Anda di halaman 1dari 15

Peran Orang Tua dalam memberikan Pendidikan kepada Anak

Berkebutuhan Khusus mewujudkan Keluarga Samawa (sakinah, mawadah,


warahmah)

Kode C

Artikel Ini Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Latihan Khusus KOHATI
(LKK) Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bukittinggi.

Oleh :

Sonia Janeri Nisa

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

KOMISARIAT SYARIAH IAIN BUKIITIINGI

CABANG YOGYAKARTA

2021
Peran Orang Tua dalam memberikan Pendidikan kepada Anak
Berkebutuhan Khusus mewujudkan Keluarga Samawa (sakinah, mawadah,
warahmah)

Sonia Janeri Nisa

Institute Agama Islam Negeri Bukittinggi

soniajanernisa04@gmail.com

ABSTRACK

Pendidikan menjadi hak yang harus diterima oleh setiap anak. Bahkan pendidikan
itu diberikan sejak anak berada dalam kandungan, bentuk pendidikan dalam hal
ini seperti melakukan percakapan ringan dipagi dan sore hari. Pendidikan yang
diberikan oleh keluarga menjadi pondasi bagi anak ketika akan menerima
pendidikan dimasa yang akan datang. Untuk pendidikan ketika anak masih dalam
kandungan lazimnya hanya berkomunikasi saja, namun pendidikan ini akan
berbeda ketika anak telah lahir ada beberapa anak yang lahir dengan kebutuhan
khusus dalam hal ini dibutuhkan perhatian khusus dari orang tua dalam
mengahadapinya baik itu dalam hal tingkah laku maupun perbuatan.Pada
mulanya, pengertian anak berkebutuhan khusus adalah anak cacat, baik cacsat
fisik maupun mental. Anak-anak yang cacat fisik sejak lahir, seperti tidak
memiliki kaki atau tangan yang sempurna, buta warna, atau tuli termasuk anak-
anak berkebutuhan khusus. Pengertiam anak berkebutuhan khusus kemudian
berkembang menjadi anak yang memiliki kebutuhan individual yang tidak bisa
disamakan dengan anak Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang
diselenggarakan dan diperuntukkan tidak hanya mereka anak-anak yang memiliki
kebutuhan khusus atau keluarbiasaan tetapi juga diintegrasikan bersama anak-
anak normal pada umumnya. Layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus
melalui dua sistem layanan, yaitu layanan pendidikan segregasi dan layanan
terpadu. Sistem layanan pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan yang
terpisah dari sistem pendidikan anak normalyang normal.

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi hak yang harus diterima oleh setiap anak. Bahkan
pendidikan itu diberikan sejak anak berada dalam kandungan, bentuk
pendidikan dalam hal ini seperti melakukan percakapan ringan dipagi dan
sore hari. Pendidikan yang diberikan oleh keluarga menjadi pondasi bagi
anak ketika akan menerima pendidikan dimasa yang akan datang. Untuk
pendidikan ketika anak masih dalam kandungan lazimnya hanya
berkomunikasi saja, namun pendidikan ini akan berbeda ketika anak telah
lahir ada beberapa anak yang lahir dengan kebutuhan khusus dalam hal ini
dibutuhkan perhatian khusus dari orang tua dalam mengahadapinya baik itu
dalam hal tingkah laku maupun perbuatan.
Anak-anak yang mengalami permasalahan atau kelainan pada umumnya
baik dalam kemampuan penglihatan, pendengaran, sosialisasi dan
kemampuan bergerak. Anak seperti itu dikenal sebagai anak berkebutuhan
khusus dan perlu penanganan yang khusus. Anak- anak seperti ini
perkembangannya sangat lamban dan ada saja hambatan-hambatan dalam
perkembangannya, butuh proses yang sangat lama karena anak berkebutuhan
khusus tidak mudah untuk menangkap suatu perubahan dan keadaan
lingkungan sekitar. Orang tua diharapkan berperan proaktif ketika anak
hendak memasuki sekolah formal dengan banyak memberikan informasi
kepada guru, sehingga sangat membantu dalam mengembangkan bakat anak
yang berkebutuhan khusus.
Tidak mudah mendidik anak berkebutuhan khusus atau penyandang
berkelainan, butuh tenaga extra dan perhatian penuh terhadap si anak. Jika si
anak tidak diawasi secara penuh dikhawatirkan akan melakukan hal yang
tidak diinginkan. Anak seperti ini sering mencari cara dan melakukan sesuatu
yang menurutnya akan mengundang perhatian orang tuanya agar merasa
diperhatikan secara penuh dan hanya fokus pada dirinya. Anak berkebutuhan

2
khusus kadang tidak diberikan kesempatan kepada orang tua untuk
memperhatikan keadaan sekitar yang ia inginkan hanya perhatian penuh
terhadap dirinya.
Anak berkebutuhan khusus memerlukan peran orang tua untuk mendorong
dan memotivasi agar si anak merasa sempurna seperti anak-anak lainnya yang
menjalani aktivitas secara normal. Namun memerlukan penanganan khusus
misalnya, disekolahkan dan mengikuti kegiatan yang sesuai dengan
kebutuhannya. Saat ini banyak sekolah yang hanya menangani anak-anak
yang berkebutuhn khusus seperti dikenal dengan sekolah luar biasa (SLB).

B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan diatas maka penulis dapat merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian anak yang berkebutuhan khusus
2. Apa saja Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus?
3. Bagaimana peran orang tua terhadap pendidikan anak berkebutuhan
khusus?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan artikel ini untuk menambah wawasan dan keilmuan bagi
KOHATI khususnya dan pembaca pada umumnya, menjawab pertanyaan
bagaimana menjadi orang tua yang bisa mendidik anak yang berkebutuhan
khusus untuk strategi para orang tua untuk membangun keluarga sakinah
mawadah warahmah. Disamping itu juga untuk memenuhi persyaratan LKK
HMI Cabang Bukittinggi.

3
DASAR-DASAR TEORI
1. Orang Tua
Orang tua merupakan pendidik sekaligus pengasuh, mempunyai peranan
penting dalam dunia pendikakan anak-anak, karna dalam sebuah rumah lembaga
pendidikan peran orang tua penting untuk mengenalkan dan membentuk potensi-
potensi dasar anak dengan baik, baik itu potensi gama, budaya, maupun potensi
sosial. Oleh karena iitu peran orang tua dalam membimbing serta menyelamatkan
anak merupakan tujuan utama dan membuat para orang tua bangga terhadap
potensi dan prestasi anak yang mebanggakan terutama bagi anak kebutuhan
khusus.
Dalam hal ini orang tua di tuntut untuk bisa mengerti dan memahami
kondisi fisik serta psikis dari anak kebutuhan khusus, sehingga memerlukan ekstra
kesabaran dan keahlian khusus dalam menanganinya dan masalah pembelajaran
untuk anak kebutuhan khusus sendiri berbeda dengan pembelajaran anak normal
lainnya.
Pembelajaran untuk anak kebutuhan khusus membutuhkan suatu pola
tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing yang berbeda antara satu
dengan yang alinnya. Dalam penyusunan program pembelajaran untuk setiap
bidang studi hendaknya para orang tua sudah mengetahui dan memberikan
pendidikan yang terbaik buat buah hatinya serta mampu memberikan bimbinghan
yang baik kepada anak berkebutuhan khusus.

2. Pendidikan
Pendidikan sangat berperan dalam mebentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran dan normatif. Tanpa pendidikan mustahil manusia dapat
hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera dan bahagia
menurut konsep pandangan hidup mereka. Proses perkembangan dan pendidikan
manusia tak hanya dipengaruhi oleh proses pendidikan yang lebih dalam sistem
pendidikan formal saja, akan tetapi juga tergantung pada lingkungan pendidikan
yang berada diluar lingkunan formal. Oleh karena itu pendidikan sangatlah
penting dalam kehidupan manusia.

4
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
Kenapa demikan, karna pendidikan upaya mengembangkan potensi-potensin
manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupu n karsanya,
agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
Dasar pendidkan adalah cita-cita kemanusiaan universal.
Pendidiakan bertujuan menyiapakan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan,
organis, harmonis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.

3. Anak
Secara umum menurut para ahli, dikatakan bahwa anak adalah anugerah dari
tuhan yang maha kuasa yang harus dijaga, dididik sebagai bekal sumber daya,
anak merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya. Seorang anak hadir
sebagai amanah dari Tuhan untuk dirawat, dijaga dan dididik yang kelak setiap
orang tua akan diminta pertanggungjawaban atas sifat dan perilaku anak semasa
didunia. Secara harfiah anak adalah seorang cikal bakal yang kelak akan
meneruskan generasi keluarga, bangsa dan negara. Anak juga merupakan sebuah
aset sumber daya manusia yang kelak dapat membantu membangun bangsa dan
negara.2 Dalam literatur lain dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari
perkawinan antara seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak
menyangkut bahwa seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak pernah
melakukan pernikahan tetap dikatakan anak,Anak juga merupakan cikal bakal
lahirnya suatu generasi baru yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa
dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional.Masa depan bangsa dan
negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang, Semakin baik
kepribadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan
bangsa.Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka
akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang. Pada umumnya orang
berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang panjang dalam
rentang kehidupan.3 2www.idjoel.com/penegrtian-anak-menurut-para-ahli/ 3D.Y.
Witanto, Hak dan Kedudukan Anak Luar Kawin, Kencana, Jakarta: 2012, h. 59.
13 2 Menurut pengertian anak baik secara umum maupun pendapat para ahli,
ketika anak beranjak dewasa, dan orang tua tidak mampu maka anak merupakan

5
harapan orang tua untuk bertumpu. Namun pada perkembangan zaman yang
semakin canggih, pergaulan anak juga harus diperhatikan secara seksama.
Pergaulan anak serta kepada siapa anak berteman yang mana dapat mempengaruhi
hidup dan perjalanan hidupnya kelak saat dewasa.

4. Kebutuhan Khusus
kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan (bermakna)
mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, mental-intelektual, social, emosional)
dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak
lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Dengan demikian, meskipun seorang anak mengalami kelainan/ penyimpangan
tertentu, tetapi kelainan/penyimpangan tersebut tidak signifikan sehingga mereka
tidak memerlukan pelayanan pendidikan khusus, anak tersebut bukan termasuk
anak dengan kebutuhan khusus.
Anak – anak yang memiliki kebutuhan individual yang bersifat khas tersebut
dalam proses perkembangannya memerlukan adanya layanan pendidikan khusus.
Dengan demikian, ABK dapat diartikan sebagai anak yang memiliki kebutuhan
individual yang bersifat khas yang tidak bisa disamakan dengan anak normal pada
umumnya sehingga dalam perkembangannya diperlukan adanya layanan
pendidikan khusus agar potensinya dapat berkembang secara optimal.

5. Samawa
Samawa adalah singkatan dari "sakinah mawadah warohmah"
pengertian umum dari kalimat sakinah, mawadah wa rahmah yakni damai,
tenang dan tentram dalam rajut cinta dan kasih sayang nan sejuk dan
abadi.

A. Pengertian Anak yang Berkebutuhan Khusus


Pada mulanya, pengertian anak berkebutuhan khusus adalah anak cacat,
baik cacsat fisik maupun mental. Anak-anak yang cacat fisik sejak lahir,
seperti tidak memiliki kaki atau tangan yang sempurna, buta warna, atau tuli
termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Pengertiam anak berkebutuhan

6
khusus kemudian berkembang menjadi anak yang memiliki kebutuhan
individual yang tidak bisa disamakan dengan anak yang normal1.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk
menggatikan kata “anak luar biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelaian
khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda
antara satu sama lainnya2.
ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) adalah anak yang mengalami
keterlambatan lebih dari dua aspek perkembangan dan lebih dari satu tingkat
umur atau anak yang mengalami penyimpangan. Gangguan dan hambatan
dalam beberapa aspek tersebut adalah3:
1. Fisik (tunanetra, tunarungu, tunadaksa).
2. Bahasa dan komunikasi (tunarungu, anak dengan gangguan komunikasi).
3. Emosi dan perilaku (tunalaras).
4. Sensorimotor (tunadaksa).
5. Intelektual (tunagrahita).
6. Bakat (umum dan khusus).
7. Autisme.
8. Gangguan belajar (learning disabilities).
Dengan demikian, ABK membutuhkan layanan pendidikan khusus. ABK
membutuhkan metode, materi pembelajaran atau kegiatan, pelayanan dan
peralatan yang khusus agar dapat mencapai perkembangan yang optimal,
karena anak-anak ini mungkin akan belajar dengan kecepatan yang berbeda
dan juga dengan cara yang berbeda.
Walaupun ABK memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dengan anak-
anak secara umum, namun mereka harus tetap mendapat perlakuan dan
kesempatan yang sama. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah
memberikan sebutan yang bermartabat kepada mereka.
Penyebutan bagi ABK telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Penerimaan akan penyebutan yang lebih positif menggambarkan bahwa ABK
lebih banyak dilihat persamaannya dengan anak kebanyakan dibandingkan

1
Drs. Slamet Suyanto, M.Ed.,Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, hlm.202.
2
Prof. Dr. Bandi Delphie, M.A., S.E., Pembelajaran Anak Tunagrahita, hlm.1.
3
Dra, Rahmitha R.Psi, Orang Tua Dengan Anak Berkebutuhan Khusus,hlm.7.

7
hanya memerhatikan perbedaan yang dimilikinya. Ketika seseorang dapat
menyebutkan “anak penyandang tunanetra”, itu memberikan pemaknaaan
bahwa kata “anak” di depan memperlihatkan pentingnya penerimaan kita akan
anak itu 10 Orang Tua dengan Anak yang Berkebutuhan Khusus.
Sendiri, bukan sebagai sosok yang lain tetapi anak secara utuh. kata
“penyandang buta” (tunanetra) menunjukkan bahwa “buta (tunanetra)
merupakan kondisi yang dialami anak dan itu adlah persoalan kedua yang
harus menjadi perhatian kita. Dengan demikian penyebutan “anak penyandang
tunanetra” adalah untuk memperlihatkan bahwa anak itu llebih penting
daripada ketidakmampuan yang dialaminya.
Jadi, janganlah kita menyebut anak-anak berkebutuhan khusus ini dengan
sebutan anak cacat, anak buta, anak autis, dan lain sebagainya, melainkan anak
dengan keterbatasan kemampuan fisik, anak dengan ketidakmampuan untuk
melihat, anak penyandang autisme, dan sebagainya.

B. Pendidikan Untuk Anak Berkebutuhan Khusus.


Pendidikan inklusif pada dasarnya adalah proses untuk membuat semua
peserta didik, termasuk di dalamnya kelompok yang tereksklusi, dapat belajar
dan berpartisipasi secara efektif dalam sekolah mainstream tanpa ada yang
terluka dan terdiskriminasi. Pemerintah melalui kebijakannya pendidikan
inklusif dipahami sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki
potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan
peserta didik pada umumnya4.
Hallahan memberikan pengertian Pendidikan inklusif sebagai pendidikan
yang menempatkan semua peserta didik berkebutuhan khusus dalam sekolah
reguler sepanjang hari. Dalam pengertian ini Pendidikan inklusif
diselenggarakan untuk mewadahi anak berkebutuhan khusus dalam
mengenyam pendidikan yang terintegrasi dalam sekolah regular yang

4
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009
Tentang Pendidikan Inklusif (Pensif) Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan Dan
Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa.

8
dilaksanakan secara berkelanjutan. Sementara itu Baihaqi dan Sugiarmin
menyatakan bahwa hakikat inklusif adalah mengenai hak setiap siswa atas
perkembangan individu, sosial dan intelektual.
Pandangan ini menegaskan bahwa pendidikan yang inklusif memandang
peserta didik adalah sama-sama memiliki hak untuk mengembangkan semua
potensinya tanpa ada pembedaan.
Dengan demikian pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang
diselenggarakan dan diperuntukkan tidak hanya mereka anak-anak yang
memiliki kebutuhan khusus atau keluarbiasaan tetapi juga diintegrasikan
bersama anak-anak normal pada umumnya.
Dalam pendidikan inklusif terdapat beberapa prinsip-prinsip, seperti yang
diungkapkan Abdul Salim Choiri5 :
1. Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dasar yang ebih baik

2. Setiap anak berhak memperoleh layanan pendidikan pada sekolah-sekolah


yang ada di sekitarnya

3. Setiap anak memiliki potensi, bakat, dan irama perkembangan masing-


masing yang harus diberikan layanan secara tepat.

4. Pendekatan pembelajaran bersifat fleksibel, kooperatif, dan berdayaguna

5. Sekolah adalah bagian integral dari masyarakat.

METODOLOGI PENULISAN
Metode yang di gunakan dalam penulisan jurnal ini adalah penelitian
kepustakaan (Library Research) yaitu mendalami beberapa teori yang didapat
dari dalam buku atau tulisan lain yang berhubungan dengan pembahasan dalam
jurnal ini. (Sartono katrodirdjo,2006:18).

PEMBAHASAN

Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Kepada Anak


Berkebutuhan Khusus

5
Abdul Salim Choiri, Munawir Yusuf, Sunardi, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Secara Inklusif, (Surakarta: FKIP UNS, 2009), 89.

9
Pada dasarnya pendidikan anak merupakan menjadi tanggung jawab
orangtua sebagai sentral pendidikan untuk anak yang paling penting dan
menentukan. Selain itu seorang anak memperoleh pendidikan, pengarahan,
pembinaan serta pembelajaran untuk yang pertama kalinya dari orangtua
dalam lingkungan keluarganya. Sehingga peran orang tua sangat penting dan
menentukan dalam tumbuh kembang anak termasuk bagi anak
berkebutuhankhusus khusus.
Orang tua merupakan guru bagi anak tidak terkecuali anak berkebutuhan
khusu dalam lingkungan keluarga, di mana orang tua merupakan guru yang
pertama kali memberikan pendidikan, pengarahan dan lain sebaginya.
Kemudian ketika orang tua mensekolahkan anak mereka yang mengalami
kebutuhan khusus, maka segala sesuatu yang disampaikan oleh para orang tua
di rumah. Disinilah kita bisa melihat peran penting orang tua untuk
menjadikan anak berkebutuhan khusus menjadi seorang anak yang mandiri.
Menurut Hewett dan Frenk D 6 . penanganan dan pelayanan orang tua
terhadap anak berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut Ketika potensi
bakat anak berkebutuhan khusus muncul, maka pada umumnya orang tualah
yang pertama kali mengetahuinya. Berdasarkan pengamatan orang tua, maka
segala sesuatu yang terdapat pada diri anak kemudian diinformasikan kepada
guru guna dilakukan tindakan melalui program pembelajaran bagi anak
berkebutuhan khusus. Melalui program pendidikan tersebut diharapakan dapat
mengembangkan bakatnya. Ketika orang tua sering melayani dan bersama
dengan anak yang mengalami kebutuhan khusus, dalam hal ini orangtua akan
merasakan bahwa apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang bisa menjadi
potensi bakat dalam bidang tertentu. Dari situlah kemudian orang tua dapat
melakukan sharing dengan guru di sekolah agar bisa memberikan pendidikan
khusus sesuai dengan bakatnya, sehingga mampu digali dan dikembangkan
bakatnya lebih dalam lagi. Sehingga dapat kesimpulan bahwa orang tua
haruslah lebih berperan aktif dalam mengembangkan pendidikan dan
pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Karena orang tua adalah orang

6
Hewett dan Frenk D, The Emotionally Child in The Classroom Disorders, (USA: Ellyn and
Bacon, Inc, 1968), 9.

10
terdekat bagi anak-anaknya sehingga mereka bisa lebih tahu dan memahami
anaknya sendiri menggunakan ikatan batin atau perasan yang mereka miliki.

KESIMPULAN

Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang diselenggarakan dan


diperuntukkan tidak hanya mereka anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus
atau keluarbiasaan tetapi juga diintegrasikan bersama anak-anak normal pada
umumnya. Layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus melalui dua sistem
layanan, yaitu layanan pendidikan segregasi dan layanan terpadu. Sistem layanan
pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan yang terpisah dari sistem
pendidikan anak normal. Sementara system layanan pendidikan terpadu adalah
sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan
khusus untuk belajar bersama-sama dengan anak normal belajar dalam satu atap.
Peran orang tua dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus, memiliki peran
yang sangat vital. Orang tua sebagai orang yang sudah dari awal hidup bersama
dengan anak sejak mulai dilahirkan, mereka memahami betul tentang bagaimana
pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Ketika anak memasuki masa sekolah
dituntut untuk proaktif dengan para guru terkait pertumbuhan dan
perkembanganya. Potensi dan bakat yang nampak pada diri anak sangat penting
sekali untuk diinformasikan kepada guru sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam memberikan program pendidikan yang tepat bagi anak
berkebutuhan khusus. Sehingga dalam perkembanganya anak akan tumbuh

11
bersama bakatnya tersebut. Dengan ini Kohati sebagai bagian HMI berperan
penting dalam membina perempuan- perempuan.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Slamet Suyanto, M.Ed.,Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini


Prof. Dr. Bandi Delphie, M.A., S.E., Pembelajaran Anak Tunagrahita
Dra, Rahmitha R.Psi, Orang Tua Dengan Anak Berkebutuhan Khusus
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70
Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif (Pensif) Bagi Peserta Didik
Yang Memiliki Kelainan Dan Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau
Bakat Istimewa.

Abdul Salim Choiri, Munawir Yusuf, Sunardi, Pendidikan Anak


Berkebutuhan Khusus Secara Inklusif, (Surakarta: FKIP UNS,
2009),

Hewett dan Frenk D, The Emotionally Child in The Classroom Disorders,


(USA: Ellyn and Bacon, Inc, 1968),

12
13

Anda mungkin juga menyukai