Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak Sehat dan Sehat Akut
Dosen pengampu : Eli Lusiani, S.Kep., Ners., M.Kep
2021
1. Bullying
A. Definisi Bullying
Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti
banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara
etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah.
Sedangkan secara terminology bullying adalah “sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat
ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan
secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung
jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang”. Bullying adalah
bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun
fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih “lemah” oleh seseorang atau
sekelompok orang. Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga
sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya memiliki power
(kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga
mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa
terancan oleh bully (Zakiyah, E 2017).
Saat ini, bullying merupakan istilah yang sudah tidak asing di telinga masyarakat
Indonesia. Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang
atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban
merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya (Sejiwa, 2008). Pelaku bullying sering disebut
dengan istilah bully. Seorang bully tidak mengenal gender maupun usia. Bahkan,
bullying sudah sering terjadi di sekolah dan dilakukan oleh para remaja (Zakiyah, E
2017).
D. Jenis Bullying
Bullying juga terjadi dalam beberapa bentuk tindakan, bullying dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu (Zakiyah, E 2017):
a. Bullying Fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan paling dapat
diidentifikasi diantara bentuk-bentuk penindasan lainnya, namun kejadian penindasan
fisik terhitung kurang dari sepertiga insiden penindasan yang dilaporkan oleh siswa
b. Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan, baik oleh
anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan
dapat dibisikkan dihadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi.
Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam,
penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan
seksual.
c. Bullying Relasional jenis ini paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan
relasionaladalah pelemahan harga diri si korban penindasan secara sistematis melalui
pengabaian, pengucilan, pengecualian, atau penghindaran. Penghindaran, suatu
tindakan penyingkiran, adalah alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan
mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan mengalami efeknya.
Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang
teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan.
d. Cyber bullying adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin berkembangnya
teknologi, internet dan media sosial. Pada intinya adalah korban terus menerus
mendapatkan pesan negative dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan
media sosial lainnya
F. Penatalaksanaan Bullying
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bayu dan Santi (2019) mengatakan bahwa guru
memiliki peran yang sangat penting di sekolah dalam mengurangi kejadian bullying.
Guru harus bisa mewujudkan lingkungan yang nyaman dan aman bagi siswa dengan cara
membuat hubungan yang positif dengan para siswa. Kondisi tersebut akan memberikan
efek yang positif bagi siswa untuk tidak menerapkan perilaku bullying. Intervensi
perilaku positif yang diperankan oleh guru terbukti dapat menurunkan angka perilaku
bullying, penerapan perilaku positif oleh guru terhadap siswa dapat mengurangi perilaku
bullying pada siswa. Pemberian contoh perilaku positif yang dilakukan oleh guru dapat
menginspirasi siswa untuk selalu berperilaku positif terhadap orang lain. Namun dalam
penatalaksanannya, untuk menghasilkan sesuai yang diharapkan maka perlu adanya kerja
sama antar semua karyawan sehingga dalam penatalaksanaannya lebih mudah dan ringan
(Atmojo, B. S. R. & Wardaningsih, S. 2019).
Intrvensi yang lain dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan class meetings untuk
program pencegahan perilaku bullying. Penerapan model belajar seorang guru dalam
pencegahan perilaku bullying dapat menentukan respon siswa pada perilaku bullying
salah satu yang dilakukann yaitu program class meetings. Program class meetings
dilakukan setiap seminggu sekali oleh guru inti akademik dan guru yang telah memiliki
kompeten dalam menangani perilaku bullying. Kegiatan tersebut dilakukan selama 4 jam
oleh guru yang telah memiliki sertifikat untuk pencegahan bullying. Pada saat
penatalaksanan penanganan bullying seorang guru harus memiliki pengetahuan tentang
tindakan bullying.
Hal tersebut diharapkan seorang guru dapat mengidentifikasi penyebab dan
membedakan perilaku bullying pada siswa. Pengetahuan yang baik diperoleh dari
pengalaman yang didapatkan oleh guru khususnya tentang perilaku bullying. Pengalaman
seorang guru pada masa kanak-kanak terhadap perilaku bulying dapat mempengaruhi
respon seorang guru dalam menangani dan mencegah perilaku bullying siswa (Atmojo,
B. S. R. & Wardaningsih, S. 2019).
2. Penyakit Ain
A. Definisi Penyakit ‘Ain
Penyakit ‘ain merupakan penyakit yang disebabkan dari pandangan mata yang
bisa menjalar pada tubuh manusia, bisa karena rasa hasad maupun dengki ketika melihat
suatu hal yang membuatnya iri sehingga menimbulkan perasaan benci kepada seseorang
yang dihasad-i. Ain adalah sebab yang paling banyak menimbulkan berbagai penyakit
yang terjadi pada manusia, sementara yang lain adalah penegcualian saja. Dalam islam
penyakit ‘ain (mata) adalah pengaruh dari pandangan hasad atau dengki dari seseorang,
sehingga orang yang dipandang bisa mengalami gangguan berupa penyakit, kerusakan,
hingga kematian. Ibnu Hajar berkata: (Sebagian orang merasa bingung, mereka bertanya:
Bagaimanakah cara kerja 'ain sehingga bisa memudharatkan orang dari jarak yang jauh).
Rasulullah SAW bersabda: "Penyakit yang ditimbulkan oleh mata adalah benar adanya,
yang dibarengi oleh setan dan sifat dengki anak Adam". Hadits ini mejelaskan bahwa
setiap manusia dikelilingi oleh jin dan setan yang siap menjerumuskannya, setiap
manusia mungkin bisa terjerumus pada penyakit hasad bahkan hampir setiap individu
tidak (Farid, N. 2021).
B. Penatalaksanaan Penyakit ‘Ain
Azqia, L. (2021). Penyakit Ain dalam Perspektif Islam: Studi Takhrij dan Syarah
Hadis. Jurnal Riset Agama, 1(2), 401-411.
Wijayanto, G. A., & Hidayati, E. (2021). Konsep Diri Pada Remaja yang mengalami
Bullying. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(2), 503-509.
Zakiyah, EZ, Humaedi, S., & Santoso, MB (2017). Faktor yang mempengaruhi remaja
dalam melakukan bullying. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat , 4 (2).