Dosen Pengampu:
Dr. Nurhastuti, S.Pd., M.Pd.
Oleh:
Anisa Aprillia (19003046)
Hafiz Alhadi (19003063)
Putri Rahayu Ningsih (19003025)
Dwi Ikhsan Kurniawan (19003133)
Sasgia Nofrihensi (19003160)
Dalam penggunaan metoda Tanya jawab, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Masalah yang dibahas berkenaan dengan materi yang disampaikan atau dibahas
saat itu dalam kelas yang mengandung pro dan kontra.
Peserta didik diarahkan menganalisa bagian yang menjadi “masalah” dan “isu”
yang disampaikan oleh guru sebelum Tanya jawab berlangsung.
Masalah dipecahkan melalui pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki peserta
didik dengan menerapkan metode ilmiah (logis).
Guru hanya berperan sebagai pengarah agar permasalahan tidak menyimpang.
Rekomendasi pemecahan harus berpijak pada nilai-nilai yang ada.
Bertanya merupakan ungkapan verbal yang meminta tanggapan dari seseorang yang dikenai
pertanyaan. Tanggapan yang diberikan dapat berupa fakta, data, pengetahuan, sampai kepada hal-hal
yang merupakan hasil analisa atau evaluasi. Jadi bertanya merupakan rangsangan efektip yang dapat
mendorong seseorang untuk berfikir.
Selain untuk merangsang peserta didik berfikir, pertanyaan yang dilontarkan peserta didik
kepada peserta didik yang lain dalam proses pembelajaran dapat berfungsi sebagai berikut :
Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap suatu masalah yang belum dipahami.
Memusatkan perhatian peserta didik terhadap suatu masalah yang disampaikan dalam pembelajaran.
Meningkatkan partisifasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Menuntun peserta didik untuk menetapkan sendiri konsep-konsep yang diajarkan.
Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membentuk dan mengungkapkan pertanyaan-
pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang lengkap dan relevan.
Mendorong peserta didik mengemukakan pandangan dalam bertanya jawab.
Mendiagnosis kesulitan-kesulitan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan.
Memperoleh umpan balik tentang materi yang diajarkan untuk mengetahui tingkat kemampuan
peserta didik terhadap pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep-konsep yang diajarkan.
Menguji dan mengukur hasil belajar peserta didik.
Dengan mengajukan pertanyaan yang tepat kepada sesama peserta didik, suasana kelas akan
hidup karena peserta didik dapat berpartisifasi aktif dalam proses pembelajaran. Bila guru mengajukan
pertanyaan maka peserta didik akan aktif berpikir dalam mencari jawaban dari pertanyaan guru
tersebut.Demikian pula apabila pertanyaan tersebut datang dari teman lawan kelompoknya.
Jenis-jenis Pertanyaan
Jenis-jenis pertanyaan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu; (1) Jenis pertanyaan
menurut tingkat kognitif peserta didik, (2) Jenis pertanyaan menurut luas sempitnya sasaran, dan (3)
Jenis pertanyaan menurut maksudnya.
Berdasarkan Taksonomi Bloom, pertanyaan dapat digolongkan menjadi enam macam sesuai
dengan jenjang kognitif yang diharapkan dari jawaban pertanyaan tersebut, yaitu;
Pertanyaan ingatan atau pengetahuan, merupakan pertanyaan yang menghendaki peserta didik
mengenal atau mengingat informasi yang pernah mereka pelajari.
Pertanyaan pemahaman, merupakan pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah peserta
didik yang sedang belajar mempunyai pemahaman yang cukup tentang konsep-konsep yang
diajarkan sehingga mereka dapat mengolah atau mengorganisasikan secara mental.
Pertanyaan penerapan, merupakan pertanyaan yang menghendaki peserta didik agar dapat
menggunakan atau menerapkan suatu konsep atau prinsip-prinsip untuk memberikan jawaban suatu
permasalahan.
Pertanyaan analisis, merupakan pertanyaan yang memiliki jenjang lebih tinggi yang menghendaki
peserta didik berfikir kritis dan mendalam.
Pertanyaan sintetis, pertanyaan yang menghendaki peserta didik dapat menampilkan pemikiran yang
asli dan kreatif.
Pertanyaan evaluasi, pertanyaan yang menghendaki peserta didik untuk menilai manfaat dari suatu
gagasan atau pemecahan suatu masalah.
Jenis pertanyaan menurut luas sempitnya sasaran
Pertanyaan sempit, merupakan jenis pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang tertutup dan
biasanya kunci jawaban telah tersedia seperti soal pilihan ganda atau menjodohkan.
Pertanyaan luas, merupakan jenis pertanyaan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mencari jawaban sesuai dengan cara dan gaya masing-masing, dan pertanyaan yang meminta
peserta didik mengadakan evaluasi kognitif atau sikap, meminta peserta didik menjelaskan kriteria
yang digunakan dalam melakukan evaluasi.
Pertanyaan serbaneka, merupakan jenis pertanyaan yang tidak berhubungan langsung dengan topik
persoalan yang dibahas.
Jenis pertanyaan menurut maksudnya
Konsep motivasi yang dijelaskan oleh Hull (1943) sebagai dorongan untuk memenuhi atau
memusatkan kebutuhan agar tetap hidup. Dalam perkembangan selanjutnya pengertian motivasi
bergeser ke perspektif kognitif. Teori kognitif menjelaskan motivasi sebagai fungsi dinamika psikologis
perilaku manusia yang lebih komplek. Motivasi tidak hanya merupakan fungsi pemenuhan kebutuhan,
tetapi dipahami sebagai kerangka berfikir yang melibatkan kebutuhan, tujuan, system, nilai, persepsi
pribadi, dan pengalaman.
Sebagai contoh, peserta didik bersemangat belajar IPS bukan karena secara pribadi dia senang
dengan luasnya bahasan IPS yang merupakan integrasi dari materi geografi, sejarah, ekonomi dan
sosiologi, tetapi untuk memenuhi kebutuhan sosial yaitu ingin dianggap cerdas oleh teman dan ingin
mempunyai banyak bekal untuk hidup dalam masyarakat. Motivasi belajar merupakan unsur yang paling
penting dalam proses pembelajaran. Ada atau tidak adanya motivasi belajar dalam diri peserta didik
akan menentukan apakah peserta didik akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran atau
bersikap pasif dan tidak peduli. Tentu saja kondisi yang berbeda ini akan menghasilkan hasil belajar yang
berbeda pula.
Dalam usaha membantu peserta didik menggali seluruh potensinya untuk mencapai aktualisasi
diri yang maksimal merupakan tugas dan tanggung jawab utama guru. Guru diharapkan dapat
memotivasi peserta didik dalam mengarahkan perilaku serta pola pikir yang baik sesuai dengan tatanan
kehidupan dalam masyarakat sekitarnya. Guru juga diharapkan dapat memotivasi peserta didik dan
mengarahkan peserta didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan dengan memperhatikan motif
pribadi peserta didik. Ketika guru melihat peserta didik yang bosan, guru harus melakukan pembelajaran
yang lebih bervariasi yang dapat memberikan tantangan baru kepada peserta didik. Tugas guru dalam
hal ini harus bersikap professional dan proporsional menggunakan segala pengetahuan, kepribadian
serta keterampilan professional untuk mempengaruhi dan mengarahkan peserta didik.
Tuntutan peran ini memang cukup berat karena kita sebagai guru menyadari bahwa guru
bukanlah orang yang serba tahu, bukan hal mustahil bila suatu saat guru tidak bisa menjawab
pertanyaan peserta didiknya secara sempurna. Dalam kaitan peranannya sebagai manusia sumber, guru
juga harus mampu menyampaikan informasi dengan tepat sehingga informasi tersebut dapat dipahami
oleh peserta didik. Gaya mengajar dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat
berpengaruh terhadap perhatian peserta didik di dalam kelas maupun di luar kelas. Perhatian peserta
didik akan kabur apabila materi pelajaran yang dibahas dengan cara yang monoton dan akhirnya merasa
enggan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.[2]
Sumber Rujukan
[1] Teaching Gifted and Talented Pupils in the. .
[2] P. Didik et al., “Volume 11 No 2 Maret 2016 Volume 11 No 2
Maret 2016,” vol. 11, no. 2, pp. 58–70, 2016.