Anda di halaman 1dari 14

Makalah Keperawatan Jiwa

Askep Sehat Jiwa pada Anak Prasekolah

OLEH :
Kelompok 4
Tria Prastya Ningtyas
Bayu Noviantoro
Nugraha Adi Chandra
Rizky Ismilianur
Nabilla Wulan Suci

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya,
sehinga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa dengan judul “Askep Sehat
Jiwa pada Anak Pra sekolah”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Oleh karena itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Pringsewu, Januari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah................................................................................. 5
3. Tujuan Penulisan................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kesiapan Peningkatan Perkembangan anak Pra-Sekolah................... 8
2.2 Tanda dan Gejala Perkembangan Sehat Jiwa pada Anak Pra Sekolah 8
2.3 Tujuan Asuhan Keperawatan.............................................................. 9
2.4 Tindakan pada anak pra-sekolah........................................................ 9
2.5 Tindakan pada Keluarga..................................................................... 10
2.6 Tindakan pada Kelompok................................................................. 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 12
3.2 Saran .................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan mampu bekerja dan mampu
memberikan kontribusi untuk lingkungannya (UU No 18 Tahun 2014). Sedangkan
menurut Staurt dan Laraia (2010) menyatakan kesehatan jiwa merupakan bagian
integral dari kesehatan yang meliputi keadaan sejahtera, seimbang, merasa puas,
pencapaian diri dan optimis. Berdasarkan hal tersebut, kesehatan jiwa dapat diartikan
sebagai kondisi dimana individu merasa sehat tidak hanya secara fisik tetapi juga
jiwanya dan ia mampu mengatasi tekanan yang ada di lingkungannya.
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu dimulai sejak dalam
kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap sealnjutnya dimulai (0-18 bulan), masa
toddler (1,5-3 tahun), masa anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah
(6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun) dewasa tengah (36-65
tahun), hingga dewasa akhir (≥66 tahun). Kesehatan jiwa tidak terbatas pada gangguan
jiwa saja tetapi mencakup segala aspek kehidupan manusia mulai dari kondisi sehat,
resiko maupun gangguan. Persoalaan kesehatan mental merupakan masalah yang
kompleks, tidak hanya berkaitan dengan profesional kesehatan jiwa, pasien dan
keluarga saja, tetapi menyangkut masalah masyarakat yang lebih luas.
Perawat sebagai bagian dari pelayanan kesehatan turut serta dalam membantu
mewujudkan program peningkatan kualitas perkembangan remaja melalui upaya
pelayan kesehatan jiwa. Salah satunya peran perawat komunitas meliputi pengkajian,
perencanaan, intervensi, impelementasi dan evaluasi keperawatan yang dapat dilakukan
di rumah, sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Bentuk implementasi di
komunitas dapat dilakukan pada tiga pencegahan yaitu primer, sekunder, dan tersier.
Salah satu jenis tindakan pencegahan itu meliputi promosi kesehatan bagi anak usia
toddler dan pra sekolah tentang pertumbuhan dan perkembangan psikososial agar
berprilaku adaptif dalam penerapan stimulasi tumbuh kembang pada masa toddler dan
pra sekolah.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kesiapan peningkatan perkembangan anak pra-sekolah ?
2. Apa tanda dan gejala perkembangan sehat jiwa pada anak pra sekolah ?
3. Apa tujuan asuhan keperawatan ?
4. Apa tindakan pada anak pra-sekolah ?
5. Apa tindakan pada keluarga ?
6. Apa tindakan pada kelompok ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada anak usia
toodler dan anak pra sekolah serta mampu menerapkan manajemen asuhan
perkembangan psikososial pada kelompok usia toodler dan usia prasekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui kesiapan peningkatan perkembangan pada anak usia pra
sekolah.
b. Mampu mengetahui tanda dan gejala perkembangan kesehatan jiwa pada
anak usia pra sekolah.
c. Mampu mengetahui tujuan asuhan keperawatan pada anak usia pra sekolah.
d. Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan pada anak usia pra sekolah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kesiapan Peningkatan Perkembangan anak Pra-Sekolah

Kesiapan peningkatan perkembangan anak usia pra-sekolah adalah anak usia 3-6 tahun yang
mulai berinisiatif, memberi gagasan dan ide melakukan kegiatan sendiri, dengan tujuan
tertentu. Dukungan dan pujian akan mengembangkan konsep diri positif. Jika anak
prasekolah tidak mampu mencapai perkembangan nya maka anak prasekolah akan
mengembangkan rasa bersalah (Keliat, dkk, 2015).

2.2 Tanda dan Gejala Perkembangan Sehat Jiwa pada Anak Pra Sekolah

Subjektif :

1. Menyampaikan ide, gagasan, inisiatif yang tinggi dan fantasi


2. Sering bertanya dan mengungkapkan perasaan
3. Menyebutkan nama dan jenis kelaminnya
4. Senang, gembira, cemas ringan, marah, percaya dan berani

Objektif :

1. Membaca, menyebut nama benda dan fungsinya


2. Berjalan dipapan titian, berlari, bermain lompat tali, lompat karung, mengerjakan
pekerjaan rumah dan mengkuti kegiatan agama
3. Menggambar, menulis dan mudah menggunting pola
4. Mudah bersosialisasi

2.7 Tujuan Asuhan Keperawatan

1. Kognitif, anak mampu :


a. Berinisiatif untuk bermain pada alat-alat rumah tangga
b. Menciptakan kreativitas dan senang berkhayal
c. Memahami perbedaan benar dan salah
d. Mengenal beberapa warna

6
e. Merangkai kata dan kalimat
f. Mengenal jenis kelamin
2. Psikomotor, anak mampu :
a. Mempertahankan kesehatan fisik
b. Melakukan kegiatan fisik sesuai usianya
c. Membantu perkerjaan rumah tangga yang sederhana
d. Melakukan permainan yang diajarkan
e. Mencoba hal baru dan pantang menyerah
3. Afektif, klien :
a. Senang bermain dengan teman sebaya
b. Mampu mengekspresikan rasa senang, sedih, marah secara wajar

2.8 Tindakan pada anak pra-sekolah

Tindakan keperawatan:

1. Latih anak kebersihan diri


2. Bantu anak mengembalikan keterampilan motoric : bermain dengan melibatkan
aktivitas fisik, ciptakan lingkungan yang aman bagi anak, beri kesempatan sukses
3. Latih anak mengembangkan keterampilan bahasa : Ajar anak berkomunikasi dengan
sopan santun, beri contoh yang benar.
4. Latih anak mengembangkan keterampilan psikososial : Motivasi anak bermain
dengan teman sebaya dan mengikuti perlombaan.
5. Latih anak melihat identitas dan peran sesuai jenis kelamin : Ajari anak belajar
mengenal bagian tubuh dan fungsinya, ajari anak mengenal perbedaan jenis kelamin.
6. Bantu anak mengembangkan kecerdasan : Bantu anak menggali kreativitasnya,
bimbing anak mengembangkan keterampilan baru, latih anak mengenal huruf, angka,
warna dan benda, serta latih menggambar, membaca dan menghitung.
7. Bantu anak mengenal dan memahami nilai moral : Terapkan nilai agama dan budaya
positif pada anak, latih kedisiplinan pada anak.
8. Beri pujian pada pencapaian anak terhadap tugas rumah atau tugas sekolah.
9. Ajak anak berdiskusi tentang pengalaman yang menyenangkan rencana/ gagasan/ ide.
10. Latih disiplin : Waktu belajar, waktu bermain, dan lain-lain.

7
2.9 Tindakan pada Keluarga

Tindakan pada keperawatan :Keluarga diberikan kepada orang tua pengasuh (care giver) dari
anak pra-sekolah , kegiatannya yaitu :

1. Jelaskan perkembangan yang harus dicapai anak prasekolah.


2. Latih cara memfasilitasi inisiatif anak prasekolah, hindarkan menyalahkan tetapi lebih
kepada memimbing.
3. Sediakan permainan dan kegiatan yang mendorong inisiatif.
4. Ajarkan cara mendiring inisitatif : bertanya ide/ gagasan keinginan anak, fasilitasi dan
damping serta beri pujian.
5. Menyepakati waktu penggunan smartphone dan media sosial.
6. Diskusikan tanda penyimpangan dan cara mengatasinya serta pelayanan kesehatan.

2.10 Tindakan pada Kelompok

1. Tindakan keperawatan : Edukasi kelompok anak dan ibu/ orang tua/ pengasuh
disekolah/ masyarakat.
2. Tindakan keperawatan spesialis : Terapi kelompok terapeutik anak prasekolah:
a. Sesi 1 : Stimulasi Perkembangan aspek sensori
b. Sesi 2 : Stimulasi Perkembangan aspek kognitif dan bahasa
c. Sesi 3 : Stimulasi Perkembangan aspek emosional dan kepribadian
d. Sesi 4 : Stimulasi Perkembangan aspek moral dan spiritual
e. Sesi 5 : Stimulasi Perkembangan aspek psikososial
f. Sesi 6 : Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan

8
A. PROSES KEPERAWATAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : AN. F
Umur : 5 tahun 9 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jln Raya Branti

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Ny. S
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Hubungan Dengan Klien : Ibu

1. Kondisi pasien
DS :
- Klien berusahauntuk mandiri
- klien bermain dan sediakan alat bermain
- klien mulai menyelesaikan masalah yang dialami jika tindakan yang
dilakukan anak berakibat negatif/ buruk

DO :
o Gunakan bahasa yang positif dalam melarang anak
o Berikan pendapat yang positif terhadap perilaku yang ditampilkan
o Beri pujian terhadap keberhasilan yang dicapai oleh anak
o Berikan suasana disiplin dalam rumah pada waktu belajar, menonton tv,
bermain, makan

2. Diagnosa Keperawatan
Potensial mengembangkan inisiatif

3. Tujuan ( keluarga )

9
Kelarga mengerti tentang perkembangan psikososial pada usia pra sekolah yang
normal dan menyimpang serta cara mendampingi saat keluarga menstimulasi
inisiatif anak
4. Intervensi :
1. Beri waktu pada anak untuk bermain/ beraktivitas secara berkelompok
2. Ajarkan anak mengenai permainan sederhana yang membutuhkan kerja
sama dan koordinasi (puzzle, susun balok)
3. Sampaikan harapan yang sesuai dengan kemampuan anak
4. Beri pujian terhadap keberhasilan yang dicapai oleh anak
5. Dengarkan seluruh keluhan anak dan diskusikan cara mengatasi rasa tidak
mampu yang dialami anak

5. Implementasi (SOAP)

Tgl/ Diagnosa Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf


Hari Keperawatan
30 Kecemasan - Menstimulasi S : - Klien mampu
orang tua
mei kesadaran atau berinisiatif dalam
berhubungan
2020 penerimaan melakukan kegiatan
dengan
ketidakmampuan
keluarga mengenai - Klien mampu
keluarga masalah dan bermain dengan
memberikan kebutuhan mainan baru
perawatan pada kesehatan dengan - Klien senang
perubahan yang
cara memberikan bermain dan mulai
akan terjadi pada
status kesehatan
informasi, berinisatif
anaknya. mengidentifikasi bergerak
kebutuhan dan - Keluarga klien
harapan tentang mengatakan
kesehatan,serta mengerti tentang
mendorong sikap perkembangan
emosi yang sehat anak usia pra
terhadap masalah. sekolah
- Menstimulasi - Keluarga klien
keluarga untuk mengatakan
memutuskan cara senang melihat

10
perawatan yang anaknya bisa
tepat dengan cara bermain dan
mengidentifikasi bergaul denga n
konsekuensi untuk teman-teman nya
tidak melakukan O : - Klien tampak
tindakan, senang melakukan
mengidentifikasi inisiatif
sumber-sumber - Klien tampak bisa
yang dimiliki berinisiatif dan
keluarga, bergerak
mendiskusikan A : Masalah teratasi
konsekuensi setiap P : Lanjutkan
tindakan. intervensi
- Memberikan
kepercayaan diri
dalam merawat
anggota keluarga
yang sakit dengan
cara
mendemonstrasikan
cara perawatan,
menggunakan alat
dan fasilistas yang
ada di rumah dan
mengawasi keluarga
melakukan
perawatan
- Membantu keluarga
untuk menemukan
cara membuat
lingkungan menjadi
sehat dengan
menemukn sumber-
sumber yang dapat
11
digunakan keluarga
dan melakukan
perubahan
lingkungan keluarga
seoptimal mungkin.
- Memotivasi keluarga
untuk memanfaatkan
fasilitas kesehtan dnegan
cara mengenalkan
fasilitas kesehatan yang
ada di lingkungan
keluarga dan membantu
keluarga cara
menggunakan fasilitas
tersebut.

BAB III

12
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesiapan peningkatan perkembangan kanak-kanak adalah tahap perkembangan anak

usia 18-36 bulan ketika pada usia ini anak belajar melatih kemandiriannya untuk melakukan

tindakan yang ditunjukkan dengan anak mempelajari lingkungan sekitar, dan ingin

mengendalikan diri. Jika anak tidak mampu mencapai tugas perkembangan pada masa ini,

anak akan cenderung merasa malu, ragu-ragu, dan kurang percaya diri.

Perawat sebagai bagian dari pelayanan kesehatan turut serta dalam membantu

mewujudkan program peningkatan kualitas perkembangan remaja melalui upaya pelayan

kesehatan jiwa . Salah satunya peran perawat komunitas meliputi pengkajian, perencanaan,

intervensi, impelementasi dan evaluasi keperawatan yang dapat dilakukan di rumah, sekolah

maupun di lingkungan masyarakat.

3.2 Saran

1. Bagi Perawat

Perawat perlu melakukan pendekatan lebih internsif melalui pemberian informasi

tentang kesehatan mental dan jiwa pada anak usia toodler dan pra sekolah juga memberikan

konseling pada orang tua dan keluarga terkait dengan jaringan dukungan keluarga.

2. Bagi Masyarakat

diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pengetahuannya mengenai kesehatan

jiwa pada anak usia toodler dan usia sekolah baik melalui media massa maupun media

elektronik sehingga masyarakat dapat mengetahui apabila terdapat ada kejanggalan pada anak

usia toodler dan pra sekolah sehingga dapat ditangani dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

13
Keliat, Budi Ana dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

14

Anda mungkin juga menyukai