Anda di halaman 1dari 16

40

KAJIAN FENOMENA TAWURAN PELAJAR PENDIDIKAN


MENENGAH

Studi Kasus di Kota Depok

Oleh: Ikhya Ulumudin

ABSTRACT

This study aims to find out factors behind the occurrence of students brawl by analyzing
these aspects; family background, school’s environment, and peers, and also to find a school
policy alternative to help shaping students’ characters. This study employed qualitative
approach. Data and information were collected through interviews. The conclusion is that the
factors causing student brawl divided into two types, direct factors and indirect factors. Direct
factors are mainly long ongoing dispute that is brought over generations of students between
the two sample schools, the location of schools which is adjacent to each other, the habit of
going to and from school in groups, and the habit to bully (mock, insult, spit at) one another
when passing by on the street. The indirect factor, on the other hand, are family and school. A
school policy alternative to cope with students brawl is by enforcing school disciplines, for
example through an imposition of punishment and reward and also forming and enforcing
teachers’ disciplines at school.

Keywords: Students brawl, parents, school.

PENDAHULUAN kaliseorang anak adalah dengan orangtua,


saudara-saudara, serta mungkin kerabat-
Pembentukan manusia yang
kerabat yang tinggal serumah.Oleh karena
berkepribadian dan berperilaku baik
itu, keluarga terutama orangtua mempunyai
merupakan tanggungjawab bersamaantara
peran utama dalam membentuk kepribadian
pemerintah (sekolah),orangtua, dan
dan perilaku anaknya.Sejalan dengan itu,
masyarakat.Kepribadian seseorang bukan
Santrock, (2003) mengatakan “Pengawasan
sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk
orangtua yang tidak memadai terhadap
melalui proses pendidikan salah satunya
keberadaan anak dan penerapan disiplin
melalui interaksi dan sosialisasi. Proses
interaksi dan sosialisasi pertama


Peneliti pada Puslitjakdikbud, Balitbang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Email:
ikhya.ulumudin@kemdikbud.go.id
41

yang tidak efektif serta tidak sesuai Akhir-akhir ini tawuran pelajar
menentukan munculnya kenakalan remaja”. sering kita temukan di jalan, tindakan
tawuran pelajar ini bukan tawuran pelajar
Sekolah menjadi suatu lembaga
biasa lagi, namun mengarah ke ranah
formal pertama dari setiap anak di bawah
pidana, mengingat sering terdapat korban
suatu pengawasan dan bimbingan guru. Di
luka-luka berat bahkan sampai merenggut
dalam lembaga ini tentunya terdapat banyak
nyawa seseorang.Sarwono (2002)
bentuk interaksi dan sosialisasi yang sangat
mengungkapkan kenakalan remaja sebagai
mempengaruhi terbentuknya kepribadian
tingkah laku yang menyimpang dari norma-
pada diri anak. Sosialisasi yang sering
norma hukum pidana.Dalam kaitan dengan
dilakukan oleh anak salah satunya dengan
tawuran pelajar, Komisi Nasional
guru yang berada disekolah. Disini peran
Perlindungan Anak mencatat ada 229
guru bukan sekedar mentransfer ilmu
kasus tawuran pelajarsepanjang Januari-
kepada siswa, tetapi lebih dari itu guru
Oktober tahun 2013.Jumlah ini meningkat
bertanggungjawab membentuk kepribdian
sekitar 44 persen dibanding tahun lalu yang
dan tingkahlaku siswa sehingga menjadi
hanya 128 kasus.Dalam 229 kasus
generasi yang cerdas, terampil dan
kekerasan antarsiswa SMP dan SMA itu, 19
berkarakter.
siswa meninggal dunia (Tempo.com, 2013).

Selanjutnya, peranan masyarakat


Meskipun semua pihak telah
terutama teman bermain akan
berupaya untuk berperan mendidik pelajar
mempengaruhi perkembangan kepribadin
menjadi manusia berkepribadian dan
dan perilaku anak. Dalam proses sosialisasi
berperilaku baik, masih terdapat ditemukan
dan interaksi antara teman bermain akan
dijalan terjadinya tawuran
terjadi proses saling mempengaruhi satu
pelajar.Sehubungan dengan itu, pada
sama lain. Pengaruh-pengaruh tersebut akan
kesempatan ini akan mengkaji fenomena
menjadi bagian dari dirinya yang akan
tawuran pelajar pendidikan menengah yang
merubah kepribadian dan perilaku anak
terjadi di Kota Depok. Selain itu akan
tersebut. Oleh karena itu, teman bermain
mencari alternatif kebijakan di sekolah
mempunyai peran yang cukup besar dalam
dalam membentuk berkepribadian siswa.
membentuk karakter diri anak.
42

Tujuan Penelitian sekolah, nongkrong dijalan, sampai


kenakalan yang dapat meresahkan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
masyarakat dan melanggar hukum seperti
mencari faktor-faktor apa penyebab tindak
pencurian, perampokan, pembegalan,
tawuran pelajar dengan menelusuri aspek
pembunuhan, dan tawuran pelajar.
latar belakang keluarga, kondisi lingkungan
Tawuran pelajar merupakan salah satu
sekolah, dan teman bermain (peer
kenakalan remaja berbentuk kekerasan
group).Serta mencari alternatif kebijakan di
yang dapat meresahkan masyarakat dan
sekolah dalam membentuk berkepribadian
melanggar hukum, apalagi akhir-akhir ini
siswa.
tawuran tersebut sampai menelan korban
jiwa.
KAJIAN LITERATUR

Dalam kaitan ini Nurrochsyam


A. Tawuran Pelajar Suatu Bentuk
(2013) menyatakan bahwa ada empat
Kenakalan Remaja
bentuk kekerasan, yaitu: (i) kekerasan fisik,
Manusia merupakan makhluk dengan melakukan pemukulan,
sosial, oleh karena itu dalam menjalankan pengeroyokan, dan penggunaan senjata; (ii)
kehidupannya membutuhkan interaksi kekerasan seksualitas, reproduksi yakni
berupa sosialisasi dengan orang lain. Proses serangan atau upaya fisik untuk melukai
sosialisasi ini dilakukan oleh agen-agen pada seksualitas/reproduksi ataupun
utama sosialisasi yaitu keluarga, teman serangan psikologis (kegiatan
sebaya, sekolah, dan media massa merendahkan dan menghina) yang
(Macionis, 2012).Interaksi tersebud dapat diarahkan pada penghayatan seksual
menentukan kepribadian dan tingkah laku subyek; (iii) kekerasan psikologis yakni
seseorang.Oleh sebab itu, kenakalan remaja penyerangan harga diri, penghancuran
dapat dipengaruhi oleh interaksi motivasi, perendahan, kegiatan
dengankeluarga, teman sebaya, sekolah, mempermalukan, upaya untuk membuat
dan media massa. takut, teror dalam banyak manifestasinya
seperti kata-kata kasar, ancaman,
Bentuk kenakalan remaja secara
penghinaan, serta bentuk kekerasan/
garis besar menjadi dua, yaitu mulai dari
seksual yang berdampak psikologis
kenakalan yang dapat dimaklumi, seperti
misalnya penelanjangan, pemerkosaan; (iv)
mencoret-coret tembok, membolos
kekerasan deprivasi yaitu penelantaran
43

(misalnya anak), penjauhan dari dan sulit memahami pelajaran, pelajar


pemenuhan kebutuhan dasar dalam kurang memiliki motivasi untuk belajar,
berbagai bentuknya. belajar itu membosankan dan tidak berarti
dan tekanan negatif dari teman.”
B. Faktor-faktor Kenakalan Remaja
Adapun menurut Kartono (2003),
Kenakalan remaja dapat disebabkan
ada kecenderungan bahwa pelaku
oleh faktor dari remaja itu sendiri
kenakalan lebih banyak berasal dari kelas
yaknikepribadian siswa, maupun faktor
sosial ekonomi yang relatif rendah.Hal ini
dari luar seperti faktor teman sebaya,
disebabkan kurangnya kesempatan anak
kebijakan sekolah, dan kondisi sosial
dari kelas sosial ekonomi rendah untuk
ekonomi,keluarga.Faktor keluarga dapat
mengembangkan bakat dan
mempengaruhi kepribadian
minatnya.Mungkin saja mereka merasa
seseorang.Kurangnya dukungan keluarga
bahwa akan mendapatkan perhatian dan
seperti kurangnya perhatian, kurangnya
status dengan cara melakukan tindakan
penerapan disiplin, kurangnya kasih sayang
melanggar hukum seperti tawuran
orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya
pelajar.Melakukan tawuran
kenakalan remaja.
diangapnyamerupakan suatu keberhasilan
apalagi jika sampai melukai dan bahkan
Selain faktor keluarga, faktor
membuh lawan, terlebih-lebihjika berhasil
kebijakan sekolah diduga berpengaruh
meloloskan diri setelah melakukan
terhadap kenakalan remaja (salah satunya
kejahatan tersebut.
tawuran pelajar) seperti tidak ditegakannya
tata tertib sekolah serta pembelajaran yang
C. Penelitian terkait
monoton dan tidak menarik. Hal ini sejalan
dengan pendapat Cowley, Sue (2011) yang Penelitian terkait kenakalan
intinya “Terdapat beberapa alasan mengapa remaja/siswa sering dilakukan oleh peneliti
seseorang pelajar dapat berperilaku buruk, baik di dalam dan di luar negeri.Penelitian
diantaranya karena dukungan untuk belajar yang dilakukan oleh Poduthase,Henry
dirumah kecil atau bahkan tidak ada, (2012) menunjukkan bahwa sikap dan
kebijakan tata tertib tidak berjaan secara perilaku orangtua cenderung memberikan
efektif, pelajaran yang diberikan tidak kontribusi langsung dan tidak langsung
menarik, pelajar memiliki kesulitan belajar terhadap perilaku remaja.Remaja dengan
44

perilaku nakal tinggal di sebuah keluarga di SD di sekolah dasar memiliki


mana perkelahian orangtua sering kecenderungan perkembangan emosi
terjadi.Remaja tanpa perilaku nakal sedang ke rendah dengan profil dapat
memiliki kepedulian dan bimbingan mengenali emosi yang ada pada dirinya.
orangtua yang lebih tinggi.Remaja ini Selain itu hasil korelasi menunjukan
hidup di lingkungan keluarga bahagia terdapat hubungan yang signifikan antara
dengan sedikit perkelahian keluarga dan peran keluarga dengan kecenderungan
komunikasi yang lebih banyak. kecerdasan emosional anak.

Jonaidi,dkk (2013) dalam Dari ketiga penelitian tersebut


penelitiannya yang berjudul pola perilaku belum terdapat latar kejadian fenomena
menyimpang siswa pada SMA tindak kekerasan siswa, sehingga tidak
Pembangunan Kabupaten Malinau. Hasil terdapat informasi menyeluruh terkait
penelitiannya mengungkapkan bentuk penyebab dan faktor-faktorpenyeba
perilaku menyimpang yang terjadi pada kenakalan siswa.Selain itu, penelitian
SMA Pembangunan yaitu berkelahi, tersebut hanya berfokus pada hubungan
berpakaian tidak rapi, membolos sekolah, orangtua dengan kenakalan remaja.
membawa barang yang tidak ada
METODOLOGI PENELITIAN
hubungannya dengan kegiatan sekolah,
terlambat masuk sekolah, merokok, minum
A. Pendekatan Kajian
minuman keras (Miras), mengkonsumsi
obat dextro, dan menghisap lem. Adapun Kajian ini menggunakan
faktor yang mempengaruhi siswa pendekatan kualitatif berdasarkan fakta
berperilaku menyimpang yaitu faktor empiris di lapangan dengan metode
lingkungan keluarga, faktor lingkungan induktif, yaitu mempelajari kasus tindak
sekolah dan faktor lingkungan teman tawuran pelajar, menganalisis dan
sebaya. menafsirkan fenomena tindak tawuran di
kalangan pelajar tersebut, faktor-faktor
Selanjutnya Yus,Anita (2009) yang
yang mempengaruhi terjadinya tawuran
berjudul peran orangtua dalam
dan selanjutnya menarik kesimpulan dari
pengmbangan kecerdasan emosional anak
fenomena sosial tersebut. Serta mencari
usia sekolah dasar. Hasil penelitian
alternatif kebijakan di sekolah dalam
menunjukan bahwa secara umum anak usia
membentuk berkepribadian siswa.
45

B. Pemilihan Kasus dengan metode deskriptif analitis yang


bersifat induktif,yaitu mempelajari kasus
Pemilihan kasus didasarkan pada
tindak tawuran pelajar, menganalisis dan
informasi yang diperoleh dari mediamassa,
menafsirkan fenomena tindak tawuran di
antara lain berita di televisi, internet, dan
kalangan pelajar tersebut, faktor-faktor
media sosial lainnya. Berdasarkan kriteria
yang mempengaruhi terjadinya tawuran,
kriteria tersebut, peneliti selanjutnya
mencari solusi cara mengatasinya dan
melakukan kajian terkait tawuran yang
selanjutnya menarik kesimpulan dari
terjadi di Kota Depok pada hari Rabu, 13
fenomena sosial tersebut.Hakikat analisis
Agustus 2014 pukul 11.00 WIB di Jl Raya
data pada umumnya menjawab
Sawangan Pancoran Mas Kota Depokyang
pertanyaanfaktor-faktor apa saja yang
melibatkan pelajar SMK PM dan SMK BK
mempengaruhi tawuran pelajaran dan
yang menelan satu korban tewas dari SMK
bagaimana cara mengatasinya.
BKR bernama WS (untuk keamanan nama
sekolah, pelaku, dan korban menggunakan HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN
inisial). Adapun tempat penelitian
A. Hasil Kajian
dilakukan di Kota Depok khususnya di
SMK PMdan SMK BKpada tanggal 26-29
Tawuran yang terjadi di Kota
Mei 2015.
Depok pada hari Rabu, 13 Agustus 2014
pukul 11.00 WIB di Jl Raya Sawangan
C. Metode Pengumpulan Data &
Pancoran Mas Kota Depok melibatkan
Analisa Data
pelajar SMK PM dan SMK BK, menelan
Pengumpulan data dilakukan korban beberapa siswa luka parah dan satu
dengan menggunakan metodewawancara korban tewas. Seorang pelajar SMK BKR
mendalam. Wawancara mendalam bernama WS bertempat tinggal di Bedahan
dilakukan dengan responden/informan, Sawangan Kota Depok meninggal dunia
antara lainpelajar yang terlibat dalam dengan sejumlah luka bacok di beberapa
tawuran pada hari Rabu, 13 Agustus 2014 bagian tubuh. SMK PM dan SMK BKR
pukul 11.00 WIB di Jl Raya Sawangan berjarak sekitar 3 Km di Jl Raya Sawangan
Pancoran Mas Kota Depok, kepala sekolah Kota Depok. Sudah sejak lama antara
dan guru dimana pelajarbersekolah. Teknik kedua sekolah ini kerap terjadi tawuran dan
pengolahan dan analisis data dilakukan sering mengakibatkan korban pelajar
46

meninggal dunia. Tawuran yang biasa membentengi keimanan dan memotivasi


terjadi antara dua sekolah tersebut tidak ada pelajaruntuk berbuat sesuai dengan norma
janjian ataupun penyerangan satu sama dan aturan yang ada. Selain itu dari pihak
lain, melainkan terjadi secara spontanitas. Polsek Pancoran Mas setiap minggu sekali
Ketika mereka bertemu di jalan saling buly (biasanya hari Jum’at) mengadakan razia
(saling mengejek, saling meludah) dan kepada pelajar untuk melihat barang yang
akhirnya terjadilah tawuran. dibawa oleh pelajar, sekaligus
membubarkan pelajar yang sedang
Akibat tawuran yang menyebabkan
bergerombol.
meninggalnya WS, puluhan pelajar dari
SMK BKRmenyerang SMK PM yang Baik SMK BSK Maupun SMK PM
berada di Jl. Raya Sawangan pada hari itu terdapat tatatertib yang berlaku, namun tata
juga pukul 14.45 WIB. Namun hal tesebut tertib kurang ditegakan. Sebagai contoh,
tidak sampai meluas menjadi tawuran sampai sekarang belum ada yang ditindak
karena segera dilerai dan dibubarkanoleh tegas seperti tidak naik kelas ataupu
aparat kepolisian dari Polsek Pancoran Mas dihentikan karena terlibat tawuran,
Kota Depok beserta warga sekitar. mengingat program pemerintah Kota
Depok Wajar 12 tahun. Menurutnya
Dalam menanggulangi terjadinya
“Pemberhentian sekolah bagi pelajar yang
tawuran, kedua sekolah tersebut sudah
terlibat tawuran bukan merupakan solusi
melakukan kerjasama, salah satu dengan
yang tepat karena
kesepakatan mengatur jam pulang sekolah
mengakibatkanpelajartersebut akhirnya
supaya tidak bersamaan.Selain itu
putus sekolah, kalaupun pindah sekolah
disekolah masing-masing terdapat program
mereka akan mempunyai perilaku yang
dan kegiatan, seperti pembinaan pada saat
sama.”
upacara bendera, program pengawalan
pelajaryang ditugaskan kepada guru piket Sampai sekarang pelajarkedua
untuk mengawal pelajar pada saat datang sekolah tersebut masih sering terlibat
dan pulang sekolah.Khusus untuk SMK tawuran, salah satu faktor utama yang
BSK terdapat kegiatan shalat Dhuha dan mempengaruhinya karena kedua sekolah
shalat Dzuhur berjamaan dilengkapi sudah puluhan tahun bermusuhan yang
dengan kultum baik dari guru maupun dari terjadi turun temurun. Dinas pendidikan
pelajar. Hal ini diharapkan dapat Kota Depok pernah mengusulkan untuk
47

mengubah nama sekolah tersebut selain itu ditanya kemana akan perginya, hanya jika
juga pernah mengusulkan moratorium tidak pulang seharian terkadang ditelepon
penerimaan peserta didik baru selama tiga orangtuanya untuk mengetahui
tahun sehingga terputus mata rantainya. keberadaannya. Selain itu, MA sering
Namun kedua usulan tersebut tidak bermain bersama teman sekolahnya setelah
disetujui oleh masing-masing sekolah. pulang sekolah bahkan kadang tidak pulang
ke rumah jika hari libur.
Pelaku pembunuh WS sekarang
sudah tertangkap dan sudah dalam proses Mata pelajaran yang disukai MA
hukum dikejaksaan. Karena terdapat adalah Bahasa Inggris karena dia ingin
kendala, kami tidak dapat mewancarainya, lancar berbahasa asing terutama Inggris,
namun sebagai gantinya mewawancarai sedangkan yang tidak disukai adalah
siswa yang terlibat tawuran.Pelajar SMK Matematika. Di sekolahnya sering terjadi
PM yang diwawancarai satu orang dengan jam kosong karena guru tidak masuk,
inisial MA, sedangkan pelajar SMK BKR namun terkadang diganti oleh guru piket.
yang diwawancarai dua orang dengan Adapun guru yang di sukai adalah pak
inisial AK dan IL. Berikut ini adalah hasil Rahmat, karena selain sebagai guru beliau
wawancaranya. dapat memposisikan diri sebagai sahabat.
Menurutnya tata tertib yang ada
Informan 1: Inisial MA pelajar SMK PM
disekolahnya tidak sepenuhnya diterapkan.
Kota Depok
MA sering terlibat dalam tawuran
Ayah MA adalah lulusan SMA yang
antar sekolah. Sekolahnya paling sering
bekerja sebagai kuli pabrik, sedangkan
tawuran dengan SMK BSR dan SMK YPN.
ibunya lulusan SMP dan tidak bekerja. MA
Biasanya tawuran terjadi secara spontanitas
adalah anak ke-3 dari 4 saudara. Mereka
pada saat pelajar SMK PM berpapasan di
tinggal di rumah kontrakan yang kecil dan
jalan dengan pelajar dari sekolah lain.
tidak cukup menampung jumlah anggota
Penyebab terjadinya tawuran bukan karena
keluarga yang berjumlah enam orang.
dendam atau bermusuhan melainkan karena
Sebagian besar tetangganya bekerja sebagai
pelajar selalu pulang bergerombol dan jika
kuli bangunan.
bertemu dengan gerombolan dari sekolah
lain mereka saling ejek, saling ludah, saling
Perhatian orangtua terhadap MA
mencaci dan lain-lain.
relatif kurang baik, ketika bermain tidak
48

Informan 2: Inisial AK pelajar SMK BKR digantikan oleh guru piket. AK senang
Kota Depok bersekolah di SMK BKR karena lebih
banyak pelajaran praktek daripada teori dan
AK tinggal bersama kedua
teman-temannya cukup menyenangkan.
orangtuanya di Kelurahan Bedahan
Baginya teman yang menyenangkan adalah
Kecamatan Sawangan Kota Depok. Ayah
teman yang mau diajak ngobrol pada saat
dan ibunya adalah lulusan SMA. Ayahnyan
pelajaran di kelas. Pelanggaran tata tertib
bekerja sebagai buruh, sedangkan ibunya
yang paling sering yang dilakukan AK
tidak bekerja. Mayoritas pekerjaan tetangga
adalah berkelahi dan datang terlambat.
dilingkungan rumahnya adalah buruh dan
karyawan dengan latar belakang AK sering terlibat tawuran,
pendidikan rata-rata lulusan sekolah biasanya terjadi dengan SMK PM atau
menengah.Perhatian orangtua terhadap AK salah satu SMKN di Kota Depok. Penyebab
masih kurang, yang diindikasikan kurang utama tawuran adalah masalah sepele yaitu
kontrolnya orangtua terhadap pergaulan saling mengejek dengan menyebut nama-
AK dan tidak pernah menanyakan cita- nama binatang. Tawuran terjadi secara
citanya. AK paling sering bermain dengan spontanitas dan tidak menggunakan senjata
teman dari lingkungan di sekitar rumahnya. tajam hanya memanfaatkan benda seadanya
Setiap hari AK bermain sampai jam 11 seperti gesper. Selama Bersekolah di SMK
malam, bahkan kalau sekolah libur bisa BKR (kurang dari2 tahun) AK terlibat
pulang pagi. Aktivitas yang dilakukan tawuran lebih dari 20 kali, atau setiap bulan
adalah nongkrong di jalan atau main Play paling kurang 1 kali. Waktu kejadian
Station (PS) di rumah teman. tawuran adalah saat berangkat dan pulang
sekolah.
Pelajaran yang disuka AK disekolah
adalah Bahasa Indonesia karena Informan 3: Inisial IL pelajar SMK BKR
menurutnya mudah untuk dipelajari. AK Kota Depok
tidak mempunyai guru favorit, karena
IL tinggal dengan neneknya di
menurutnya guru disekolahnya suka
Sawangan Depok, sementara kedua
marah-marah. Di sekolahnya sering terjadi
orangtuanya bertempat tinggal dan bekerja
jam pelajaran kosong yang dimanfaatkan
di Jakarta. Kedua orangtuanya lulusan
pelajar untuk mengerjakan sendiri tugas
Sekolah Menengah. Orangtua IL kurang
mata pelajaran yang bersangkutan atau
49

memberikan perhatian dan bimbingan ketika berpapasan saling bully (saling ejek,
khususnya dalam hal cita-cita anaknya. hina, ludah) kemudian terjadilah tawuran.
Sebagian besar tetangganya bekerja sebagai
Faktor tidak langsung terjadinya
buruh. IL sering bermain dan nongkrong
tawuran diantaranya faktor keluarga dan
bersama teman disekitar rumahnya dan
faktor sekolah.Faktor keluarga diantaranya
terkadang bersama teman sekolahnya.
karena faktor ekonomi dan kurangnya
Kegiatan yang dilakukannya adalah
perhatian orangtua.Dari ketiga responden
bermain PS atau bernyanyi diiringi
pelaku tawuran pelajar tersebut diketahui
gitar.Pelajaran yang disukainya adalah
bahwa mereka mempunyai status ekonomi
BahasaIndonesia sedangkan yang tidak
menengah kebawah.Hal ini diindikasikan
disuka adalah Matematika. Guru favoritnya
dari pekerjaan orangtuanya seperti buruh
adalah pak Hari karena dianggap sangat
dan kuli pabrik selain itu pendidikan
perhatian terhadap pelajar. Dulu IL sering
terakhir orangtua pelajar paling tinggi
terlibat tawuran namun sekarang jarang.
lulusan sekolah menengah.Sedangkan
Keterlibatan dalam tawuran terakhir adalah
kurangnya perhatian orangtua
dengan SMK MDR dan salah satu SMKN
diindikasikan dari orangtua yang tidak
di Kota Depok beberapa bulan yang lalu.
mengarahkan cita-cita anaknya, bahkan
Tawuran itu terjadi karena saling mengejek
menanyakan cita-citanya saja tidak
antar pelajar pada saat bertemu di jalan
pernah.Selain itu orangtua
secara spontanitas.
memberikankebebasan anaknya dalam
PEMBAHASAN pergaulan, malah membiarkan anaknya
pulang bermain larut malam bahkan tidak
Melihat hasil kajian diatas, secara
pulang.
umum terdapat dua faktor penyebab
terjadinya tawuranpelajar pada tanggal13 Sedangkan faktor sekolah
Agustus 2014 di Kota Depok, yaitu faktor diantaranya karena kurang tegaknya
langsung dan tidak langsung.Faktor tatatertib sekolah dan kurang kreatif dan
Langsung terjadinya tawuran dikarenakan disiplin guru dalam mengajar.Kurang
terdapat permusuhan antara SMK BSK dan tegaknya tatatertib sekolah diindikasikan
SMK PM yang terjadi turun temurun, jarak dari pernyataan ketiga responden yang
sekolah berdekantan,kebiasaan berangkat mengatakan bahwa tidak sepenuhnya
dan pulang secara bergerombolan, dan tatatertib diterapkan.Sedangkan kurang
50

kreatif dan disiplinnya guru dalam Penegakan disiplin terutama dalam


mengajar. Hal ini diindikasikan dari pemberian sanksi dan penghargaan kepada
seringnya guru meninggalkan tugas pelajar belum sepenuhnya diterapkan
mengajarnya dan kurang kreatifnya guru disekolah (terutama SMK PM dan SMK
dapat dilihat dari kebiasaan siswa ngobrol BKS), oleh karena itu pemberlakuan sanksi
dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dan penghargaan kepada pelajar perlu
teori yang dikemukakan oleh Cowley diterapkan untuk menanggulangi maraknya
(2011) yang intinya “Terdapat beberapa tawuran pelajar.
alasan mengapa seseorang pelajar dapat
Mendapatkan penghargaan ketika
berperilaku buruk diantaranya karena
kita melakukan sesuatu dengan baik, dan
dukungan untuk belajar dirumah kecil atau
mendapatkan sanksi ketika melanggar
bahkan tidak ada, kebijakan tata tertib tidak
peraturanakan dapat mengubah seseorang
berjaan secara efektif, pelajaran yang
untuk berbuat lebih baik. Penghargaan dan
diberikan tidak menarik, pelajar memiliki
sanksi merupakan strategi yang sangat
kesulitan belajar dan sulit memahami
bermanfaat dalam teknik pengajaran yang
pelajaran, pelajar kurang memiliki motivasi
efektif. Penghargaan bermanfaat karena
untuk belajar, belajar itu membosankan dan
mendorong untuk berperilaku yang baik
tidak berarti dan tekanan negatif dari
dan membantu memotivasi pelajar
teman.”
sehingga akan berusaha dengan lebih keras.
Oleh sebab itu, untuk mengatasi Sedangkan sanksi bermanfaat karena
perilaku buruk pelajar (terutama tawuran membut pelajar berubah dan berusaha
pelajar) yaitu melalui penegakan tatatertib mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan.
dengan pemberlakuan sanksi dan
Beberapa pelajarakan bekerja keras
penghargaan kepada pelajar.Selain itu
dan berperilaku baik walaupun kita tidak
penegakan disiplin guru dan peningkatan
memberikan penghargaan tertentu
kreativitas guru dalam mengajar yang
kepadanya. Hal ini disebabkan karena
dilakukan oleh sekolah.
mereka mempunyai paradigma bahwa
1. Penegakan tatatertib pelajar dengan pendidikan merupakan hal yang sangat
pemberlakuan sanksi dan penghargaan berharga, senang kerja keras dan berbuat
baik, dan memiliki keluarga yang
mendorong mereka untuk berbuat baik dan
51

meraih keberhasilan.Sedangkan pelajarlain tawuran. Sanksi yang dinilai lebih cocok


tidak mempunyai motivasi untuk berbuat untuk pelajar yang sering terlibat tawuran
baik dan bekerja keras dalam belajar. adalah keterlibatan tawuran seorang pelajar
Pelajar semacam ini membutuhkan menjadi bahan pertimbangan
penghargaan dan sanksi untuk mengubah pelajartersebut dalam penilain rapor dan
perilakunya. Memberikan penghargaan kenaikan kelas.Jika terdapat pelajar yang
untuk mendukung dalam mencapai target pintar namun sering terlibat tawuran dapat
akan membantu pelajar tersebut lebih baik, dipertimbangkan pelajar tersebut untuk
demikian pula dengan pemberian sanksi, tidak naik kelas, karena pelajar tersebut
akan merubah pelajar tersebut berbuat lebih dinilai kecil dalam nilai afektifnya.
hati-hati dan menaati peraturan yang ada. Sehingga pelajar tersebut akan merasa jera
dan diharapkan meninggalkan kebiasaan
Bentuk penghargaan kepada
tawurantersebut.Yang pastinya untuk
pelajarbukan selalu dalam bentuk
menanggulangi perilaku buruk pada pelajar
barang.Penghargaan di sekolah dapat
terutama tawuran tatatertib disekolah harus
berupa nilai yang baik dalam afektif
ditegakan.
maupun kognitif.Selain itu, penghargaan
dapat berupa senyuman, tingkah laku 2. Pembentukan dan penegakkan
(tepuk tangan) dan pujian.Memberi sanksi peraturan dan tatatertib guru
berpotensi merusak hubungan guru dengan
Peraturan dan tatatertib yang berada di
pelajar. Prinsip yang paling utama dalam
sekolah biasanya hanya ditemukanuntuk
memberikan sanksi adalah jika pelajar
pelajar saja, sementara peraturan dan
mengetahui apa aturannya, maka pastikan
tatatertib untuk guru jarang terdapat di
bahwa pelajar sudah mengetahui peraturan
sekolah.Padahal guru juga harus mempuyai
atau tata tertib yang ada disekolah.
aturan dan tatatertib yang jelas, agar tujuan
Pemberian sanksi kepada pelajar dari pendidikan dapat tercapai.Isi peraturan
yang terlibat tawuran tidak perlu dan tatatertib guru paling tidak memuat
pemberhentian sekolah.Hal ini merupakan tentang kedisiplinan serta tugas dan
solusi yang kurang tepat, mengingat pelajar tanggungjawab guru dan dilengkapi dengan
tersebut akhirnya putus sekolah dan sanksi dan penghargaan.
kalaupun pindah sekolah mereka akan
mempunyai perilaku yang sama yaitu hoby
52

Dengan adanya dan ditegakan meninggalkan kelas kecuali ada hal yang
peraturan atau tatatertib guru, diharapkan sangat penting dan harus meminta izin
para guru akan bekerja keras untuk kepada petugas piket. Sedangkan yang
mentaatinya, sehingga akan meningkaatkan berisiskan tugas dan tanggung jawab guru,
kualitas proses pendidikan, karenapelajar seperti: (i) Setiap guru harus membuat
akan merasa nyaman dan senang berada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
disekolah, terutama dalam mengikuti (ii) Pembuatan RPP mengacu pada
kegiatan pembelajaran. Secara implisit, hal kurikulum yang sedang berlaku.Jika KTSP
ini dapat berpengaruh terhadap pelajar yang menggunakan pendekan Eksplorasi,
berperilaku buruk (terutama yang suka Elaborasi, Konfirmasi(EEK) dan jika
tawuran) akan berubah menjadi berperilaku Kurikulum 2013 menggunakan pendeikan
baik, mengingat merasa senang dan Mengamati, Menanya, Mengumpulkan
nyaman dalam mengikuti proses data, Mengasosiasi, Menyimpulkan (5M).
pembelajaran. (ii) Guru membuat model pembelajaran
yang menarik
Isi dari peraturan dan tatatertib guru
memuat kedisiplinan dan tanggung jawab Adapun contoh peraturan yang
guru dilengkapi dengan penghargaan dan berisikan sanksi seperti : (i) guru yang tidak
sanksi.Memberikan penghargaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dan atau
menyemangatinya dalam mencapai target melanggar tata tertib tersebut di atas akan
akan membantu guru tersebut lebih baik, dikenakansanksi-sanksi berupa ;a. teguran;
demikian pula dengan pemberian sanksi, b. peringatan tertulis/ perjanjian; c.
akan merubah guru tersebut berbuat lebih sekorsing; d. dikeluarkan; (ii) Guru dapat
hati-hati dan menaati peraturan yang ada. dikeluarkan dari Sekolah apabila ternyata
guru tersebut telah terbukti menganiaya
Contoh peraturan yang
pelajar. Sedangkan isi yang berkaitan
berisikankedisiplinan seperti: (i) guru
dengan penghargaan kepada guru yang
sudah berada di sekolah sepuluh menit
telah mentaati peraturan seperti: (i)
sebelum bel tanda masuk dibunyikan; (ii)
Pemberian penghargaan kepada guru
apabila guru tidak masuk, maka harus
terbaik; (ii) Pengharggan kepada guru
memberi keterangan / surat dokter kepada
berupa pemberian gaji dua kali lipat pada
Kepala Sekolah dan memberi tugas untuk
bulan januari jika tidak pernah melakukan
pelajar; (iii) selama KBM guru tidak boleh
pelanggaran dalam satu tahuan yang lalu.
53

sekolah diantaranya karena kurang


tegaknya tatatertib sekolah dan kurang
SIMPULAN DAN SARAN
kreatif dan disiplin guru dalam
mengajar.
A. Simpulan

B. Saran
Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya tawuran pelajar pada tanggal
Dari hasil penelitian dan pembahasan
13 Agustus 2014 pukul 11.00 WIB di Jl
serta kesimpulan diatas, terdapat dua
Raya Sawangan Pancoran Mas Kota
saran diantaranya (i) Penegakan
Depok yang melibatkan pelajar SMK
tatatertib pelajar disekolah dengan
PM dan SMK BKterdapat dua faktor
pemberlakuan sanksi dan
utama, yaitu faktor langsung dan tidak
penghargaan;(ii) Pembentukan dan
langsung. Faktor Langsung adalah
penegakan peraturan dan tatatertib guru
faktor yang mempengaruhi secara
di sekolah.
langsung terjadinya
tawuran.Sedangkan faktor tidak Penegakan disiplin terutama
langsung adalah faktor yang dalam pemberian sanksi dan
mempengaruhi secara tidak langsung penghargaan kepada pelajar belum
terjadinya tawuran. sepenuhnya diterapkan disekolah
(terutama SMK PM dan SMK BKS),
Faktor langsung terjadinya
oleh karena itu pemberlakuan sanksi
tawuran yaitu:Adanya permusuhan
dan pengharggan kepada pelajar perlu
yang terjadi turun temurun antara SMK
diterapkan untuk menanggulangi
BSK dan SMK PM, jarak sekolah
maraknya tawuran
berdekatan, kebiasaan berangkat dan
pelajar.Mendapatkan pengharggan
pulang secara bergerombolan, dan
ketika kita melakukan sesuatu dengan
ketika berpapasan saling bully (saling
baik, dan mendapatkan sanksi ketika
ejek, hina, ludah). Faktor tidak
melanggar peraturan akan dapat
langsung terjadinya tawuran
merubah seseorang untuk berbuat lebih
diantaranya faktor keluarga dan faktor
baik. Penghargaan dan sanksi
sekolah.Faktor keluarga diantaranya
merupakan strategi yang sangat
karena faktor ekonomi dan kurangnya
bermanfaat dalam teknik pengajaran
perhatian orangtua.Sedangkan faktor
54

yang efektif. Penghargaan bermanfaat suka tawuran) akan berubah menjadi


karena mendorong untuk berperilaku berperilaku baik, mengingat guru
yang baik dan membantu memotivasi sebagai teladan berperilaku baik pula.
pelajar sehingga akan berusaha dengan
DAFTAR PUSTAKA
lebih keras. Sedangkan sanksi
bermanfaat karena membut pelajar
Cowley, Sue. 2011.panduan manajemen
berubah dan berusaha mematuhi
perilaku pelajar. Jakarta: esensi
peraturan yang sudah ditetapkan.
erlangga group.

Peraturan dan tatatertib yang


Jonaidi,dkk. 2013. Analisis Sosiologis
berada di sekolah biasanya hanya
Terhadap Perilaku Menyimpang
ditemukan untuk pelajar saja,
Siswa Pada SMA Pembangunan
sementara peraturan dan tatatertib
Kabupaten Malinau.eJournal
untuk guru jarang terdapat di
Sosiatri-Sosiologi Volume 1, Nomor
sekolah.Padahal guru juga harus
3. FISIP Universitas Mulawarman.
mempuyai aturan dan tatatertib yang
jelas, agar tujuan dari pendidikan dapat Kartono, Kartini. 2003. Patologi Sosial 2
tercapai.Isi peraturan dan tatatertib guru Kenakalan Remaja, cetakan ke-5.
paling tidak memuat tentang Jakarta: PT. Raja Grafinda Persada.
kedisiplinan serta tugas dan
Macionis, John J. 2012. Sociology,
tanggungjawab guru dan dilengkapi
14thEdition. London: Pearson
dengan sanksi dan penghargaan.
Prentice Hall
Dengan adanya peraturan atau tatatertib
guru yang ditegakan, diharapkan para
Nurrochsyam, Mikka Wilda. 2013.
guru akan bekerja keras untuk
“Kresna Duta: Akar-akar Kekerasan
mentaatinya, sehingga akan
dalam Pertunjukan Wayang.”Jurnal
meningkaatkan mutu pendidikan
Pendidikan dan Kebudayaan.
karena pelajar akan merasa nyaman dan
senang berada disekolah, terutama Poduthase, Henry. 2012. Parent-
dalam mengikuti kegiatan Adolescent Relationship And Juvenile
pembelajaran. Secara implisit, hal ini Delinquency In Kerala, India: A
dapat berpengaruh terhadap pelajar Qualitative Study”. Dissertation: The
yang berperilaku buruk (terutama yang University of Utah.
55

Santrock,J.W. 2003. Adolescence: read/news/2013/11/20/083531130/ta


Perkembangan Remaja (terjemahan). wuran-sekolah -jakarta-naik-44-
Jakarta: Erlangga. persen.

Sarwono. S,W. 2002.psikologi remaja. Yus, Anita. 2009. Peran orangtua dalam
Jakarta: rajawali pers pengembangan kecerdasan
emosional anak usia sekolah
Tempo.com.2013.Tawuran sekolah
dasar.Jakarta: Jurnal Pendidikan dan
Jakarta naik 44
kebudayaan volume 15 nomor 5.
persen.http://metro.tempo.co/

Anda mungkin juga menyukai