Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anne Faradilla

NIM : F1142191014

Makul : BK Anak Berkebutuhan Khusus

Dospem : Dra. Yuline,M.Pd

1. Apa saja klasifikasi anak berekebutuhan khusus baik berkelainan fisik, berkelainan
emosinal mapun berkelainan akademik?
2. Bagiaman penyelenggaran atau pelayanan di sekolah untuk anak berkebutuhan
khusus?
3. Jelaskan faktor penyebab terjadinya anak berkebutuhan khusus bisa mengalami
kelainan yang ia alami tersebut?
4. Bagaimana klasifikasi anak berkebutuhan khusus menurut peraturan pemerintah?
5. Jelaskan ciri-ciri anak berkebutuhan khusus berkelainan emosional?

Jawaban

1. Anak -anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri
dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan mereka dengan anak-anak normal
pada umumnya.Anak berkebutuhan khusus dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
Anak berkelainan fisik, anak berkelainan emosi dan anak berkelainan akademik.
a. Anak berkebutuhan khusus berkelainan fisik yaitu anak-anak yang mengalami
kelainan fisik antara lain; tunanetra, tunarungu dan tunadaksa.
b. Anak berkebutuhan khusus berkelainan emosi ialah Pengklasifikasian anak
tunagrahita perlu dilakukan untuk memudahkan guru dalam menyususun program
layanan/pendidikan dan melaksanakannya secara tepat. Perbedaan individu
(individual deference) pada anak tunagrahita sangat bervariasi, demikian juga dalam
pengkelompokannya. Anak tunagrahita dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu;
klasifikasi yang berpandangan pendidikan, klasifikasi yang berpandangan sosiologis,
dan klasifikasi yang berpandangan sosiologis.
c. Anak berkebutuhan khusus berkelainan emosi ialah Anak berbakat adalah anak yang
mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan – kemampuan
yang unggul. Adapun kemampuan yang dimaksudkan adalah meliputi; bidang
intelektual umum, akademik khusus, kreatif – produktif, psikososial ( misalnya bakat
memimpin ), psikomotor. Anak – anak berbakat mempunyai ciri – ciri beragam
tergantung dari tingkat dan jenis keberbakatannya. Pakar – pakar melalui penelitian
dan pengalamannya menyusun daftar ciri – ciri anak berbakat, hal ini dimaksudkan
untuk membantu para pendidik atau orang tua untuk mengenali anak berbakat.
Namun perlu diingat tidak semua anak berbakat mempunyai ciri – ciri tersebut.
Badan penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan, pusat
pengembangan kurikulum telah menyusun skala penilaian anak berbakat yang
meliputi empat ciri perilaku yaitu; ciri kognitif / belajar, ciri kreativitas dan ciri – ciri
kepemimpinan ( adaptasi dari skala Renzulli – Hartman ). Melihat daftar tersebut
terkesan seakan – akan anak berbakat hanya memiliki sifat – sifat positif. Sebetulnya
tidaklah demikian, anak berbakat juga seperti anak – anak yang lain, mempunyai
kekuatan dan juga kelemahan.

2. Ada beberapa model penyelenggarakan pendidikan bagi murid yang cerdas dan berbakat
antara lain model; akselerasi, pengayaan dan pengelompokan berdasarkan kemampuan.
a. Model akselerasi, yaitu model yang diterapkan kepada peserta didik dari
memasuki SD pada usia dini, loncat kelas, atau mengikuti bidang studi tertentu di
kelas yang lebih tinggi. Tujuannya adalah peserta didik dapat menyelesaikan
pendidikannya dalam waktu yang singkat.
b. Model pengayaan, yaitu memberikan tugas – tugas tambahan bagi peserta didik
yang memiliki kemampuan unggul. Model ini bisa diterapkan pada peserta didik
yang memiliki kemampuan tinggi tanpa dipisahkan dengan teman – teman satu
kelasnya.
c. Pengelompokan berdasarkan kemampuan, model ini dapat berupa kelas khusus di
dalam sekolah ataupun dapat juga sekolah khusus yang biasa disebut dengan
sekolah unggulan. Pada saat ini pemerintah memberikan peluang untuk
menyelenggarakan sekolah yang menampung peserta didik berkemampuan
unggul. Khusus untuk SD Pemerintah telah mengeluarkan Pedoman
Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SD Inti ( Depdikbud, 1996 ).
3. Masalah kesulitan belajar yang dialami peserta didik pada dasarnya disebabkan oleh
factor yang bersumber dari dalam diri, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
a. Faktor yang bersumber dari peserta didik
Tingkat kecerdasan yang rendah, Kecerdasan atau kemampuan seseorang
merupakan salah satu penentu keberhasilan seseorang.
Kesehatan yang sering terganggu, badan yang sakit – sakitan, kurang gizi, membuat
seseorang menjadi tidak berdaya dan tidak mempunyai semangat untuk belajar, yang
berakibat pada pencapaian hasil belajar yang rendah
b. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
Keluarga yang tidak utuh atau hubungan keluarga yang kurang harmonis., Kemampuan
ekonomi orang tua yang kurang memadai., dan sikap orang tua yang kurang
memperhatikan pendidikan anak.
c. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah
Kurikulum kurang sesuai. Dan Guru kurang menguasai bahan pelajaran.
d. Faktor yang bersumber dari masyarakat
Lingkungan yang tidak peduli pada pendidikan. Dan Lingkungan yang tidak aman
untuk anak – anak,serta banyak tindak kejahatan.

4. Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas[3], bahwa jenis pendidikan
bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun
2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta
didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang
berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat
diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum
tersedia.
5. Karakteristik anak berkebutuhan khusus berkelainan emosional
a. Mudah diterima teman – teman sebaya dan orang dewasa.
b. Melibatkan diri dalam berbagai kegiatan sosial dan memberikan sumbangan
pemikiran yang konstruktif.
c. Kecenderungan sebagai pemisah dalam suatu pertengkaran.
d. Memiliki kepercayaan tentang persamaan semua orang dan jujur.
e. Memiliki rasa tenggang rasa pada orang lain.
f. Bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol emosinya sesuai situasi, dan
merangsang perilaku produktif bagi orang lain.
g. Memiliki kapasitas yang luar biasa dalam menanggulangi masalah sosial.

Anda mungkin juga menyukai