Anda di halaman 1dari 12

USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

RESUME

CHRISSTINE ARULDAS
NIM:150600233

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2018
USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

Di Indonesia program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) telah dilaksanakan


sejak tahun 1951, tetapi dampak program UKGS terhadap status kesehatan gigi siswa
SD hingga saat ini masih belum memuaskan. Keterbatasan dokter gigi dan perawat gigi
di puskesmas yang menjadi permasalahannya.1

1.1 Pengertian UKGS


Suatu program pelayanan gigi dan mulut yang terencana untuk mengatasi masalah
kesehatan gigi dan mulut pada para siswa Sekolah Dasar (SD) yang berumur 6-14
tahun. Program ini dibawahi oleh program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Program
UKGS ini memberi pelayanan dari segi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang paling efektif.2

1.2 Sasaran UKGS


Sasaran program ini adalah untuk anak sekolah dasar, karena perawatan kesehatan
gigi harus dilakukan dini dan harus dilakukan secara kontinyu agar menjadi suatu
kebiasaan dan untuk melahirkan generasi yang sehat.3, 4, 5
a) Sasaran primer: peserta didik (murid sekolah) TK–SD-SMP-SMA dan sederajat
b) Sasaran sekunder: guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan, orang tua murid
serta TP UKS disetiap jenjang.
c) Sasaran tertier:
o Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada sekolah lanjutan
tingkat atas, termasuk perguruan agama serta pondok pesantren beserta
lingkungannya.
o Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
o Lingkungan, yang meliputi: sekolah, keluarga dan masyarakat
1.3 Pendekatan UKGS
Pendekatan Primary Health Care bertujuan meningkatkan kesadaran siswa sekolah
dasar terhadap kesehatan gigi dan mulut. Pendekatan ini bisa dengan metode ’Kipas
Gigi”. Kipas gigi adalah suatu alat bantu pemeriksaan yang berupa kartu yang disusun
seperti kipas dan masing-masing helai mewakili setiap elemen gigi yang cara
penggunaannya melibatkan guru pembina UKGS. Oleh karena itu perlunya pelatihan
guru pembina UKGS dalam menerapkan metode Kipas gigi kepada anak didiknya
sehingga program UKGS dapat berjalan secara maksimal.3,4

1.4 Tujuan UKGS


1.4.1 Tujuan Umum
Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan tindakan peserta didik dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulut.
2. Meningkatnya peran serta guru, dokter kecil, orang tua dalam upaya promotif-
preventif.
3. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta didik yang
memerlukan.

1.5 Indikator Derajat Kesehatan Gigi dan Mulut


Indikator derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal adalah 100% murid SD/MI
telah mendapat pemeriksaan gigi dan mulut . Indikator lain sesuai dengan ketentuan
WHO adalah anak umur 12 tahun mempunyai tingkat keparahan kerusakan gigi (indeks
DMF-T) sebesar 1 (satu) gigi. 6
1.6 Ruang lingkup UKGS
Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS) yang meliputi;
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat, maka ruang lingkup UKGS yaitu:
1. Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang meliputi:
a. Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
b. Latihan atau demonstrasi cara memelihara kebersihan dan kesehatan gigi dan
mulut.
c. Penanaman kebiasaan pola hidup sehat dan bersih agar dapat di implementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk:
a. Pemeriksaan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut peserta didik;
b. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perorangan;
c. Pencegahan/pelindungan terhadap penyakit gigi dan
d. Perawatan kesehatan gigi dan mulut;
e. Rujukan kesehatan gigi dan mulut.
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah kerjasama antara masyarakat sekolah
(guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid, dan masyarakat). 6

1.7 Kegiatan UKGS


1. Kegiatan promotif, meliputi:
Upaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan petugas kesehatan
dalam bidang kesehatan gigi serta pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulutyang
dilakukan oleh guru sesuai kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994.
2. Kegiatan preventif :
Upaya preventif meliputi sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas III
dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/ bulan
dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut. 5
1.7 Strategi UKGS
Untuk pemerataan jangkauan UKGS dan adanya target kesehatan gigi dan mulut
tahun 2010 yang harus dicapai maka diterapkan strategi pentahapan UKGS yang
disesuaikan dengan paket-paket UKS sebagai berikut: 5
1. Target jangka pendek 2014
a) Penjaringan kelas 1 pada awal tahun ajaran tercapai 100%
b) Prevalensi bebas karies pada M1 sebanyak 50%
c) Penyuluhan dilaksanakan satu kali pertriwulan 80% SD
d) Kegiatan sikat gigi bersama dilaksanakan seƟ ap hari di sekolah di 50% SD
2. Target jangka panjang 2020
a) Angka bebas karies (gigi bercampur) umur 6 tahun =>50%
b) Angka bebas karies kelas 6 =>70%.
c) DMF-T usia 12 tahun =< 1 d. PTI =50%
d) Angka Dentally Fit kelas 6 =>85%

1.8 Tahap UKGS


1.8.1 UKGS TAHAP I (SATU)/ PAKET MINIMAL UKGS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD yang belum terjangkau oleh
tenaga dan fasilitas kesehatan gigi, kegiatannya adalah:
1. Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh dinas
pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.
2. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru
penjaskes/guru pembina UKS/dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua murid kelas 1-6, dilaksanakan
minimal satu kali setiap bulan
3. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi
bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru dengan
memakai pasta gigi yang mengandung fluor.
1.8.2 UKGS TAHAP II (DUA)/ PAKET STANDAR UKGS
Tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas, kegiatannya adalah:
1. Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh dinas
pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.
2. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes /
guru pembina UKS/ dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua murid kelas 1-6, dilaksanakan
minimal satu kali setiap bulan
3. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi
bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru dengan
memakai pasta gigi yang mengandung fluor.
4. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.
5. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun ajaran
diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal, dengan
persetujuan tertulis (informed consent) dari orang tua dan tindakan dilakukan oleh
tenaga kesehatan gigi.
6. Surface protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh (dilakukan di
sekolah atau dirujuk sesuai kemampuan), bila pada penjaringan murid kelas I dijumpai
murid dengan gigi tetap ada yang karies atau bila gigi susu karies lebih dari 8 gigi
dilakukan fissure sealant pada gigi molar yang sedang tumbuh.
7. Rujukan bagi yang memerlukan.

1.8.3 UKGS TAHAP III (TIGA)/ PAKET OPTIMAL UKGS


Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh dinas
pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.
1. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru
penjaskes/guru pembina UKS/dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan ) untuk semua murid kelas 1-6, dilaksanakan
minimal satu kali setiap bulan.
2. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi
bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru dengan
memakai pasta gigi yang mengandung fluor.
3. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.
4. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun ajaran
diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal, dengan
persetujuan tertulis (informed consent) dari orang tua dan tindakan dilakukan oleh
tenaga kesehatan gigi.
5. Surface protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh pada murid
kelas 1 dan 2 atau dilakukan fissure sealant pada gigi molar yang sedang tumbuh.
6. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I sampai
dengan kelas VI (care on demand).
7. Rujukan bagi yang memerlukan.6

1.9 Tenaga Pelaksana UKGS 6


Tenaga yang berasal dari sekolah yaitu :
1. Peran Kepala Sekolah / Guru SD dalam kegiatan UKGS:
a) Membantu tenaga kesehatan gigi dalam pengumpulan data (screening) yaitu
pemeriksaan seluruh murid secara berkala.
b) Pendidikan kesehatan gigi pada murid seperti penyuluhan tentang kesehatan gigi
dan mulut pada waktu pelajaran Orkes.
c) Pembinaan dokter kecil.
d) Latihan gosok gigi.
e) Merujuk murid ke puskesmas untuk dilakukan perawatan bila menemukan murid
dengan keluhan penyakit gigi.
f) Membina kerjasama dengan petugas kesehatan dalam kesehatanlingkungan dan
makanan yang dijual di lingkungan sekolah.
g) Membantu guru dalam sikat gigi bersama
2. Peran Dokter kecil dalam kegiatan UKGS:
a) Membantu guru dalam memberi dorongan agar murid berani untuk diperiksa
giginya.
b) Membantu guru dalam memberikan penyuluhan kesehatan gigi.
c) Memberi petunjuk kepada murid mengenai tempat berobat gigi (klinik gigi).

1.10 Tenaga dari Puskesmas


1. Peran Kepala Puskesmas dalam kegiatan UKGS
a) Sebagai koordinator pelaksanaan UKGS.
b) Sebagai pembimbing dan motivator.
c) Bersama dokter gigi melakukan perencanaan kesehatan gigi dan mulut.
2. Peran dokter gigi dalam kegiatan UKGS:
a) Sebagai penanggung jawab pelaksanaan operasional UKGS.
b) Bersama kepala puskesmas dan perawat gigi menyusun rencana kegiatan,
memonitoring program, dan evaluasi.
c) Membina integrasi dengan unit terkait di tingkat Kecamatan, Dati II dan
Dati I
d) Memberi bimbingan dan pengarahan kepada tenaga perawat gigi,UKS,
guru SD, dan dokter kecil.
e) Dapat bertindak sebagai pelaksana UKGS jika tidak ada perawatgigi.
3. Peran perawat gigi dalam kegiatan UKGS antara lain :
a) Bersama dokter gigi menyusun rencana UKGS dan pemantauan SD.
b) Membina kerjasama dengan tenaga UKS dan Depdikbud.
c) Melakukan persiapan atau lokakarya mini untuk menyampaikanrencana
kepada pelaksana terkait.
d) Pengumpulan data yang diperlukan dalam UKGS berupa data
sosiodemografis dan data epidemiologis.
e) Melakukan kegiatan analisis teknis dan edukatif, seperti pengarahan
kepada tenaga UKS, Guru SD, dokter kecil,dan orang tua murid. Selain itu,
pembersihan karang gigi. Seterusnya, pelayanan medik gigi (menerima rujukan dari
guru dan petugas kesehatan lainnya).
f) Monitoring pelaksanaan UKGS.
g) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
h) Evaluasi program.
4. Peran Petugas UKS dalam kegiatan UKGS antara lain:
a) Terlibat secara penuh dalam penentuan SD, pembinaan guru dandokter
kecil, monitoring program, dan hubungan dengan Depdikbud.
b) Pemeriksaan murid (screening).
c) Melaksanakan rujukan.
d) Menunjang tugas perawat gigi dalam penyuluhan dan pendidikan kesehatan
gigi

1.11 Pengertian UKGS Inovatif


Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini yaitu teknologi motivasi
untuk membangkitkan peran serta masyarakat dan teknologi pencegahan dan
perlindungan gigi untuk memotong mata rantai karies. Teknologi pencegahan dan
perlindungan utamanya adalah teori karies terkini, khususnya dalam pengertian
demineralisasi versus reminerasisai, dan “Minimum Intervention”, khususnya dalam
rangka proteksi gigi yang rawan karies. Pada dasarnya prinsip perawatan “Minimum
Intervention” dan intervensi seawal mungkin terbukti memiliki nilai tambah, dalam arti
lebih efektif dan terukur. 6, 7

1.12 Pengertian Donut Irene 6, 7


Metode baru dalam pendidikan kesehatan gigi dengan menggunakan informasi
teknologi. Program interaktif simulator risiko karies yang melakukan pendekatan
seawal mungkin dengan melibatkan orang tua.
1.13 Tujuan 6, 7
1. Memberikan pemahaman tentang faktor-faktor risiko karies sejak dini.
2. Memberikan pemahaman tentang cara mencegah karies gigi.
3. Memberikan gambar visual besar risiko karies yang dihadapi dan kemungkinan
perbaikannya.
4. Memberdayakan orang tua anak (masyarakat sekolah) untuk pemeliharaan
kesehatan gigi anak.

1.14 Indikasi: 6, 7
1. Untuk dipresentasikan kepada orang tua murid TK/SD kelas 1 pada awal
pelajaran baru sebagai pengenalan program UKGS Inovatif.
2. Untuk menggerakkan peran serta orang tua murid secara individual (atau
kelompok 5 orang) pada anak dengan kondisi karies parah (misalnya 5% dari kondisi
anak terparah atau dengan ketentuan anak tersebut gigi tetapnya telah ada yang karies
atau anak tersebut mempunyai karies gigi susu lebih dari 8 gigi). Pada dasarnya peran
orang tua terhadap kesehatan gigi anaknya seusia TK / SD kelas I sangat menentukan.

1.15 Program “Donut Irene” 6, 7


Program Interaktif Simulator Risiko Karies “Donut Irene” sebagai
pengejawatahan teknik motivasi-wawancara (Motivational interviewing - Miller and
Rollnick 1991) dalam bentuk singkatan FRAMES sebagai unsur konseling sederhana
(Brief Counseling Element) yaitu:
a) Feedback
b) Responsibility
c) Advice
d) Menu
e) Empathy
f) Self-efficacy
Program ini dimaksud menyadarkan orang tua murid atau murid tentang faktor
risiko karies; memberikan menu tentang cara mengatasi penyakit karies. Dengan
demikian diharapkan dapat memberdayakan masyarakat untuk mandiri.
Instrumen Donut Irene:
a) Flipchart Simulator Risiko Karies “Donut Irene” versi manual / versi Komputer
b) Formulir / status pemeriksaan kesehatan gigi anak
c) Lembar kerja / rapor gigi
d) Set pemeriksaan pH biofilm
e) Kaca mulut
DAFTAR PUSTAKA

1. Astoeti, 2004, “Sudahkah menggosok gigi hari ini?”, Buletin PPSDM Kesehatan
Edisi 5 (10).
2. Departemen Kesehatan R.I. 2000. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi
Dan Mulut di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
3. Herijulianti E, Indriani TS, Artini S. Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: EGC.
2002. p. 119-132.
4. Setiawan R, Adhani R, Sukmana B I, Hadianto T. Hubungan Pelaksanaan Ukgs
Dengan Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Dan Sederajat
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Putih Kota Banjarmasin. Dentino (Jur.
Ked. Gigi) 2014; Vol 2 (1): 103.
5. Departemen Kesehatan R. I. 2004.Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah. Jakarta.
6. Kemenkes. R.I. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Jakarta.
2012; 11-46.

Anda mungkin juga menyukai