Anda di halaman 1dari 5

BAB IPENDAHULUANA.

LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya masyarakat Indonesia


yang hidup
dan berperilaku dalam lingkungan sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang ber
mutu yang diberikan secara adil, merata dan optimal.Rencana program pelayanankesehatan gigi
UKGSM SLBNegeri Semarang disusun sebagai pedoman teknis
pelaksanaan perawatan gigi bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang bersesuaian dengan Un
dang-undang Republik Indonesia No.8 tahun 2016 tentang Penyandang
Disabilitas sebagaimanatercantum dalam pasal 5 ayat (1) bahwa penyandang disabilitas
memiliki hak salah satunyakesehatan. Dalam pasal 12 huruf (c.) menyatakan pula hak
penyandang disabilitasmemperoleh kesamaan dan kesempatan pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, danterjangkau.Usaha kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-
tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, yang diselenggarakan melalui sekolah
formal maupun informal atau melaluilembaga pendidikan lain. Oleh karena itu pelayanan
kesehatan terhadap peserta didik diSekolah Luar Biasa harus dilaksanakan sama dan setara
seperti yang diberikan pada anak-anak lainnya (Kemenkes, 2010).Pelayanan kesehatan gigi dan
mulut sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatansecara keseluruhan telah menetapkan
indikator kesehatan gigi dan mulut khususnya untukanak sekolah yang mengacu pada GOHP (
Global Goals for Oral Health 2020
)
yakni berkurangnya rasa sakit dan intensitas absen akibat rasa sakit, peningkatan proporsi bebask
aries, penurunan komponen D (
decay
/lubang) dari indeks DMF-T serta berkurangnya jumlah gigi yang dicabut akibat karies. Usaha
kesehatan gigi sekolah adalah upaya kesehatanmasyarakat yang ditujukan untuk memelihara,
meningkatkan kesehatan gigi dan mulutseluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang
dengan upaya kesehatan
perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang memerlukan perawatan keseh
atangigi dan mulut (Kemenkes, 2012).

Selama ini, usaha kesehatan gigi sekolah selain dilaksanakan melalui kegiatan pokokkesehatan
gigi dan mulut di Puskesmas, turut diselenggarakan secara terpadu oleh pihakswasta. Dalam hal
ini, sebagai instansi negeri yang bergerak aktif dalam bidang pendidikandan pengembangan
kesehatan, Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarangmembangun kerjasama yang
saling menguntungkan bersama SLB Negeri Semarang dalammenyediakan pelayanan kesehatan
yang praktis bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang pada dasarnya membutuhkan
perhatian lebih pada masalah-masalah kesehatan gigi dan mulutyang kerap mereka alami.
Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang buruk merupakan masalahyang banyak ditemui pada
anak berkebutuhan khusus.Hal tersebut cenderung terjadi akibatkurangnya tingkat pengetahuan,
sikap dan motorik anak berkebutuhan khusus (Perwidananta,2016).Disamping itu, perhatian
pemerintah daerah kabupaten/kota terhadap pelayanankesehatan siswa SLB masih tergolong
kurang (Kemenkes, 2010) sehingga tidak heran jikakelompok masyarakat/ siswa berkebutuhan
khusus acap kali tidak tersentuh pelayanankesehatan. Dengan kata lain, perlu adanya usaha
kesehatan gigi sekolah mandiri yanginovatif dalam mengatasi setiap permasalahan kesehatan
gigi dan mulut peserta didik SLB Negeri Semarang hingga tercapainya pemenuhan hak
danderajat kesehatan gigi yang optimaldalam rangka menyongsong Indonesia yang sehat.B.

TUJUAN1.

Tujuan UmumMelaksanakan usaha kesehatan gigi sekolah mandiri SLB Negeri Semarang
gunameningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik dengan cara
memberikan pelayanan promotif, preventif dan kuratif terbatas.2.

Tujuan Khususa.

Mengusahakan pelayanan kesehatan gigi promotif bagi didik SLB Negeri Semarang. b.

Mengusahakan pelayanan kesehatan gigi preventif bagi peserta didik SLB NegeriSemarang.c.

Mengusahakan pelayanan kesehatan gigi kuratif terbatas bagi peserta didik SLB Negeri
Semarang.d.

Melaksanakan upaya kesehatan bersumber masyarakat sekolah meliputi pembentukankader,


pemberdayaan guru dan orang tua melalui program penyuluhan dan lokakarya
C.

MANFAAT1.

Meningkatkan pengetahuan peserta didk SLB Negeri Semarang dalam hal menjagakesehatan
gigi dan mulut.2.

Mencegah kemunculan masalah kesehatan gigi dan mulut peserta didik SLB NegeriSemarang di
kemudian hari.3.

Pembantasan masalah kesehatan gigi dan mulut serta upaya penanggulanganterhadap rasa sakit
guna meningkatkan kualitas belajar.4.

Meningkatkan peran serta kader, guru dan orang tua dalam usaha menjaga kesehatandiri,
keluarga maupun kelompok masyarakat.D.

SASARANSasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGSM meliputi :1.

Sasaran primer : Peserta didik SLB Negeri Semarang semua jenjang.2.

Sasaran sekunder : Guru, penanggung jawab UKS, orang tua peserta didik, pegawai/karyawan
sekolah.3.

Sasaran Tersier : Lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan stakeholder

BAB IIPERMASALAHANA.

DATA MASALAHBerdasarkan hasil


screening
yang dilaksanakan pada bulan Januari 2017
dengan jumlah terperiksa sebanyak 292 peserta didik dari jenjang TK sampai dengan SMAketun
aan A, B, C dan D, diketahui permasalahan sebagai berikut :
Grafik 1.1. Data Masalah Kesehatan Gigi
DATA MASALAH KESEHATAN GIGI
Jumlah siswadenganmasalahkesehatan gigi

OHIS buruk

Karies gigi

permanenKaries gig

isusuIndikasicabutGigi

hilangkarenakariesPit-
fissuredalamGangguan jaringanpenyanggaGigitertambaldengan baik
Keterangan :1.

Diketahui sebanyak 236 peserta didik memiliki status kebersihan gigi dan mulut(OHI-S) yang
buruk dengan nilai rata-rata 3,2.2.

Diketahui sebanyak 232 peserta didik mengalami masalah karies (lubang) gigi permanen dengan
nilai
Decay
rata-rata 4.3.

Diketahui sebanyak 100 peserta didik mengalami masalah karies (lubang) gigi susudengan nilai
Decay rata-rata 6
4.

Diketahui sebanyak 78 peserta didik terindikasi cabut gigi dengan kasus Gangreneradix/ sisa
akar.5.

Diketahui sebanyak 23 peserta didik kehilangan gigi permanen karena karies.6.

Diketahui sebanyak 93 peserta didik memiliki pit dan fissure dalam (ceruk mahkotagigi).7.

Diketahui sebanyak 16 peserta didik mengalami gangguan jaringan penyangga


akibat peradangan gusi (gingivitis). Rata-rata jumlah keseluruhan sextan sehat = 4.8.

Diketahui sebanyak 3 peserta didik mendapatkan pelayanan penambalan gigi dengankualitas


baik

enis penyakit gigi dan mulut yang dialami peserta didik SLB Negeri Semarangdidominasi oleh
Gangrene pulpae dengan prevalensi 55% ditemukan pada peserta didik jenjangSD sampai
dengan SMA di semua ketunaan. Sedangkan Hiperemi pulpae dengan prevalensi23% ditemukan
pada peserta didik jenjang TK dan SD yang menjalani periode gigi susu dantengah memasuki
periode gigi bercampur. Masalah lain yakni gangrene radix yang ditandaidengan
hilang/habisnya mahkota gigi dan meninggalkan sisa akar dengan prevalensi 18%

Anda mungkin juga menyukai