PowerPoint Template
www.themegallery.com
Berkekurangan (deficit)
Tidak/ belum bicara Tidak bisa bermain Tidak ada kontak sosial Disangka tuli
akademis
Sensori
Jalur motorik
1. Imitasi gerak motorik kasar 2. Imitasi aksi dengan benda 3. Imitasi gerak motorik halus 4. Imitasi motorik oral (buka mulut, mulut monyong, dll) 5. Imitasi suara dan kata (aiuoe, babibubebo, lalilulelo)
Jalur pemahaman 1. Menyamakan identik Kartu benda 2. Menyamakan non identik Gambar bola ke bola Bola ke gambar bola 3. Identifikasi/ memegang 4. Melabel/ menyebut
bola
Fokus langsung pada tingkah laku yang ingin diubah Assessment tingkah laku yang akan diubah Target behavior Evaluasi mengenai efek dari program yang direncanakan untuk mengubah tingkah laku Perubahan harus signifikan secara sosial Perilaku yang diubah: eksesif, defisit, unappropriate stimulus control behavioral model
Behavioral Therapy
Pandangan tentang Manusia Faktor lingkungan amat penting dalam proses belajar: manusia adalah produser & produk dari lingkungannya (Bandura,1977) Aspek penting pada manusia adalah tingkah laku yang dapat diukur . Semua tingkah laku dapat dipelajari
Konsep Penting
CS, UCS Stimulus, respon, reinforcement Shaping, extinction Modeling
Aktif, berperan memberi pengarahan pada treatmen & mengaplikasikan pengetahuan scientific untuk membantu pemecahan problem sebagai guru, pengarah & ahli mendiagnosis perilaku maladaptif & proses kuratifnya (penyembuhan) Fungsi anak Terlibat aktif dalam menyeleksi & membuat tujuan, bermotivasi untuk berubah & terlibat aktif dalam proses terapi & dalam kehidupan sebenarnya
Fungsi Terapis
B. MC LEAF
Imitasi (non-verbal, blok, verbal) Motorik kasar, motorik halus Matching/menyamakan, mengurutkan Menggambar, bermain Pamahaman instruksi Bahasa pemahaman & pengungkapan Memulai interaksi/komunikasi Ketrampilan bercakap-cakap dasar, menengah, trampil. Kemampuan mengungkapkan diri (asertif) Pemahaman ya/tidak, bertanya Emosi Gerakan isyarat pragmatis Atribut, fungsi, kategorisasi, preposisi, kata ganti, dsb
C. BRIDGES
Mengurangi perilaku yang tidak sesuai norma Pemusatan perhatian Kemampuan bicara Bahasa pemahaman (reseptif) Bahasa pengungkapan dan komunikasi Pembentukan konsep Ketrampilan motorik kasar & motorik halus Ketrampilan Bina Diri Ketrampilan social Membaca, komunikasi tertulis, dan aritmatik Ketrampilan yng berhubungan dengan sekolah Ketrampilan yang berhubungan dengan kehidupan Kegiatan leisure Pengembangan emosi dan kontrol diri
Tujuan dasar ABA adalah membentuk perilaku yang lebih dapat diterima lingkungan social dan mengurangi perilaku yang bermasalah (Lovaas, 1981).
Lovaas (1981), Mendapatkan hasil optimal bila penanganan dilakukan : sejak usia dini (sebelum usia 3 tahun) Secara intensif (sekitar 40 jam seminggu) selama 2 tahun non stop Dilakukan dimanapun anak berada secara konsisten Anak tidak mengalami gangguan lain yang menghambat Terapis dan Orang tua menerima keadaan anak apa adanya
Hubungan Materi dan target perilaku Materi Perilaku Kepatuhan Mematuhi aturan Pemusatan perhatian/atensi dan konsentrasi Bertahan pada tugas, sikap belajar, dan Konsentrasi Bahasa pemahaman/resetif Mengerti sesuatu Bahasa pengungkapan/ ekspresif Mengatakan sesuatu Kemampuan pre-akademik Belajar ketrampilan untuk persiapan sekolah Ketrampilan bina diri Mengurus diri sendiri
Operant Conditioning
Edward L Thorndike melakukan eksperiment : kucing lapar dalam puzzle box gerakan tertentu- pintu terbuka lari ( makanan ikan) Dari respon accidental mahir (latihan) buka pintu secara langsung Kucing belajar escape ( asosiasi dengan konsekuensi yang diinginkan & makanan) Accidental Volunter
Operant Conditioning
Prinsip law of effect - Respons yang mengarah pada Positive outcomes (satisfier) cenderung diulang (positive) - Respons yang mengarah pada Negative outcomes (annoyers) cenderung tidak diulang Dasar efek reward & punishment dalam L.
Operant Conditioning
The Central role Reward & Pusnishment. B.F Skinner : Lingkungan berisi konsentrasi positive & negative yang menggerakan t.ingkah laku Mendasari perbedaan pola pada tingkah laku antara individu. Contoh : Suka bolos kerja diliburkan
Perilaku berulang
perilaku
Behavior (perilaku)
Consequence (konsekuensi)
B (behavior/perilaku anak)
C (cocequence/konsekuansi)
Mandi
Mau
Reward (syarat +)
Punishment (syarat -)
Diambil yg menyenankan
Behavior (perilaku)
bisa
Consequence (konsekuensi)
Rewards
Intruksi #1
Tidak bisa
tidak
Rewards
Intruksi #2
bisa
Tidak bisa
tidak
Rewards
Intruksi #3
Manajemen perilaku
Defisit: tidak ditunjukkan / tidak ditemukannya kemampuan atau perilaku yang perlu Eksesif: sering / selalu ditunjukkannya kemampuan atau perilaku tertentu Treatment perilaku yang diterapkan pada anak autistik terfokus pada meningkatkan perilaku yang kurang (defisit) dan menurunkan perilaku yang berlebih-lebihan (eksesif).
Jenis-jenis prompt
Fisik : secara fisik anak dibantu untuk merespon dengan benar. verbal : terapis membantu melalui ucapan / katakata yang mengarahkan kepada respon benar. model : terapis memberi contoh langsung agar anak dapat menirunya. gestural : bantuan secara isyarat, dengan menunjukkan, melirik ataupun gerakan kepala. tempat ( positional ) : membantu dengan meletakkan benda pada posisi lebih dekat dengan si anak
Prinsip DTT
Instruksi diberikan jika anak merespon salah atau tidak merespon katakan tidak instruksi yang sama diberikan lagi ( instruksi ke 2) anak tetap tidak merepon atau merespon salah katakan tidak instruksi yang sama diberikan lagi ( instruksi ke 3 ) setelah itu langsung bantu anak agar berespon benar.
Konsekuensi
Tidak yang datar untuk program yang baru Imbalan setelah 3 kali instruksi, kalau bisa sebelum 3 langsung aja, kalau 3 kali salah di promt baru imbalan Imbalan boleh primer atau sekunder Reinforcer secepat perilaku Ignoring untuk perilaku yang tidak diharapkan Hukuman bila feedback yang lain tidak berhasil
Prompt
prompt Fisik : secara fisik anak dibantu untuk merespon dengan benar. prompt verbal : terapis membantu melalui ucapan / kata-kata yang mengarahkan kepada respon benar. prompt model : terapis memberi contoh langsung agar anak dapat menirunya. prompt gestural : bantuan secara isyarat, dengan menunjukkan, melirik ataupun gerakan kepala. prompt tempat ( positional ) : membantu dengan meletakkan benda pada posisi lebih dekat dengan si anak , sehingga memperbesar kemungkinan anak merespon sesuai yang diinginkan.
Kesimpulan DTT:
Rumus No No Yes atau No No Show Terapis memberikan instruksi contoh pegang mata, bila anak salah berespon atau tidak berespon sama sekali, katakan tidak. Ikuti proses dengan memberikan instruksi untuk ke dua kalinya, bila anak tetap tidak berespon atau salah berespon, katakan kembali tidak. Berikan instruksi yang ke tiga, dan langsung berikan prompt yang segera diikuti dengan konsekuensi positif.
Contoh : Program Warna tahap membedakan warna merah dan biru. Tahap ini diberikan setelah anak menguasai pegang merah dan pegang biru secara terpisah menggunakan DTT. Bila anak dengan mudah berespon atas instruksi saat dilakukan pengacakan, berarti ia sungguhsungguh paham. Tapi bila ia tampak kesulitan, berarti ia masih belum menguasainya. Sebaiknya kembali ke tahap DTT dan pengulangannya, daripada anak bingung.
C. GENERALISASI
G.stimulus, misalkan untuk instruksi ke sini anak mampu coba dengan instruksi yang baru misalkan kemari G tempat, artinya apabila di pusat terapi anak mampu mengerjakan aktivitas yang diinstruksikan, maka dirumah, di sekolah dll. G pengajar / pemberi instruksi, pengajar / terapis A, maka dengan terapis B/ C/ dengan orang tua pun anak juga harus bisa. G respon, yaitu anak mampu merepon instruksi buka untuk buku, bisa juga di pakai untuk buka pintu, buka kaos kaki, buka kulkas, dll.
Visual schedule
PECS
(picture exchange communication system)
Pentingnya jadwal
www.friendster.com/klinikyamet