Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL I

Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan


Minggu, 22 Oktober 2023

Kerjakan soal-soal berikut ini secara rinci dan jelas !


1. Buatlah perbandingan antara anak cacat dengan anak berkebutuhan khusus.
2. Bandingkan antara perbedaan inter-individual dengan perbedaan intra-
individual.
3. Bagaimanakah jika anak berkebutuhan khusus memperoleh pendidikan
seperti anak normal?
4. Coba Anda gambarkan pelanggaran hak anak berkebutuhan khusus dalam
memperoleh aksesbilitas dalam pendidikan.
5. Buatlah sebuah ilustrasi yang menggambarkan keadaan anak gangguan
penglihatan atau tunanetra
6. Buatlah sebuah ilustrasi yang menggambarkan adanya aktivitaslayanan
pendidikan anak berkebutuhan khusus yang ada di lingkungan sekitar
saudara tinggal!
7. Jelaskan pengalaman Saudara, apakah selama ini pernah menemui anak-anak
berkebutuhan khusus di sekolah? Dan pelayanan apa yang telah diberikan
kepada mereka?
8. Cobalah perhatikan penerapan prinsip individualisasi. Apakah prinsip tersebut
memerlukan cara khusus dalam penerapan bagi anak berkebutuhan khusus?
9. Strategi pembelajaran apakah yang tepat untuk anak berbakat ?

SELAMAT MENGERJAKAN.....!

Tutor
Sri Mulyono, M.Pd
JAWAB
1. Perbandingan anak cacat dan ABK
Setiap individu pasti menginginkan suatu kesempurnaan, namun tidak semua manuaia
lahir secara sempurna ada yang memiliki kekurangan .kekurangan yang dimiliki
manusia mengakibatkan tidak percayadirian baik oleh keluarga maupun individu itu
sendiri itu mengakibatkan orang akan menutup diri dari masyarakat karena takut dan
malu akan menghadapi pemikiran dari masyarakat.
Sampai saat ini, masih banyak orangtua yang merasa malu apabila anak mereka
memiliki keterbatasan-keterbatsan baik fisik, psikis maupun akademik, sehingga
orang tua berusaha dan menjaga agar anaknya tidak berinteraksi dengan anak lain
ataupun masyarakat. Disamping itu banyak juga masyarakat yang anaknya normal
akan tetapi melarang anak mereka untuk bergaul dan berinteraksi dengan anak yang
memiliki keterbatasan fisik, psikis ataupun akademik. Masyarakat umum yang belum
mengerti menganggap bahwa jika anak mereka berinteraksi dengan anak yang
mempunyai keterbatasan fisik, psikis maupun akademik maka anak mereka akan ikut
tertular, itu adalah pandangan yang kurang tepat,sikap orang tua yang demikian itu
akan membuat keadaan semakin parah dan menyebabkan potensi yang dimiliki anak
tidak berkembang secara optimal.

Anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik, psikis ataupun akademik sering disebut
dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Menurut Peraturan Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2011 tentang Kebijakan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus dijelaskan
bahwa Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang mengalami
keterbatasan/keluarbiasaan baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional
yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya
dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
2. Perbedaan interindividual, berarti membandingkan keadaan individu dengan orang
lain dalam berbagai hal diantaranya perbedaan keadaan mental (kapasitas kemampuan
intelektual), kemampuan panca indera (sensory), kemampuan gerak motorik,
kemampuan komunikasi, perilaku sosial, dan keadaan fisik. Perkembangan akhir-
akhir ini adanya perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa dalam berbagai
mata pelajaran. Hal ini dimungkinkan dengan adanya standar kompetensi yang harus
dimiliki siswa untuk setiap tingkat atau level kelas yang telah dirumuskan secara
nasional. Standardisasi alat ukur untuk setiap mata pelajaran pada setiap tingkat kelas
memang harus segera diadakan sesuai dengan kurikulum yang telah disusun
(curiculum-based assesment). Jika memang prestasi anak berada jauh di bawah
standar kelulusan, maka dimungkinkan anak ini masuk kelompok anak berkebutuhan
khusus. Selain perbedaan dalam prestasi akademik juga perbedaan kemampuan
akademik. Untuk mengetahui kemampuan akademik ini biasanya digunakan tes
kecerdasan yang dapat mengukur potensi kemampuan intelektual yang dinyatakan
dengan satuan IQ. Secara teoretis keadaan populasi IQ anak akan mengikuti kurve
normal, dimana anak yang memiliki IQ pada posisi ekstrim -2 dan +2 standar deviasi
kurve normal, maka perlu diperhatikan sebagai anak berkebutuhan khusus. Perbedaan
ini tidak sekedar berbeda dengan rerata normal, tetapi perbedaan yang signifikan,
sehingga anak tersebut memang memerlukan praktek pendidikan dan pengajaran
khusus untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Sedangkan Perbedaan
intraindividual Adalah suatu perbandingan antar potensi yang ada dalam diri individu
itu sendiri, perbedaan ini dapat muncul dari berbagai aspek meliputi intelektual, fisik,
psikologis, dan sosial. Sebagai ilustrasi ada seorang siswa yang memiliki prestasi
belajar sangat cemerlang tetapi dia sangat tidak disenangi oleh teman-temanya karena
dia besifat tertutup dan individualis, dan sulit diajak kerja sama. Dari gambaran
tersebut maka dapat dibandingkan antara kemampuan intelektual dan kemampuan
sosial siswa tersebut cukup signifikan, sehingga siswa tersebut memerlukan treatmen
atau perlakuan khusus agar potensinya dapat berkembang optimal.
3. Anak yang berkebutuhan khusus namun mendapat pendidikan seperti anak normal
itu kurang baik , karena tidak mampuh mengembangkan apa yang ada pada diri
anak tersebut hasilnya anak tersebut akan tertinggal dari anak-anak normal serta
kemampuan yang harusnya bisa dia miliki akan tertutup dan mereka hanya akan
terlihat menjadi anak yang kurang berguna.
Namun jika anak yang berkebutuhan khusus mendapat pembelajran yang sesuai
mereka akan mengembangkan bakat apa yag mereka miliki dengan maksimal.
4. suatu gambaran hak anak berkebutuhan khusus dalam memperoleh aksesbilitas
dalam pendidikan , seorang oknum Kepala Sekolah melakukan tindakan tidak terpuji.
Ia memaksa 4 siswa dari 11 siswa yang merupakan ABK (anak berkebutuhan
khusus) untuk pindah dari SD Negeri yang ia pimpin. Ia beralasan bahwa SD Negeri
yang ia pimpin akan menjadi Rintisan Sekolah Berstandar Nasional (RSBN). Memaksa
anak-anak tersebut untuk pindah sekolah adalah suatu tindakan pendiskriminasian
dan pelanggaran hak anak, apalagi anak-anak berkebutuhan khusus itu seharusnya
mendapat jaminan lebih untuk bisa mendapatkan pendidikan.
5. Sebuah ilustrasi yang menggambarkan keadaan anak gangguan penglihatan atau
tunanetra yaitu sebagai berikut :
Yudi seorang anak usia 6 tahun, dia akan masuk sekolah dasar. Kesan lahiriah
tampak Yudi adalah anak yang ceria dan penuh semangat,akan tetapi dalam
aktivitas motorik sehari-hari tampak terkesan lamban pada kegiatan yang bersifat
visual seperti mewarnai, menggambar, dan menyebutkan nama-nama dalam
gambar.Yudi dibawa oleh orang tuanya ke dokter dan dinyatakan memiliki tingkat
ketajaman (visus sentralis) 20/200, maka dia dinyatakan sebagai anak tunanetra dan
harus masuk di sekolah khusus tunanetra seperti SLB.
6.

Anda mungkin juga menyukai