Anda di halaman 1dari 17

Judul

BAHAN AJAR
PRILAKU AGRESIF
ANAK USIA DINI

Nama Penulis
AISYAH, S.Pd

Pusbang PPG
1
dan Sertifikasi
LP3 Unnes 2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan…………………………………………………………… 3
1. Deskripsi ………………………………………………………………. 3
2. Capaian Perkembangan ………………………………………………… 4
B. Inti ……………………………………………………………………… 5
1. Permasalahan…………………………………………………………… 5
2. Kajian Teoristik ……………………………………………………….. 5
3. Pemecahan Masalah …………………………………………………… 10
C. Penutup ……………………………………………………………….. 13
1. Rangkuman …………………………………………………………….. 13
2. Tes Formatif ……………………………………………………………. 15
3. Daftar Pustka …………………………………………………………… 17

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Materi Ajar

Prilaku Agresif pada Anak Usia Dini saat ini masih menjadi kendala dan
tantangan, bagi guru PAUD atau TK. Beragam permasalahan yang dihadapi guru
saat menghadapi anak yang agresif, penyebab anak agresif antara lain : 1) Pola
asuh yang keliru (melakukan kekerasan terhadap anak, otoriter terhadap anak dan
terlalu protektif, terlalu memanjakan anak, orang tua selalu mengijinkan atau
membenarkan permintaan anak. 2). Reaksi emosi terhadap frustasi banyaknya
larangan yang di buat guru atau orang tua (kecemasan yang berlebihan) sementara
anak melakukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhannya. 3). Tingkah laku
agresif sebelumnya (tingkah laku agresif) yang pernah dilakukan anak mendapat
penguatan dari keluarga atau guru.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi haruslah segera dicari dan diberi


solusi yang tepat agar permasalahan tidak terus berkelanjutan. Artinya semakin
diberikan solusi maka akan semakin cepat pula permasalahan tersebut
diselesaikan secara tuntas.
Dengan mengetahui secara dini terhadap munculnya permasalahan
prilaku agresif anak serta diagnosa yang diberikan oleh guru amat sangat
dibutuhkan dalam penanganan selanjutnya. Namun, hal ini sebatas pada
kewenangan guru sebagai pendidik di kelas saja. Apabila dalam penyelesaian
masalah prilaku anak agresif guru tidak tidak sanggup lagi mengatasi
permasalahan tersebut, maka guru perlu merujuk pada pihak-pihak terkait dengan
kewenangannya masing-masing, seperti merujuk ke konselor, psikolog, dan ke
dokter ataupun ke pihak-pihak lain yang relevan dengan permasalahan
perkembangan prilaku anak yang dihadapinya.
Relevansi

Selama proses pembelajaran berlangsung baik didalam atau diluar kelas,


pastilah bermunculan permasalahan perkembangan anak. Permasalahan tersebut

3
mulai dari permasalahan yang ringan sampai berat. Untuk itu, guru perlu
mendapatkan pengetahuan yang cukup terhadap deteksi dini tumbuh kembang
anak dan melakukan diagnose sederhana diawal kemunculan permasalahan
perkembangan tersebut.
Petunjuk Belajar

Kegiatan belajar ini berisi sejumlah kemampuan yang diharapkan dapat


dicapai diakhir kegiatan belajar yaitu peserta didik mampu melakukan deteksi dini
tumbuh kembang anak usia dini baik di Lembaga PAUD dan PAUD Inklusi dan
juga mampu melakukan diagnosa awal terhadap permasalahan yang dihadapi
yaitu prilaku anak yang agresif.

Dalam kegiatan pembelajaran ini, materi pembelajaran bagi peserta didik


sebagai calon guru / atau guru dalam jabatan yang bersifat mandiri. Sehingga
mahasiswa PPG perlu mempelajari kegiatan belajar ini dengan seksama lalu
mengimplementasikannya dalam membuat perencanaan pembelajaran .

Capaian Perkembangan

Melalui materi ini, diharapkan:


1. Kemampuan bersosialisasi anak dapat berkembang

2. Anak mampu menjalin kerjasama dengan anak yang lain dalam kegiatan
belajar
3. Guru mampu menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
anak.

4
BAB II

1. Permasalahan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di TK-SD SATAP URUNG


BARAT. Kelompok B, berjumlah 13 anak didik. Dari hasil obsevasi yang
dilakukan ditemukan bahwa beberapa anak dalam sosialisasi dengan teman, masih
terlihat kurang. Hal yang ditemui, seperti anak dalam hal berbagi saat
mengerjakan tugas dan saat bermain bersama, terlihat ada anak yang tidak mau
belajar bersama teman lainnya .dia hanya hanya aktif bergerak dan bermain
sehingga tidak fokus pada pembelajaran yang di terangkan oleh guru.

2. Kajian Teori

A. Perilaku Agresif

Istilah agresif digunakan untuk menggambarkan prilaku siswa, bentuk dari


luka fisik terhadap makhluk lain yang secara otomatis terdapat di dalam fikiran (
Zirpoli,2008:440). Menurut Myers seorang penulis Amerika dan pembuat tes
kepribadian (MBTI), menjelaskan prilaku agresif sebagai prilaku fisik atau lisan
yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti dan merugikan orang lain.
sementara menurut Davidoff seorang penulis buku psikologi, menyatakan bahwa
prilaku agresif adalah setiap tindakan makhluk hidup yang ditujukan untuk
menyerang dan menyakiti makhluk lainnya baik itu secara verbal maupun non
verbal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa agresif adalah semua tindakan atau
prilaku baik secara fisik maupun verbal, yang dilakukan secara sengaja dan
terencana dengan tujun untuk menyakiti, merusak, menyengsarakan orang lain.
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal untuk
melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan.prilaku tersebut
cenderung melukai anak lain seperti menggigit, mencakar atau memukul.
Agresif merupakan prilaku serius yang tidak seharusnya dan menimbulkan
konsekuensi yang serius baik untuk siswa maupun untuk orang lain yang ada di
lingkungannya. Salah satu betuk emosi anak adalah marah yang di ekspresikan
melalui agresi (seagal 2010:97).

5
Hal tersebut merupakan tindakan yang biasa dilakukan oleh anak sebagai
hasil dari kemarahan atau frustasi. Paparan di atas dapat disimpulkan bahwa
agresif merupakan bentuk ekspresi marah yang di wujudkan melalui prilaku yang
dilakukan dengan sengaja untuk menyakiti orang lain dan menimbulkan
konsekuensi yang serius.
Secara umum agresivitas merupakan sebuah gangguan psikologis, dimana
agresif itu adalah sebuah keinginan yang memandang orang lain hanya bisa
menghambat, menghalangi dan juga membuatnya kecewa.

B. Jenis Prilaku Agresif


Lancelotta dan Vaughn menyatakan ada 4 tipe prilaku agresi dan reaksi
anak-anak terhadap penerimaan sosial, yaitu: 1) Agresi fisik yang di provokasi
misalnya menyerang kembali mengikuti provokasi. 2) Agresi yang meledak misal
marah tanpa alasan yang jelas. 3) Agresi lisan misalnya mengancam. 4) Agresi
secara tak langsung misalnya :menceritakan pada guru bahwa siswa lain yang
melakukan kesalahan (vaughn dan Bos, 2012:106). Sedangkan Baron dan Byrne
mengklasifikasikan prilaku agresif menjadi delapan, antara lain : 1) Agresi
langsung fisik verbal. 2) Agresif langsung fisik non verbal. 3) Agresi langsung
pasif verbal, 4) Agresi langsung pasif non verbal. 5) Agresi tidak langsung aktif
verbal. 6) Agresi tidak langsung aktif non verbal. 7) Agresi tidak langsung pasif
verbal. 8) Agresi tidak langsung pasif non verbal (faturrohman,2006:207-208).
Menurut Sigmund Freud dan konrad Lorenz Prilaku agresi merupakan
bawaan dari lahir.para psikolog tersebut berpendapat bahwa prilaku agresi
merupakan salah satu insting atau dorongan dari dalam diri manusia. Sedangkan
menurut teori pembelajaran sosial yang di cetuskan oleh Albert Bandura, prilaku
agresif muncul karena di pelajari.
Manusia cenderung mengamati dan meniru prilaku orang lain. Jika prilaku
yang diamatinya baik dan menghasilkan respon positif maka seseorang akan
menirun prilaku tersebut, begitu juga sebaliknya. Jadi, prilaku agresif merupakan
prilaku yang ada pada diri seseorang karena seseorang tersebut meniru prilaku
orang lain.
Beberapa klasifikasi prilaku agresif diatas dapat disimpulkan bahwa
prilaku agresif anak tidak hanya sebatas prilaku bersifat fisik, tapi juga mencakup
lisan seperti ucapan kasar untuk mengitimidasi orang lain termasuk berdusta.

6
Gambar Prilaku Anak Agresif 1

Gambar Prilaku Anak Agresif 2

7
C. Penyebab Prilaku Agresif
Penyebab Prilaku Agresif pada Anak antara lain:
1. Anak mendapat prilaku kekerasan dari orang tuanya atau teman
sebayanya.
Anak suka meniru prilaku orang yang berada disekitarnya, sehingga
apabila ia mendapat prilaku kekerasan otomatis ia akan meniru prilaku
tersebut.
2. Kesulitan atau Perselisihan Keluarga.
Anak-anak dapat bertindak menjadi agresif apabila terjadi masalah di
keluarga atau keluarga sedang mengalami kesulitan. Seperti, keluarga yang
tiba-tiba bangkrut, orang tua yang selalu bertengkar, saudara yang selalu
mengganggu anak, dan lain-lain. Jika anak mengalami hal ini tentunya
anak cenderung akan mengeluarkan prilaku agresifnya, terlebih lagi apabila
ada anggota keluarga yang berprilaku agresif.
3. Gangguan Belajar.
Jika anak mengalami masalah yang membuatnya sulit untuk membaca,
menulis, atau memahami bahasa lisan, ia mungkin melampiaskan
frustasinya secara fisik.
4. Masalah Neorologis.
Terkadang kerusakan atau ketidak seimbangan kimiawi di otak
menyebabkan prilaku agresif.
5. Gangguan Prilaku.
Hampir separuh dari seluruh anak yang di diagnosis dengan attention
deficit / atau hyperactivity disorder (ADHD) juga memiliki prilaku agresif.
Anak-anak ini membutuhkan perawatan khusus untuk dapat berprestasi
disekolah, berteman atau menerima perintah dari orang tua mereka.
6. Trauma Emosional.
Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan seksual dapat menciptakan
kecemasan, ketakutan, kemarahan, dan depresi yang tidak memiliki tempat
untuk melampiaskan emosinya.
7. Paparan acara televisi dan film kekerasan.
Sebagian besar ahli percaya bahwa menyaksikan kekerasa di layar dapat
menimbulkan agresi sementara pada anak-anak sebaiknya sebagai orang
tua kita memantau apa yang anak tonton agar menghindari anak dari
prilaku agresif.
8
8. Permainan kekerasan.
Zaman sekarang banyak permainan yang menunjukkan aksi kekerasan
seperti GTA (Grand Theft Auto), Mafia, Sleeping Dog, dan lain-lain.
Tugas orang tua adalah mengontrol anak dalam memilih mainan yang anak
mainkan. Jangan sampai anak mempraktekkan apa yang ia mainkan sampai
ke dunia nyata.

Para ahli mengemukakan penyebab prilaku agresif pada anak, agresi pada
anak berkaitan dengan keluarga yang pengangguran, kelaparan, kriminalitas dan
gangguan fisikiater (Linwood, 2006:1) penyebab prilaku agresif terdiri dari
sosial, personal, kebudayaan, situsional, sumber daya, media massa, dan
kekerasan dalam rumah tangga (Wirawan, 2009: 94-97).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab agresi sangatlah beragam,


tidak hanya disebabkan karena adanya dorongan dari dalam diri namun
dipengaruhi juga oleh kognisi serta faktor lingkungan dimana anak mempelajari
prilaku agresi melalui pengamatan dan pengalaman.pengaruh terbesar prilaku
agresif anak berasal dari keluarganya, khususnya keluarga dari kelas sosial
ekonomi rendah sehingga memiliki resiko yang besar untuk menimbulkan
gangguan sosial emosi berupa prilaku agresif padaanak.

D. Tanda-Tanda Anak Menjadi Agresif


1. Anak sering kehilangan kesabaran dan ketika kehilangan kesabaran ia akan
menjadi sangat marah.
2. Anak menjadi mudah tersinggung atau implusif dan kesulitan untuk tetap
fokus.
3. Anak mudah frustasi.
4. Anak sering menyerang secara fisik atau terlibat dalam perkelahian.
5. Anak sering mengganggu,argumentatif, dan cemberut.
6. Anak berprestasi buruk disekolah
7. Anak tidak dapat berpartisifasi dengan baik dikelasatau kegiatan terorganisir
lainnya.
8. Anak kesulitan untuk berteman

9
9. Anak berdebat atau berkelahi terus – menerusdengan anggota keluarga dan
tidak akan menerima otoritas orang tua.
10. Anak sering menantang otoritas dan menolak untuk mematuhi aturan yang
diberikan.
11. Anak tidak bertanggung jawab atas kelakuan buruknya dan selalu
menyalahkan orang lain.
12. Selalu menimbulkan rasa tegang dan juga rasa sakit
13. Selalu mengutamakan perasaanya sendiri
14. Menyampaikan sesuatu pada orang lain dengan cara yang meledak-ledak dan
juga rasa amarah.
15. Sangat sulit mempertahankan hubungan persahabatannya
16. Melemparkan barang dan juga menghancurkan barang milik orang lain
17. Selalu menggungkapkan isi hatinya dengan cara yang tidak tepat

3. Pemecahan Masalah
Masalah yang muncul di TK-SD SATAP Urung Barat Kecamatan Kundur Utara
Mengatasi anak yang memiliki sifat agresif, sebenarnya tidaklah sulit,hanya perlu
peranan orang tua dan guru yang bisa membuat anak lebih bisa mengendalikan apa
yang dirasakannya. Diantaranya beberapa langkah dan cara yang bisa di ambil
adalah :
a. Hal pertama yang harus guru lakukan adalah, guru tidak boleh menunjukkan
prilaku agresif di depan anak.
Dalam usisnya yang masih kecil anak suka meniru prilaku guru di sekolah,
sehingga jika guru marah-marah, melempar barang, atau membentak dan
menunjukkan prilaku agresif lainnya maka akan ada kemungkinan besar anak
meniru prilaku tersebut.
b. Segera nasehati jika anak melakukan kesalahan.
Jangan tunggu sampai anak memukul temannya untuk ketiga kalinya untuk
mengatakan “Oke itu sudah cukup!” anak harus tau kapan ia melakukan
kesalahan, hentikan apa yang anak lakukan , dan minta anak untuk duduk
bersama dengan kita. Pegang atau sentuh anak tersebut dengan penuh kasih
sayang.
Setelah beberapa menit kedamaian, diskusikan secara singkat apa yang terjadi.
c. Diskusikan apa yang terjadi dengan tenang.
Dengan tenang dan lembut tinjau kembali keadaan yang menyebabkan anak
10
berprilaku agresif. Minta anak untuk menjelaskan apa yang memicu itu. Tekan
kan bahwa sangat normal memiliki perasaan marah tetapi tidak baik untuk
menunjukkan nya dengan memukul, menendang, atau menggigit. Sarankan cara
yang lebih baik untuk menunjukkan kemarahannya misalnya, dengan
mengungkapkan emosinya (saya merasa sangat marah karena kamu mengambil
mainan saya) atau dengan berjalan menjauh dari situasi atau orang yang
membuatnya kesal. Sehingga ia memiliki waktu untuk menenangkan diri dan
memikirkan apa yang harus dia lakukan.
d. Disiplin secara konsisten.
Sebisa mungkin, setiap anak menunjukkan prilaku agresif tanggapi dengan cara
yang sama. Seiring waktu, respon guru yang konsisten akan menetapkan pola
yang akan dikenali oleh anak. Akhirnya anak akan mengenali pola ini dan
mengantisipasi konsekuensi sebelum bertindak.
e. Ajarkan anak pengendalian diri yang baik.
Tekankan bahwa pengendalian diri adalah keterampilan yang ia perlukan untuk
berhasil dan di sukai di masa depan. Jika anak mengalami kesulitan dalam hal
ini, guru harus menghadiahinya setiap kali anak berhasil mengendalikan
emosinya.
f. Ajarkan anak untuk bertanggung jawab.
Jika anak merusak barang sesesorang, ajarkan anak untuk memperbaiki atau
menggantinya dengan uang saku yang ia peroleh. Ingatkan kepada anak bahwa
ini bukan hukuman melainkan konsekuensi karena ia merusak barang orang
lain.
g. Ajarkan alasan moral untuk tidak bertindak agresif.
Beri tahu anak bahwa bertingkah secara fiski tidak benar karena menyakiti
orang lain. Untuk menembangkan empati dan etika anak membutuhkan guru
untuk menjabarkan beberapa prinsip seperti tindakan yang ia lakukan akan
mempengaruhi orang lain.
h. Menyelidiki Penyebab Agresif Pada Anak.
Agar kita bisa mengendalikan anak-anak yang memiliki sifat agresif yang
berlebihan, sebaiknya yang harus kita fahami adalah dengan menyelidiki
sebenarnya apa yang menjadi penyebab anak tersebut mengalami sifat
agresifitas.

11
i. Memberikan Masukan Tanpa Hukuman Fisik
Langkah berikut ini yang harus dilakukan adalah dengan memberikan masukan
kepada anak tanpa harus memberinya hukuman fisik. Tugas kita sebagai guru
tidak harus memberikan hukuman fisik kepada anak yang mengalami prilaku
agresif, karena hukuman fisik tersebut tidak akan memberikan efek jera
terhadap anak itu. Yang ada hanyalah anak tersebut akan merasa harus
membalas atau mengulangi lagi prilaku tersebut terhadap guru yang
memberikan hukuman fisik itu.
j. Menyalurkan Energi Anak Dengan Baik.
Sikap Agresif pada anak biasanya di pengaruhi oleh beberapa hal, bisa jadi hal
tersebut karena rasa frustasi dan juga kesepian yang terjadi pada anak.sehingga
untuk mengatasi hal yang demikian sebagai orang tua atau guru kita juga harus
faham betul mengenai cara untuk bisa membuat anak mengalihkan energinya
tersebut. Salah satunya bisa mengajak anak bermain, olahraga dan juga
melakukan permainan yang bisa membuat otaknya lebih terangsang.sehingga
pada akhirnya fikiran anak pun akan mulai teralihkan.
k. Lebih Pengertian dan Sabar Pada Anak
Membuat anak memiliki sikap disiplin memang tidak mudah, dalam hal ini juga
ada energi yang harus guru keluarkan. Apabila guru sudah memberikan
kesabaran sepenuhnya dan membuat anak lebih damai dan juga nyaman di dekat
lingkungan sekolah dan teman-temannya, setidaknya hal tersebut sudah bisa
sedikit meringankan pekerjaan guru. Dengan kedamaian dan kenyamanan pada
lingkungannya akan membuat anak mengurangi sifat agresifnya.
Hal ini juga karena anak merupakan peniru yang ulung, sehingga segala sesuatu
yang dilakukannya akan tercermin dan terlihat dari apa yang dilihatnya juga.
Pengaruh agresifitas pada umumnya bisa datang dari mana saja , tidak sedikit
juga anak-anak yang memiliki sikap agresif ini muncul karena apa yang pernah
dilihatnya.

12
BAB III

PENUTUP

RANGKUMAN

Bentuk perilaku agresif anak di TK-SD SATAP Urung Barat


Kecamatan Kundur Utara, terdiri dari: agresif fisik, agresif yang meledak,
agresif lisan dan agresif secara tak langsung. Bentuk perilaku agresif terlihat
saat anak belajar maupun saat bermain. Kelima anak sering memicu terjadinya
kericuhan di sekolah hampir setiap hari. Setiap anak memiliki bentuk perilaku
agresif yang majemuk, bahkan ditemukan beberapa orang anak melakukan
kebohongan untuk menutupi perbuatannya serta terdapat anak berperilaku agresif
meledak yang berani memukul gurunya.
Perilaku agresif anak tidak mempengaruhi kemampuan dalam
bersosialisasi. Kelima anak sering bermain dominan dan terlihat menjadi
pemimpin dalam permainan. Hal ini berbanding terbalik dengan prestasi belajar
anak. Kemampuan konsentrasi yang terbatas dalam belajar dan komitmen yang
rendah dalam menyelesaikan tugas di sekolah menyebabkan kemampuan
akademik terlihat berada di bawah rata-rata teman sekelasnya.
Penyebab perilaku agresif anak terdiri dari: identifikasi terhadap anggota
keluarga yang berperilaku agresif, pengaruh lingkungan sekitar serta keinginan
untuk menarik perhatian. Terlihat penyebab perilaku agresif anak tidak berdiri
sendiri tapi saling overlap. Latar belakang anak yang berasal dari keluarga
status sosial bawah menjadi kondisi penyebab perilaku agresif anak terlihat
kompleks. Mayoritas orangtua memiliki pendidikan dan penghasilan yang rendah
sehingga tidak mengetahui cara mendidik anak yang baik serta belum dapat
memenuhi kebutuhan anak untuk hidup dalam lingkungan yang kondusif untuk
tumbuh dan berkembang.
Sekolah tidak menerapkan strategi khusus untuk mengatasi perilaku
agresif anak karena keterbatasan pengetahuan guru mengenai perilaku agresif
anak. Strategi yang diterapkan adalah pembiasaan, pemberian keteladanan,
reinforcement dan punishment, menenangkan anak saat mengamuk dan
menanyakan perasaan anak.

13
Guru terkadang tidak konsisten dalam menerapkan hukuman, dan
ditemukan adanya pemberian hukuman fisik oleh guru pada siswa. Bentuk
kerjasama yang dijalankan sekolah dan orang tua hanyalah memanggil orang
tua ke sekolah saat anak melakukan perilaku agresif dan mendiskusikan cara
menanganinya.

14
TES FORMATIF

1.Tingkah laku yang menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan
ancaan sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan,merupakan pengertian dari....
A. penakut
B. pemalu
C. pemarah
D. pembohong
E. agresif

2. Berikut ini adalah ciri-ciri anak agresif terkecuali....


A. Anak sering kehilangan kesabaran
B. Anak selalu gembira
C. Anak mudah frustasi
D. Anak sering mengganggu
E. Anak kesulitan untuk berteman

3. Salah satu penyebab prilaku anak agresif adalah...


A.mendapatkan keluarga yang harmonis
B.memiliki banyak teman
C.memiliki ide yang cemerlang
D.anak mendapatkan prilaku kekerasan dari orang tuanya atau teman sebaya
E.anak yang baik

4. Seorang penulis buku psikologi,menyatakan bahwa prilaku agresif adalah setiap


tindakan makhluk hidup yang ditujukan untuk menyerang dan menyakiti makhluk
lainnya baik itu secara verbal maupun, pendapat tersebut dikemukan oleh….
A.Piaget
B.Montosorri
C. Davidoff
D.Barron
E.Albert

15
5. Berikut ini adalah langkah – langkah untuk menangani anak yang berprilaku
agresif, kecuali…
A. Segera nasehati jika anak melakukan kesalahan
B. Diskusikan apa yang terjadi dengan tenang
C. Disiplin secara konsisten
D. Membiarkan anak larut dalam kemarahannya
E. Ajarkan anak untuk bertanggung jawab

16
DAFTAR PUSTAKA

Myers seorang penulis Amerika pembuat tes kepribadian (MBTI) (Sumber Internet)

Davidoff seorang penulis buku psikologi (Sumber Internet)

Lancelotta dan Vaughn menyatakan ada 4 tipe prilaku agresi dan reaksi anak-anak
terhadap penerimaan sosial (Sumber Internet)

Sigmund Freud dan konrad Lorenz Prilaku agresi merupakan bawaan dari lahir

Linwood : penyebab prilaku agresif terdiri dari sosial, personal, kebudayaan,


situsional, sumber daya, media massa, dan kekerasan dalam rumah tangga
(Wirawan, 2009: 94-97). (Sumber Internet)

17

Anda mungkin juga menyukai