PENDAHULUAN
Sudah lama kita ketahui bahwa anak-anak penyandang Autisme
tampaknya membutuhkan semacam struktur yang visual untuk
membantu mereka berkomunikasi. Ada beberapa cara yang pernah
dipakai, diantaranya adalah bahasa isyarat dan penggunaan kata-kata
tertulis. Keduanya memang cukup membantu, tetapi pada bahasa
isyarat, anak melihat dahulu lawan bicaranya, kemudian meniru serta
mengkoordinasikan gerakannya sendiri. Hal ini sangat sulit dilakukan oleh
anak autis terutama mereka yang mengalami juga Dyspraxia. Sifat urutan
pada setiap bahasa termasuk bahasa isyarat, menyulitkan anak dalam
memberikan isyarat yang lebih dari satu kata. Pada pemakaian kata-kata
tertulis, meskipun tingkat keberhasilannya relatif tinggi, sungguh tidak
pada tempatnya serta sulit untuk mengajarkan kata-kata tertulis pada
anak dengan usia dini (2-3 tahun).
Untuk memecahkan persoalan di atas, kini banyak guru atau
pembimbing yang menggunakan struktur visual; berbentuk gambar atau
diagram kecil dengan kata-kata tertulis dibawahnya yang dimengerti
dan dipahami oleh siapa saja yang menggunakannya. Struktur visual
yang banyak digunakan saat ini adalah COMPIC (Computerized
Pictograph In Communication) dan PECS (Picture Exchange
Communication System), karena keduanya telah tersedia dan terbukti
efektif dalam membantu anak-anak penyandang autisme serta
gangguan perkembangan lainnya.
Foto atau gambar-gambar lukisan nyata tidak digunakan pada kedua
system komunikasi di atas karena mewakili benda sesungguhnya dan
bukan sebagai sebuah simbol. Penting sekali bagi anak-anak
penyandang autisma untuk memahami suatu simbol yang mewakili
benda yang ada dalam kelompok suatu kategori tertentu serta tidak
hanya mewakili benda yang pernah dikenalnya saja. Jika kita memotret
seekor kucing, foto tersebut hanya mewakili kucing itu, tetapi symbol
kucing yang universal pada COMPIC maupun PECS mewakili semua jenis
kucing, tidak peduli warna, bentuk maupun ukurannya.
Komunikasi fungsional
Aktivitas fungsional
Imbalan
Rencana intervensi
perilaku
strategi prompting
rencana generalisasi
C . A p a k a h S e m u a S is w a H a r u s M e n g g u n a k a n P E C S ?
Siswa yang menggunakan PECS umumnya adalah yang :
1. Tidak mampu menunjukkan secara efektif keinginan dan
kemauannya.
2. Tidak mampu berpartisipasi secara penuh di kelas akibat kesulitan
berkomunikasi.
3. Tidak siap atau malah tidak punya inisiatif berkomunikasi dengan
orang lain.
4. Memiliki motorik halus (fine motor) yang buruk, sehingga sulit
membentuk gerakan-gerakan dalam bahasa isyarat.
5. Memiliki keterampilan menirukan (imitasi) yang buruk, sehingga sulit
belajar menggunakan bahasa isyarat.
6. Menunjukkan frustasi, kemarahan atau perilaku destruktif tanpa
sebab yang jelas.
7. Tidak menunjukkan sistem komunikasi yang fungsional di rumah.
B e h a v io r a l M o d ific a tio n T e c h n iq u e d ig u n a k a n d a la m P E C S !
Antecedent (before)
Behavioral (during)
Siswa memintanya.
Consequence (after)
D . P e r s ia p a n U ta m a D a la m P E C S
1. Perbendaharaan Reinforcement
Reinforcement:
Ditentukan oleh anak sendiri
Preferensi Anak
Komunikasi tujuan yang utamanya
Update reinforcer inventory
Engineer the environment
Teknik menentukan Positive Reinforcement (R+):
1. Melihat dan menunggu apa yang dilakukan anak
2. Reinforcer Assessment (sampling)
3. Mencoba dan melihat
4. Bertanya
Dengan mengetahui kesenangan anak, kita dapat memberikan
motivasi bagi mereka untuk berbicara.
Makanan yang disukai anak, mainan yang disukai anak, permainan
fisik yang dinikmati anak dan dengan siapa anak menghabiskan
waktunya.
2. Pemilihan simbol yang efektif
Rasionalisasi penggunaan sistem komunikasi visual/taktil pada para
penyandang autisme:
Contoh hirarki simbol dari yang termudah hingga yang paling sulit:
3. Mengajarkan penggunaannya
Mengajarkan PECS:
(1) Pertukaran fisik
(2) Memperluas spontanitas.
(3) Diskriminasi Gambar
(4) Struktur Kalimat
(5) Menanggapai Pertanyaan : mau apa?
(6) Spontanitas dalam memberi komentar dan respon.
Ph a se 3
Ph a se 2
Ph a se 4
Ph a se 2
Ph a se 5
Ph a se 2
Ph a se 6
E. Ta h a p a n P EC S
1. Pertukaran fisik
Tujuan :
a. Siswa menggapai kearah pengajar yang memegang
item.
b. Siswa mengambil kartu/symbol.
c. Siswa memberikan kartu/gambar/symbol.
Cara:
Memberikan bantuan fisik.
Secara bertahap mengurangi bantuan fisik.
Secara bertahap mengurangi bantuan gestural.
2. Memperluas spontanitas.
Tujuan :
a. Siswa berjalan kearah kartu/gambar/simbol
b. Siswa mengambil kartu/gambar/symbol.
c. Siswa membawa kartu/gambar/symbol lalu memberikan.
Cara :
Menjauhkan kartu/gambar/symbol dari siswa.
Menambah jarak dengan siswa.
Menambah jarak antara siswa dan kartu/gambar/symbol.
3. Diskriminasi Gambar
Tujuan :
a. Siswa mampu memilih kartu/gambar/symbol sesuai
keinginannya.
b. Siswa mampu meminta barang sesuai dengan
keinginannya.
Cara :
Diskriminasi
Correspondence checks
Mengurangi ukuran kartu
4. Struktur Kalimat
Tujuan :
a. Siswa mengenal kalimat sederhana
b. Siswa dapat menggunakan strip kalimat.
c. Siswa mampu menyusun kartu/gambar/symbol menjadi
sebuah kalimat lengkap yang berarti.
Cara :
Menggunakan kartu/gambar/symbol saya mau yang
stasioner.
Membantu bantuan verbal.
Menghilangkan keterikatan visual pada obyek yang diinginkan.
5. Menanggapi Pertanyaan : mau apa?
Tujuan :
a. Siswa mampu menjawab pertanyaan mau apa.
b. Mampu meminta sesuatu yang diinginkannya secara
spontan.
Cara :
Memperlambat antecendent
Menggunakan gesture dengan menunjuk.
6. Spontanitas dalam memberi komentar dan respon.
Tujuan :
a. Siswa mampu menggunakan kalimat saya mau
b. Siswa mampu menggunakan kalimat saya mau (2D &
3D)
c. Siswa mampu menggunakan kalimat saya punya
d. Siswa mampu menggunakan kalimat Tanya lainnya.
Cara :
Sama dengan cara tahap 5
Konsep bahasa lainnya dapat juga diajarkan, seperti:
1. Warna, bentuk, ukuran danlain-lain.
2. Fungsi komunikasi tambahan.
3. Ya?Tidak, pilihan dan lain-lain.
4. Lain-lain.
Nama : ________________________
Catat setiap hasil yang dicapai anak pada akhir sessi pengajaran
Tanggal
Tahap
Kosa Kata
Keterangan
DAFTAR PUSTAKA
Kemampuan
Berkomunikasi
(kumpulan