Anda di halaman 1dari 4

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

MARTAPURA
2021
________________________________________________________

Nama : Ahmad Zaini


NPM : 19.12.4715
Kelas : IVA Siang
Fakultas / Prodi : Tarbiyah / PAI
Mata Kuliah : Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu : Lutfiatuz Zahro, M.Pd

Resume Makalah Kelompok 5

“GANGGUAN PERILAKU DAN EMOSIONAL


TUNALARAS”

A. Definisi Gangguan Perilaku dan Emosional/Tunalaras


Anak tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan perilaku dan
memberikan respon-respon kronis yang jelas tidak dapat diterima secara
sosial oleh lingkungan dan atau perilaku yang secara personal kurang
memuaskan, tetapi masih dapat dididik sehingga dapat berperilaku yang dapat
diterima oleh kelompok sosial dan bertingkah laku yang dapat memuaskan
dirinya sendiri.
Menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Undang-Undang Pokok
Pendidikan Nomor 12 Tahun 1952, anak tunalaras adalah: Anak yang
memiliki tingkah laku yang menyimpang, tidak memiliki sikap, melakukan
pelanggaran terhadap peraturan dan norma-norma sosial dengan frekuensi
yang cukup besar, kurang mempunyai toleransiterhadap kelompok orang lain,
mudah terpengaruh yang membuatnya kesulitan.

1
Mereka menderita kelainan perilaku dan mengalami masalah
intrapersonal secara ekstrim, sehingga anak mengalami kesulitan dalam
menyelaraskan perilakunya dengan norma umum yang berlaku di masyarakat.

B. Prevalensi Tunalaras
Kebanyakan tipe masalah yang dialami oleh siswa yang memerlukan
pendidikan khusus karena masalah penyimpangan tingkah laku dan
emosional adalah mereka yang tergolong tingkah laku externalizing yang
ditandai dengan agresif atau mengacau.
Kebanyakan dari anak yang mengalami hal ini bukan tergolong anak
psikotis. Perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan berbanding 5 : 1
atau lebih. Dapat dikatakan bahwa anak laki-laki cenderung lebih agresif dan
menunjukkan perilaku bermasalah daripada anak perempuan.

C. Area Masalah Tunalaras


Menurut Sutjihati Somantri (2007: 151) terganggunya perkembangan
emosi merupakan penyebab dari kelainan tingkah laku anak tunalaras,
terganggunya kehidupan emosi ini terjadi akibat ketidakberhasilan anak
dalam melewati fase-fase perkembangan.
Kematangan emosional anak tunalaras ditentukan dari hasil interaksi
dengan lingkungannya, dimana anak belajar tentang bagaimana emosi itu
hadir dan bagaimana cara untuk mengekpresikan emosi-emosi tersebut.
Perkembangan emosi ini berlangsung secara terus menerus sesuai dengan
perkembangan usia.

D. Identikasi Tunalaras
Identifikasi secara sederhana adalah proses menemukan gejala
kebutuhan khusus dari orang lain yang dekat dengan anak. Identifikasi
dimaksudkan sebagai suatu usaha seseorang untuk mengetahui apakah
seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan perilaku emosional dalam

2
pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain
seusianya (anak-anak normal).
Identifikasi sangat penting dilakukan oleh guru di sekolah dasar untuk
menemukenali keberadaan anak dengan gangguan emosi dan perilaku.
Identifikasi juga menjadi kunci keberhasilan proses pendidikan anak.
Dalam program pendidikan, kegiatan identifikasi anak dengan
kebutuhan khusus memiliki lima fungsi, yaitu:
1. Penyaringan (screening)
2. Pengalih tanganan (referal)
3. Klasifikasi
4. Perencanaan pembelajaran
5. Pemantauan kemajuan belajar

Identifikasi anak dengan gangguan emosi dan perilaku di sekolah dasar


idealnya seawal mungkin, yakni pada tahun pertama anak di sekolah. Adapun
langkah-langkah dalam proses identifikasi adalah:
 Menghimpun data kondisi seluruh siswa di kelas
 Menganalisis data dan mengklasifikasi anak
 Mengadakan pertemuan konsultasi dengan kepala sekolah
 Menyelenggarakan pertemuan kasus yang melibatkan orang tua murid
 Menyusun laporan hasil pertemuan kasus secara lengkap dengan
perencanaan program untuk anak yang teridentifikasi.

E. Strategi Pendidikan bagi Anak Tunalaras


Sekolah Luar Biasa sebagai lembaga pendidikan formal selama ini telah
memiliki metode khusus dan metode kompensatoris dalam memberikan
layanan pendidikan untuk anak tunalaras.
Pada proses belajar mengajar di kelas inklusi yang terdapat siswa
tunalaras didalamnya, diperlukan pula strategi untuk keberhasilan proses
belajar mengajar. Salah satu strategi adalah positive behavioral support (PBS)

3
untuk anak dengan gangguan emosi dan perilaku. Strategi tersebut diterapkan
secara individual terhadap anak dengan gangguan emosi dan perilaku .
Berikut keterampilan yang diperlukan guru dalam mengajar anak
dengan gangguan emosi dan perilaku:
 Mengetahui strategi pencegahan dan intervensi
 Menggunakan variasi teknik yang tidak kaku dan keras
 Menjaga rutinitas pembelajaran dengan konsisten dan terampil dalam
mengatasi masalah
 Melakukan asesmen atas tingkah laku sosial yang sesuai
 Mengintegrasikan proses belajar mengajar

F. Program Inklusi
Pendidikan inklusi merupakan model pendidikan yang memberi
kesempatan bagi siswa yang berkebutuhan khusus untuk belajar bersama
siswa-siswa lain seusianya yang tidak berkebutuhan khusus.
Pendidikan inklusi lahir atas dasar prinsip bahwa layanan sekolah
seharusnya diperuntukkan untuk setiap siswa tanpa menghiraukan perbedaan
yang ada, baik siswa dengan kondisi kebutuhan khusus, perbedaan sosial,
emosional, kultural, maupun bahasa.
Dalam pelaksanaannya, pendidikan inklusi adalah program yang
merespon perbedaan individu yang melibatkan keseluruhan tatanan dan
proses yang tersedia bagi setiap siswa, dan bukannya terpisah dari mereka.

Anda mungkin juga menyukai