PENDAHULUAN
kekerasan tersebut di media cetak maupun di layar televisi. Contoh lain dari
merupakan suatu istilah asing yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti
antara pelaku maupun korban. Definisi bullying menurut Glew, Rivara dan
bullying ditujukan kepada korban yang tidak mampu membela dirinya sendiri,
1
bullying pada korban yang tidak mampu membela dirinya sediri. Oleh karena
dikemukakan oleh Rigby (2007) dan Alika (2012) yaitu tindakan menekan
atau mengintimidasi anak lain baik secara fisik maupun verbal dan biasanya
Tindakan bullying dalam penelitian ini dilakukan oleh senior yang merasa
lebih berkuasa kepada juniornya atau seorang atau sekelompok orang yang
merasa lebih berkuasa kepada seorang yang lebih lemah. Menurut berita
banyaknya kekerasan yang terjadi antara guru dengan peserta didik, maupun
sesama peserta didik. Banyak sekali video yang beredar terkait perilaku
bullying. Hingga saat ini, banyak peserta didik yang motivasi belajarnya
didik, kakak kelas kepada adik kelas, maupun sesama peserta didik.
2
perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan
ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha
sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan
timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk
(KBBI, 2001:756).
dilakukan oleh para senior atau kakak kelas kepada para junior atau adik
kelas. Kakak kelas atau para senior memberikan tekanan kepada para junior
bahkan ada senior yang tega melakukan penganiayaan kepada adik kelas atau
3
juniornya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alasan yang dibuat-buat
mental junior yang tahan banting padahal alasan tersebut hanya untuk
Maka dari itu apabila perilaku bullying ada dalam lingkungan sekolah
siswa maka motivasi belajar yang merupakan salah satu faktor penting dalam
belajar siswa yang menjadi lemah dan lemahnya motivasi atau tiadanya
belajar akan rendah, menurut pendapat Biggs dan Tefler (dalam Dimyati dan
Mudjiono, 2006).
motivasi belajar siswa. Karena situasi, suasana internal dan eksternal dalam
dkk, 2005).
4
1.2 Fokus dan Pertanyaan Penelitian
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk para siswa
agar tidak melakukan Bullying kepada teman sebaya atau adik kelas
5
BAB II
ACUAN TEORITIK
1. Perilaku Bullying
berbagai aspek karena pada dasarnya bullying tidak hanya terjadi pada remaja
akan tetapi bullying dapat pula terjadi pada orang dewasa. Berikut definisi
lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. perilaku bullying dapat dibagi
menjadi 5 kategori:
menyebarkan gosip) .
6
c. Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,
b. Korban adalah pihak yang dianggap lemah atau tak berdaya oleh pelaku.
ancaman, menghina.
7
d. Penyerangan rasial: mengucilkan anak karena ras, agama,
kelompok,dst.
Menurut Barbara Coloroso (The Bully, The Bullied, dan The Bystander
b. Ada penonton yang diam atau mendukung, entah karena takut atau
pihak yang lemah (takut bilang sama guru atau orangtua, takut melawan, atau
Atas kerjasama ketiga pihak itu biasanya praktek bullying sangat sukses
dilakukan oleh anak yang merasa punya punya power atau kekuatan. Jika
kebetulan anak kita masuk di sekolah yang pengawasan gurunya lebih dari
cukup, mungkin akan cepat terdeteksi. Tapi bila tidak, maka kitalah yang
Ada berbagai macam ciri-ciri atau karakter yang dapat dilihat untuk
mengetahui apakah seorang anak atau remaja menjadi seorang pelaku bullying
atau sebagai korban bullying seperti yang dibahas pada buku karya Barbara
8
Colorosa (The bully, The bullied, dan The bystander: 2006), ciri-ciri yang
4. Anak penurut karena cemas, kurang percaya diri, atau anak yang
12. Anak yang cerdas, berbakat, memiliki kelebihan atau beda dari yang
lain.
13. Anak yang merdeka atau liberal, tidak memedulikan status sosial, dan
9
16. Anak yang memakai kawat gigi atau kacamata.
17. Anak yang berjerawat atau memiliki masalah kondisi kulit lainnya.
19. Anak yang berada di tempat yang keliru pada saat yang salah
(bernasib buruk).
sebagai berikut:
diinginkan.
d. Hanya peduli pada keinginan dan kesenangannya sendiri, dan tak mau
sebagai sasaran.
i. Haus perhatian.
10
Karakteristik mental pelaku bullying dipengaruhi oleh aspek kognitif,
afektif dan behavioral dalam diri si pelaku itu sendiri. Pada aspek kognitif,
d. Paranoid.
f. Sangat pencuriga.
h. Tidak kreatif.
Sementara itu pada aspek afektif, Field (dalam Rigby, 2002) menguraikan
11
d. Moody dan tidak konsisten.
Dari berbagai karakter yang telah dibahas diatas maka kita telah
mengetahui karakteristik dari anak atau remaja yang menjadi pelaku atau
Banyak hal yang dapat menjadikan seorang anak atau remaja menjadi
banyak terjadi kasus bullying. Bullying yang dilakukan atas dasar penggunaan
atau sekelompok siswa lain. Dari data yang diperoleh Yayasan Semai Jiwa
12
3) Ketiga, psikologis, seperti mengintimidasi, mengecilkan, mengabaikan,
dalam berbagai bentuk. Kegiatan seperti ospek dan ritual yang biasa diadakan
melainkan juga pada para pelaku. Bullying, dari berbagai penelitian, ternyata
akademik, dan tindakan bunuh diri. Bullying juga menurunkan skor tes
anak yang tidak melakukan bullying. Karena itu, tindakan ini akan merusak
sering digunakan secara luas di sekolah oleh siswa senior kepada siswa yunior
atau staf pengajar kepada murid. Akan tetapi bullying tidak serbatas kepada
peraturan sekolah yang kadang kala masih menempuh jalan bullying untuk
sekolah dan extra kulikuler yang bahkan lebih rawan terhadap tindakan-
13
tindakan bullying. Hal-hal tersebutlah yang mempengaruhi mental dan
maupun tingkah laku. Dalam hal ini, orang tua juga perlu mempertimbangkan
bahwa setiap siswa merupakan seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan
keluarga. Sehingga pada dasarnya pola asuh orang tua sangatlah dominan
dalam membentuk karakter anak. Dalam kasus bullying hal yang seharusnya
menjadi bullied (pelaku bullying) karena pola asuh yang salah oleh orang tua.
Bahkan hal-hal sepelepun akan dapat menjadi pemicu tindakkan bullying anak
seseorang adalah keluarga baik keluarga inti maupun keluarga besar, karena
diluar keluarga akan dapat ditekan tingkat bullying dan dapat ditanggulangi
14
3. Bullying Faktor Lingkungan Pergaulan
pernah menyaksikan atau bergaul dengan para pelaku bullying dan para
korban sendiri takut untuk berbicara dengan orang tua atau guru mereka
melakukan hal yang sama dengan apa yang dahulu pernah mereka alami
hal inilah yang menjadi siklus bullying yang harus di putus mata
rantainya.
2. Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti
motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.
15
Sedangkan pengertian belajar menurut Baharuddin dan Esa (2007),
Menurut Hilgrad dan Bower (dalam Baharuddin dan Esa, 2007), belajar
2005).
arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu
arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
16
belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000). Menurut teori motivasi belajar
yang diungkapkan oleh Uno (dalam Sagala, 2009), juga menjelaskan bahwa
adanya suatu tujuan yang diharapkan dalam kegiatan belajarnya, selain itu
sikap ulet,gigih, tidak putus asa dalam menyelesaikan tugas dan memecahkan
masalah. Individu yang memiliki sikap tidak jenuh dalam pelajaran dan
mencari cara menemukan ide-ide dalam belajar turut serta dikatakan sebagai
individu yang memiliki motivasi belajar yang kuat. Sehingga dapat dikatakan
bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah
aktivitas tersebut memiliki sisi yang menarik atau proses yang menyenangkan.
Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh
sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering
murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang
baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau
17
mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan
demi sesuatu itu sendiri atau tujuan itu sendiri. Misalnya, murid belajar
menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.
kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. Terdapat dua jenis
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu
Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan
mereka.
penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang
mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
18
Teori pendukung disampaikan oleh Sardiman (2001) yang menyatakan
bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi
b. Persaingan/kompetisi.
d. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi
e. Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat
f. Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik,
19
Menurut Hutagalung (2005), ada dua faktor yang berpengaruh terhadap
motivasi seseorang yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
(internal) dan faktor yang bersumber dari luar diri individu (eksternal).
pendidikan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman masa lampau,
aspirasi atau harapan masa depan, latar belakang sosial budaya, maupun
a. Faktor internal siswa dan faktor eksternal siswa. Faktor internal siswa
b. Faktor eksternal siswa yaitu faktor yang berasal dari luar siswa, seperti
hubungan antar manusia, yaitu siswa dengan guru, siswa dengan teman, siswa
20
1) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, staf, dan teman-teman dapat
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan
tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,
suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut juga merupakan
alat-alat belajar, fasilitas belajar, dan lapangan olahraga, selain itu, yang
21
3. Efektifitas Perilaku Bullying Terhadap Motivasi Belajar
fundamental atau hal yang sangat dasar dalam kesuksesan transisinya menjadi
2004).
berdampak pada tidak adanya rasa aman dan nyaman, membuat para korban
bullying merasa takut dan terintimidasi, rendah diri serta tak berharga, sulit
lingkungannya, enggan bersekolah, pribadi yang tidak percaya diri dan sulit
terancam merosot. Mungkin pula, para korban bullying akan kehilangan rasa
SEJIWA, 2008).
22
Juga tentunya berdampak pada motivasi belajar siswa, hal ini dikarenakan
motivasi belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
faktor internal yang berasal dari dalam diri individu dan faktor eksternal yang
yang dianut, pengalaman masa lampau, aspirasi atau harapan masa depan,
hubungan antar manusia, yaitu siswa dengan guru, siswa dengan keluarga,
penghambat besar bagi seorang siswa untuk mengaktualisasikan diri dan dapat
dkk, 2005).
23
2.2 Penelitian Yang Relevan
relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan saat ini. Berikut ini
beberapa hasil penelitian yang relevan yang dijadikan bahan telaah bagi
peneliti.
perilaku bullying ada dalam lingkungan sekolah siswa maka motivasi belajar
yang merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan proses belajar dan
prestasi siswa akan terganggu. Motivasi belajar siswa yang menjadi lemah dan
kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah, menurut pendapat Biggs dan
situasi, suasana internal dan eksternal dalam suatu sekolah yang membedakannya
Bullying dapat menghambat motivasi belajar peserta didik karena siswa merasakan
tekanan dalam batinnya sehingga tidak ada kemauan atau motivasi didalam dirinya
24
2.3 Kerangka Berpikir
bersifat agresif atau manipulatif, yang dilakukan oleh satu orang atau lebih
terhadap orang lain. Dalam penelitan ini juga, penulis tertarik untuk
teror. Sesuai dengan rumusan masalah, dalam penelitian ini penulis akan
direncanakan lebih dulu atau terjadi tiba-tiba saja, nyata atau tersembunyi,
balik pertemanan yang tampak, oleh seorang anak atau sekelompok anak
. x Y
25
X = Bullying
Y = Motivasi belajar
pekerjaan yang berasal dari dalam diri seseorang, yang sangat berpengaruh
terhadap diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang akan dilakukan.
26
BAB III
METODOLOGI PENILITIAN
3.I Pendekatan
alami (Natural serfing) sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses lebih
dilakukan secara analisis induktif dan makna makna merupakan hal yang
esensial. (Lexy Moleong, 2006: 04). Objek dalam penelitian kualitatif adalah
objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga penelitian ini sering disebut
penelitian naturalistic. Obyek yang alami adalah objek yang apa adanya, tidak
objek, setelah berada di objek dan keluar dari objek relatif tidak berubah.
Dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi instrumen. Oleh karena itu dalam
Untuk menjadi instrumen peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan
mengkontruksi objek yang diteliti menjadi jelas dan bermakana. Kriteria data
27
dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data
terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari sumber data primer.
Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung
dari lapangan. Sumber data primer penelitian ini meliputi wawancara dan
observasi, dimana wawancara akan dilakukan kepada salah satu siswa yang
28
Jenis-jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dari sumber tertulis dan lisan. Berikut ini adalah jenis-jenis sumber data yang
Biodata narasumber
Kelas : XI F
Feli merupakan siswa yang pernah di bully sejak kelas 7 dan feli
yang dilakukan meliputi apa saja focus kajian yang diteliti yaitu sebagai
berikut :
sedang istirahat.
29
2. Mengamati keadaan siswa di SMP Negeri 1 jakarta
berikut :
1. Apa yang terjadi sehingga anda bisa di bully oleh senior / teman
anda?
pembullyan ?
mengalami pembullyan ?
30
3.4 Teknik Pengumpulan Data
penulis untuk dapat memperoleh kesimpulan akhir secara valid adalah dengan
1. Reduksi Data
Sugiyono (2009:338) menyatakan bahwa:
2. Penyajian Data
Menurut Miles dan Hubermen (2009:151) bahwa penyajian data
3. Simpulan
Simpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data,
31
persamaan atau perbedaan, penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan
penelitian tersebut.
strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
merekam audio selama wawancara, foto yang dilakukan pada saat penelitian
di lapangan.
32
3.5 Pemeriksaan Keabsahan Data
Setelah data terkumpul maka tahap berikutnya yang perlu dilakukan
penulis untuk dapat memperoleh kesimpulan akhir secara valid adalah dengan
1. Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta
membuang yang tidak perlu, dengan kata lain proses reduksi data ini
dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk
penggalian data.
2. Penyajian Data
33
3. Simpulan
Simpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data,
pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah
strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
merekam audio selama wawancara, foto yang dilakukan pada saat penelitian
di lapangan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Bukhori Imam, Nur Anita. 2009. Jurnal Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap
Magrifah Ulfah, Mira Aliza Rachmawati. 2010. Jurnal Hubungan Antara Lingkungan
Amrina, Puspa. 2012. Jurnal Pengaruh Bullying Terhadap Motivasi Bejar Siswa
Kelas VII Di SMPN 31 Samarinda
35