At present it is not exactly clear why some children fail to acquire language. However, it
is clear that if language does not develop in a timely manner it is reasonable to expect
that various forms of negative or inappropriate behaviors will . . . come to function as the
child's main form of communication (Sundberg & Partington, 1998)
Sundberg dan Partington sangat mendasarkan model intervensi mereka pada hasil
penelitian B.F. Skinner di tahun 1957. Skinner meyakini bahwa bahasa adalah suatu hasil
dari operant conditioning sama halnya dengan perilaku-perlaku lain yang dipelajari.
Anak-anak belajar berbicara melalui konsekuensi-konsekuensi yang didapat (operant
conditioning). Namun perilaku verbal (verbal behavior) menurut Skinner
membutuhkan analisa yang berbeda. "With verbal behavior, the child does not
operate directly on his environment. The behavior of others in a verbal community is an
additional event that must be considered (B.F. Skinner Foundation, 1957). Verbal
behavior (VB) berbeda dari model-model ABA sebelumnya karena hanya terfokus pada
analisa Skinner mengenai bahasa sebagai keterampilan yang dipelajari. Skinner
mengusulkan bahwa bahasa adalah perilaku yang disebabkan terutama oleh variabel-
variabel lingkungan, seperti: reinforcement, motivasi, extinction and punishment.
Pandangan ini secara substansial sangat berbeda dengan ahli-ahli lain yang berasumsi
bahwa bahasa, utamanya disebabkan oleh variabel-variabel kognitif dan biologis.
Model intervensi:
1. Format Pengajaran
2. Asesmen Komprehensif Bahasa yang kemudian dijadikan dasar Kurikulum Individual
3. Keterampilan-keterampilan Dasar dalam belajar (Basic Learner Skills)
4. Reduksi Perilaku
5. Instruksi Langsung
6. Komunikasi yang diperluas (Augmentative)
7. Pelatihan dan pendekatan tim
a. aktivitas-aktivitas akademis
b. keterampilan-keterampilan yang spesifik
c. pembelajaran terstruktur dari keterampilan akademis di akhir pendidikan dasar
Academic Skills
p. Reading
q. Math
r. Writing
s. Spelling
Motor Skills
x. Gross motor skills
y. Fine motor skills
Alat yang disebut ABLLS memisahkan keterampilan secara spesifik dalam berbagai
tahap perkembangan. Orang tua dan guru dapat mengukur tahap perkembangan anak
terkini dari setiap tahapan yang telah diberikan. Tujuan dan kurikulum dibangun
berdasarkan tahap-tahap perkembangan yang belum diselesaikan anak kemudian
diajarkan secara sistematis menggunakan DTT dan NET.
Reduksi Perilaku
Perilaku-perilaku negatif seperti: tantrum, menarik diri, stimulasi diri, dsb., secara
langsung berkaitan dengan disfungsi bahasa. Sundberg dan Partington menyarankan
untuk segera dieliminasi karena berhubungan langsung dengan ketidakmampuan
pengulangan bahasa bahkan mereka menyatakan bahwa hal ini akan menangani penyebab
utama dari persoalan autisme dan tidak sekedar pada gejalanya saja. Latihan-latihan
bahasa menjadi bagian terpenting dalam reduksi perilaku (Sundberg & Partington, 1998).
Instruksi Langsung
Model latihan diskrit dalam verbal behavior terstruktur dan berbeda dengan model umum
dari DTT. Sesi latihan kurang terstruktur tetapi keseluruhan program sangat terstruktur.
Umumnya data tidak diambil selama sesi latihan agar terapis dapat fokus berinteraksi
dengan anak. Sesi latihan harus fleksibel dan kreatif dalam mencapai target-target
program dalam kurikulum. Pemberian positive reinforcement yang tinggi dijaga melalui
startegi pengajaran tanpa kesalahan (errorless). Prioritas utama terletak pada bagaimana
membuat belajar menjadi menyenangkan. Perbedaan dengan model umum DTT lainnya
juga terletak pada kecepatan pemberian instruksi (pace), integrasi konsep tidak
ditentukan pada berapa banyak trial, dan penggunaan latihan bahasa reseptif sebagai
jembatan langsung dalam bahasa ekspresif.
Bicara meski menjadi target utama tetapi bagi sebagaian anak yang tidak
mengembangkan kemampuan bicara diarahkan untuk mengembangkan sistem
komunikasi alternatif. Sundberg dan Partington menyimpulkan bahwa American Sign
Language (ALS) dan PECS menjadi metode pilihan yang efektif.
Panduan operasional diberikan oleh Sundberg dan Partington melalui bukunya: Teaching
Language to Children with Autism Or Other Developmental Disabilities and The
Assessment of Basic Language and Learning Skills. Kurikulum pengajaran bahasa dan
teknik-teknik pengajaran disediakan lengkap dengan sistem pencatatan data. Petunjuk
untuk membantu pelaksanaan program di rumah dan di sekolah juga diberikan bersama
dengan pilihan komunikasi alternatif