Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN INKLUSI TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Dewi Nugraheni 1, Lena Rosida2, Oski Illiandri2*

1
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Lambung Mangkurat,
Kalimantan Selatan, Indonesia
2
Departemen Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia

*E-mail Korespondensi : oilliandri@ulm.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Pendidikan merupakan hak semua orang, baik itu anak-anak, remaja, orang
dewasa, pria dan wanita, individu normal maupun individu berkebutuhan khusus.

Tujuan: Menganalisis pelayanan dasar terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan
pendidikan inklusi di sekolah dengan adanya pelayanan dasar ABK melalui pendidikan inklusi
dengan tujuan mengembangkan potensi dan kreativitas pada anak, mengidentifikasi anak
berkebutuhan khusus, selanjutnya guru perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis dan
tingkat kelainan anak, diantaranya adalah kelainan fisik, mental, intelektual, sosial dan perasaan.

Metode: Penelitian menggunakan metode studi literature review dengan teknik analisis
deskriptif. Sumber data elektronik berupa ScienceDirect, SAGE dan Google Scholar digunakan
untuk mengumpulkan data.

Pembahasan: Terdapat 40 jurnal dalam kurun waktu 5-7 tahun terakhir yang memenuhi kriteria
didapat bahwa beberapa bentuk layanan anak berkebutuhan khusus adalah bimbingan selaku
konstelasi, bimbingan yang bersifat developmental, bimbingan selaku ilmu. bimbingan selaku
pengembangan pribadi, serta bimbingan selaku pendidikan psikologis.

Simpulan: Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus dalam beberapa kelompok besar secara
terpisah yaitu jenis ABK berdasarkan gangguan sosial dan emosional, jenis ABK berdasarkan
gangguan perilaku, gangguan fisik antara lain tunanetra tunarungu, tunawicara, tunadaksa,
gangguan komunikasi, kesulitan belajar, serta berdasarkan anak berbakat. Adapun bentuk-
bentuk layanan anak berkebutuhan khusus yaitu bimbingan selaku konstelasi, bimbingan yang
bersifat developmental, bimbingan selaku ilmu tindakan. bimbingan selaku pengembangan
pribadi, serta bimbingan selaku pendidikan psikologis.

Kata-kata kunci : pelayanan dasar, anak berkebutuhan khusus, pendidikan inklusi

20
PENDAHULUAN tanpa diskriminasi sehingga mendapatkan
Pendidikan merupakan hak semua pelayanan sesuai kebutuhannya dan
orang, baik itu anak-anak, remaja, orang melaksanakn pendidikan yang
3
dewasa, pria dan wanita, individu normal menekankan pada keberagaman.
maupun individu berkebutuhan khusus. Keadaan anak-anak di Indonesia
Pendidikan itu salah satu kebutuhan dasar sangat berbeda-beda, maka dari itu
setiap manusia untuk menjamin pendidikan inklusi hadir untuk
keberlangsungan hidupnya. Dalam hal ini, memberikan peluang sama untuk tiap anak
setiap peserta didik memiliki kesempatan dengan banyak latar belakang untuk
yang sama untuk memperoleh pendidikan mendapat pendidikan yang berkualitas.
yang sesuai dengan kebutuhannya.1 Hal ini Dengan adanya penyelenggaraan
sudah dikukuhkan dalam peraturan pendidikan inklusi, guru di sekolah reguler
perundang-undang Negara Republik perlu diberi bermacam-macam
Indonesia. UUD 1945 Pasal 32 ayat (1) pengetahuan tentang anak berkebutuhan
menegaskan bahwa “setiap warga negara khusus. Penyelenggaraan pendidikan
berhak mendapatkan pendidikan”. inklusif bersifat fleksibel, dapat berubah
Mengacu daripada itu Undang-Undang sesuai dengan kebutuhan, situasi dan
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem kondisi anak.4
Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat (1) juga Anak berkebutuhan khusus adalah
menegaskan bahwa “setiap warga negara anak yang dalam pendidikan memerlukan
mempunyai hak yang sama untuk pelayanan yang spesifik, berbeda dengan
memperoleh pendidikan yang bermutu”. anak pada umumnya. ABK ini menghadapi
Setiap anak yang terlahir ke dunia itu kesulitan dalam belajar dan
dalam kondisi suci, bersih dan tanpa syarat perkembangan. Oleh sebab itu mereka
apa pun. Setiap anak sudah Sang Pencipta memerlukan layanan pendidikan yang
ciptakan dengan banyak potensi yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing-
berbeda-beda. Anak-anak tersebut masing anak.5 Salah satu programnya yaitu
merupakan anak yang unik, yang satu mengetahui siapa dan bagaimana anak
dengan yang lain tidak bisa disamakan berkebutuhan khusus serta
atau juga dibandingkan. Dari seluruh anak karakteristiknya. Dengan pemahaman
yang lahir normal, ada sebagian kecil anak tersebut diharapkan guru mampu
yang lahir dengan beberapa gangguan melakukan identifikasi peserta didik di
yaitu ada yang secara fisik maupun mental, sekolah, maupun di masyarakat sekitar
tetapi anak-anak tersebut tetap mempunyai sekolah.6
hak untuk mendapatkan kehidupan yang Identifikasi ABK ini perlu agar
layak. Keunikan anak-anak yang terlahir keberadaan mereka dapat dideteksi sedini
dengan kondisi khusus atau special mungkin. Kemudian, program pelayanan
tersebut dikatakan sebagai anak yang sesuai dengan kebutuhan mereka
2
berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusi dapat diberikan. Pelayanan tersebut dapat
bertujuan memberikan kesempatan yang berupa penanganan terapi, terapi, dan
seluas-luasnya dalam pendidikan kepada pelayanan pendidikan dengan tujuan
peserta didik yang memiliki kebutuhan mengembangkan potensi dan kreativitas

21
mereka, mengidentifikasi anak sekolah. Proses pengumpulan data
berkebutuhan khusus, kemudian perlu dilakukan melalui situs jurnal online yang
pengetahuan tentang banyak jenis dan dapat diakses dan di download versi full
tingkat kelainan anak, diantaranya adalah text dalam kurun waktu 5-7 tahun terakhir.
kelainan fisik, mental, intelektual, sosial Sumber data elektronik yang digunakan
dan perasaan. Selain bermacam kelainan meliputi Science Direct dan Google
tersebut ada juga anak yang memiliki Scholar. Langkah pertama yang dilakukan
potensi kecerdasan dan anak yang pada penelitian ini adalah mencari dan
mempunyai kecerdasan dan bakat luar mengunduh jurnal dengan memasukkan
biasa. Masing-masing memiliki ciri dan istilah umum yaitu pelayanan dasar, anak
tanda-tanda khusus atau karakteristik yang berkebutuhan khusus, pendidikan inklusi.
dapat digunakan oleh guru untuk Kemudian mulai menggunakan istilah
mengidentifikasi anak dengan kebutuhan khusus yaitu pelayanan ABK. Artikel ini
pendidikan khusus. Untuk mengungkap pelayanan dasar terhadap
mengidentifikasi yang secara keseluruhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) lewat
dan mendetail, diperlukan tenaga pendidikan inklusi di sekolah. Lalu yang
profesional yang berwenang, seperti dokter dilakukan setelahnya adalah mencoba
anak, psikolog, ortopedagogik, psikiater, melakukan filter kembali jurnal-jurnal
dan sebagainya. Jika di sekolah tidak ada tersebut melalui abstrak. Jika terdapat
tenaga profesional yang dimaksud maka literatur yang tidak sesuai dengan tujuan
dengan alat identifikasi ini, guru, orang penelitian akan di eliminasi. Hingga pada
tua, dan orang terdekat lainnya dapat akhir proses eliminasi terdapat 41 jurnal
melakukan identifikasi, asal dilaksanakan maupun artikel yang sesuai dengan tujuan
dengan cermat dan hati-hati. Kemudian penelitian yang telah ditetapkan.
hasil dari identifikasi tadi dapat dijadikan
contoh untuk memberikan layanan HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendidikan Khusus secara inklusif.5,6 Anak berkebutuhan khusus dapat
Tujuan adanya pendidikan inklusi diartikan sebagai anak yang mengalami
yaitu agar mengajarkan kepada siswa agar keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik,
bisa mengapresiasikan dan menghargai mentalintelektual, sosial, maupun
orang lain, bisa menyadari bahwa mereka emosional, yang berpengaruh secara
merupakan bagian dari masyarakat luas, signifikan dalam proses pertumbuhan atau
bisa menghargai perbedaan cara pandang, perkembangannya dibandingkan dengan
dan bisa menerima tugas dalam anak-anak lain yang seusia dengannya.7
masyarakat dan lingkungan sosialnya.5 Anak Berkebutuhan Khusus atau ABK
merupakan individu dengan karakteristik
METODOLOGI PENELITIAN khusus yang berbeda dengan anak pada
Metode penelitian ini umumnya, khususnya pada aspek kognitif,
menggunakan metode studi literature perasaan, atau fisik.8 Anak berkebutuhan
review guna menganalisis pelayanan dasar khusus (ABK) juga adalah anak-anak yang
terhadap Anak Berkebutuhan Khusus memiliki gangguan atau ketidakmampuan
(ABK) melalui pendidikan inklusi di dan anak-anak yang tergolong mempunyai

22
bakat tersendiri dibandingkan dengan anak pendidikan yang memberikan kesempatan
normal. Sedangkan anak yang mempunyai kepada semua peserta didik yang memiliki
gangguan mental adalah anak yang kelainan dan mempunyai potensi besar
mempunyai kelainan mental yang terhadap kecerdasan atau bakat istimewa
disebabkan faktor-faktor tertentu. untuk ikut dalam pendidikan atau
Disability atau ketidakmampuan adalah pembelajaran dalam lingkungan
keterbatasan fungsi yang membatasi pendidikan secara bersama-sama dengan
kemampuan seseorang.9 peserta didik pada umumnya.13
Sebagai manusia, Anak Istilah dari pendidikan inklusif
Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki ataupun pendidikan inklusi merupakan
hak untuk tumbuh dan berkembang di istilah yang disuarakan oleh UNESCO
tengah-tengah keluarga, masyarakat, dan berasal dari kata Education for All yang
bangsa. Mereka memiki hak untuk sekolah artinya pendidikan yang ramah untuk
sama seperti orang lain yang tidak semua, dengan pendekatan pendidikan
memiliki kelainan.10 Disabilitas yang berusaha menjangkau semua orang
merupakan adanya kondisi mengenai tanpa terkecuali.14 Program “Education for
hilangnya normalitas dari fungsi atau All” yang didirikan komunitas
struktur anatomi, psikologi maupun internasional dan pendidikan inklusi
fisiologi seseorang. Dengan keterbatasan sebagai inisiatif pengembangnya,
inilah seseorang menajdi terbatas dalam keduanya merupakan bukti dari
melakukan kegiatan seharihari. Kondisi ini keprihatinan global terhadap tingginya
juga mengakibatkan keterbatasan pada kasus diskriminasi di bidang pendidikan
kesempatan bergaul, bersekolah, hal inilah pada khususnya.15 Diadakannya
yang menyebabkan mereka berbeda Konferensi Dunia tentang Pendidikan
dengan orang lain.11 Adapun ciri lainnya Berkebutuhan Khusus yang dibuat
adalah kelainan fisik pada anak, anak UNESCO tahun 1994 menghasilkan
mudah iri dengan saudaranya sendiri, anak Pernyataan Salamanca yang mengatakan
melukai dirinya sendiri, anak lebih suka bahwa pendidikan inklusi merupakan
menirukan segala sesuatu yang dilihatnya perkembangan pelayanan pendidikan
entah sesuatu itu baik atau buruk, kesulitan terkini dari model pendidikan bagi anak
belajar dan sangat mudah terpancing berkebutuhan khusus, dengan prinsip
kemarahan tanpa alasan yang jelas.12 mendasar dari pendidikan inklusi, selama
Berdasarkan beberapa pengertian di memungkinkan, semua peserta didik
atas dapat disimpulkan bahwa anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa
berkebutuhan khusus adalah anak yang memandang kesulitan ataupun perbedaan
memiliki keterbatasan tersendiri yang mungkin ada pada mereka.15
dibandingkan dengan anak normal. Pendidikan inklusif saat ini telah
menjadi isu yang sangat menarik dan
Pengertian Pendidikan Inklusi menjadi fokus perkembangan dalam sistem
Berdasarkan Permendiknas No. 70 pendidikan nasional. Ini karena,
tahun 2009, pengertian Pendidikan Inklusi, pendidikan inklusif memberi layanan dan
adalah system penyelenggaraan perhatian khusus bagi banyak siswa yang

23
mempunyai kebutuhan khusus untuk bisa layanan pendidikan mensyaratkan agar
mendapatkan pendidikan pada sekolah- semua anak berkelainan dilayani di
sekolah umum atau regular.16 Pendidikan sekolahsekolah terdekat, di kelas reguler
inklusif sangat penting karena memberikan bersama-sama teman seusianya.24
peluang kepada banyak individu yang Pendidikan inklusi adalah
mempunyai keberagaman tanpa melihat penempatan anak berkebutuhan khusus
latar belakang untuk meraih kesempatan ringan, sedang dan berat secara penuh
yang sama dalam mendapatkan pendidikan dikelas yang sama dengan siswa regular.
yang berkualitas.17 Tujuan pendidikan inklusi ini tidak ada
Secara konseptual pendidikan kesenjangan di antara anak berkebutuhan
inklusif merupakan sistem layanan khusus dengan anak normal lainnya.
Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang Diharapkan melalui pendidikan Inklusi
mempersyaratkan agar semua ABK anak dengan kebutuan khusus dapat
dilayani di sekolah umum terdekat memaksimalkan potensi yang ada dalam
bersama teman seusianya.18 Pendidikan dirinya.25
inklusi merupakan cara menanggapi dan Pendidikan inklusif diharapkan
menangani keragaman kebutuhan semua mampu membuat anak berkebutuhan
peserta didik melalui peningkatan khusus tidak termarginalkan dan mampu
partisipasi pembelajaran serta mengurangi membuat mereka mengembangkan
eksklusi di dalam dan dari Pendidikan.19 26
potensinya. Pendidikan inklusi adalah
Pendidikan inklusi merupakan cara yang suatu sistem layanan pendidikan yang
ada dengan terencana dan terarah ketika diberikan untuk memberikan kesempatan
ruang lingkup penanganan ABK bersama dan mengikutsertakan anak berkebutuhan
bersama teman sebaya tidak hanya tertuju khusus belajar disekolah umum atau
kepada keistimewaan saja, tetapi sekolah terdekat bersama-sama dengan
bagaimana memberi layanan secara utuh siswa reguler sebagai upaya
pada pribadi manusia selain keistimewaan mengembangkan potensi siswa dan
juga memperkuat potensi dan kelebihan tercipta suasana belajar yang kondusif.27
yang dimiliki.20 Sekolah inklusi merupakan sekolah
Pendidikan inklusi merupakan yang memberi peluang kepada ABK agar
sebuah alternatif yang ditawarkan oleh belajar bersama dengan anak normal di
pemerintah untuk melayani Anak kelas yang sama. Sekolah penyelenggara
Berkebutuhan Khusus (ABK).21 pendidikan inklusi perlu didukung oleh
Pendidikan inklusif itu suatu pendekatan tenaga pendidik keahlian khusus dalam
yang inovatif dan strategis untuk lebih jalannya pembinaan ABK secara umum.28
meluaskan jalan pendidikan untuk semua Menurut Setiati & Yusuf tahun 2016
salah satunya anak penyandang cacat.22 pendidikan Inklusi adalah cara belajar
Pelaksanaan pendidikan inklusi merupakan mengajar dimana peserta didik difabel
bentuk pemerataan dan wujud nyata menempuh pendidikan bersama dengan
pendidikan tanpa adanya diskriminasi anak peserta didik nondifabel di sekolah reguler
untuk mengenyam pendidikan yang dengan modifikasi kurikulum dan
sama.23 Pendidikan inklusi sebagai sistem

24
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka; 2) mewujudkan
kemampuan siswa.29 penyelenggaraan pendidikan yang
Pendidikan inklusi menjadi salah didalamnya dapat menghargai
satu solusi untuk mewujudkan cita-cita keanekaragaman, dan tidak memunculkan
penyamarataan hak di bidang pendidikan, diskriminatif bagi semua peserta didik.33
pendidikan inklusi memberikan gambaran Menurut Direktorat Pendidikan Luar
bahwa pendidikan adalah hak semua Biasa ada 4 ciri arti, diantara yaitu (1)
anak.30 proses yang berjalan dalam usahanya
Pendidikan inklusif mempunyai menemukan caracara merespon keragaman
tujuan yaitu agar mengurangi bentuk individu, (2) mempedulikan caracara untuk
diskriminatif pada anak berkebutuhan meruntuhkan hambatan-hambatan anak
khusus. Peranan seorang guru pembimbing dalam belajar, (3) anak kecil yang hadir (di
khusus sangat diperlukan dalam sekolah), berpartitipasi, dan mendapatkan
mengoptimalkan perkembangan anak hasil belajar yang bermakna dalam
secara akademik maupun non akademik.31 hidupnya, dan (4) diperuntukkan utamanya
Berdasarkan beberapa pengertian di atas bagi anak-anak yang tergolong marginal,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan eksklusif, dan membutuhkan layanan
inklusi adalah adanya penyelenggaraan pendidikan khusus dalam belajar.34
pendidikan yang memberikan peluang Berbicara tentang pendidikan inklusi
kepada anak berkebutuhan khusus di kelas adalah berbicara semua anak (education
yang sama dengan siswa reguler agar anak for all). Anak merupakan individu yang
dapat memaksimalkan potensi dan unik dengan tumbuh kembang dan
kreativitasnya dalam suasana belajar yang kebutuhan yang berbeda-beda. Untuk
kondusif. Peran seorang guru menjadi mengakomodasi kebutuhan tersebut,
figure terdepan dalam menentukan layanan pendidikan harus disesuaikan
keberhasilan penerapan program inklusi dengan kebutuhan peserta didik.35
disekolah. Dalam hal guru harus Menurut Ilahi tahun 2013 dalam
dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat pendidikan inklusif terdapat beberapa
mengelola kelas dengan baik mengingat prinsip yang berkaitan langsung dengan
komposisi kelas yang lebih bervariasi jaminan akses dan peluang bagi semua
dengan adanya anak yang berkebutuhan anak Indonesia untuk memperoleh
khusus.32 pendidikan tanpa memandang latar
Ada hal perlu diteliti lebih lanjut belakang kehidupan mereka. (1)
mengenai tujuan pendidikan inklusif, Pendidikan inklusif memberi peluang pada
yaitu: 1) memberikan kesempatan yang banyak keragaman yang ada pada siswa.
seluas-luasnya kepada semua peserta didik (2) Pendidikan inklusif melakukan
yang memiliki kelainan fisik, emosional, penghindaran pada semua aspek negatif
mental, dan sosial atau memiliki bakat labeling. (3) Pendidikan inklusif selalu
istimewa dan potensi kecerdasan dalam melakukan (Check) dan (Balances).36
bidang akademik maupun non akademik
untuk memperoleh pendidikan yang Jenis-Jenis dan Karakter Anak
bermutu sesuai dengan kemampuan dan Berkebutuhan Khusus (ABK)

25
Berikut akan dipaparkan jenis-jenis berfikir, berbicara, membaca, menulis,
anak berkebutuhan khusus dalam beberapa mengeja, berhitung, termasuk kondisi
kelompok besar secara terpisah:37 seperti gangguan persepsi, kerusakan
1. Jenis ABK Berdasarkan Gangguan otak, dan disleksia.
Sosial dan Emosional. Mangunsong 6. Jenis ABK berdasarkan Anak Berbakat,
berpendapat ada anak yang yaitu indigo Anak berbakat juga
berkebutuhan khusus itu dari gangguan dimasukkan dalam anak berkebutuhan
sosial dan emosional yang disebut khusus karena ia berbeda dengan
“Tuna Laras”, adalah anak yang anakanak lainnya. Perbedaan ini
mempunyai gangguan ketika terletak pada adanya ciri-ciri yang khas
memberikan respon kronis yang tidak yang menunjukkan pada keunggulan
dapat diterima secara sosial oleh dirinya.
lingkungan atau cara-cara personal
yang kurang memuaskan, tetapi masih Pentingnya dan Manfaat Layanan
dapat dididik agar bertingkah laku yang Dasar Terhadap Anak Berkebutuhan
diterima oleh kelompok sekitar. Khusus (ABK) Melalui Pendidikan
2. Jenis ABK, Berdasarkan Gangguan Inklusi
Perilaku. Quay dan Peterson Anak anak berkebutuhan khusus
menyatakan ada 6 jenis gangguan (ABK) diberikan pelayanan khusus sejalan
perilaku, yaitu: perilaku agresif, dengan kecenderungan dan potensi
perilaku anti sosial, kecemasan/menarik tuntutan dalam perkembangan dunia
diri, gangguan pemusatan perhatian, mengenai penyelenggaraan Pendidikan
gangguan gerak perilaku psikotik inklusi Pada tahun 2004, di Indonesia juga
3. Jenis ABK, Berdasarkan Gangguan mengadakan suatu konvensi nasional yang
Fisik Antara lain: diselenggarakan di Bandung, dan
Tunanetra Tunarungu, Tunawicara, menghasilkan suatu Deklarasi Bandung
Tunadaksa mengenai perjanjian Indonesia dalam
4. Jenis ABK, Berdasarkan gangguan menuju pendidikan inklusi. Kemudian
komunikasi, yaitu autis Adalah pada tahun 2005, dalam rangka
gangguan perkembangan yang terjadi memperjuangkan hak-hak anak dengan
pada anak yang mengalami kondisi hambatan belajar, maka selanjutnya
menutup diri, gangguan ini diselenggarakannya suatu simposium
mengakibatkan anak mengalami internasional. Simposium ini
keterbatasan dari segi komunikasi, diselenggarakan di daerah Bukit Tinggi
interaksi sosial, dan perilaku dan menghasilkan rekomendasi yang
5. Jenis ABK, berdasarkan kesulitan disebut dan dikenal sebagai rekomendasi
belajar. Yaitu anak yang ada masalah Bukit Tinggi. Di dalam rekomendasi Bukit
pada satu atau lebih dari cara psikologi Tinggi ini berisi tentang penekanan
dasar yang mencakup pengertian atau terhadap penyelenggaraan pendidikan
penggunaan bahasa baik lisan maupun inklusi yang bermanfaat bagi seluruh
tulisan dimana hambatannya dapat aspek anak agar terus dikembangkan untuk
berupa ketidak mampuan mendengar, menjamin semua anak agar memiliki dan

26
memperoleh kesempatan yang sama untuk
belajar, serta dalam memperoleh Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan
Pendidikan yang layak dan berkualitas.38 Konseling Anak Berkebutuhan Khusus
Menurut Purwanta tahun 2002 ada
beberapa alasan pentingnya pendidikan Penyelenggaraan pendidikan inklusi
inklusi dikembangkan dalam layanan merupakan bentuk upaya pemerintah yang
pendidikan bagi anak luar biasa. Alasan diharapkan mampu mencetak generasi
tersebut antara lain:39 penerus yang dapat memahami dan
1. Semua anak, baik cacat maupun tidak menerima segala bentuk perbedaan dan
mempunyai hak yang untuk belajar tidak menciptakan diskriminasi dalam
bersamasama dengan anak yang lain. kehidupan masyarakat ke depannya.40
b. Seyogyanya anak tidak diberi label Bentuk dari layanan bimbingan anak
atau dibedabedakan secara rigid, tetapi berkebutuhan khusus sebagai berikut :
perlu dipandang bahwa banyak dari Bimbingan selaku Konstelasi. Layanan
anak tersebut mempunyai masalah Bimbingan ini mengakui bahwa layanan
dalam yang diperlukan siswa bukan hanya
belajar bimbingan saja, tapi ada pula layanan-
2. Tidak ada alasan yang mendasar untuk layanan lain seperti:37
melakukan pemisahan anak dalam 1. Bimbingan yang bersifat
pendidikan. Anak memiliki adanra developmental. Semua model
rasa ingin bersama yang saling bimbingan pada dasarnya
diinginkan mereka. Ia tidak pernah mengindahkan perkembangan siswa,
ada upaya untuk melindungi dirinya tapi tidak disebut bimbingan
dengan yang lain. perkembangan
3. Penelitian menunjukkan bahwa anak 2. Bimbingan selaku Ilmu Tindakan.
cenderung menunjukkan hasil yang Bertujuan kedudukan guru dalam
baik secara akademik dan sosial bila pendidikan menurut Tiedeman dan
mereka berada pada setting Field adalah superior di atas konselor.
kebersamaan. Tempat bimbingan bukan di samping
4. Tidak ada layanan pendidikan di SLB pendidikan, melainkan didalam
yang mampu mengambil bagian dalam pendidikan
menangani anak di sekolah pada 3. Bimbingan selaku Pengembangan
umumnya. Pribadi. Menurut pandangan Kehas,
5. Semua anak membutuhkan pendidikan pendidikan bukan sekedar mengajar
yang dapat mengembangkan sebagaimana yang terjadi selama ini,
hubungan antar mereka dan melainkan keterlibatan dengan belajar,
mempersiapkan untuk hidup dalam termasuk didalamnya bimbingan.
masyarakatnya. 4. Bimbingan selaku Pendidikan
6. Hanya pendidikan inklusi yang Psikologis. Pendidikan psikologis
potensial untuk menekan rasa takut adalah pengalaman pendidikan yang
dalam membangun kebertemanan, dirancang untuk memberikan
tanggung jawab, dan pemahaman diri.

27
pengaruh pada perkembangan pribadi, dan konseling ABK itu dapat dilakukan
etik, estetik, dan pandangan hidup. melalui pendekatan individual dan
pendekatan kelompok, yang kemudian
Layanan Pendidikan bagi Anak disesuaikan dengan tujuan dan masalah
Berkebutuhan Khusus (ABK) yang sedang dihadapi, lebih lanjut
disebutkan sebagai berikut:41
Menurut Purwanta tahun 2005, ada 1. Pendekatan individual dan kelompok
beberapa karakteristik pendidikan inklusi 2. Pendekatan behavior
yang dapat dijadikan dasar layanan 3. Pendekatan reality.
pendidikan bagi ABK diantaranya: 41
1. Pendidikan inklusi berusaha PENUTUP
menempatkan anak dalam keterbatasan
lingkungan seminimal mungkin. Pendidikan merupakan hak semua
Kemudian anak mampu berinteraksi orang, baik itu anak-anak, remaja, orang
dengan lingkungan dan masyarakat dewasa, pria dan wanita, individu normal
sekitar. maupun individu berkebutuhan khusus.
2. Pendidikan inklusi melihat anak bukan ABK yaitu anak yang mempunyai
pada kekurangannya, tapi melihat ABK keterbatasan dalam dirinya jika
itu adalah anak yang memiliki dibandingkan dengan anak normal. Untuk
kebutuhan khusus untuk memperoleh itu hadirnya Mahasiswa Kampus Mengajar
perlakuan yang optimal sesuai dengan diharapkan juga dapat meningkatkan
kemampuan yang dimiliki anak. semangat dan prestasi pada semua siswa
3. Pendidikan inklusi lebih mementingkan baik siswa normal maupun pada siswa
pembauran bersama anak lain seusianya yang berkebutuhan khusus. Pendidikan
dalam sekolah reguler. inklusi adalah untuk penyelenggaraan
4. Pendidikan inklusi menginginkan pendidikan yang memberikan kesempatan
pembelajaran secara individual walau kepada anak berkebutuhan khusus di kelas
pembelajarannya dilaksanakan secara yang sama dengan siswa reguler yang
klasikal. Proses belajar lebih bersifat bermanfaat agar anak dapat
kebersamaan daripada persaingan. memaksimalkan potensi dan kreativitasnya
dalam suasana belajar yang kondusif.
Menurut Sunardi tahun 2005, adanya Adapun jenis-jenis anak
layanan bimbingan bagi ABK harus berkebutuhan khusus dalam beberapa
berdasar pada prinsip-prinsip tertentu. kelompok besar secara terpisah yaitu jenis
Prinsip tersebut secara garis besar ABK berdasarkan gangguan sosial dan
berkenaan dengan 4 sasaran adalah: emosional, jenis ABK berdasarkan
1. Sasaran layanan bimbingan gangguan perilaku yaitu perilaku agresif,
2. Permasalahan Individu perilaku anti sosial, kecemasan/menarik
3. Program Layanan Bimbingan diri, gangguan pemusatan perhatian,
4. Pelaksanaan Layanan Bimbingan.41 gangguan gerak perilaku psikotik, jenis
ABK berdasarkan gangguan fisik antara
Suhaeri dan Purwanta tahun 1996 lain tunanetra tunarungu, tunawicara,
menyatakan tentang layanan bimbingan

28
tunadaksa, jenis ABK berdasarkan Kabupaten Pidie. Gender Equality:
gangguan komunikasi, jenis ABK International Journal of Child and
berdasarkan kesulitan belajar, jenis ABK Gender Studies, 3 (2): 120-135.
berdasaarkan anak berbakat. Adapun 2. Adiarti, W. (2014). Implementasi
bentuk-bentuk layanan anak berkebutuhan Pendidikan Inklusi melalui Strategi
khusus yaitu bimbingan selaku konstelasi, Pengelolaan Kelas yang Inklusi Pada
bimbingan yang bersifat developmental, Guru Taman Kanak-kanak di
bimbingan selaku ilmu tindakan. Kecamatan Ngalian, Semarang.
bimbingan selaku pengembangan pribadi, Rekayasa, 12 (1): 70-78.
serta bimbingan selaku pendidikan 3. Dewi, N. K. (2017). Manfaat Program
psikologis. Pendidikan Inklusi untuk AUD.
Perlu dilakukan adanya penelitian Jurnal Pendidikan Anak, 6 (1): 12-19
dan riset yang lebih lanjut tentang peserta 4. Rahmawati, T. dkk. (2020). Model
didik ABK lainnya agar ABK dapat belajar Pendampingan Belajar Orang Tua
dengan baik dan optimal di sekolah Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
inklusif. Selama Masa Pandemi. Academica
Journal of Multidisciplinary Studies,
UCAPAN TERIMA KASIH 4 (2): 257 - 266
Dengan terselesaikannya artikel ini 5. Pradipta, R. F. & Dewantoro, D.A.
penulis mengucapkan terimakasih sebesar- (2019). Origami and Fine Motoric
besarnya kepada Allah Swt. atas limpahan Ability of Intellectual Disabiliy
dan karunianya sehingga penulis mampu Students. International Journal of
menyelesaikan artikel ini. Kemudian Innovation, 5 (5): 531 545.
penulis juga mengucapkan banyak terima 6. Pradipta, R. F., & Andajani, S. J.
kasih kepada Ayah dan Ibu tercinta. Serta (2017). Motion Development Program
kepada teman-teman FKIP dan FK for Parents of Child with Cerebral
Universitas Lambung Mangkurat. Penulis Palsy. Jurnal Penelitian dan
juga mengucapkan terima kasih kepada Pengembangan Pendidikan Luar
semua pihak yang telah membagi sebagian Biasa, 4 (2): 160-164.
pengetahuannya sehingga penulis dapat 7. Hamzah, A. dkk. (2021).
menyelesaikan artikel ini. Penulis Pembelajaran di Masa Pandemi Bagi
menyadari artikel yang ditulis ini masih Siswa Berkebutuhan Khusus di SD
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Negeri 5 Lubai. Ibtida’: Media
kritik dan saran yang membangun akan Komunikasi Hasil Penelitian, 2 (2):
penulis nantikan demi kesempurnaan 95-105.
artikel ini. 8. Rafikayati, A dkk. (2018).
Pengaruh Implementasi Layanan
Bimbingan Pribadi Sosial Terhadap
DAFTAR REFERENSI
Penyesuaian Diri Anak Berkebutuhan
1. Yasa, R. B., & Julianto. (2017). Khusus (ABK) di Sekolah Inklusif
Evaluasi Penerapan Pendidikan Sman 10 Surabaya. Buana
Inklusi Di Sekolah Dasar di
Kotamadya Banda Aceh dan

29
Pendidikan: Jurnal FKIP Unipa 17. Anafiah, S & Anafiah, D. W. (2018).
Surabaya, XIV (26): 151 - 157. Pelaksanaan Pendidikan Inklusi di SD
9. Marani, A. (2017). Kurikulum Bagi Tumbuh 2 Yogyakarta. Wacana
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Akademika, 2 (1): 73 - 84.
Jurnal Studia Insania, 5 (2): 105-119. 18. Agustin, I. (2019). Permasalahan
10. Azhuri, I.R. dkk. (2021). Survei dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Motivasi Belajar Pendidikan Jasmani Inklusi di SDN Sekecamatan Soko
pada Siswa Sekolah Luar Biasa di Kabupaten Tuban. ELSE (Elementary
Kabupaten Karawang. Jurnal Literasi School Education Journal), 3 (2): 17-
Olahraga, 2 (2): 96-103. 26.
11. Khoyimah, A.N. dkk. (2019). 19. Musyafira, H. D., & Hendriani, W.
Implementasi Pendidikan Inklusi di (2021). Sikap Guru Dalam
TK Desa Mranggen 01 Sukoharjo. Mendukung Keberhasilan
Academica Journal of Pendidikan Inklusi. Jurnal
Multidisciplinary Studies, 3 (2): 291- Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian
300. dan Kajian Kepustakaan di Bidang
12. Rezieka, D.G. dkk. (2021). Faktor Pendidikan, Pengajaran dan
Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus Pembelajaran, 7 (1): 75 - 85.
dan Klasifikasi ABK . Jurnal 20. Hajar, S. (2017). Analisis Kajian
Pendidikan Anak Bunayya, 7 (2): 40- Teoritis Perbedaan, Persamaan Dan
53. Inklusi Dalam Pelayanan Pendidikan
13. Lattu, D. (2018). Peran Guru Dasar Bagi Anak Berkebutuhan
Bimbingan dan Konseling pada Khusus (ABK) . Jurnal Ilmiah Mitra
Sekolah Penyelenggara Pendidikan Swara Ganesha, 4 (2): 37- 48.
Inklusi. Jurnal Bimbingan dan 21. Lukitasari, dkk. (2017). Evaluasi
Konseling Terapan, 2 (1): 61-67 . Implementasi Kebijakan Pendidikan
14. Herawati, N. I. (2016.). Pendidikan Inklusi . Kelola Jurnal Manajemen
Inklusif. EduHumaniora, 2 (1): 1-11. Pendidikan, 4 (2): 121 - 134.
15. Hasanah, U. dkk. (2019). 22. Setianingsih, E. S., & Setianingsih, I.
Mengelaborasi Education for All (2019). Implementasi Pelaksanaan
dengan Pendidikan Inklusi dalam Pendidikan Inklusi di SD Bina
Menumbangkan Hegemoni Harapan Semarang. Jurnal Taman
Diskriminasi Pendidikan. Indonesian Cendekia, 8 (1): 257 - 268.
Journal of Early Childhood Issues, 2 23. Suwandayani, B. I. (2019). Penerapan
(1): 1-12. Pendidikan Inklusi Berbasis
16. Agustin, I. (2019). Penerapan Kontekstual di Sekolah Dasar. ELSE
Identifikasi, Assesmen dan (Elementary School Education
Pembelajaran Bagi Anak Journal), 3 (1): 44 - 54.
Berkebutuhan Khusus di Sekolah 24. Lastaria, L. & Istiqlaliyah, I. (2019).
Dasar Penyelenggara Pendidikan Problematika Guru dalam
Inklusi. Edustream: Jurnal Pembelajaran Matematika pada
Pendidikan Dasar, 3 (2): 72-80.

30
Pendidikan Inklusi. Jurnal Hadratul Terhadap Pelayanan Anak
Madaniyah, 6 (1): 10 – 23. Berkebutuhan Khusus di Sekolah
25. Fernandes, R. (2017). Adaptasi Inklusi Kabupaten Lumajang. Jurnal
Sekolah terhadap Kebijakan Pendidikan Inklus, 2 (2): 93-108.
Pendidikan Inklusif. Jurnal Socius: 32. Sutisna, D. dkk. (2020). Penerapan
Journal of Sociology Research and Program Pendidikan Inklusi di SDN 1
Education, 4 (2): 119-125. Sangkawana Lombok Tengah.
26. Nurvitasari, S. dkk. (2018). Konsep Progres Pendidikan, 1 (2): 115 - 128.
dan Praktik Pendidikan Inklusi di 33. Sholawati, S. A. (2019). Manajemen
Sekolah Alam Ramadhani Kediri. Pembelajaran Pendidikan
Jurnal Indigenous, 3 (1): 15-22. Inklusi Pada Anak Berkebutuhan
27. Kurniawati, H. dkk. (2021). Desain Khusus di SDN Kalirungkut-1
Pendidikan Inklusi Masa Surabaya. Jurnal Abdau: Jurnal
Pandemi COVID-19: Studi Kasus di Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 2
PG TK Alam PATRICK Depok. (1): 2622 - 3902.
Jurnal Dirosah Islamiyah, 3 (1): 246- 34. Fajriani, F. dkk. (2021). Identifikasi
261. Anak Berkebutuhan Khusus di
28. Sulistyorini, S. (2019). Implementasi Sekolah Dasar Negeri 57 Banda Aceh
Layanan Inklusi ABK pada Satuan . Pedagogik: Jurnal Ilmiah
Pendidikan pada Anak Usia Dini. Pendidikan dan Pembelajaran
Proceedings of The 4th Annual Fakultas Tarbiyah Universitas
Conference on Islamic Early Muhammadiyah Aceh, 8 (1): 108-123.
Childhood Education (pp. 53-66). 35. Shofa, M. F. (2018). Implementasi
Yogyakarta: Study Program of Islamic Manajemen Pendidikan Inklusi di
Education for Early Childhood, Paud Inklusi Saymara Kartasura. At
Faculty of Tarbiyah and Teaching Tanbawi, 3 (2): 107-123.
Science, State Islamic University 36. Kusnia, N. (2018). Sumber Daya
Sunan Kalijaga. dalam Implementasi Kebijakan
29. Muhibbin, M. A. (2021). Tantangan Pendidikan Inklusi di SDN Betet 1
dan Strategi Pendidikan Inklusi di Kediri. Jurnal Dinamika Manajemen
Perguruan Tinggi di Indonesia: Pendidikan, 3 (1): 25 - 30.
Literature Review. Jurnal Pendidikan 37. Awwad, M. (2015). Urgensi Layanan
Inklusi, 4 (2): 92-102 . Bimbingan dan Konseling Bagi Anak
30. Istiqomah, H. (2020). Survei Tentang Berkebutuhan Khusus. Al-Tazkiah, 7
Penerapan Mata Kuliah Pendidikan (1): 46-64.
Inklusi pada Semua Program Studi di 38. Mansir, F. (2021). Paradigma
FKIP Unversitas Lambung Pendidikan Inklusi dalam Perspektif
Mangkurat. Jurnal Pendidikan Inklusi, Pendidikan Islam: Dinamika pada
4 (1): 22-36. Sekolah Islam. Tadrib: Jurnal
31. Wardah, E. Y. (2019). Peranan Guru Pendidikan Agama Islam, 7 (1): 1-17.
Pembimbing Khusus Lulusan 39. Jauhari, A. (2017). Pendidikan Inklusi
Nonpendidikan Luar Biasa (PLB) sebagai Alternatif Solusi Mengatasi

31
Permasalahan Sosial Anak
Penyandang Disabilitas. IJTIMAIYA:
Journal of Social Science Teaching, 1
(1): 24-36.
40. Darma, I.P., & Rusyidi, B. (2015).
Pelaksanaan Sekolah Inklusi di
Indonesia. 2 (2): 147 - 300.
41. Badiah, L. I. (2017). Urgensi
Bimbingan dan Konseling bagi Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) di
Sekolah Inklusi. Prosiding Seminar
Nasional Peran Bimbingan dan
Konseling dalam Penguatan
Pendidikan Karakter Surabaya:
Universitas Ahmad Dahlan.

32

Anda mungkin juga menyukai