Anda di halaman 1dari 7

MEMAHAMI PERILAKU AGRESIF SISWA DI SEKOLAH

Said Alhadi1), Purwadi2), Siti Muyana3)


Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia 123)
said.alhadi@bk.uad.ac.id1), purwadi@psy.uad.ac.id2), siti.muyana@bk.uad.ac.id3)

Abstrak

Kepribadian dalam diri anak terbentuk karena proses perkembangan yang dilalui
pada setiap tahapannya, begitu juga dengan perilaku. Masa usia sekolah, perilaku
setiap anak merupakan hasil perkembangan dari berbagai pengaruh kehidupan,
baik yang bersifat internal maupun eksternal. Pengaruh-pengaruh yang sifatnya
eksternal, seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media
massa, keluarga, sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma
masyarakat tidak dapat diabaikan dalam mempengaruhi perilaku anak. Perilaku
anak kadangkala mengarah pada tindakan yang dapat merugikan atau menyakiti
orang lain secara sengaja. Perilaku tersebut jika tidak dikontrol dan dihentikan
dapat menjadi kebiasaan buruk bagi anak. Kecenderungan untuk menyakiti orang
lain tersebut sering disebut dengan perilaku agresif. Agresif yang dilakukan
berturut-turut dan dalam jangka waktu yang lama diprediksi dapat menimbulkan
dampak negatif baik bagi pelaku ataupun korbannya. Perilaku agresif yang
dimunculkan oleh anak di sekolah dapat dibagi menjadi beberapa macam, antara
lain phsycal aggression, verbal aggression, anger, dan hostility. Artikel ini
mengkaji mengenai perkembangan perilaku anak di sekolah yang mengarah dan
berada pada kategori agresif.

Kata Kunci: agresi, siswa

A. Pendahuluan seseorang yang menyebabkan


Masa remaja merupakan kesedihan dan kebimbangan
masa pencarian identitas diri. Pada (konflik) pada yang bersangkutan,
masa ini seringkali ditandai dengan serta menimbulkan konflik dengan
berbagai macam pekembangan dari lingkungannya. Keadaan remaja
berbagai macam aspek seperti aspek yang masih dalam tahap
fisik, sosial, kognitif, dan emosi. perkembangan menjadikan berbagai
Stanley Hall (Hurlock, 2003) aspek tersebut bersifat dinamis dan
mengemukakan bahwa ―adolescence terus berubah-ubah. Oleh karena itu,
is a time of storm and stress―. dalam keadaan ini remaja cenderung
Artinya, remaja adalah masa yang menggunakan emosi yang belum
penuh dengan ―badai dan tekanan stabil dalam mengambil berbagai
jiwa‖, yaitu masa di mana terjadi keputusan. Keadaan tersebut
perubahan besar secara fisik, seringkali membawa remaja pada
intelektual dan emosional pada perilaku antisosial dan bahkan

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 288
Universitas Ahmad Dahlan 2017
terjerumus pada perilaku kekerasan, tetapi terdapat berbagai faktor yang
yaitu agresivitas. Sesuai dengan dapat mempengaruhi. Bandura
pendapat yang dikemukakan oleh (Ozkol, 2011) mengemukakan
Shaffer (Setiawan, 2016) bahwa terjadinya agresivitas pada individu
prilaku agresif merupakan bentuk terjadi karena adanya proses
prilaku yang bersiat antisosial, peniruan. Individu dalam hal ini
bertentangan dengan norma-norma remaja mengadopsi perilaku agresi
sosial dan norma hukum yang dengan mengamati model yang
berlaku di lingkungannya, prilaku agresif, dan dengan menilai
yang tidak dikehendaki oleh orang keuntungan yang diperoleh perilaku
lain baik individual maupun agresif. Apabila proses peniruan
masyarakat secara luas. terjadi maka akan muncul perilaku
Perilaku tidak menyenangkan agresif pada remaja yang akan
dan menyakiti orang lain yang memberikan dampak negatif pada
dilakukan oleh remaja akhir-akhir ini lingkungan sosialnya. Contoh:
masih menjadi topik hangat yang remaja agresif akan ditakuti dan
diperbincangkan di masyarakat. dijauhi teman-temannya dan
Berbagai macam perilaku tidak menimbulkan masalah baru karena
menyenangkan baik secara fisik remaja terisolir dari lingkungannya.
maupun psikis pada remaja menjadi Faktor lain mengenai
kekhawatiran bagi orang tua dalam terjadinya agresif dikemukakan oleh
melepas anaknya untuk bergaul Rodriguez (2004) bahwa perilaku
dengan lingkungan. Hasil survey agresif remaja di sekolah terjadi
Badan Pusat Statistik (2016) di karena kebutuhan yang sangat kuat
Indonesia mengungkapkan bahwa akan pengakuan sosial, ingin
kekerasan terhadap fisik selama dianggap kuat, diterima secara sosial,
periode 2011–2015 berfluktuasi dan ingin diperlakukan berbeda oleh
dengan kecenderungan meningkat. teman sekelas. Hasil penelitian
Peningkatan perilaku agresif tidak Hidayat (2013) mengungkapkan
hanya terajadi di Indonesia, namun bahwa tindakan agresif siswa dilihat
di negara eropa dan amerika juga dari menyakiti orang secara fisik
terjadi peningkatan perilaku agresif dengan presentase 35,32%,
di kalangan anak-anak dan remaja di sedangkan tindakan agresif yang
sekolah (Smith, 2003). dilakukan siswa dilihat dari
Meningkatnya jumlah perilaku menyakiti orang secara verbal
agresif mencerminkan semakin sebanyak 41,30% dan tindakan
seriusnya masalah tersebut. agresif dilihat dari merusak dan
Perilaku agresif yang terjadi menghancurkan harta benda dengan
pada remaja tidak terjadi begitu saja, presentase 30,42%. Remaja yang

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 289
Universitas Ahmad Dahlan 2017
berperilaku agresif ini sangat orang dewasa, tetapi agresivitas juga
mengkhawatirkan karena mereka terjadi pada remaja di sekolah.
akan melakukan tindakan menyakiti
secara fisik, menyakiti secara verbal, B. Pembahasan
dan merusak dan menghancurkan Kemampuan seseorang dalam
harta benda. Data lain berdasarkan menjalani kehidupan sehari-hari
hasil penelitian oleh Marsh, dkk manusia cenderung digunakan untuk
(2014) bahwa perilaku agresif remaja mencapai tujuan yang diinginkan.
usia 15-16 tahun dengan sampel Agresi merupakan salah satu bentuk
sejumlah 1169 responden, sebanyak perilaku yang digunakan seseorang
70% teridentifikasi sebagai korban untuk tujuan tertentu dengan cara
dan pelaku agresivitas. Hasil menyakiti orang lain secara fisik
penelitian selanjutnya oleh Saikh, ataupun psikis. Menurut Baron dan
dkk (2014) bahwa agresif secara fisik Byrne (2005) agresif yaitu siksaan
yang dilakukan oleh anak daerah yang diarahkan secara sengaja dari
perkotaan memilliki persentase berbagai bentuk kekerasan terhadap
sebesar 69,5% dalam bentuk seperti orang lain. Perilaku agresif
menampar, memukul, pemerkosaan, merupakan salah satu perilaku
dan perilaku beresiko lainnya. kekerasan yang di dalam agresif
Maraknya kekerasan yang terjadi terkandung maksud untuk
akhir-akhir ini seperti pelecehan membahayakan atau menciderai
seksual, bullying, kenakalan remaja, orang lain. Pendapat selanjutnya oleh
dan perilaku kriminal lainnya Willis (2010) yang memandang
merupakan bentuk dari agresivitas. makna agresif dari segi emosional
Terjadinya fenomena tersebut sudah dan motivasional. Agresif dari segi
selayaknya menjadi bahan evaluasi emosional merupakan hasil dari
bagi semua pihak, khususnya proses kemarahan yang memuncak.
pendidik yang berada dalam Agresif dari segi motivasional
lingkungan sekolah. Hal ini sejalan merupakan perbuatan yang bertujuan
dengan pendapat Alexis (Praptiani, untuk menyakiti orang lain. Makna
2013) bahwa agresivitas remaja kedua perilaku agresif tersebut
terjadi tidak hanya di luar sekolah tidaklah mampu membenarkan
tetapi juga terjadi di sekolah perilaku yang menyimpang dari nilai
sehingga perlu upaya pencegahan dan moral.
dan kewaspadaan terutama di Pada perkembangan perilaku
lingkungan sekolah terhadap remaja, pengaruh lingkungan tentu
kemungkinan terjadinya agresivitas. sangat menentukan hasilnya.
Agresivitas tidak hanya terjadi pada Perngaruh yang baik dapat
mendorong anak untuk bertingkah

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 290
Universitas Ahmad Dahlan 2017
laku baik sesuai nilai dan norma agresi instrumental (memukul teman
yang berlaku, namun sebaliknya untuk mendapatkan uang).
pengaruh lingkungan yang buruk Sedangkan Buss dan Perry (1992),
dapat memberikan kontribusi membagi empat aspek perilaku
terhadap perilaku negatif remaja. agresif yang berdasarkan tiga
Perilaku agresif pada remaja dimensi dasar yaitu motorik, afektif,
seringkali melibatkan teman sebaya, dan kognitif. Empat aspek perilaku
guru, dan fasilitas sekolah (Herrero, agresif yang dimaksud yaitu: (a)
Este´vez, & Musitu, 2006). Kualitas Physical aggression, yaitu tindakan
interaksi antara remaja dengan orang agresi yang bertujuan untuk
tua, teman dan guru dapat menyakiti, mengganggu, atau
menentukan cara remaja memandang membahayakan orang lain melalui
dirinya dalam hubungan dengan respon motorik dalam bentuk fisik,
orang lain, sikap, dan perilaku. seperti memukul, menendang, dan
Secara umum Myers (1996) lain-lain; (b) Verbal aggression,
membagi agresi dalam dua jenis, yaitu tindakan agresi yang bertujuan
yaitu (1) agresi rasa benci atau agresi untuk menyakiti, mengganggu, atau
emosi (hostile aggression) dan (2) membahayakan orang lain dalam
agresi sebagai sarana untuk bentuk penolakan dan ancaman
mencapai tujuan lain (instrumental melalui respon vokal dalam bentuk
aggression). Jenis agresi yang verbal; (c) Anger merupakan emosi
pertama adalah ungkapan kemarahan negatif yang disebabkan oleh
dan ditandai dengan emosi yang harapan yang tidak terpenuhi dan
tinggi. Perilaku agresif dalam jenis bentuk ekspresinya dapat menyakiti
pertama ini adalah tujuan dari agresi orang lain serta dirinya sendiri.
itu sendiri. Jadi, agresi sebagai agresi Beberapa bentuk anger adalah
itu sendiri. Oleh karena itu, agresi perasaan marah, kesal, sebal, dan
jenis ini disebut juga agresi jenis bagaimana mengontrol hal tersebut.
panas. Akibat dari jenis ini tidak Termasuk didalamnya adalah
dipikirkan oleh pelaku dan pelaku irritability, yaitu mengenai
memang tidak peduli jika akibat temperamental, kecenderungan untuk
perbuatannya lebih banyak cepat marah, dan kesulitan
menimbulkan kerugian dari pada mengendalikan amarah; (d) Hostility,
manfaat. Perilaku agresif menurut yaitu tindakan yang
Lopez, dkk (2008) dibagi menjadi mengekspresikan kebencian,
beberapa macam, antara lain: secara permusuhan, antagonisme, ataupun
langsung (memukul & mendorong), kemarahan yang snagat kepada pihak
agresif relasional (menyebarkan lain. Hostility adalah suatu bentuk
rumor dan mengucilkan teman), agresi yang tergolong agresi covert

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 291
Universitas Ahmad Dahlan 2017
(tidak kelihatan). Hostility mewakili pengembangan kemampuan
komponen kognitif yang terdiri dari mencintai pada individu.
kebencian seperti cemburu dan iri Pengembangan kemampuan
terhadap orang lain, dan kecurigaan memberikan empati merupakan
seperti adanya ketidakpercayaan dan langkah yang perlu diambil dalam
kekhawatiran. rangka mencegah berkembangnya
Berbagai macam banyaknya tingkah laku agresi. Hal tersebut
jenis agresif yang dikemukakan oleh dikarenakan remaja yang berperilaku
para ahli menambah kuat agresif memiliki empati yang rendah
pemahaman bahwa agresif dan cenderung tidak dapat
merupakan perilaku yang tidak ada mengantisipasi konsekuensi negatif
manfaatnya sedikitpun bagi diri yang diterima pada korban
sendiri ataupun orang lain. Kerugian (Dykeman, Daehlin, Doyle, &
perilaku agresif juga diprediksi dapat Flamer, 1996; Evans, Heriot, &
memicu munculnya pelaku-pelaku Friedman, 2002; Olweus, 2005).
baru yang berawal dari korban
agresif. Menurut Koeswara (1988), C. Penutup
cara atau teknik sebagai langkah- Agresif merupakan perilaku
langkah konkret yang dapat diambil yang dimiliki oleh siapa saja, namun
untuk mencegah kemunculan atau kemampuan mengontrol perilaku
berkembangnya tingkah laku agresif yang dimiliki oleh setiap orang
yaitu: penanaman modal, berbeda-beda. Remaja yang notabene
pengembangan tingkah laku non berada pada masa transisi dan belum
agresi, dan pengembangan memiliki kemampuan mengatur
kemampuan memberikan empati. perilaku secara stabil seringkali
Pertama, penanaman modal terjebak pada masalah agresif.
merupakan langkah yang digunakan Remaja agresif tidaklah dibenarkan
dengan cara menanamkan nilai moral apapun alasannya. Perilaku
pada anak sedini mungkin. Kedua, menyakiti orang lain bukanlah
pengembangan tingkah laku non perilaku yang bisa digunakan untuk
agresi yang dilakukan dengan cara menyelesaikan masalah atau mencari
mengembangkan nilai-nilai yang kepuasan dan atau mencari
mendukung perkembangan tingkah keuntungan dari menyakiti orang
laku non agresi, dan menghapus atau lain. Munculnya perilaku agresif di
setidaknya mengurangi nilai-nilai kalangan remaja dapat terjadi
yang mendorong perkembangan diberbagai tempat dan kesempatan,
tingkah laku agresi. Ketiga, misalnya di masyarakat, di sekolah,
pencegahan tingkah laku agresi bisa dan bahkan dalam keluarga. Agresif
dan perlu menyertakan yang dilakukan berturut-turut dan

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 292
Universitas Ahmad Dahlan 2017
dalam jangka waktu yang lama Evans, M., Heriot, S. A., &
diprediksi dapat menimbulkan Friedman, A. G. (2002). A
dampak negatif baik bagi pelaku Behavioural Pattern of
Irritability, Hostility and
ataupun korbannya. Perilaku agresif
Inhibited Empathy in
yang dimunculkan oleh anak di Children. Clinical Child
sekolah dapat dibagi menjadi Psychology and Psychiatry,
beberapa macam, antara lain phsycal 7, 211–224.
aggression, verbal aggression,
Herrero, J., Este´vez, E., & Musitu,
anger, dan hostility.
G. (2006). The Relationships
of Adolescent School-Related
Deviant Behaviour and
Daftar Pustaka Victimization with
Baron dan Byrne. (2005). Psikologi Psychological Distress:
Sosial. Jakarta: Erlangga. Testing a General Model of
the Mediational Role of
Buss, A.H & Perry, M. (1992). The Parents and Teachers Across
Aggression Questionnaire. Groups of Gender and Age.
Journal of Personality and Journal of Adolescence,
Social Psychology. The 29(5), 671–690.
American Psychological
Association, Inc. Hidayat, H. (2013). Profil Siswa
Agresif dan Peranan Guru
Direktorat Badan Pusat Statistik. BK. Jurnal Ilmiah Konseling,
(2016). Statistik Kriminal 2 (1).
2016. Badan Pusat Statistik:
Jakarta. Hurlock, E.B. (2003). Psikologi
Perkembangan Suatu
Dykeman, C., Daehlin, W., Doyle, Pendekatan Sepanjang
S., & Flamer, H. S. (1996). Rentang Kehidupan. Jakarta:
Psychological Predictors of Erlangga.
School-Based Violence:
Implications for School Koeswara. 1988. Agresi Manusia.
Counselors. School Bandung: Rosda Offset.
Counselor, 44, 35–47.
Lopez, dkk. (2008). Adolescent
Este´vez, E., Herrero, J., Martı´nez, aggression: Effects of Gender
B., & Musitu, G. (2006). and Family and School
Aggressive and Non- Environments. Journal of
Aggressive Rejected Adolescence, 31: 433–450.
Studente: An Analysis of
Their Differences. Marsh, L., dkk. (2014). School
Psychology in the Schools, Climate and Aggression
43, 387–400. among New Zealand High
School Students. New

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 293
Universitas Ahmad Dahlan 2017
Zealand Journal of ._Pend.../Makalah_Anak_Agr
Psychology, 43 (1): 28-37. esif.pdf, diakses 14 Mei 2016.
Myers, D.G. (2002). Social Smith, P. K. (Ed.). (2003). Violence
psychology. 7th edition. New in schools: The response in
York. McGraw Hill. Europe. London: Routledge
Falmer.
Olweus, D. (2005). Bullying at
School: Data and Willis, S. 2013. Konseling Keluarga
intervention. In IX (Family Counseling).
International Meeting About Bandung: Alfabeta.
Biology and Sociology of
Violence: Violence and
School. Valencia, Spain.
Ozkol, H., dkk. (2011). Pathways to
Aggression in Urban
Elementary School Youth.
Jurnal of Community
Psychology, 39 (6): 733-748.
Praptiani, S. (2013). Pengaruh
Kontrol Diri Terhadap
Agresifvitas Remaja dalam
Menghadapi Konflik Sebaya
dan Pemaknaan Gender.
Jurnal Sains dan Praktik
Psikologi, 1(1):13.
Rodriguez, N. (2004). Guerra en Las
Aulas (War in the
Classrooms). Madrid: Temas
de Hoy.
Saikh, F., dkk. (2014). Physical and
Verbal Aggressive Behaviour
Pattern Among School
Children in Urban Area of
Noth Karnataka: A Cross
Sectoinal Study. Journal of
Krishna Institute of Medical
Science University, 3 (2): 55-
62.
Setiawan, A. Mengatasi Perilaku
Agresif pada Siswa.
file.upi.edu/Direktori/FIP/Jur

Prosiding Seminar Nasional


Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 294
Universitas Ahmad Dahlan 2017

Anda mungkin juga menyukai