Anda di halaman 1dari 15

ASESMEN

dengan
PENDEKATAN
PERILAKU
ANGGOTA
KELOMPOK
1. Devinda Wega Prasety 19.E1.0085
2. Joya Eterno Ventaya 19.E1.0110
3. Annette Putri Ardanaris 19.E1.0131
4. Agustinus Tri Budi S 19.E1.0140
5. Herlina Sulistiya 19.E1.0148
6. Renata Sekar Amaris 19.E1.0161
Ada apa aja sihh? Tantangan
Assessor
Pendekatan
Kompetensi Perilaku
Asesor
Instrumen Pemahaman
Asesmen Perilaku
Tujuan Asesmen Pendekatan
dengan Perilaku
Pendekatan
Apa itu Asesmen
Perilaku
dengan
Pendekatan
Perilaku ?
APA ITU ASESMEN DENGAN PENDEKATAN PERILAKU?
Asesmen dengan pendekatan perilaku adalah asesmen yang
digunakan untuk memahami gangguan perilaku (penyebab dan
konsekuensi) serta digunakan untuk membantu merubah gangguan
perilaku yang terjadi pada individu (Gary & Jordan, 2015)
Tujuan Utama Tujuan
Meningkatkan pengambilan
Spesifik
keputusan di bidang klinis 1. Mengukur perilaku
dengan informasi yang valid secara lebih objektif.
dan reliabel mengenai 2. Mengidentifikasi dan
perilaku yang bermasalah. mengevaluasi
hubungan antara
perilaku yang
bermasalah dan faktor
penyebabnya.
c. Methods d. Methods Used to
b. Assesment Used to Identify Estimate the
a. Sampling Methods Causal Magnitude of
1) Event and Time
1) Behavioural Interviewing Functional Causal Functional
Sampling 2) Behavioural Observation
Relationships Relationships
3) Self-Monitoring 1) Marker Variable Strategy 1) Intuitive Evaluation of
2) Setting Sampling Assessment Data
4) Questionnaires 2) Behavioral Observation and
Self-Monitoring of Context- 2) Quantitative Evaluation of
(Kuesioner)
Behavior Interactions Assessment Data (Evaluasi
5) Summary of Assessment Kuantitatif Data Penilaian)
3) Experimental Manipulation
Kompetensi Assesor 1. Menghasilkan definisi operasional secara
Pendekatan Perilaku rinci tentang perilaku yang bermasalah
dan faktor penyebab potensial.
Untuk mencapai dua tujuan 2. Menyusun strategi untuk mengumpulkan
penting maka assessor data empiris tentang hubungan antara
memerlukan kompetensi yang perilaku bermasalah dan faktor kausal
dibutuhkan: harus dikembangkan dan diberlakukan.
3. Menggunakan prosedur evaluasi yang
tepat untuk mengukur besarnya efek
kausal.
Untuk menyelesaikan tugas
Tantangan tersebut, bergantung pada
pengetahuan:
Assessor 1. Pengukuran berbagai dimensi
Pendekatan topografi
Perilaku 2. Mencari cara variabel
kontekstual dan perilaku target
dapat berinteraksi untuk
gangguan perilaku tertentu
Asumsi menyeluruh dari determinisme 3. Pengandaian sendiri dan strategi
dan empirisme lingkungan telah keputusan yang digunakan
ditambah dengan asumsi tambahan untuk mempersempit bidang
yang muncul dari perkembangan baru kausal (sebab-akibat).
dalam teori dan penelitian dalam ilmu
perilaku. Hal ini terjadi seiring seiring
dengan kemajuan dalam pemahaman
kita tentang penyebab dan korelasi
perilaku target.
Pertimbangan dan tantangan
masa depan:
1. Utilitas (daya guna) pengobatan asesmen perilaku mengingat
meningkatnya penggunaan protokol yang didukung secara empiris.
Sehingga mungkin ada kebutuhan yang meningkat untuk prosedur
penilaian perilaku yang dapat membantu mencocokkan intervensi
dengan masalah dan karakteristik perilaku klien
2. Ada kebutuhan yang jelas untuk mengevaluasi kegunaan pengobatan
dari asesmen perilaku dalam kaitannya dengan desain pengobatan
idiografis dan pencocokan pengobatan-klien standar
Tantangan Asesor dalam Tingkat reliabilitas di berbagai
strategi observasional telah
menghadapi pendekatan bervariasi.
perilaku:
Bias pengamat
Bentuk paling awal dari penilaian
perilaku bergantung terutama pada
pengamatan perilaku dan diasumsikan Hallo effect & efek primacy
(subjektif).
Meskipun keandalan telah
Dalam keandalan pengukuran, ditemukan meningkat dalam
terutama jika didasarkan pada situasi terkendali di mana
pengamatan perilaku, tidak dapat pengamat tahu bahwa mereka
diasumsikan. sendiri sedang dievaluasi untuk
akurasi
Tantangan Asesor dalam
menghadapi pendekatan Sering membutuhkan sumber daya yang luas
perilaku: dalam hal waktu, personel, dan peralatan. Hal ini
terutama berlaku untuk metode psikofisiologis
dan observasional.
Asesor tidak mempertimbangkan aspek Cenderung menggunakan wawancara dengan
lingkungan klien, wawancara dengan orang penting lainnya,
pemantauan diri, dan skala penilaian perilaku.
Akurasi observasi dan wawancara perilaku
Akibatnya, penilaian perilaku seringkali terbatas
dapat terdistorsi karena bias pengamat, pada wawancara dan kuesioner
hello effect, efek primacy, kesepakatan Banyak instrumen perilaku belum dirancang
antar pengamat yang rendah, bias untuk menangani masalah yang sering ditemui
konfirmasi, dan sebagainya. dalam praktik klinis
R|R
Kebijakan
Tanpa
Diskriminasi

Perlindungan pegawai dari


diskriminasi
Presentasi adalah alat komunikasi yang dapat digunakan sebagai demo,
bahan kuliah, pidato, laporan, dan lainnya. Umumnya disajikan di
hadapan pemirsa untuk berbagai tujuan, menjadikannya alat yang ampuh
untuk mengajar dan meyakinkan orang. Untuk membuat presentasi yang
memukau, paling baik adalah menyederhanakan pikiran Anda.
R|R Kesehatan dan
gigi Pensiun
Presentasi adalah alat
Presentasi adalah alat komunikasi yang dapat
komunikasi yang dapat digunakan sebagai demo,
digunakan sebagai demo, bahan kuliah, pidato,
bahan kuliah, pidato, laporan, dan lainnya.
laporan, dan lainnya.
nagnajnuT
iawageP

Pendidikan
Presentasi adalah alat
komunikasi yang dapat
digunakan sebagai demo,
bahan kuliah, pidato,
laporan, dan lainnya.
Materi
Perjalanan, Pegawai Baru

Hari Libur,
dan Liburan
Perusahaan
Presentasi adalah alat komunikasi yang dapat digunakan
sebagai demo, bahan kuliah, pidato, laporan, dan lainnya.
Presentasi umumnya disajikan di hadapan pemirsa untuk
berbagai tujuan, menjadikannya alat yang ampuh untuk
mengajar dan meyakinkan orang.

Anda mungkin juga menyukai