Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG)

Volume 3 No 1 Maret 2022


ISSN: 2721-2033

SLR: PERAN GURU PADA KEGIATAN UKGS TERHADAP


KARIES GIGI ANAK SD

Kevin Aprilia Kusuma Wijaya 1*, Ida Chairanna Mahirawatie 2 , Agus Marjianto3
1,2,3
Jurusan Kesehatan Gigi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
*
Corespondeng E-mail: kevinaprilia3@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Karies gigi adalah masalah kesehatan gigi dan
mulut yang paling sering dialami anak usia sekolah. Anak
dengan usia 6–12 tahun merupakan usia yang rawan dan kritis
Kata kunci: yang dapat terkena karies gigi dan pada usia tersebut
Peran Guru, UKGS, Karies mempunyai sifat khusus yaitu masa di mana terjadi peralihan
Gigi, Anak SD dari gigi susu ke gigi permanen. Guru merupakan salah satu
orang yang berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan gigi
dan mulut muridnya. Selain memiliki peran utama yaitu
memberikan materi-materi kurikulum, guru juga mempunyai
peran lainnya yaitu sebagai demonstrator, mediator dan
fasilitator. Tujuan: Untuk menjelaskan peran guru pada kegiatan
UKGS terhadap karies gigi anak SD. Metode: Jenis penelitian ini
yaitu literature review. Pencarian jurnal dilakukan dari tahun
2015-2020 pada database Google Scholar, Researchgate dan
PubMed dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris. Stategi
pencarian jurnal menggunakan PICOS dengan keyword
Maintenance Dental Health AND Children Age School Teeth
Health AND Role of Teacher. Jurnal dipilih berdasarkan sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang akan di review. Hasil:
Berdasarkan hasil literature review pada sebelas artikel jurnal,
telah didapatkan dua sub pembahasan dari peran guru pada
kegiatan UKGS yaitu peran guru sebagai demonstrator antara
lain membantu tenaga kesehatan gigi dalam pengumpulan data /
screening, memberikan pendidikan kesehatan gigi pada murid
saat pelajaran olahraga, pembinaan dokter kecil, dan membantu
kerjasama dengan petugas kesehatan dalam memelihara
kesehatan lingkungan, jajan dan warung sekolah sedangkan
peran guru sebagai mediator dan fasilitator antara lain melatih
menggosok gigi, memberikan rujukan dan membantu guru
dalam melakukan sikat gigi bersama

ABSTRACT
Key word: Introduction: Dental caries is the most common dental and oral
The Role of Teachers, UKGS, health problem experienced by school-age children. Children
Dental Caries, Elementary aged 6-12 years are a vulnerable and critical age that can be
School Children affected by dental caries and at that age has a special

39
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

characteristic, namely which period occurs from permanent milk


teeth. The teacher is one person who plays an active role in
improving the dental and oral health of students. In addition to
having a main role, namely providing curriculum materials,
teachers also have other roles, namely as demonstrators,
mediators and facilitators. Objective: To explain the role of
teachers in UKGS activities on dental caries in elementary school
children. Method: This type of research is a literature review.
Journal searches were conducted from 2015-2020 on Google
Scholar, Researchgate and PubMed databases in Indonesian and
English. Journal search strategy using PICOS with keywords
Maintenance of Dental Health AND Dental Health of School Age
Children AND the Role of Teachers. Journals are selected based
on inclusion and exclusion criteria that will be reviewed. Results:
Based on the results of a literature review in eleven journal
articles, two sub-discussions of the teacher's role in UKGS
activities have been obtained, namely the role of the teacher as a
demonstrator, including helping dental health workers in data
collection / screening, providing health education to students
during sports lessons, coaching doctors small, and assisting
collaboration with health workers in maintaining environmental
health, snacks and school stalls, while the teacher's role as
mediator and facilitator includes training in brushing teeth,
providing referrals and assisting teachers in brushing teeth
together.

PENDAHULUAN
Karies gigi adalah masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering dialami anak
usia sekolah. Karies gigi terjadi akibat adanya kerusakan jaringan keras gigi yang
meliputi enamel, dentin, dan sementum. Anak dengan usia 6–12 tahun merupakan usia
yang rawan dan kritis yang dapat terkena karies gigi dan pada usia tersebut mempunyai
sifat khusus yaitu masa di mana terjadi peralihan dari gigi susu ke gigi permanen (Pay et
al, 2017).
Prevalensi karies gigi di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2007 penderita karies
gigi aktif sebesar 43,4%. Kemudian, pada tahun 2013 meningkat menjadi 53,2%.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam kurun waktu 6 tahun telah
terjadi peningkatan prevalensi karies gigi aktif di Indonesia sebesar 9,8% (Litbangkes
Depkes RI, 2007). Hasil Riskesdas tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar
masalah gigi yang terjadi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit yaitu sebesar
45,3 %. Di Indonesia, 29,8% kelompok umur 12 tahun menderita karies gigi (Balitbangkes
Kemenkes RI, 2018).
Indeks DMF-T penduduk Indonesia untuk kelompok anak usia 10-12 tahun sebesar
1,89 dengan prevalensi sebesar 67,4 % yang memiliki karies dan 32,6% untuk yang bebas
dari karies (Kusuma et al., 2021). Penelitian yang dilakukan oleh Ilmi et al (2020) sebanyak

40
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

82 responden (56,9%) di MDIM Kindaung Banjarmasin terkena karies, sehingga dapat


disimpulkan setengah dari responden tersebut mengalami kejadian karies gigi.
Organisme penyebab terjadinya karies gigi adalah bakteri rongga mulut yang
terakumulasi dalam plak. Bakteri menguraikan substrat, kemudian hasil metabolisme
bakteri menyebabkan keasaman (pH) dalam mulut meningkat. Kondisi seperti ini
menyebabkan dekalsifikasi email, sehingga membentuk lesi white spot. Lesi ini
menandakan dimulainya proses terjadinya karies gigi (Subekti et al, 2019).
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi prioritas yang kesekian
bagi sebagian orang. Padahal seperti kita ketahui, gigi dan mulut merupakan ‘pintu
gerbang’ masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat mengganggu kesehatan organ
tubuh lainnya. Masalah gigi berlubang masih banyak dikeluhkan baik oleh anak-anak
maupun dewasa dan tidak bisa dibiarkan hingga parah karena akan mempengaruhi
kualitas hidup yaitu mereka akan mengalami rasa sakit, ketidaknyamanan, cacat, infeksi
akut atau kronis, gangguan makan dan tidur, serta memiliki resiko tinggi dirawat di
rumah sakit, yang menyebabkan biaya pengobatan tinggi dan berkurangnya waktu
belajar di sekolah untuk anak-anak (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Anak sekolah dasar menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, sehingga
pengembangan lingkungan yang sehat dan adopsi perilaku mempromosikan kesehatan
terutama kesehatan gigi dan mulut sesuai apa yang dilakukannya di sekolah. Intervensi
siswa sekolah dilakukan dengan tujuan agar pembelajaran tentang kebersihan dan
kesehatan gigi bisa dilaksanakan sedini mungkin untuk meningkatkan derajat kesehatan
gigi dan mulut pada siswa (Riolina, 2017). Anak usia sekolah dasar merupakan individu
yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga
remaja. Rentang kehidupan yang dimulai dari usia 6-12 tahun seringkali disebut usia
sekolah dasar atau masa sekolah (Suwargarini, R et al., 2014). Menurut (Burhaein, 2017),
Karakteristik anak usia SD pada umumnya berkaitan dengan aktivitas fisik anak senang
bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang praktik langsung.
Dalam kaitannya peran guru dalam proses pembelajaran, Gage dan Berliner (dalam
Suyono dan Hariyanto, 2014) melihat ada tiga fungsi utama guru dalam pembelajaran,
yaitu sebagai perencana (planner), pelaksana dan pengelola (organizer) dan penilai
(evaluator). Saat di sekolah guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi,
motivator dalam menunjukkan sesuatu yang baik misalnya dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut. Guru bertugas sebagai pendidik ataupun pengajar yang
merupakan faktor penentu atau pemegang kunci keberhasilan siswa dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut di sekolah karena pada masa sekolah siswa menaruh percaya
pada gurunya (Ariyanto, 2018).
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah melalui pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
sehat (Lestari et al, 2016). Salah satu bentuk program pelayanan dari UKGS adalah
memberikan pendidikan tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap murid-murid yang
melibatkan guru di sekolah tersebut. Guru dapat mengambil peran sebagai sumber
informasi bagi murid sehingga diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup tentang
kesehatan gigi dan mulut yang diterapkan dalam program UKGS (Hutabarat, 2014).

41
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis perlu melakukan penelusuran artikel ilmiah
lebih lanjut terkait dengan peran guru pada kegiatan UKGS terhadap karies gigi anak SD.

METODE
Pencarian literatur tentang Peran Guru Pada Kegiatan UKGS Terhadap Karies Gigi
Anak SD dilakukan selama dua bulan yaitu bulan September - November 2020. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data sekunder didapatkan
dari beberapa academic database yaitu : Google Scholar, Researchgate dan PubMed. Jumlah
jurnal yang direncanakan adalah 11 jurnal, yang diterbitkan dalam kurun waktu lima
tahun terakhir. Pencarian jurnal menggunakan kata kunci : ‚Peran Guru ‚Anak Sekolah
Dasar‛, ‚UKGS‛, ‚Karies Gigi‛, ‚Role Teacher OR peran guru‛, ‚Children Age School OR
Anak Sekolah Dasar‛, ‚Teeth Health AND Role of Teacher‛.
Mengacu pada PICOS, kriteria inklusi dan eksklusi ditetapkan sebagai berikut :
Tabel 1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi Ekslusi
Population Anak usia sekolah Selain anak usia sekolah
Interventions Intervensi tentang peran Intervensi selain tentang
guru peran guru

Comparator - -
Outcomes Pemeliharaan kesehatan Selain pemeliharaan
gigi dan mulut pada kesehatan gigi dan mulut
anak sekolah dasar pada anak sekolah dasar
Study Design Kuantitatif, non Kualititatif, eksperimental
and eksperimental (cross (pra eksperimental,
Publication sectional, retrospektif, eksperimental kuasi,
Types prospektif) ekperimental murni)
Type : original article Type : non original article
Publication 2015 atau sesudahnya Sebelum 2015
Year
Languages Bahasa Indonesia dan Selain Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris dan Bahasa Inggris

Berdasarkan penulusuran database academic seperti Google Scholar, Researchgate dan


PubMed dengan kata kunci ‚Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut‛, ‚Anak Sekolah
Dasar‛, ‚Guru‛, ‚UKGS‛, ‚Maintenance Dental Health OR Pemeliharaan Kesehatan Gigi
dan Mulut AND Children Age School OR Anak Sekolah Dasar‛, ‚Teeth Health AND Role of
Teacher‛ didapatkan beberapa jurnal diantaranya : Google Scholar 70 jurnal, Researchgate
12 jurnal, PubMed 8 jurnal. Sehingga total jurnal yang didapatkan yaitu 90 jurnal. Dari 90
jurnal perlu diidentifikasi untuk melihat duplikasi. Identifikasi tersebut meliputi judul,
tahun dan nama pengarang apabila didapatkan kesamaan, dapat disimpulkan bahwa
jurnal tersebut isinya sama. Setelah dilakukan identifikasi ternyata terdapat 2 jurnal yang
sama. Maka total 90 jurnal dikurangi dengan jurnal duplikasi sebanyak 2 jurnal sehingga

42
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

didapatkan 88 jurnal tanpa duplikasi. Sebanyak 88 jurnal dilakukan skrining berdasarkan


judul untuk mendapatkan tema yang sesuai dengan kriteria yang dicari.
Dari 88 jurnal terdapat 47 jurnal yang sesuai dengan tema literature review. Sebanyak
41 jurnal dieksklusi karena tidak sesuai dengan kriteria inklusi. Tahap selanjutnya, dari 47
jurnal dianalisa kembali berdasarkan abstrak didapatkan sebanyak 24 jurnal yang masuk
kriteria inklusi. Terdapat 23 jurnal tidak masuk dalam kriteria inklusi dikeluarkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Studi
Sebelas artikel jurnal yang sudah dinilai layak kemudian dibagi menjadi 2 sub
pembahasan berdasarkan topik yaitu pemeliharan kesehatan gigi dan mulut ditinjau dari
peran guru sebagai demonstrator dan pemeliharan kesehatan gigi dan mulut ditinjau dari
peran guru sebagai fasilitator.
Terdapat 6 jurnal menggunakan cross sectional study design, 2 jurnal menggunakan
metode Randomized control group pre test – post test design, 1 jurnal menggunakan metode
mixed methods research, 1 jurnal menggunakan metode berbasis website dan 1 jurnal tidak
mencantumkan design study yang digunakan. Dari beberapa jurnal diketahui bahwa
penelitian yang menggunakan ukuran sampel terbesar yaitu 600 responden dan ukuran
sampel terkecil yaitu 24 responden. Setiap artikel menganalisis tentang peran guru
terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah dasar. Negara-negara
tempat studi secara berurutan mulai dari yang terbanyak adalah Israel, India, Indonesia
dan terakhir Kroasia.

Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian literature review ini merupakan anak sekolah dasar dan
para guru sekolah dasar dalam menjaga pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Hasil Review
Peran Guru Sebagai Demonstrator Terhadap Karies Gigi Anak SD
Berdasarkan hasil literature review pada 11 jurnal, telah didapatkan beberapa peran
guru sebagai demonstrator terhadap karies gigi anak SD yaitu membantu tenaga
kesehatan gigi dalam pengumpulan data / screening; memberikan pendidikan kesehatan
gigi pada murid, kegiatan dilakukan pada jadwal pelajaran orkes; pembinaan dokter
kecil; dan membina kerjasama dengan petugas kesehatan dalam memelihara kesehatan
lingkungan, jajan, warung sekolah. Uraian secara sistematis dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Peran Guru Sebagai Demonstrator Terhadap Karies Gigi Anak SD
Peran Guru Sebagai
No. Demonstrator Terhadap Artikel Terkait
Karies Gigi Anak SD
1 Membantu tenaga a. Maria Olivia, Gerry Silaban, Friska Ernita
kesehatan gigi dalam Sitorus
pengumpulan data / b. Ryana Budi Purnama, Helmi Hirawan,
screening Mutia Rochmawati, Pratiwi Nur
Widyaningsih, Dian Noviyanti, Desi
Rachmawati, Rakhmawati, Shahnaz Dwi
Permata Putri, Minda Anita, Kunthi Isri

43
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Wulandari, Dani Intan Prabawati, Tirta


Wardana
c. Hermien Nugraheni, Lanny Sunarjo, Tri
Wiyatini
d. Hermien Nugraheni, Tri Wiyatini, Lanny
Sunarjo
2 Memberikan pendidikan a. Maria Olivia, Gerry Silaban, Friska Ernita
kesehatan gigi pada Sitorus
murid, kegiatan b. Hermien Nugraheni, Lanny Sunarjo, Tri
dilakukan pada jadwal Wiyatini
pelajaran orkes c. Hermien Nugraheni, Tri Wiyatini, Lanny
Sunarjo
d. Nurwiyana Abdullah
e. Ana Riolina
3 Pembinaan dokter kecil a. Hermien Nugraheni, Tri Wiyatini, Lanny
Sunarjo
4 Membina kerjasama a. Maria Olivia, Gerry Silaban, Friska Ernita
dengan petugas Sitorus
kesehatan dalam b. Hermien Nugraheni, Lanny Sunarjo, Tri
memelihara kesehatan Wiyatini
lingkungan, jajan, c. Hermien Nugraheni, Tri Wiyatini, Lanny
warung sekolah Sunarjo

Peran Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator Terhadap Karies Gigi Anak SD
Berdasarkan hasil literature review pada 11 jurnal, telah didapatkan beberapa peran
guru sebagai mediator dan fasilitator terhadap karies gigi anak SD yaitu melatih
menggosok gigi; memberikan rujukan bila ada murid dengan keluhan penyakit gigi dan
mulut; dan membantu guru dalam melakukan sikat gigi bersama. Uraian secara
sistematis dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Peran Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator Terhadap Karies Gigi Anak SD

Peran Guru Sebagai Mediator


No. dan Fasilitator Terhadap Karies Artikel Terkait
Gigi Anak SD

1 Melatih menggosok gigi a. Maria Olivia, Gerry Silaban, Friska Ernita


Sitorus
b. Ana Riolina, Era Karina
c. Hermien Nugraheni, Lanny Sunarjo, Tri
Wiyatini
d. Hermien Nugraheni, Tri Wiyatini, Lanny
Sunarjo
e. Nurwiyana Abdullah
f. Ana Riolina

44
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

2 Memberikan rujukan bila ada a. Maria Olivia, Gerry Silaban, Friska Ernita
murid dengan keluhan penyakit Sitorus
gigi dan mulut b. Ryana Budi Purnama, Helmi Hirawan, Mutia
Rochmawati, Pratiwi Nur Widyaningsih,
Dian Noviyanti, Desi Rachmawati,
Rakhmawati, Shahnaz Dwi Permata Putri,
Minda Anita, Kunthi Isri Wulandari, Dani
Intan Prabawati, Tirta Wardana
c. Hermien Nugraheni, Lanny Sunarjo, Tri
Wiyatini
d. Hermien Nugraheni, Tri Wiyatini, Lanny
Sunarjo
e. Nurwiyana Abdullah
3 Membantu guru dalam a. Maria Olivia, Gerry Silaban, Friska Ernita
melakukan sikat gigi bersama Sitorus
b. Hermien Nugraheni, Tri Wiyatini, Lanny
Sunarjo

Peran Guru Pada Kegiatan UKGS Terhadap Karies Gigi Anak SD


Berdasarkan hasil literature review pada 11 jurnal, telah didapatkan beberapa peran
guru sebagai mediator dan fasilitator terhadap karies gigi anak SD. Uraian secara
sistematis dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Peran Guru Pada Kegiatan UKGS Terhadap Karies Gigi Anak SD

Pengaruh
Rata-rata Skor
Peran Guru
N Waktu DMF-T /
Judul Jurnal Terhadap
o. Penelitian def-t / Skor Plak / Hasil
Karies Gigi
Kegiatan
Anak SD

1 Evaluasi Pelaksanaan Juli s/d Des 1. Kelas 1 : 42,39 Penurunan


Program UKGS Pada Siswa 2019 2. Kelas 2 : 46,29 indeks
SD 091407 Di Wilayah Kerja (5 bln) 3. Kelas 3 : 45,67 DMF-T
Puskesmas Sarimatondang 4. Kelas 4 : 43,20
Kabupaten Simalungun 5. Kelas 5 : 43,28
Tahun 2020 6. Kelas 6 : 46,23

2 Peran Pendampingan Oleh 18 Okt 2017 Sebelum intervensi : Penurunan


Guru Sekolah Dasar Dalam s/d 18 Mar 1. PI 0 : 42,52% indeks
Meningkatkan Derajat 2018 DMF-T
Kesehatan Gigi dan Mulut (6 bln) Setelah intervensi :
Siswa 2. PI 1 33,82%
3. PI 2 20,64%
4. PI 3
55,33%
5. PI 4 25,23%
6. PI 5 24,36%

45
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

3 Peningkatan Peran Guru Selama Pelatihan Peningkatan


Sekolah Dasar Pembina pandemi Pre Test : peran guru
UKGS Dalam Pengobatan covid 19 Pengetahuan dalam
Darurat untuk (Rentang - Mengenal ciri-ciri pengelolaan
Menghilangkan Rasa Sakit waktu antara kegawatdaruratan : B UKGS dalam
Gigi dan Mulut 2019, 2020 / - Teknik penanganan kondisi menghadapi
2021) kegawatdaruratan : C kondisi
- Penatalaksanaan pasca kegawatdarur
penanganan atan pada
kegawatdaruratan : B sakit gigi dan
Keterampilan mulut
- Pengenalan peralatan
pendukung penanganan
kondisi kegawatdaruratan :
B
- Teknik penanganan kondisi
kegawatdaruratan : C
- Penatalaksanaan pasca
penanganan
kegawatdaruratan : C

Post Test :
Pengetahuan
- Mengenal ciri-ciri
kegawatdaruratan : B
- Teknik penanganan kondisi
kegawatdaruratan : B
- Penatalaksanaan pasca
penanganan
kegawatdaruratan : B
Keterampilan
- Pengenalan peralatan
pendukung penanganan
kondisi kegawatdaruratan :
B
- Teknik penanganan kondisi
kegawatdaruratan : B
- Penatalaksanaan pasca
penanganan
kegawatdaruratan : B

Pemberian materi dan


pendamping
Pre test : 76,92 %
Post test : 97,85 %

46
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

4 Peran Guru Dalam Promosi 1x dalam Setelah adanya promosi Peningkatan


Kesehatan Gigi dan Mulut setahun kesehatan gigi dan mulut, pengetahuan,
Di Sekolah maka : sikap dan
‚Teacher’s Role On Oral 1. Pengetahuan guru dan motivasi para
Health Promoting School‛ sikap baik guru tentang
2. Para guru termotivasi kesehatan gigi
untuk melakukan dan mulut
pemeriksaan dan
penjaringan kesehatan gigi
dan mulut peserta didik
secara rutin dengan benar
dan berkelanjutan

a. SD Sambiroto :
UKGS aktif
b. SD Meteseh : UKGS non
aktif
c. SD Tembalang :
UKGS aktif

5 Satisfaction Survey On Oral - Kepuasan siswa terhadap Siswa, guru


Health Service For School pelayanan UKGS : dan orang tua
Children - Pemberian pengetahuan siswa merasa
tentang kesehatan gigi dan puas karena
mulut : 82,11% adanya
- Latihan atau demonstrasi kegiatan
cara memelihara kebersihan UKGS di
dan kesehatan gigi dan sekolah
mulut : 82,24%
- Sikat gigi bersama di
sekolah : 84,90%
- Penyuluhan kesehatan gigi
dan mulut perorangan :
83,13%
- Pemeriksaan dan
penjaringan kesehatan gigi
dan mulut peserta didik :
83,55%
- Perawatan kesehatan gigi
dan mulut : 82,55%
- Rujukan kesehatan gigi dan
mulut : 79,09%
- Sarana dan prasarana
lingkungan sekolah sehat
memadai : 77,31%

Kepuasan guru terhadap


pelayanan UKGS :
- Pelatihan kepada guru
pembina UKGS dan dokter

47
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

kecil tentang pengetahuan


kesehatan gigi dan mulut
secara terintegrasi: 86,57%
- Pendidikan kesehatan gigi
dilakukan oleh guru
pembina UKGS sesuai
kurikulum yang berlaku :
85,28%
- Pencegahan penyakit gigi
dan mulut dengan
melaksanakan kegiatan sikat
gigi bersama : 78,49%
- Pengobatan darurat untuk
menghilangkan rasa sakit
oleh guru : 82,41%
- Rujukan bagi yang
memerlukan : 80,98%

Kepuasan orang tua siswa


terhadap pelayanan UKGS :
- Latihan menggosok gigi :
82,22%
- Pengajaran formal tentang
kesehatan gigi dan mulut :
79,85%
- Penilaian kebersihan mulut
oleh guru melalui
pemeriksaan rutin : 82,85%
- Penyuluhan oleh tenaga
kesehatan secara insidental :
83,13%
- Penjaringan (screening) oleh
guru dan atau tenaga
kesehatan gigi atau
pelaksana UKGS untuk
menetukan jumlah murid
yang perlu perawatan :
81,60%

6 Hubungan Status - Karies Gigi pada UKGS Derajat


Kesehatan Gigi dan Mulut Kurang Aktif kesehatan gigi
Anak Sekolah Dengan a. Sangat Tinggi : 26,4% dan mulut
Pelaksanaan UKGS (Usaha b. Tinggi : 15,0% meningkat
Kesehatan Gigi Sekolah) Di c. Sedang : 15,0%
Sekolah Dasar dan d. Rendah : 15,7%
Sederajat Se Kota Makassar e. Sangat Rendah : 27,9%

Karies Gigi pada UKGS Tidak


Aktif

48
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

a. Sangat Tinggi : 21,7%


b. Tinggi : 10,0%
c. Sedang : 11,7%
d. Rendah : 16,6%
e. Sangat Rendah : 40,0%

OHIS :
a. Baik : 63,3%
b. Sedang : 31,7%
c. Buruk : 5,0%

7 Peran Guru dalam 30 hari Sebelum intervensi : 10,40% Penurunan


Meningkatkan Kesehatan indeks
Gigi dan Mulut Siswa Di Sesudah intervensi : 9,52% DMF-T
Sekolah Dasar
8 Pengetahuan, Sikap, dan Di mulai Pengetahuan dan praktek Peningkatan
Pendekatan Kesehatan sejak tahun guru tentang kesehatan mulut pengetahuan,
Mulut dari Guru Pra 1998 agar di pribadi , yaitu : sikap dan
Sekolah Dasar dan Sekolah tahun 2020 Media pembersih gigi pendekatan
Dasar di Mumbai, India kesehatan a. Sikat gigi kesehatan
mulut Inggris : 56% mulut guru
tercapai Marathi : 38,8%
secara b. Jari
optimal Inggris : 1,8%
Marathi : 16%

Bahan pembersih gigi


a. Pasta gigi
Inggris : 55%
Marathi : 37,6%
b. Tepung gosok gigi
Inggris : 3,1%
Marathi : 3,3%
c. Misheri
Inggris : 0%
Marathi : 0,4%
d. Lainnya
Inggris : 0%
Marathi : 0,4%

Berapa kali dibersihkan


a. Sekali
Inggris : 14,1%
Marathi : 4,5%
b. Dua kali
Inggris : 40,9%
Marathi : 35,4%
c. Tiga kali / lebih
Inggris : 2,2%

49
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Marathi : 0,8%

Alat bantu pembersih gigi


a. Floss
Inggris : 2,7%
Marathi : 1,4%
b. Obat kumur
Inggris : 17,4%
Marathi : 12,4%
c. Tusuk gigi
Inggris : 13,9%
Marathi : 6,9%
d. Lainnya
Inggris : 8%
Marathi : 0,8%
e. Tidak ada
Inggris : 21,1%
Marathi : 20,4%

Kunjungan ke dokter gigi


setahun sekali
a. Iya
Inggris : 32,9%
Marathi : 18,8%
b. Tidak
Inggris : 24,3%
Marathi : 22,5%

Alasan berkunjung ke dokter


gigi
a. Rasa sakit
Inggris : 17,6%
Marathi : 12,5%
b. Penyakit mulut
Inggris : 2,4%
Marathi : 1,8%
c. Estetika
Inggris : 2,9%
Marathi : 1,2%
d. Pemeriksaan rutin
Inggris : 11%
Marathi : 4,1%

9 Pengelolaan Pertama 2 bulan Pengetahuan dan Setelah adanya


Dalam Perawatan Darurat (Januari - pengalaman cedera gigi pengelolaan
dari Cedera Gigi - Maret 2014) Pengalaman dengan cedera perawatan
Pengetahuan Guru di gigi darurat,status
Rijeka, Kroasia - Iya : 26,38% cedera gigi
- Tidak : 73,61% pada anak
Menyaksikan cedera gigi sekolah dasar
- Ya, sekali : 9,72% mengalami

50
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

- Ya, beberapa kali : 37,5% penurunan


- Tidak : 52,78%
Bagaimana cedera gigi terjadi
- Olahraga : 12,5%
- Berjalan : 11,11%
- Bermain : 62,5%
- Kontak fisik : 2,7%
- Situasi lain : 11,11%
Tindakan pada kasus cedera
gigi
- Menghubungi orang tua :
54,16%
- Menghubungi dokter gigi :
11,11%
- Menghubungi kepala
sekolah : 26,38%
- Menggendong : 8,33%
Pendidikan tentang cedera
gigi
Penyuluhan tentang cedera
gigi
- Iya : 6,25%
- Tidak : 93,75
Mendapat informasi tentang
cedera gigi
- Berkonsulatasi dengan ahli :
19,45%
- Konsulatsi dengan teman
seprofesi : 32%
- Literatur gigi : 9,72%
- Kuliah : 0,7%
- TV / radio khusus : 9,72%
- Seminar : 4,16%
- Koran : 0,7%
- Informasi lainnya : 19,4%
- Tidak tertarik : 4,16%
Tertarik dengan penyuluhan
cedera gigi
- Iya : 87,5%
- Tidak : 12,5%
Kegiatan dasar tentang cedera
gigi
- Kursus : 15,2%
- Seminar : 4,86%
- Ceramah dokter gigi : 53,4%
- Brosur : 9,72%
- Pendidikan online : 7%
- Tidak tertarik : 9,72%

51
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

10 Keberlanjutan Menyikat Pada tahun Frekuensi pelaksanaan Tingginya


Gigi yang Diawasi di 2015-2016 program, kemauan guru
Sekolah Dasar Israel - Guru memiliki peran penting anak sekolah
Perspektif Guru dalam mengajari anak dasar untuk
meyikat gigi menerapkan
- Sekali seminggu atau program
kurang : 4,2% menyikat gigi
- Setiap hari atau beberapa untuk menjaga
kali seminggu : 4,5% kesehatan gigi
Suka mengajari menyikat gigi dan mulut
- Sekali seminggu atau
kurang : 3,9%
- Setiap hari atau beberapa
kali seminggu : 4,4%
Percaya pada keberhasilan
program
- Sekali seminggu atau
kurang : 3,5%
- Setiap hari atau beberapa
kali seminggu : 4,3%
Tertarik dengan implementasi
program kedepannya
- Sekali seminggu atau
kurang : 3,4%
- Setiap hari atau beberapa
kali seminggu : 4,2%
Banyak kesulitan dalam
mengimplementasikan
program tersebut
- Sekali seminggu atau
kurang : 3,6%
- Setiap hari atau beberapa
kali seminggu : 3,0 %

52
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

11 Guru Taman Kanak-kanak / 1. Liburan Tanggapan tentang situs web Sikap dan
Sekolah Dasar dan Sumber musim guru, pengetahuan
Daya Terkait Kesehatan panas Rencana Pelajaran guru lebih
Mulut Berbasis Web - (Juli- a. Semua tentang gigi : 90% meningkat
Eksplorasi Agustus) b. Merawat gigi : 88% setelah
2. Bulan c. Pergi ke dokter gigi : 58% mengakses
Kesehatan Kegiatan website
Gigi a. Demonstrasi di dalam kelas tentang
(Januari- : 75% kesehatan
Akhir b. Materi sumberdaya : 75% mulut anak
Februari) Informasi Tambahan :
a. Informasi latar belakang
tentang gigi : 43%
b. Informasi tentang nutrisi
dan kesehatan : 42%
c. Situs web untuk anak-anak
tentang kesehatan gigidan
mulut : 66%
d. Informasi kesehatan gigi
dan mulut untuk orang tua :
39%

Berdasarkan hasil literature review pada 11 jurnal didapatkan beberapa jurnal


mengenai peran guru sebagai demonstrator dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut pada anak sekolah dasar di kegiatan UKGS.
Menurut penelitian Mota et al., (2016), Pada saat anak usia masa pra sekolah dan
sekolah dasar merupakan suatu potensi besar untuk mempengaruhi perilaku kesehatan
anak. Karena anak-anak banyak menghabiskan banyak waktu di sekolah dimana saat
kebiasaan mereka sedang dibentuk. Sehingga peran guru selama tahap perkembangan
anak ini sangat penting. Penelitian di Rumania, Cina dan Arab telah melaporkan sikap
positif guru di sekolah terhadap pendidikan kesehatan gigi berbasis sekolah dan
kesediaan untuk terlibat dalam promosi kesehatan mulut maka sangat diperlukan.
Salah satu promosi yang tepat untuk meningkatkan kesehatan dan mulut adalah
menyikat gigi. Tentunya menyikat gigi menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluoride. Selain hal tersebut untuk mendapatkan hasil yang maksimal, harus juga
diperhatikan yaitu teknik menyikat gigi, frekuensi menyikat gigi dan waktu yang tepat
untuk menyikat gigi. Hal tesebut diperkuat pada penelitian yang dilakukan (Riolina,
2017), Guru juga berperan untuk melakukan tindakan promotif dengan pelatihan
menyikat gigi dengan upaya untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Penelitian tersebut juga diperkuat oleh penelitian Natapov et al (2019), diketahui
bahwa hampir semua guru menganggap pengajaran menyikat gigi di sekolah dan peran
guru didalamnya adalah sangat penting. Sebagian besar guru mengatakan bahwa mereka
senang mengajar menyikat gigi dan sebagian kecil berpendapat mengajar menyikat gigi
anak bukan peran mereka melainkan tanggung jawab orang tua. Mayoritas jika di rumah
anak-anak menganggap menyikat gigi sebagai 'tugas' sehari-hari, sehingga saat
mempelajarinya di sekolah tetaplah menjadi kegiatan yang menyenangkan.

53
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Sehingga peran guru di sekolah tidak hanya sekedar mendidik siswa namun juga
memiliki peran tambahan yaitu guru sebagai demonstrator, dimana guru hendaknya
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dan mengembangkannya,
seperti halnya juga mengajarkan tentang kesehatan gigi dan mulut kepada siswanya. Hal
itu sejalan dengan penelitian Nugraheni et al. (2018), bahwa kegiatan UKGS yang
dilakukan oleh guru terdapat item yang terbaik antara lain penyuluhan tentang kesehatan
gigi dan mulut perorangan, latihan atau demonstrasi cara memelihara kebersihan dan
kesehatan gigi dan mulut, sikat gigi bersama di sekolah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Abdullah (2018) pada sepuluh sekolah dasar
negeri dan sederajat se kota Makassar memiliki hasil bahwa UKGS yang kurang aktif
lebih rendah kategori kariesnya dibandingkan dengan UKGS yang tidak aktif. Hal ini
disebabkan karena beberapa program kegiatan masih tetap dilaksanakan terutama
penyuluhan dan sikat gigi massal yang tetap dilaksanakan diseluruh sekolah. Pencegahan
penyakit gigi dan mulut yaitu dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi bersama setiap
hari minimal untuk kelas I, II dan III tersebut dibimbing oleh guru dengan memakai pasta
gigi yang mengandung flour. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dikemukakan
oleh (Pintauli, 2008) yang menyatakan bahwa anak–anak mempunyai resiko karies yang
tinggi ketika gigi mereka baru erupsi karena sulitnya membersihkan ini dapat dihindari
dengan jika program UKGS berjalan aktif terutama kegiatan sikat gigi massal yang dapat
dilakukan 1 kali dalam seminggu.
Dari hasil analisis beberapa jurnal di atas penulis menyimpulkan bahwa peran guru
saat di sekolah sangat penting adanya karena siswa banyak menghabiskan waktu di
sekolah bersama guru. Salah satu cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang
sering dan mudah dilakukan yaitu menyikat gigi. Karena dengan menyikat gigi plak
pada gigi dimana plak tersebut merupakan faktor penyebab karies gigi serta peran guru
sebagai demonstrator di kegiatan UKGS pada anak sekolah dasar juga harus ditingkatkan
kembali agar anak sekolah dasar terbebas dari karies gigi.

Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Sekolah Dasar Ditinjau dari Peran
Guru sebagai Fasilitator di Kegiatan UKGS
Berdasarkan hasil literature review pada 11 jurnal didapatkan beberapa jurnal
mengenai peran guru sebagai fasilitator dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
pada anak sekolah dasar di kegiatan UKGS.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riolina et al. (2018), menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan pada skor plak siswa Sekolah Dasar MI Syafa‟at
Muhammadiyah Sukoharjo antara sebelum dan setelah diberikan intervensi cara
menyikat gigi oleh guru. Hal tersebut menunjukkan bahwa intervensi guru terhadap
siswa melalui kegiatan pembentukan habit atau kebiasaan untuk menyikat gigi rutin
dengan teknik yang benar saat jam istirahat selama enam bulan terbukti efektif dalam
menurunkan skor plak siswa. Dimana plak gigi merupakan sumber awal timbulnya
berbagai penyakit rongga mulut, seperti karies gigi dan penyakit periodontal, yang
apabila tidak segera dilakukan perawatan akan berpotensi menyebabkan penyakit
lainnya.
Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Olivia et al.,
2021), bahwa adanya hubungan perilaku menyikat gigi dengan kejadian karies yang

54
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

signifikan dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi pengetahuan siswa SD tentang


pentingnya sikat gigi, kemudian pengetahuan ini dipraktekkan dalam setiap hari secara
kontinu, maka kondisi gigi menjadi terawat dan bebas dari kejadian karies. Demikian
pula sebaliknya, semakin rendah pengetahuan siswa SD tentang pentingnya sikat gigi,
kemudian pengetahuan ini tidak dipraktekkan dalam setiap hari secara kontinu, maka
kondisi gigi menjadi tidak terawat dan pada akhirnya menimbulkan kejadian karies.
Sedangkan menurut penelitian Nugraheni et al., (2018), mengatakan bahwa guru
merupakan orang yang secara profesional mendidik yang memiliki peran yaitu
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
siswa pada pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, dan pendidikan
dasar. Guru memiliki berperan mengajak dan memberikan pendidikan kesehatan gigi
dan mulut kepada siswa sehingga siswa lebih termotivasi, karena saat di sekolah siswa
lebih menaruh percaya pada guru daripada orang tuanya.
Hal itu didukung dengan penelitian (Kirom, 2017), Guru sebagai fasilitator yaitu
guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta
dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa
narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. Guru juga berperan untuk
melakukan tindakan atau intervensi kepada siswa didiknya dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut.
Selain itu diperkuat dengan penelitian Purnama et al. (2021), bahwa ruang lingkup
UKGS adalah terdapat penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut salah
satunya dalam bentuk melakukan rujukan kesehatan gigi dan mulut. Saat menemukan
kondisi kegawatdaruratan yaitu pengelola UKGS terutama guru harus secepat mungkin
membawa peserta didik ke dokter gigi untuk dilakukan tindakan perawatan selanjutnya.
Namun, langkah awal yang harus dilakukan oleh pengelola UKGS sebelum membawa ke
dokter gigi yaitu perawatan dengan berkumur menggunakan air garam hangat,
pemberian kompres hangat pada area yang terkena abses yang sudah membesar, serta
pencegahan dengan menyarankan rutin menyikat gigi dua kali sehari dengan teknik
menyikat gigi pada bagian yang sakit secara lembut dan perlahan-lahan.
Dari hasil analisis beberapa jurnal di atas penulis menyimpulkan bahwa peran guru
sebagai fasilitator atau pemberi intervensi / tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut sangat diperlukan. Jika siswa sekolah dasar mengalami penyakit gigi dan mulut
dan tidak segera dilakukan tindakan perawatan maka hal tersebut akan menyebabkan
timbulnya penyakit gigi dan mulut lainnya.

KESIMPULAN
Cara untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut di sekolah yaitu dengan adanya
program UKGS. Salah satu program UKGS yaitu memberdayakan guru untuk berperan
langsung dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak didiknya. Karena murid banyak
menghabiskan waktu di sekolah. Jadi peran guru selain memberikan materi-materi
kurikulum tetapi juga mempunyai peran tambahan yaitu peran guru sebagai
demonstrator, mediator dan fasilitator.
Kegiatan yang dilakukan adalah membantu tenaga kesehatan gigi dalam
pengumpulan data / screening, memberikan pendidikan kesehatan gigi pada murid pada
jadwal pelajaran olahraga, membina murid sebagai dokter kecil, melatih menggosok gigi,

55
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

memberikan rujukan bila menemukan murid dengan keluhan penyakit gigi, membina
kerjasama dengan petugas kesehatan dalam memelihara kesehatan lingkungan, jajan,
warung dan sekolah serta membantu guru dalam kegiatan menggosok gigi bersama.
Dengan adanya kegiatan tersebut maka anak SD akan lebih rajin dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulutnya sehingga masalah kesehatan gigi seperti karies gigi pada
anak SD bisa menurun.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, N. (2018) ‘Hubungan Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Sekolah Dengan
Pelaksanaan UKSG (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) Di Sekolah Dasar dan Sederajat
Se Kota Makassar’, Jurnal Media Kesehatan Gigi, 17(1), pp. 32–33.
Afiati, Risti. Ramadhani, Karina. Diana, S. (2017) ‘Hubungan Perilaku Ibu Tentang
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Kesehatan Gigi Anak’,
Dentino Jurnal Kedokteran Gigi, 2(1), pp. 56–62.
Ana Riolina (2017) ‘Peran Guru dalam Meningkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa di
Sekolah Dasar’, Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi, 1(2), pp. 51–54.
Arianto (2017) ‘Peran Orang Tua , Teman , Guru , Petugas Kesehatan Terhadap Perilaku
Menggosok Gigi Pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Sumberejo The Role Of
Parents , Friends , Teacher ’ s , Health Worker Influencing Teeth Brushing Behavior
On The Elementary School St’, Jurnal Analis Kesehatan, 2(2), pp. 270–275.
Bakarčić, D. et al. (2017) ‘First Aid Management in Emergency Care of Dental Injuries –
Knowledge among Teachers in Rijeka, Croatia.’, Acta clinica Croatica. Croatia, 56(1),
pp. 110–116. doi: 10.20471/acc.2017.56.01.16.
Burhaein, E. (2017) ‘Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan
Siswa SD’, Indonesian Journal of Primary Education, 1(1), p. 51. doi:
10.17509/ijpe.v1i1.7497.
Hutabarat, N. (2015) ‘Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang Tua dalam Pelaksanaan
UKGS dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid Sekolah
Dasar di Kota Medan Tahun 2009’, Thesis, pp. 41–144.
Ilmi, M. B. et al. (2020) ‘Jurnal penelitian tindakan dan pendidikan 2020’, 6(4), pp. 55–58.
Inglehart, M. R., Zuzo, G. A. and Wilson, J. J. (2017) ‘Kindergarten/elementary school
teachers and web-based oral health-related resources: An exploration’, Oral health &
preventive dentistry, 15(3), pp. 229–236. doi: 10.3290/j.ohpd.a38159.
Istiqhfarani, W. A., Cholissodin, I. and Bachtiar, F. A. (2020) ‘Klasifikasi Penyakit Dental
caries menggunakan Algoritme Modified K- Nearest Neighbor’, Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 4(5), pp. 1499–1506.
Kasuma, N. (2017) Plak Gigi, Journal of Chemical Information and Modeling.
Kementrian Kesehatan RI (2019) ‘Faktor Risiko Kesehatan Gigi dan Mulut’, Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI, pp. 1–10.

56
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Kirom, A. (2017) ‘Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Berbasis
Multikultural’, Al Murabbi, 3(1), pp. 69–80. Available at:
http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/pai/article/view/893.
Kusuma, H. et al. (2021) ‘Siswa Kelas Iv Sd Mardi Sunu Surabaya Tahun 2020’, 1(1), pp.
85–92.
Latifa, U. (2017) ‘Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar : Masalah dan
Perkembangannya’, Journal of Multidisciplinary Studies, 1(2), pp. 185–196..
Malina, A. et al. (2020) ‘KEMAMPUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT PADA SISWA KELAS V MIM 04 BLIMBING PACIRAN LAMONGAN
TAHUN 2020’, Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG), 2(1).
Mota, A. et al. (2016) ‘Oral health knowledge, attitude, and approaches of pre-primary and
primary school teachers in Mumbai, India’, hindawi.com.
Mukhbitin, F. et al. (2015) ‘Gambaran kejadian karies gigi pada siswa kelas 3 MI Al-
Mutmainnah’, Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 1 No 1: 55 – 64, 2016
PEMERIKSAAN, 7(2), pp. 89–93. Available at:
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/114/120.
Mulyana, M., Nagauleng, A. and Pipi, P. (2018) ‘Pengetahuan Ibu Tentang Pemeliharaan
Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak’, JIKI Jurnal Ilmiah Kesehatan IQRA, 6(1), pp.
16–20.
Murni, I. et al. (2019) ‘Fase dan tugas perkembangan anak sekolah dasar’, VII(1), pp. 51–
59.
Natapov, L., Kushnir, D. and Zusman, S. P. (2019) ‘Sustainability of supervised
toothbrushing in israeli nurseries - teachers’ perspective’, Oral Health & Preventive
Dentistry, 17(5), pp. 433–437. doi: 10.3290/j.ohpd.a42687.
Nugraheni, H. et al. (2018) ‘PERAN GURU DALAM PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN
MULUT DI SEKOLAH TEACHER’S ROLE ON ORAL HEALTH PROMOTING
SCHOOL’, Jurnal Kesehatan Gigi, 05(2).
Nugraheni, H., Wiyatini, T. and Sunarjo, L. (2018) ‘Satisfaction Survey on Oral Health
Service for School Children (UKGS)’, Jurnal Kesehatan Gigi, 5(1), p. 38. doi:
10.31983/jkg.v5i1.3598.
Pay, M. N., Widiati, S. and Sriyono, N. W. (2017) ‘Identifikasi faktor yang mempengaruhi
perilaku anak dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut: Studi pada Pusat
Pengembangan Anak Agape Sikumana Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur,
Indonesia’, Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 2(1), p. 27. doi:
10.22146/majkedgiind.9900.
Purnama, R. B. Hirawan. H, Rocmawati. M. (2021) ‘Peningkatan Peran Guru Sekolah
Dasar Dalam Pengobatan Darurat untuk Menghilangkan Rasa Sakit Gigi dan Mulut’,
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat), 5(1), p. 1. doi:
10.36339/je.v5i1.341.

57
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Rieza Zulfahmi Taftazani, Lina Rismayani, Bedjo Santoso, T. W. (2015) ‘Analisis Program
Kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (Ukgs) Di Puskesmas Halmahera’, Jurnal
Kesehatan Gigi, 02(1), p. 26.
Sasimi, Sari. (2018) ‘Universitas Muhammadiyah Purwokerto PERAN PENDAMPINGAN
OLEH GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENINGKATKAN DERAJAT
KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA THE ROLE OF MENTORING BY
ELEMENTARY SCHOOL TEACHERS IN IMPROVINGTHE DENTAL AND ORAL
HEALTH OF STUDENTS The 8 th Univer’, pp. 88–93.
Subekti, A., Ekoningtyas, E. A. and Benyamin, B. (2019) ‘Hubungan Plak Gigi, Laju Aliran
Saliva, Dan Viskositas Saliva Pada Anak Usia 6-9 Tahun’, Jurnal Kesehatan Gigi, 6(1),
p. 72. doi: 10.31983/jkg.v6i1.4448.
Sumual, I. A., Pangemanan, D. H. C. and Wowor, V. N. S. (2016) ‘Keparahan karies gigi
yang tidak dirawat pada siswa SD GMIM 31 Manado berdasarkan indeks PUFA’, e-
GIGI, 4(2). doi: 10.35790/eg.4.2.2016.13937.
Trianingsih, R., Mendidik, P. P. and Ibtida, A. (2016) ‘3 (2): 197-211’, 3(2), pp. 197–211.
Yanti, N. et al. (2020) ‘The Level of Dental and Oral Health Knowledge on Parents ,
Teachers and Students of SD Tunas Harapan Islam Medan’, 5(2), pp. 745–752.

58

Anda mungkin juga menyukai