A. Perilaku Berlebihan Pada ABK 1. Problema perilaku yang berlebihan pada anak
gangguan motorik
Anak cerebralpalsy merupakan salah satu jenis anak yang mengalami gangguan
motorik. CP terjadi karena adanya kerusakan pada pyramidal tract dan extrapyramidal,
dimana kedua system tersebut berfungsi untuk mengatur system motorik pada manusia.
Gangguan motorik yang terdapat pada anak CP dapat berupa kekakuan, kelumpuhan,
gerakan-gerakan yang tidak dapat dikendalikan, gerakan ritmis dan gangguan keseimbangan.
Perilaku berkelebihan yang sering muncul pada anak CP adalah kelainan hiperaktivitas yang
ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang berkelebihan, tidak pernah istirahat, berjalan
berlarian, selalu berpindah tiada hentinya, selalu gelisah tidak dapat berkonsentrasi,
kehilangan keseimbangan.
2. Problema perilaku berlebihan pada anak gangguan emosi dan sosial
Anak yang mengalami gangguan emosi dan sosial sering juga disebut dengan anak
tunalaras. Adapun perilaku berlebihan anak tunalaras dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu: a. Conduct Disorder
Yaitu ketidakmampuan mengendalikan diri. Beberapa perilaku yang tergolong
dalam dimensi ini adalah:
1) Berkelahi, memukul, menyerang orang lain
2) Pemarah
3) Tidak patuh, menentang
4) Merusak milik orang lain
5) Kurang ajar, nakal
6) Menolak arahan
7) Tidak pernah diam
8) Mudah marah
b. Sosializen aggressioan
Yaitu perilaku yang dilakukan secara kelompok:
1) Mencuri secara berkelompok
2) Bermain dengan geng nakal
3) Setia pada teman yang nakal
4) Menjadi anggota geng
5) Keluar rumah sampai larut malam
6) Bolos dari sekolah
7) Sering keluar rumah
b. Imatention / kurang perhatian
Merupakan anak yang menunjukkan perilaku tidak mendengarkan perintah,
tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan, mudah bosan, mudah bingung, sering
menghilangkan benda-benda yang diperlukan dalam tugas/ activitasnya. c. Hyperactivity
1) Gejala-gejala yang sering tampak adalah :
2) Tidak bisa diam
3) Sering meninggalkan tempat duduk
4) Sering berkeliling
5) Berbicara secara berlebihan
6) Sering berpergian
d. Impulsivity
Sering diartikan cepat merespon dan tidak kuat dalam merespon gejala-gejala
perilaku yang tampak:
1) Sering memotong pembicaraan orang lain
2) Sulit menunggu giliran
3) Sering melakukan interuksi
4) Perilaku berlebihan pada anak autisme
Autis merupakan gangguan perkembangan pada anak yang bercirikan anak
seolah-olah hidup dengan dirinya sendiri dan seperti tidak ada kontak dengan orang lain.
Perilaku berlebihan pada anak autis ditandai dengan:
1) Tantrum
2) Stimulasi diri
3) Self abuse
4) Agresif
Tin Suharmini (2002) menggambarkan cirri-ciri yang menonjol pada anak autism
adalah:
a. Sejak lahir punya kontak sosial yang terbatas
b. Tidak mampu memperhatikan / perhatian tidak tertuju pada orang lain tapi hanya pada
benda-benda tertentu
c. Tenggelam pada hayalan-hayalan taktikkinestetik
d. Fantasi kurang
e. Perkembangan bahasa terhambat
C. Modifikasi Perilaku
Modifikasi Perilaku (Behavior Modification) adalah usaha untuk menerapkan prinsip-
prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia. Belajar
adalah suatu proses yang mana perubahan–perubahan yang bersifat relatif permanen terjadi
dalam potensi perilaku sebagai suatu akibat pengalaman. Gangguan perilaku terjadi karena
pengalaman yang salah (faulty learning). Misalnya belajar dengan benar tentang contoh perilaku
yang tidak baik atau belajar dengan salah contoh perilaku yang baik.
Untuk memahami prinsip modifikasi perilaku pertama-tama yang harus dipahami adalah konsep
perilaku (behavior itu sendiri). Secara umum behavior didefinisikan sebagai sesuatu yang
dikatakan atau dilakukan oleh seseorang (Marthin and Pear, 199:3). Berikut adalah beberapa
karakteristik perilaku:
1. Sesuatu yang dilakukan dan dikatakan seseorang.
2. Perilaku memiliki satu atau lebih dimensi yang dapat diukur yaitu frekuensi, durasi, dan
intensitas.
3. Perilaku dapat diamati, digambarkan, dicatat/direkam, diukur oleh orang lain atau pelaku
itu sendiri.
4. Perilaku mempunyai dampak/ pengaruh pada lingkungan.
5. Perilaku mengikuti hukum/ lawful prinsip belajar.
Berdasarkan bisa dan tidaknya perilaku seseorang diamati oleh orang lain, perilaku
dapat dibedakan menjadi dua yaitu perilaku yang teramati secara langsung disebut perilaku overt
(contohnya: berjalan, berbicara, melempar bola, menendang seseorang) dan perilaku yang tidak
dapat diamati secara langsung oleh orang lain disebut perilaku covert (contohnya: seorang
mahasiswa saat akan maju presentasi dalam benaknya berkata ”Saya berharap presentasi ini akan
berhasil” dan ia tampaknya merasa cemas (detak jantungnya meningkat). Dalam kasus ini,
berfikir/thinking dan merasa cemas/ feeling merupakan salah satu bentuk perilaku covert).
4. Teknik-teknik yang dipakai dalam modifikasi perilaku dapat diterangkan dan diatur secara
rasional. Hasil perlakuan dapat diramalkan dan dievaluasi secara objektif.
5. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan perubahan lebih singkat daripada
menggantungkan perubahan yang terjadi secara insight yang diperoleh subjek.
Walaupun memiliki beberapa keunggulan, modifikasi perilaku juga mempunyai
beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya adalah :
1. Percobaan-percobaan awal yang dilakukan dalam modifikasi perilaku menggunakan media
binatang, sementara perilaku binatang tidak sekompleks perilaku manusia sehingga bila
diterapkan pada manusia memerlukan penannnganan secara lebih teliti.
2. Tidak semua perilaku manusia dapat diamati secara langsung sehingga modifikasi perilaku
mengalami kesulitan untuk mengubah perilaku-perilaku yang pengamatannya tidak
langsung. Bahkan banyak perilaku yang melalui media penghayatan terhadap perilaku itu
sendiri.
3. Perilaku manusia itu kompleks, sehingga untuk melakukan analisis perilaku yang tepat
memerlukan latihan dan kecermatan dari terapis.
4. Tidak semua teknik dalam modifikasi perilaku dapat diterapkan pada setiap perilaku yang
akan diubah, sehingga masing-masing teknik memiliki kelemahan.