & E-ISSN (2829-6222)
Educativo: Jurnal Pendidikan 1 (2), November 2022 - 617
Juwita Tria Permata, Fenty Zahara Nasution

tindakan yang tidak boleh ditiru dan sangat fisik berupa menendang, memukul, dan
berbahaya karena membawa dampak merusak properti korban. Sedangkan agresi
negatif sehingga korban merasakan relasional atau sosial berupa penyebaran
traumatik yang luar biasa (Amalia, 2019). rumor dan pengecualian.
Oleh karena itu perilaku bullying Serangan bullying juga dapat terjadi
merupakan penindasan yang dilakukan melalui teknologi maupun internet yang
oleh satu orang maupun sekelompok orang biasanya di sebut cyberbullying. Ada
terhadap sesama individu. Berdasarkan banyak sekali bentuk dari perilaku bullying
berbagai pendapat mengenai bullying oleh seperti penghinaan, pukulan atau
para ahli di atas dapat dikatakan bahwa mengolok-ngolok teman. Berdasarkan
perilaku bullying adalah tindakan agresif teknologi yang cukup canggih juga
yang dilakukan secara berulang kali untuk terdapat perilaku bullying melalui media
menyakiti, mengancam, meneror, sosial dengan memberikan sebuah
menakuti, memukul dan kekerasan lainnya komentar buruk yang berisi umpatan atau
dan dilakukan oleh individu maupun kata-kata yang kasar terhadap postingan
kelompok terhadap individu atau seseorang. Kategori dari perilaku bullying
kelompok lainnya. terbagi menjadi dua yaitu direct bullying
yang dilakukan secara verbal dan fisik.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemudian indirect bullying yang
Perilaku Bullying dilakukan secara psikologis atau mental.
Faktor yang mempengaruhi perilaku
bullying yaitu faktor teman sebaya, faktor Aspek-Aspek Perilaku Bullying
sekolah dan faktor keluarga. Sedangkan Aspek-aspek perilaku bullying antara
menurut Usman yang menjadi pemicu lain: bullying fisik, bullying ini dikatakan
terjadinya perilaku bullying terutama pada sebagai jenis yang kasat mata. Munculnya
remaja yaitu peranan kelompok atau teman perilaku ini karena sentuhan fisik antara
sebaya, jenis kelamin, kepercayaan diri, pelaku dan korban sehingga membuat
tipe kepribadian anak serta iklim sekolah. siapapun dapat melihatnya (Darmawan,
Kelompok teman sebaya dan iklim 2017). Contoh-contoh dari bullying fisik
sekolah diyakini sebagai penyebab adalah memberikan hukuman yang
munculnya perilaku bullying di sekolah, berlebihan, menampar, menginjak kaki,
sehingga perilaku bullying dapat menimpuk, meludahi, menjegal, melempar
dipengaruhi oleh adanya kelompok teman barang dan memalak.
sebaya. Kelompok teman sebaya di Aspek selanjutnya adalah bullying
sekolah yang memiliki masalah dapat verbal atau non fisik; merupakan jenis
membawa dampak negatif bagi sekolah bullying yang dapat tertangkap oleh indera
seperti perilaku membolos, kekerasan dan pendengaran sehingga juga dapat
menurunnya rasa hormat terhadap guru terdeteksi, seperti menghina, memaki,
dan teman. menuduh, meneriaki, menyoraki,
mempermalukan, menolak dan memfitnah
Jenis-Jenis Perilaku Bullying serta menebar gosip. Adapun bullying
Bullying dapat diwujudkan oleh mental atau psikologis, bullying ini paling
banyak hal antara lain verbal, fisik dan berbahaya karena tidak dapat di tangkap
relasional (Zhao & Chang, 2019). Bullying oleh indera penglihatan ataupun
dalam bentuk fisik banyak terjadi pendengaran seperti memandang dengan
dikalangan anak laki-laki, sedangkan penuh ancaman, mengucilkan,
bullying dalam bentuk relasional dan mendiamkan, memandang sinis, meneror
verbal banyak terjadi di kalangan anak melalui media, pandangan yang
perempuan. Bullying verbal berupa merendahkan, mencibir dan memelototi.
panggilan nama dan ancaman. Bullying

Copyright © 2022 Educativo: Jurnal Pendidikan


P-ISSN (2829-8004) & E-ISSN (2829-6222)
Perilaku Bullying Terhadap Teman Sebaya Pada Remaja 618
Juwita Tria Permata, Fenty Zahara Nasution

Masa Remaja masalah kriminal. Teman sebaya juga


Masa remaja merupakan masa dapat mengarahkan ke hal yang negatif
peralihan mulai dari kanak-kanak sampai seperti kenakalan, perilaku yang abnormal
orang dewasa sejalan dengan pertumbuhan dan mengenalkan untuk minum alkohol.
dan perkembangan pada manusia (Aisyiah, Teman sebaya dikatakan memiliki
2017). Remaja yang sudah memiliki ikatan pengaruh yang besar bagi kehidupan masa
dalam kelompok teman sebayanya, maka remaja yang membuat mereka berusaha
mereka akan mengikuti yang dilakukan untuk merasa di terima dan berada
oleh teman sebayanya tersebut. Ada tiga didalamnya. Teman sebaya merupakan
kelompok usia remaja, yakni remaja awal anak remaja yang memiliki tingkat usia
yang dimulai dari umur 12 sampai 15 dan kedewasaan yang sama. Sehingga
tahun. Selanjutnya ada remaja pertengahan membawa peran yang sangat unik bagi
mulai dari 15 sampai 18 tahun. Kemudian kehidupan remaja (Adriel & Indrawati,
masuk kepada remaja akhir mulai dari 18 2019). Mereka yang dikatakan kelompok
sampai 21 tahun. teman sebaya yang memiliki motivasi yang
sama dalam bergaul.
Perilaku Bullying Terhadap Teman Kelompok teman sebaya bagi remaja
Sebaya Pada Remaja memiliki peranan yang sangat penting bagi
Perilaku bullying sudah menjadi perkembangan kepribadian individu yaitu
ancaman yang serius bagi perkembangan untuk mengembangkan kemampuan
anak dan menjadi penyebab potensial berkomunikasi dengan pergaulan teman
kekerasan di sekolah. Perilaku bullying sebaya serta meningkatkan identitas diri
terjadi dimulai dari perencanaan pelaku individu.
yang berperan aktif untuk mengambil Teman sebaya merupakan sumber
posisi yang lebih tinggi dan kuat dengan dukungan yang paling utama bagi remaja
mengganggu teman disekolahnya. (Adriel & Indrawati, 2019). Kekerasan
Pendukung aktif juga terlibat dalam yang terjadi pada anak remaja ini sangat
bullying yaitu membantu atau ikut turun memprihatinkan terutama bagi orang tua
melakukan tindakan bullying. Selain itu dan pendidik. Waktu yang dihabiskan oleh
adapun pendukung pasif yaitu menikmati para remaja adalah berkumpul dengan
terjadinya bullying dan tidak menunjukkan kelompok teman sebayanya. Bahkan
dukungan apapun secara terbuka sekolah yang seharusnya menjadi tempat
didalamnya. Adapun mereka yang terlibat untuk anak mendapatkan ilmu dan
hanya sebagai penonton dengan membentuk karakter yang baik, justru
mengamati secara langsung dan tidak ada menjadi tempat munculnya perilaku
sama sekali melakukan apapun, ini di sebut bullying. Hal tersebut membuat anak
disengaged on lookers. Kemudian ada juga merasa ketakutan untuk menghadapi masa
mereka yang menentang ketika menjadi sekolah.
saksi padahal mereka tahu, hanya saja Teman sebaya memiliki kesamaan
walaupun ingin membantu mereka tidak baik dari psikologis dan perilaku. Teman
bertindak apa-apa dan ini di sebut potential sebaya di bagi 5 kelompok yaitu teman
witnesses. Terakhir ada kelompok yang dekat, kelompok besar, kelompok kecil,
berbicara secara terbuka menentang kelompok geng dan kelompok yang
bullying biasanya di sebut resister, terorganisasi. Tekanan teman sebaya
defender dan witness. dikatakan sebagai dorongan untuk diri
Santrock mengatakan bahwa sendiri maupun orang lain dalam
perasaan dimusuhi dan kesepian dapat melakukan perilaku bullying dengan
terjadi karena adanya penolakan teman berbagai tingkah laku seperti mengancam
sebaya sehingga akan mempengaruhi dan menakuti, menyakiti, meneror yang
kesehatan pada mental dan timbul adanya dilakukan berulang-ulang.

Copyright © 2022 Educativo: Jurnal Pendidikan


P-ISSN (2829-8004) & E-ISSN (2829-6222)
Educativo: Jurnal Pendidikan 1 (2), November 2022 - 619
Juwita Tria Permata, Fenty Zahara Nasution

Kebanyakan dari remaja yang pernah merasa puas dalam emosional karena
melakukan perilaku bullying mengaku adanya ikatan persahabatan tersebut.
mereka yang paling sering menjadi sasaran Komunikasi yang terjadi pada orang
bullying ialah teman yang memiliki tua dan remaja adalah sebagai sarana untuk
penampilan berbeda, perilaku yang mensosialisasikan nilai-nilai kepribadian
berbeda. Dan biasanya yang paling banyak orang tua kepada remaja, bertukar pikiran,
adalah mereka yang sulit bergaul. dan keluh kesah remaja kepada orang tua.
Sedangkan korban mengaku bahwa yang Komunikasi dan hubungan tersebut
paling sering membully adalah mereka mempengaruhi kehidupan remaja pada
yang merasa berkuasa dan kuat. Perilaku masa yang akan dating (Amalia, 2019).
bullying banyak terjadi pada saat masuk Semakin baik dibangunnya komunikasi
SMP walaupun ada juga yang sudah tersebut akan membuat remaja terhindar
menjadi korban bullying sejak SD bahkan dari perilaku bullying. Hal ini terjadi
dari kanak-kanak. Hal ini sering terjadi karena biasanya mereka yang melakukan
karena adanya masalah pribadi dengan perilaku bullying adalah remaja yang
korban bullying, agar terlihat berkuasa dan memiliki rasa perhatian, komunikasi yang
diterima kelompok. rendah di dalam keluarganya.
Di dukung dengan studi sebelumnya
Pembahasan yaitu berdasarkan hasil penelitian Aisyiah
Perilaku bullying pada remaja (2017) yang menunjukkan teman sebaya
kemungkinan besar terjadi dikarenakan yang memiliki kelekatan kualitas
adanya teman sebaya. Banyak di antara hubungan yang tinggi dengan teman
para remaja menghabiskan waktu mereka sebaya akan membuat remaja tidak terlibat
untuk berinteraksi dan bersosialiasi dengan dalam kasus bullying. Sesuai dengan studi
teman sebayanya daripada dengan sebelumnya, hasil penelitian menunjukkan
keluarga. Para remaja saat menghabiskan bahwa kualitas kelekatan dengan teman
waktu dengan teman sebayanya yang sebaya yang tinggi dapat menyebabkan
dikatakan sebagai rasa saling percaya dan seseorang tidak terlibat dalam perilaku
memiliki itu merupakan suatu hal yang bullying.
sangat penting. Para remaja akan mulai
mengikuti apa yang dilakukan dan KESIMPULAN
diinginkan oleh kelompok teman Masa remaja dikatakan mulai dari
sebayanya apabila adanya keterikatan kanak-kanak hingga dewasa dan terbagi
terhadap kelompok teman sebaya, menjadi tiga kategori berdasarkan usia
sehingga tekanan oleh teman sebayapun tertentu. Pada masa ini individu masih
muncul. cukup di bilang labil dan sensitif yang
Kebutuhan untuk menerima, membuat mereka dalam mengambil
memiliki, dan meningkatkan status dalam keputusan tanpa berfikir resiko apa yang
kelompok teman sebaya cenderung akan terjadi. Permasalahan dalam masa ini
mengakibatkan munculnya perilaku sangatlah banyak mulai dari emosi,
bullying khususnya pada remaja. Remaja kognitif dan sosial salah satu diantaranya
pria dan wanita untuk bisa merasa di adalah perilaku yang melanggar aturan
terima dengan baik mulai bergabung atau norma seperti bullying yang
dengan kelompok sebaya tersebut.
merupakan fenomena yang banyak terjadi
Individu akan merasa mudah dalam
di dunia khususnya Indonesia. Berdasarkan
menjalankan setiap aktivitas kegiatan perilaku bullying yang banyak terjadi ialah
dikarenakan adanya dukungan teman diantara lingkungan pertemanan remaja
sebaya, yang membuat mereka menerima khususnya teman sebaya yang memiliki
rasa penghargaan dan perhatian dari orang kesamaan diri baik psikologi, sosial
terdekat. Selain itu membuat individu maupun kesukaan dan keinginan.
Copyright © 2022 Educativo: Jurnal Pendidikan
P-ISSN (2829-8004) & E-ISSN (2829-6222)
Perilaku Bullying Terhadap Teman Sebaya Pada Remaja 620
Juwita Tria Permata, Fenty Zahara Nasution

Teman sebaya juga dapat Darmayanti, K. K. H., Kurniawati, F., &


mempengaruhi antar individu sehingga Situmorang, D. D. B. (2019).
memungkinkan mereka bertindak secara Bullying di sekolah: Pengertian,
memaksa dan menjadi peluang untuk dampak, pembagian dan cara
menyebabkan munculnya perilaku menanggulanginya. Pedagogia:
bullying. Perilaku bullying merupakan Jurnal Ilmu Pendidikan, 17(1), 55-
tindakan menyakiti, meneror, mengancam, 66.
mengejek, dan memandang rendah https://doi.org/10.17509/pdgia.v17i1.
seseorang yang dilakukan oleh satu atau 13980
lebih individu. Bullying ini banyak terjadi Harefa, A. (2022). Pengaruh Globalisasi
di antara teman sebaya, apalagi mereka Terhadap Perilaku Sosial Siswa.
yang merasa tidak di terima ataupun di Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1),
tolak oleh teman sebayanya hanya karena 271–277.
beberapa faktor yang tidak mendukung. https://doi.org/10.56248/educativo.v
1i1.37
DAFTAR PUSTAKA Herman, H., Nurshal, D., & Oktarina, E.
Adriel, Y., & Indrawati, E. S. (2019). (2017). Hubungan Karakteristik
Hubungan Antara Konformitas Remaja Dengan Perilaku Bullying
Teman Sebaya Dengan Perilaku Pada Siswa Smp Di Kota Padang.
Bullying Pada Siswa Kelas XII Smk Jurnal Keperawatan Soedirman,
Teuku Umar Semarang. Jurnal 12(1), 1.
Empati, 8(1), 271-276. https://doi.org/10.20884/1.jks.2017.1
https://doi.org/10.14710/empati.2019 2.1.677
.23603 Sulfemi, W. B., & Yasita, O. . (2020).
Aisyiah, Y. (2017). Hubungan dukungan Dukungan Sosial Teman Sebaya
sosial teman sebaya dengan problem Terhadap Perilaku Bullying. Jurnal
solving siswa SMP. Jurnal Al-Qalb, Pendidikan, 21(2), 133–147.
9(2), 118-126. https://doi.org/10.33830/jp.v21i2.951
https://doi.org/10.15548/alqalb.v8i2. .2020
876. Zakiyah, E. Z., Humaedi, S., & Santoso,
Amalia, E., et al. (2019). Skrining dan M. B. (2017). Faktor Yang
edukasi pencegahan bullying pada Mempengaruhi Remaja Dalam
peserta didik SMA negeri di Kota Melakukan Bullying. Prosiding
Mataram. Jurnal Pengabdian Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Magister Pendidikan IPA, 2(1), 30- Masyarakat, 4(2), 324–330.
35. https://doi.org/10.24198/jppm.v4i2.1
https://doi.org/10.29303/jpmpi.v1i2. 4352
245. Zhao, R. B., & Chang, Y. C. (2019).
Ballerina, T., & Immanuel, A. (2019). Students’ Family Support, Peer
Menelisik Perilaku Relationships, and Learning
PerundunganPada Siswa SMP Di Motivation and Teachers Fairness
Yogyakarta. Jurnal Ilmu Perilaku, Have an Influence on the Victims of
3(1), 18-31. Bullying in Middle School of Hong
https://doi:10.25077/jip.3.1.18- Kong. International Journal of
31.2019 Educational Methodology, 5(1),
Darmawan, D. (2017). Bullying 111–121.
phenomena in school setting. Jurnal https://doi.org/10.12973/ijem.5.1.111
Kependidikan, 1(2). p164-175. DOI: .
https://doi.org/10.21831/jk.v1i2.9713

Copyright © 2022 Educativo: Jurnal Pendidikan


P-ISSN (2829-8004) & E-ISSN (2829-6222)

Anda mungkin juga menyukai