Disusun Oleh :
MUHAMMAD ALDYANSYAH
NIM :
1824090085
TUGAS OBSERVASI
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Setiap anak mengalami tahap-tahap perkembangan. Tahap-tahap perkembangan
anak secara umum sama, setiap anak dituntut untuk dapat bertindak atau melaksanakan
hal-hal (perilaku) yang menjadi tugas perkembangannya dengan baik. Semakin besar
tuntutan dan perubahan semakin besar pula masalah yang dihadapi anak tersebut.
Masalah-masalah tersebut akan membuat anak sulit untuk melakukan penyesuaian diri
terhadap lingkungannya, sehingga mereka melakukan berbagai tindakan negatif seperti
penolakan, ketidaksabaran, dan lain-lain.
Ada empat pengertian mengenai agresi, pertama adalah agresi merupakan suatu
bentuk perilaku bukan emosi, kebutuhan atau motif kedua adalah si pelaku agresi
mempunyai maksud untuk mencelakakan korban yang dituju, ketiga adalah korban
agresi yaitu makhluk hidup bukan benda mati, sedangkan yang keempat adalah korban
dari perilaku agresi ini tidak menginginkan atau menghindarkan diri dari perilaku
pelaku agresi
Perilaku agresif pun di sebabkan oleh banyak faktor, diantaranya faktor internal
dan faktor eksternal yang dengan mudah memicu perilaku agresif anak. Teman sebaya
sering kali menjadi korban agresivitas anak yang agresif apalagi di lingkungan
bermain dan belajar di sekolah.
III.Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah :
Untuk mengetahui ekspresi perilaku agresif pada anak sekolah dasar.
IV. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami ekspresi perilaku agresif pada anak sekolah dasar.
2. Dapat menjadi tambahan referensi contoh-contoh makalah yang dapat dijadikan
acuan atau pedoman dipembuatan makalah-makalah baik tugas-tugas mata kuliah
Observasi maupun mata kuliah lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indikator atau ciri-ciri agresivitas menurut Buss dalam Nashori (2008) meliputi:
perilaku agresif secara fisik dan verbal, secara aktif dan pasif, dan secara langsung dan
tidak langsung. Tiga klasifikasi tersebut masing – masing akan saling berinteraksi,
sehingga akan menghasilkan delapan bentuk perilaku agresif, yaitu :
1. Perilaku agresif fisik aktif yang dilakukan secara langsung, misalnya menusuk,
menembak, memukul orang lain.
2. Perilaku agresif fisik aktif yang dilakukan secara tidak langsung, misalnya
membuat jebakan untuk mencelakakan orang lain.
3. Perilaku agresif fisik pasif yang dilakukan secara langsung, misalnya tidak
memberikan jalan kepada oarang lain.
4. Perilaku agresif fisik pasif yang dilakukan secara tidak langsung, misalnya
menolak untuk melakukan sesuatu, menolak mengerjakan perintah oarang lain.
5. Perilaku agresif verbal aktif yang dilakukan secara langsung, misalnya memaki
– maki orang.
6. Perilaku agresif verbal aktif yang dilakukan secara tidak langsung, misalnya
menyebar gosip tentang orang lain.
7. Perilaku agresif verbal pasif yang dilakukan secara tidak langsung, misalnya
menolak untuk berbicara dengan orang lain, menolak untuk menjawab
pertanyaan orang lain atau menolak untuk memberikan perhatian pada suatu
pembicaraan.
8. Perilaku agresif verbal pasif yang dilakukan secara langsung, misalnya tidak
setuju dengan pendapat orang lain, tetapi tidak mau mengatakan (memboikot),
tidak mau menjawab pertanyaan orang lain.
Penguatan (reinforcement)
Dalam proses belajar atau pembentukkan suatu tingkah laku, penguatan atau
peneguhan memainkan peranan penting bila perilaku tertentu diberi ganjaran,
kemungkinan besar individu akan mengulangi perilaku tersebut dimasa
mendatang; bila perilaku tersebut diberi hukuman, kecil kemungkinan bahwa ia
akan mengulanginya; begitu pula yang terjadi dalam pembentukan perilaku agresi.
Agresi terbentuk dan dilakukan berulang kali oleh individu karena dengan
agresinya itu individu tersebut mendapatkan hasil atau efek yang menyenangkan,
tindakan agresibiasanya merupakan reaksi yang dipelajari, dan penguatan
merupakan penunjang agresi yang utama.
Imitasi
Imitasi adalah proses menuju tingkah laku model, sehingga sering disebutkan juga
sebagai modeling. Imitasi yang terjadi setiap jenis perilaku, termasuk perilaku
agresi. Semua orang, dan anak khususnya, mempunyai kecenderungan kuat untuk
meniru orang lain. Anak tidak melakukan imitasi secara sembarangan, tetapi anak
lebih sering meniru tertentu daripada orang lain. Semakin penting, kuasa, berhasil
seseorang, dan paling sering ditemui, semakin besar kemungkinan anak dan
perilaku orang tualah yang memenuhi kriteria tersebut, sehingga merupakan model
utama bagi seorang anak pada masa awal kehidupannya. Orang tua merupakan
sumber penguatan dan objek imitasi utama, maka perilaku agresi anak dimasa
mendatang sangat tergantung pada cara orang tua memperlakukan anak dan pada
perilaku anak itu sendiri.
BAB III
METODOLOGI OBSERVASI
(INDIVIDU)
I. SUMBER FILM :
Verbal
Mengejek
Mencaci
Memaki
Membantah
Memaksa
Membentak
Mengancam
Menakut-nakuti
Mempermalukan
Mencerca
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Perilaku agresif merupakan bentuk perilaku yang dimaksud untuk menyakiti atau
merusak orang lain atau suatu benda yang berada di sekitarnya baik secara fisik
maupun mental.
Dengan agresi sebagai emosi yang bisa mengarah kepada tindakan-tindakan
agresif. Buss dalam Nashori (2008) mencirikan 8 agresivitas, yaitu perilaku agresif
secara fisik dan verbal, secara aktif dan pasif, dan secara langsung dan tidak
langsung.