Asesmen sendiri berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu Assesment, tetapi
dalam bahasa Indonesia kata Assesment diartikan sebagai bahasa standar yaitu
Asesmen. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi untuk pengambilan
keputusan. Dalam pembelajaran, asesmen mengacu pada pengumpulan berbagai
informasi yang berkaitan dengan proses dan hasil belajar anak, yang digunakan untuk
menentukan keputusan yang perlu diambil selama proses pembelajaran. Jika asesmen
tidak dilakukan dengan benar dan akurat, informasi tersebut akan menjadi tidak
sesuai dengan keadaan anak, bahkan kesalahan gurupun akan berdampak negatif pada
perkembangan anak. Oleh karena itu, perlu dibentuk konsep asesmen yang dapat
menggambarkan tumbuh kembang anak (Syafi’i & Ulkhatiata, 2021).
Menurut Slavia dkk (2010 dalam (Marlina, 2015)) menjelaskan adanya lima
tujuan dilaksanakannya asesmen bagi anak berkebutuhan khusus, yaitu:
1
4. Pengembangan program pendidikan yang diindividualkan yang sering dikenal
sebagai individualized educational program, yaitu suatu program pendidikan
yang dirancang khusus secara individu untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
5. Penentuan strategi, lingkungan belajar, dan evalusi pembelajaran.
Gangguan emosi dan perilaku bila dicermati secara mendalam, akan terlihat
perilaku anak memiliki intensitas dan frekuensi yang berlebih, durasi perilakunya pun
bertahan lebih lama dibandingkan dengan anak normal sebayanya. Namun demikian,
2
diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mendukung upaya
identifikasi anak dengan gangguan emosi dan perilaku yang seharusnya dimiliki oleh
guru-guru dan praktisi pendidikan di sekolah dasar.
3
perkembangan masa balita, perkembangan fisik, perkembangan sosial, dan
perkembangan pendidikan. Informasi ini terkait dengan faktor penyebab gangguan
emosi dan perilaku Informasi ini juga sangat penting bagi guru untuk
mempertimbangkan kebijakan program pembelajaran yang akan diberikan kepada
anak.
Kedua, informasi mengenai orang tua atau wali siswa, yang meliputi kondisi
lingkungan keluarga, yaitu : pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, status sosial
ekonomi, sikap dan penerimaan orang tua terhadap anak, serta pola asuh yang
diterapkan keluarga terhadap anak. Semua kondisi tersebut mempunyai pengaruh
terhadap hasil belajar anak. Di samping itu data mengenai kondisi sosial ekonomi
orang tua diperlukan agar sekolah dapat memperhitungkan kemampuan orang tua
dalam program pendidikan anak.
4
B. Memodifikasi instrumen asesmen hambatan emosi dan perilaku yang telah
ada
5
3. Menghindar atau lari dari suatu kegiatan/orang tertentu, contoh: anak yang
tiba-tiba sakit perut saat belajar membaca.
4. Kebutuhan akan rangsangan dari dalam, contoh masturbasi. Perilaku ini dapat
muncul karena tidak ada perilaku yang menyenangkan dari luar.
Anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku juga bisa diidentifikasi
melalui indikasi berikut:
1. Bersikap membangkang
2. Mudah terangsang emosinya
3. Sering melakukan tindakan aggresif
4. Sering bertindak melanggar norma social/norma susila/hukum.
6
Tujuan asessmen seharusnya dipilih sesuai dengan kebutuhan yang
berkenaan dengan penanganan dan pelayanan pendidikan anak. Apakah
untuk menginformasikan karakterstik gangguan emosi dan perilaku anak
saja, untuk memilih treatmen yang sesuai, ataukah untuk evaluasi
efektivitas treatmen yang telah dijalankan. Anastasi (1988)
mengemukakan ada 3 fungsi asessmen dalam menangani tingkah laku,
yaitu:
a. Keigatan asessmen yang berfungsi untuk memberikan informasi dalam
rangka analisis spesifikasi terhadap treatmen tingkah laku yang akan
dilakukan.
b. Asessmen dilakukan untuk memilik treatmen yang lebih cocok
c. Asessmen dilakukan untuk mengetahui perubahan tingkah laku setelah
treatmen dilakukan, atau dengan kata lain berfungsi untuk evaluasi
terhadap efektivitas suatu treatmen.
3. Pengembangan fokus asessmen
Setelah seluruh maslaha teridentifikasi, dan tujuan khusus telah dipilih,
yang harus dilakukan adalah menentukan data apa saja yang perlu
dikumpulkan untuk mendukung pencapaian tujuan. Tidak semua data
mengenai anak harus dieksplorasi untuk satu tujuan asessmen, melainkan
hanya data tertentu yang sesuai dengan tujuan asessmen saja. Data pada
anak berkisar pada :
a. Kriteria gangguan emosi dan perilaku anak dan tingkatannya
b. Riwayat gangguan emosi dan perilaku anak dan faktor penyebabnya
(bila telah diketahui)
c. Kondisi ketidakmampuan anak yang sebenarnya yang harus segera
ditangani (penangan perilaku atau pelayanan pendidikan yang sesuai
(sesuai tujuan asessmen))
d. Kondisi anak dalam pelaksanaan program pengajaran
4. Metode asessmen yang dipillih
7
Metode asessmen ini ialah metode yang dipakai dalam pengambilan data
(pengembangan fokus asessmen). Beberapa metode yang biasa digunakan
dalam proses asessmen tingkah laku tunalaras adalah :
a. Test standard buku (formal) ; tes persnality
b. Tes fisik : EEG (electro encephalograph), tes kandungan zat tubuh
yang mempengaruhi perilaku hiperaktif
c. Case history : riwayat kelahiran, riwayat medis, riwayat pendidikan,
prestasi, data- data penting lain yang ada pada pihak yang pernah
melakukan pemeriksaan pada anak.
d. Observasi : instrumen observasi perilaku
e. Angket : instrumen angket untuk diisi anak sendiri/ orang tua/ guru/
dll sesuai dengan informasi yang hendak digali
f. Wawancara ; panduan wawancara.
5. Rencana pelaksanaan asessmen
Rencanakan teknik pelaksanaan asessmen meliputi : tim asessmen, dimana
bisa mendapatkan data, kapan data diambil dan tentukan waktu asessmen.
6. Pelaksanaan asessmen
Pelaksanaan asessmen merupakan kegiatan praktis yang meliputi :
pengumpulan data, pengetesan, penskoran, pelaporan secara deskriptif
(bedakan pelaporan deskriptif dengan pelaporan analisis) terhadap data
yang terkumpul.
7. Interprestasi/ analisis dan pelaporan
Menganalisis dan melaporkan hasil asessmen merupakan bagian dari
proses asessmen secara keseluruhan. Ketika semua data sudah terkumpul,
ada tiga pertanyaan dasar yang dapat menjadi acuan untuk melakukan
pemaknaan dan pelaporan asessmen, antara lain :
a. Apakah permasalahan (akademik, sosial, intrapersonal) yang muncul ?
b. Apakah permasalahan tersebut terkait dengan gangguan emosi dan
perilaku anak?
c. Lalu, ingat : tujuan asessmen?
8
Dalam menganalisis dan melaporkan hasil asessmen perlu diingat kembali
alasan/ tujuan dilakukannya asessmen untuk menjawab problem utama
yang ingin ditangani.
DAFTAR PUSTAKA
9
Marlina. (2015). Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus Pendekatan Psikoedukasional
(Y. Hayati, ed.). Padang: UNP Press Padang.
10