MARTAPURA
2021
________________________________________________________
1
Mereka menderita kelainan perilaku dan mengalami masalah
intrapersonal secara ekstrim, sehingga anak mengalami kesulitan dalam
menyelaraskan perilakunya dengan norma umum yang berlaku di masyarakat.
B. Prevalensi Tunalaras
Kebanyakan tipe masalah yang dialami oleh siswa yang memerlukan
pendidikan khusus karena masalah penyimpangan tingkah laku dan
emosional adalah mereka yang tergolong tingkah laku externalizing yang
ditandai dengan agresif atau mengacau.
Kebanyakan dari anak yang mengalami hal ini bukan tergolong anak
psikotis. Perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan berbanding 5 : 1
atau lebih. Dapat dikatakan bahwa anak laki-laki cenderung lebih agresif dan
menunjukkan perilaku bermasalah daripada anak perempuan.
D. Identikasi Tunalaras
Identifikasi secara sederhana adalah proses menemukan gejala
kebutuhan khusus dari orang lain yang dekat dengan anak. Identifikasi
dimaksudkan sebagai suatu usaha seseorang untuk mengetahui apakah
seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan perilaku emosional dalam
2
pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain
seusianya (anak-anak normal).
Identifikasi sangat penting dilakukan oleh guru di sekolah dasar untuk
menemukenali keberadaan anak dengan gangguan emosi dan perilaku.
Identifikasi juga menjadi kunci keberhasilan proses pendidikan anak.
Dalam program pendidikan, kegiatan identifikasi anak dengan
kebutuhan khusus memiliki lima fungsi, yaitu:
1. Penyaringan (screening)
2. Pengalih tanganan (referal)
3. Klasifikasi
4. Perencanaan pembelajaran
5. Pemantauan kemajuan belajar
3
untuk anak dengan gangguan emosi dan perilaku. Strategi tersebut diterapkan
secara individual terhadap anak dengan gangguan emosi dan perilaku .
Berikut keterampilan yang diperlukan guru dalam mengajar anak
dengan gangguan emosi dan perilaku:
Mengetahui strategi pencegahan dan intervensi
Menggunakan variasi teknik yang tidak kaku dan keras
Menjaga rutinitas pembelajaran dengan konsisten dan terampil dalam
mengatasi masalah
Melakukan asesmen atas tingkah laku sosial yang sesuai
Mengintegrasikan proses belajar mengajar
F. Program Inklusi
Pendidikan inklusi merupakan model pendidikan yang memberi
kesempatan bagi siswa yang berkebutuhan khusus untuk belajar bersama
siswa-siswa lain seusianya yang tidak berkebutuhan khusus.
Pendidikan inklusi lahir atas dasar prinsip bahwa layanan sekolah
seharusnya diperuntukkan untuk setiap siswa tanpa menghiraukan perbedaan
yang ada, baik siswa dengan kondisi kebutuhan khusus, perbedaan sosial,
emosional, kultural, maupun bahasa.
Dalam pelaksanaannya, pendidikan inklusi adalah program yang
merespon perbedaan individu yang melibatkan keseluruhan tatanan dan
proses yang tersedia bagi setiap siswa, dan bukannya terpisah dari mereka.