Oleh:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
I. JUDUL
Agresivitas pada anak usia sekolah pendidikan dasar.
III. TUJUAN
Mengetahui seberapa sering seorang anak melakukan perilaku agresif dalam setting
kelas.
B. Definisi Operasional
Agresivitas diartikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk menyakiti orang
lain (Sears dalam Praditya, 1999). Buku Understanding Children’s Developmental
oleh Smith dkk. menyebutkan tiga bentuk agresivitas yang sering ditunjukkan anak,
yaitu fisik secara langsung maupun tidak langsung, verbal secara langsung maupun
tidak langsung, dan agresi tidak langsung. Agresi fisik meliputi memukul (menurut
KBBI, mengenakan suatu benda yang keras atau berat dengan kekuatan untuk
mengetuk, meninju, menokok, menempa, dan sebagainya); mendorong (menolak
dengan kekuatan dari bagian belakang atau bagian depan); menendang
(menyepak/mendepak dengan kaki); mencubit (menjepit dengan ibu jari dan telunjuk
atau jari lain); menarik (menghela [supaya dekat, maju, ke atas, ke luar, dan
sebagainya]); merebut (mengambil sesuatu dengan kekerasan atau dengan paksa);
menjegal (menjatuhkan orang lain dengan mengait kakinya); melempar (membuang
jauh atau melontari dengan sesuatu); menggigit (menjepit [mencekam dan
sebagainya] dengan gigi); dan merusak (menjadikan tidak baik, tidak utuh dan/atau
tidak berfungsi). Agresi verbal meliputi mengubah nama menjadi negatif; berteriak
(bersuara keras); membantah (melawan, menentang, menyerang, menyangkal
perkataan orang); memaksa (memperlakukan, menyuruh, meminta dengan paksa);
mengancam (menyatakan niat dan rencana untuk melakukan sesuatu yang merugikan,
menyulitkan, menyusahkan, atau mencelakakan pihak lain); dan mengejek
(mengolok-olok [menertawakan dan menyindir] untuk menghinakan,
mempermainkan dengan tingkah laku, mencemooh). Agresi tidak langsung meliputi
mengabaikan orang lain dan tidak mematuhi perintah.
C. Aspek
Aspek dalam observasi ini meliputi aspek agresi langsung, agresi non verbal,
dan agresi tidak langsung. Agresi langsung adalah bentuk agresi yang ditujukkan
secara langsung ke orang lain, dan berbentuk fisik. Agresi verbal adalah bentuk agresi
verbal melalui kata - kata atau kalimat langsung. Sedangkan, agresi tidak langsung
adalah perilaku agresi yang dilakukan tanpa kontak langsung.
● Jenis Observasi
Observasi termasuk kedalam jenis observasi terstruktur. Dalam observasi
terstruktur data mengenai faktor dan ciri perilaku yang akan diamati telah
dipersiapkan sebelum observasi dilakukan, sehingga observasi hanya terfokus
pada perilaku yang hendak diamati. Observasi terstruktur bersifat sistematis,
sehingga memudahkan observer dalam melakukan observasi. Berdasarkan desain
penelitian, observasi ini termasuk observasi natural. Observasi natural adalah
observasi yang dilakukan pada keadaan alamiah, tanpa ada kontrol atau
perencanaan manipulasi pada subjek (Cohen, Swerdlik, & Santrock dalam
Ni’matuzahroh, 2016). Sedangkan berdasarkan keterlibatan observer, observasi
termasuk ke dalam observasi non-partisipatif dikarenakan observer hanya
berperan sebagai pengamat tidak terlibat dengan subjek. Selain itu, observasi juga
termasuk ke dalam observasi unobstrusive, kelebihan dari observasi unobstrusive
adalah subjek tidak reaktif, karena observasi dilakukan secara tidak langsung,
sehingga mustahil subjek bereaksi atau mengubah perilaku mereka pada saat
observer mengamati (Ni’matuzahroh, 2016).
● Strategi Pencatatan
Metode pencatatan dalam observasi ini adalah time sampling dan tallymarks.
Metode time sampling dan tallymarks digunakan untuk mengetahui frekuensi atau
intensitas perilaku dalam batasan waktu yang telah ditentukan. Sebelum dilakukan
observasi observer menentukan aspek dan indikator perilaku agresif. Saat
pelaksanaan observasi, observer mencatat frekuensi atau intensitas perilaku
agresif subjek sesuai panduan observasi. Strategi pencatatan dipilih karena tujuan
observasi yaitu mengetahui seberapa sering perilaku agresif ditunjukkan subjek.
Selain itu, observasi tidak menutup kemungkinan munculnya perilaku agresif
lainnya sehingga terdapat field note pada panduan observasi.
B. Wawancara
● Metode Pengambilan Data
Wawancara atau interview merupakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari narasumber (interviewee)
(Arikunto dalam Faiq, 2012).
● Jenis Wawancara
Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah proses wawancara yang
menggunakan panduan wawancara yang berasal dari pengembangan topik dan
mengajukan pertanyaan dan penggunaan lebih fleksibel daripada wawancara.
Wawancara dilakukan dengan bertanya langsung kepada informan untuk
menggali dan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan data yang
dibutuhkan. Ciri-ciri dari wawancara semi-terstruktur adalah pertanyaan terbuka
namun ada batasan tema dan alur pembicaraan, kecepatan wawancara dapat
diprediksi, fleksibel tetapi terkontrol, ada pedoman wawancara yang dijadikan
patokan dalam alur, urutan dan penggunaan kata, dan tujuan wawancara adalah
untuk memahami suatu fenomena. Wawancara semi terstruktur dipilih dengan
harapan dapat menggali informasi sedetail mungkin tetapi masih dalam konteks
panduan yang tersedia.
● Instrumen
Agresi Menjegal
Fisik
Mendorong
(AO1)
Memukul
Mencubit
Menggigit
Menendang
Merebut
Melempar
Merusak
Berteriak
Membantah
Memaksa
Mengancam
Mengejek
Mempermalukan
Agresi Mengabaikan orang lain
Tidak
Tidak patuh dengan perintah
Langsung
(Keras kepala)
(AO3)
Field Note :
B. Wawancara
● Setting
Hari/tanggal : 27 November 2018
Lokasi : Ruang Kelas 3A SD Serayu
Waktu : 10.00 – 11.00
Deskripsi tempat dan suasana: Observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas. Para siswa menerima pelajaran seni yang diajar langsung
oleh wali kelas mereka sendiri, Ibu Sri Hartini, S.Pd.. Pada saat itu para siswa
diberi tugas menggambar bangun datar pada buku gambar. Sebelumnya Ibu Sri
memberi penjelaskan tentang bangun datar diawal kelas, selanjutnya melanjutkan
memberi instruksi kepada siswa untuk melanjutkan gambar mereka. Pada saat hal
tersebut berlangsung, banyak anak-anak mondar-mandir meminjam barang atau
sekedar melihat pekerjaan temannya dan beberapa kali siswa diingatkan untuk
focus kepada pekerjaannya masing-masing.
● Instrumen
Agresi Menjegal - 0
Fisik
Mendorong - 0
Mencubit - 0
Menggigit - 0
Menendang - 0
Merebut - 0
Melempar I 1 Melempar
spidol hitam
Merusak - 0
Berteriak I 0 Memanggil
nama teman
Membantah I 0 Membantah
cerita teman
Memaksa - 0
Mengancam - 0
Mengejek - 0
Mempermalukan - 0
Field Note :
Terobservasi juga perilaku seperti membanting penggaris, mengeluh, protes dengan repetisi
tiap perilaku satu kali.
B. Wawancara
Wawancara ini dilakukan terhadap subjek yang berbeda, sekaligus sebagai
wali kelas/significant others dari subjek (SO). Berikut adalah identitas dari subjek
wawancara dalam penelitian ini:
Nama : Sri Hartini, S.Pd. (IE)
Usia : ± 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ladinegaran MJ 3 no. 105
Sekolah/Pekerjaan: Wali Kelas 3A SD Serayu
Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan
mendalam mengenai agresivitas subjek observasi (SO) dalam setting kelas. Menurut
Ibu Sri (IE), Rizki (SO) merupakan anak yang suka tampil dan baik:
“Rizki ini memang anaknya langsung seneng ee suka tampil. Jadi
(batuk) begitu nggak usah saya komando juga anu, anu siapa yang lamet
(tidak jelas) dia langsung gerak.” (AW1.1. V.15-16)
“Lek saya pikir, yang dipandang saya dia baik. Kebetulan yang saya
amati anak-anaknya baik walaupun laki-laki maupun perempuan sama.
Mereka punya rasa sosial yang tinggi.” (AW1.2. V.22-24)
Menurut informasi yang disampaikan oleh Ibu Sri (IE) aspek agresivitas fisik
pada Rizki (SO) tidak muncul
“O engga kelihatannya engga. Alhamdulillah engga karena ngga ngga
begitu usilan sih” (AW2.1. V.68-69).
“Ee lek niki ee masih seputar dek Rizki wau, niku lek ee nate napa
mboten ibu mendapati dek Rizki niku kados ee merusak barang
temannya napa merusak fasilitas sekolah ngoten bu?” “Engga, mboten”
(AW2.2. V.70-73).
Sedangkan untuk aspek agresivitas verbal dikonfirmasi oleh Ibu Sri (IE)
memang beberapa ada yang muncul pada Rizki (SO). Perilaku yang muncul tersebut
meliputi berteriak dan memaksa.
Selain itu pada aspek agresivitas tidak langsung Rizki (SO) juga disebutkan oleh Ibu
Sri (IE) kadangkala juga melakukan perilaku dari indikator aspek tersebut yaitu,
mengabaikan orang lain.
B. Analisis Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi lebih dari
narasumber (Arikunto dalam Faiq, 2012). Wawancara tidak dilakukan terhadap
subjek melainkan terhadap significant others-nya, yaitu: wali kelas subjek sebagai
subjek wawancara (IE). Berdasarkan hasil wawancara terhadap wali kelas subjek
terdapat beberapa informasi mengenai perilaku subjek berdasarkan aspek-aspek yang
sesuai dalam panduan.
Secara umum menurut wali kelas subjek (IE), subjek (SO) merupakan siswa
yang suka tampil (AW1.1. V.15-16) dan secara keseluruhan memiliki perilaku yang
baik sama seperti teman-temannya (AW1.2. V.22-25 & AW1.2. V.41-42). Menurut
IE, beliau belum pernah mendapati subjek (SO) dijahili atau diganggu temannya
hingga ada suatu konflik (AW1.3. V.45).
Terkait aspek Agresivitas Fisik, menurut Ibu Sri (IE), Rizki (SO) tidak pernah
didapati melakukan perilaku-perilaku agresi fisik (AW2.1. V.68-69). Menurut Ibu Sri
(IE) juga, Rizki (SO) juga tidak pernah melakukan agresi fisik berbentuk pengrusakan
(AW2.2. V.70-73). Jadi berdasarkan hasil wawancara ini, tindakan agresi fisik dari
SO sangat minim sekali.
Aspek selanjutnya yaitu Agresivitas Verbal. Berdasarkan penjelasan dari Ibu
Sri (IE), perilaku yang muncul pada aspek ini adalah berteriak. Perilaku tersebut
muncul kebanyakan melibatkan dua belah pihak yaitu Rizki (SO) dan temannya. Dan
untuk frekuensi, perilaku teriak Rizki (SO) diibaratkan oleh IE sebagai “kadang kala”
(AW3.1 V.89-96). Perilaku lain yang muncul menurut IE yaitu perilaku memaksa
(AW3.4. V.122-124). Perilaku ini lebih banyak melibatkan pihak Rizki (SO) dan
temannya juga (AW3.4 V.125-134). Jadi berdasarkan hasil wawancara perilaku pada
aspek agresivitas verbal hanya dua yang dominan yaitu teriak dan memaksa.
Sedangkan untuk perilaku lain tidak disampaikan oleh IE sebagai perilaku yang sering
muncul pada Rizki (SO).
Aspek selanjutnya adalah Agresivitas Tidak Langsung. Berdasarkan hasil
wawancara perilaku mengabaikan orang lain, terutama teman, kadangkala muncul
pada Rizki (SO) (AW4.2. V.159-180). Sedangkan perilaku aspek ini tidak dominan
menurut IE. Beliau juga menyampaikan bahwa Rizki (SO) merupakan siswa yang
bisa diatur (AW4.1. V.144-150).
Dari hasil wawancara tersebut, terdapat beberapa perilaku yang dikonfirmasi
muncul meskipun frekuensinya kebanyakan disebutkan sebagai “kadangkala”. Hal
tersebut terutama pada perilaku berteriak dan mengabaikan orang lain. Sedangkan
aspek agresivitas fisik tidak dikonfirmasi muncul.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, terdapat perilaku-perilaku
agresi yang muncul pada subjek anak usia sekolah pendidikan dasar. Perilaku agresi
tercatat muncul dalam hasil observasi meskipun hal tersebut muncul dengan frekuensi
yang kecil, yaitu sebanyak sekali tiap perilaku. Selain itu pada wawancara juga sering
significant others dari subjek menyebutkan frekuensi munculnya perilaku hanya
“kadang kala”. Berdasarkan hasilnya, sebanyak satu perilaku muncul pada aspek
Agresivitas Fisik yang dikonfirmasi melalui observasi. Sedangkan dari wawancara
tidak didapati perilaku-perilaku dari aspek ini yang dominan. Selain itu pada aspek
Agresivitas Verbal, terdapat dua perilaku yang muncul berdasarkan hasil observasi
yaitu: berteriak dan membantah. Sedangkan pada wawancara, perilaku berteriak
dikonfirmasi muncul. Selain itu pada wawancara didapati perilaku memaksa juga
dominan pada subjek. Pada aspek Agresivitas Tidak Langsung, perilaku mengabaikan
orang lain dikonfirmasi muncul oleh kedua metode observasi maupun wawancara.
X. DAFTAR PUSTAKA
Anantasi. (2006). Menyikapi Perilaku Agresif Anak. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
Bjorkqvist, K., Lagerspetz, K.M.J., dan Kauakainen, A. (1992). Do Girl Manipulate and Boys
Fight? Developmental trends in regard to direct and indirect aggression. Aggressive
Behavior, 18, 117-127.
Brigham, J. C. (1991). Social Psychology. New York : Harper Collins Publishers, Inc.
Hawari, D. (1999). Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta :
Dana Bhakti Yasa.
Krahe, Barbara. (2001). The Social Psychology of Aggression. Psychology Press : East
Sussex. Diterjemahkan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyani Soetjipto. Pustaka
Pelajar : Yogyakarta.
Praditya, L., Wimbarti, S., dan Helmi, S. (1999). Pengaruh Tayangan Adegan Kekerasan
yang Nyata Terhadap Agresivitas. Jurnal Psikologi. No. 1, 51 - 63.
Santrock, John. (2011). Life Span Development ed. 13. McGraw-Hill : New York.
Sears. D., Peplan, L. A., Freeman, J. L., Taylor & Shelley. E. (1988). Social Psychology.
Englewood Cliffs : Prentice Hall Inc.
Smith, K., Cowie, H., dan Blades, M. (2011). Understanding Children’s Developmental ed.
fifth. A John Wiley & Sons : West Sussex.
XI. Lampiran
A. Observasi
● Identitas Subjek (anak dan significant person)
Nama : Rizki (SO)
Usia : ± 9 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Sekolah/Pekerjaan : SD Serayu (Kelas 3A)
Ciri-ciri subjek : Rambut lurus, badan tinggi besar, tas hitam.
Catatan tambahan : Subjek ini dipilih dengan cara random sampling, dengan
mengacak nomor absen siswa dan berpedoman dengan daftar presensi siswa yang
tertempel pada pintu kelas.
● Setting
Hari/tanggal : 27 November 2018
Lokasi : Ruang Kelas 3A SD Serayu
Waktu : 10.00 – 11.00
Deskripsi tempat dan suasana : Observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas. Para siswa menerima pelajaran seni yang diajar langsung
oleh wali kelas mereka sendiri, Ibu Sri Hartini, S.Pd.. Pada saat itu para siswa
diberi tugas menggambar bangun datar pada buku gambar. Sebelumnya Ibu Sri
memberi penjelaskan tentang bangun datar diawal kelas, selanjutnya melanjutkan
memberi instruksi kepada siswa untuk melanjutkan gambar mereka. Pada saat hal
tersebut berlangsung, banyak anak-anak mondar-mandir meminjam barang atau
sekedar melihat pekerjaan temannya dan beberapa kali siswa diingatkan untuk
focus kepada pekerjaannya masing-masing.
● Instrumen
Agresi Menjegal - 0
Fisik
Mendorong - 0
Mencubit - 0
Menggigit - 0
Menendang - 0
Merebut - 0
Melempar I 1 Melempar
spidol hitam
Merusak - 0
Berteriak I 0 Memanggil
nama teman
Membantah I 0 Membantah
cerita teman
Memaksa - 0
Mengancam - 0
Mengejek - 0
Mempermalukan - 0
Agresi Mengabaikan orang lain I 1 Saat teman
Tidak ingin
Langsung meminjam
spidol dia
sedang
konsentrasi
menggambar
Field Note :
Terobservasi juga perilaku seperti membanting penggaris, mengeluh, protes dengan repetisi
tiap perilaku satu kali.
B. Verbatim Wawancara
Identitas Subjek (anak dan significant person)
Nama : Sri Hartini, S.Pd. (IE)
Usia : ± 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ladinegaran MJ 3 no. 105
Sekolah/Pekerjaan: Wali Kelas 3A SD Serayu