Anda di halaman 1dari 5

VERBAL BEHAVIOR

eaching Language to Children With Autism Or Other Developmental Disabilities, (Mark


Sundberg and James Partington, 1998)

At present it is not exactly clear why some children fail to acquire language. However, it
is clear that if language does not develop in a timely manner it is reasonable to expect
that various forms of negative or inappropriate behaviors will . . . come to function as the
child's main form of communication (Sundberg & Partington, 1998)

Sundberg dan Partington sangat mendasarkan model intervensi mereka pada hasil
penelitian B.F. Skinner di tahun 1957. Skinner meyakini bahwa bahasa adalah suatu hasil
dari operant conditioning sama halnya dengan perilaku-perlaku lain yang dipelajari.
Anak-anak belajar berbicara melalui konsekuensi-konsekuensi yang didapat (operant
conditioning). Namun perilaku verbal (verbal behavior) menurut Skinner
membutuhkan analisa yang berbeda. "With verbal behavior, the child does not
operate directly on his environment. The behavior of others in a verbal community is an
additional event that must be considered (B.F. Skinner Foundation, 1957). Verbal
behavior (VB) berbeda dari model-model ABA sebelumnya karena hanya terfokus pada
analisa Skinner mengenai bahasa sebagai keterampilan yang dipelajari. Skinner
mengusulkan bahwa bahasa adalah perilaku yang disebabkan terutama oleh variabel-
variabel lingkungan, seperti: reinforcement, motivasi, extinction and punishment.
Pandangan ini secara substansial sangat berbeda dengan ahli-ahli lain yang berasumsi
bahwa bahasa, utamanya disebabkan oleh variabel-variabel kognitif dan biologis.

Model intervensi:
1. Format Pengajaran
2. Asesmen Komprehensif Bahasa yang kemudian dijadikan dasar Kurikulum Individual
3. Keterampilan-keterampilan Dasar dalam belajar (Basic Learner Skills)
4. Reduksi Perilaku
5. Instruksi Langsung
6. Komunikasi yang diperluas (Augmentative)
7. Pelatihan dan pendekatan tim

Model VB menganalisa bahasa dalam komponen-komponen formal dan fungsional.


Komponen formal bahasa, meliputi: gramatika, sintaksis, artikulasi, nada suara, dsb.
Sementara komponen functional bertindak sebagai stimulus perilaku, motivasi yang
mendasarinya dan konsekuensi-konsekuensi yang mengontrol respon. Disfungsi bahasa
dapat ditargetkan secara spesifik dalam konsep ini sehingga program-program yang
dirancang berada dalam konteks fungsional. VB juga merupakan model treatment yang
intensif yang mencoba membangun bahasa secepat mungkin menggunakan tidak saja
pengajaran langsung yang sangat terstruktur tetapi juga pengajaran di lingkungan natural.
Format Pengajaran

Sundberg dan Partington menekankan (dalam Teaching Language to Children With


Autism Or Other Developmental Disabilities, Mark Sundberg and James Partington,
1998) pentingnya kombinasi antara DTT yang intensif dengan natural environment
training (NET) yang terfokus pada minat dan kebutuhan anak sebagai petunjuk dalam
instruksi bahasa. Buku tersebut juga menjelaskan kelebihan dan kekurangan setiap
metode (hal. 255-271). Sundberg dan Partington menyimpulkan bahwa keseimbangan
antara DTT dan NET akan berubah sejalan dengan proses akuisisi bahasa, tetapi latihan
harus tetap menggunakan kedua model tersebut.

Secara umum dapat dikatakan bahwa DTT direkomendasikan sebagai metode


instruksional utama dalam mengajarkan:

a. aktivitas-aktivitas akademis
b. keterampilan-keterampilan yang spesifik
c. pembelajaran terstruktur dari keterampilan akademis di akhir pendidikan dasar

Sementara NET dianggap lebih efektif dalam mengajarkan:


a. kemampuan meminta yang awal (early requesting)
b. kepatuhan (compliance)
c. kontrol yang bersifat instruksional
d. pairing
e. belajar melalui observasi (observational learning)

Bila keduanya dikombinasikan maka akan efektif dalam mengajarkan:


a. membuat permintaan
b. menamakan
c. bahasa reseptif
d. imitasi motor
e. imitasi verbal
f. keterampilan percakapan awal

Asesmen Komprehensif Bahasa yang kemudian dijadikan dasar Kurikulum Individual

Sundberg dan Partington telah mengembangkan alat asesmen bahasa untuk


mengidentifikasikan defisit yang ditunjukkan anak dan membangun program intervensi
yang tepat. Alat asesmennya disebut sebagai: The Assessment of Basic Language and
Learning Skills (ABLLS), alat ini juga dapat menentukan target-target dari program
pembelajaran yang individual. Alat tersebut dapat digunakan langsung baik oleh orang
tua maupun para guru karena kunci-kunci perkembangan dievaluasi berdasarkan
kategori-kotegori yang telah disusun secara rinci.

Keterampilan-keterampilan Dasar dalam Belajar


Keterampilan dasar (Sundberg and Partington, 1998) telah dirinci secara jelas yang
meliputi:
a. Cooperation and reinforcer effectiveness
b. Visual performance
c. Receptive language
d. Imitation
e. Vocal imitation
f. Requests
g. Labeling
h. Intraverbals (Early conversation)
i. Spontaneous vocalizations
j. Syntax and grammar
k. Play/leisure skills
l. Social interaction skills
m. Group instruction
n. Classroom routines
o. Generalized responding

Academic Skills
p. Reading
q. Math
r. Writing
s. Spelling

Self Help Skills


t. Dressing
u. Eating skills
v. Grooming
w. Toileting

Motor Skills
x. Gross motor skills
y. Fine motor skills

Alat yang disebut ABLLS memisahkan keterampilan secara spesifik dalam berbagai
tahap perkembangan. Orang tua dan guru dapat mengukur tahap perkembangan anak
terkini dari setiap tahapan yang telah diberikan. Tujuan dan kurikulum dibangun
berdasarkan tahap-tahap perkembangan yang belum diselesaikan anak kemudian
diajarkan secara sistematis menggunakan DTT dan NET.

Reduksi Perilaku

Perilaku-perilaku negatif seperti: tantrum, menarik diri, stimulasi diri, dsb., secara
langsung berkaitan dengan disfungsi bahasa. Sundberg dan Partington menyarankan
untuk segera dieliminasi karena berhubungan langsung dengan ketidakmampuan
pengulangan bahasa bahkan mereka menyatakan bahwa hal ini akan menangani penyebab
utama dari persoalan autisme dan tidak sekedar pada gejalanya saja. Latihan-latihan
bahasa menjadi bagian terpenting dalam reduksi perilaku (Sundberg & Partington, 1998).

Instruksi Langsung

Model latihan diskrit dalam verbal behavior terstruktur dan berbeda dengan model umum
dari DTT. Sesi latihan kurang terstruktur tetapi keseluruhan program sangat terstruktur.
Umumnya data tidak diambil selama sesi latihan agar terapis dapat fokus berinteraksi
dengan anak. Sesi latihan harus fleksibel dan kreatif dalam mencapai target-target
program dalam kurikulum. Pemberian positive reinforcement yang tinggi dijaga melalui
startegi pengajaran tanpa kesalahan (errorless). Prioritas utama terletak pada bagaimana
membuat belajar menjadi menyenangkan. Perbedaan dengan model umum DTT lainnya
juga terletak pada kecepatan pemberian instruksi (pace), integrasi konsep tidak
ditentukan pada berapa banyak trial, dan penggunaan latihan bahasa reseptif sebagai
jembatan langsung dalam bahasa ekspresif.

Komunikasi yang diperluas (Augmentative)

Bicara meski menjadi target utama tetapi bagi sebagaian anak yang tidak
mengembangkan kemampuan bicara diarahkan untuk mengembangkan sistem
komunikasi alternatif. Sundberg dan Partington menyimpulkan bahwa American Sign
Language (ALS) dan PECS menjadi metode pilihan yang efektif.

Pelatihan dan Pendekatan Tim

Pelatihan dalam VB mensyaratkan ketepatan dan kesempurnaan model intervensi.


Tingkatan-tingkatan pelatihan, dukungan, dan supervisi dengan manajer-manajer kasus
yang handal diberikan bagi setiap orang yang mengikuti program dalam VB. Seluruh
anggota tim wajib dilatih teknik dalam ABA dan VB. Mereka juga akan dilatih secara
khusus untuk dapat melakukan sistem komunikasi yang diperluas (augmentative) bila
kemudian anak yang ditangani memerlukannya. Orang tua merupakan anggota aktif dan
bertugas memfasilitasi setiap kebutuhan perkembangan anak baik dirumah, maupun di
setting-setting lain dalam kehidupan sehari-hari anak. Orang tua wajib mengetahui apa
yang saat ini tengah dipelajari anak, mereka juga dilatih keterampilan mengajar yang
diperlukan.

Panduan operasional diberikan oleh Sundberg dan Partington melalui bukunya: Teaching
Language to Children with Autism Or Other Developmental Disabilities and The
Assessment of Basic Language and Learning Skills. Kurikulum pengajaran bahasa dan
teknik-teknik pengajaran disediakan lengkap dengan sistem pencatatan data. Petunjuk
untuk membantu pelaksanaan program di rumah dan di sekolah juga diberikan bersama
dengan pilihan komunikasi alternatif

Anda mungkin juga menyukai