Pendidikan Kesehatan
Oleh Kelompok A2
Pembimbing:
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
bimbingan dan petunjukNya, serta berkat rahmat, nikmat, dan karuniaNya
sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas makalah Pendidikan Kesehatan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Penulis sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, sehingga
penulis berharap kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
BAB I. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah selain dilaksanakan
melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas juga
diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk
program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang juga dilaksanakan oleh
swasta (Kemenkes RI, 2021). Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah
upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang
dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta
didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut (Kemenkes RI,
2012).
1. Bagaimana gambaran tingkat kebersihan gigi dan mulut serta karies siswa-siswi
pada sekolah dengan adanya pelaksanaan program UKGS melalui pemeriksaan
OHI-S dan DMF-T ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui tingkat kebersihan gigi dan mulut serta karies siswa-siswi pada
sekolah dengan adanya pelaksanaan program UKGS melalui pemeriksaan OHI-S
dan DMF-T
1.4. Manfaat
a. Pengertian UKGS
Tujuan UKGS tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa yang
optimal. Indikator derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal adalah 100%
murid SD/MI telah mendapat pemeriksaan gigi dan mulut . Indikator lain sesuai
dengan ketentuan WHO adalah anak umur 12 tahun mempunyai tingkat
keparahan kerusakan gigi (indeks DMF-T) sebesar 1 (satu) gigi ((Kemenkes,
2012)).
b. Sasaran UKGS
c. Kegiatan UKGS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD dan MI yang belum
terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi.
1. Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh dinas
pendidikan dengan narasumber tenaga kesehatan gigi.
3. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi
bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru dengan
memakai pasta gigi yang mengandung fluor.
3. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi
bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru dengan
memakai pasta gigi yang mengandung fluor.
5. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun ajaran
diikuƟ dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal, dengan
persetujuan tertulis (informed consent) dari orang tua dan tindakan dilakukan oleh
tenaga kesehatan gigi.
6. Surface protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh (dilakukan di
sekolah atau dirujuk sesuai kemampuan), bila pada penjaringan murid kelas I
dijumpai murid dengan gigi tetap ada yang karies atau bila gigi susu karies lebih
dari 8 gigi dilakukan fi ssure sealant pada gigi molar yang sedang tumbuh.
a. Pengertian OHI-s
Debris index merupakan nilai (skor) yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
terhadap endapan lunak di permukaan gigi yang dapat berupa plak, material alba,
dan food debris, sedangkan calculus index merupakan nilai (skor) dari endapan
keras yang terjadi akibat pengendapan garam-garam anorganik yang komposisi
utamanya adalah kalsium karbonat dan kalsium posfat yang bercampur dengan
debris, mikroorganisme, dan sel-sel ephitel deskuamasi (Narulita, et al, 2016).
2) Jika gigi insisif pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti dengan gigi
insisif kiri dan jika gigi insisif kiri bawah tidak ada, dapat diganti dengan
gigi insisif pertama kanan bawah, akan tetapi jika gigi insisif pertama kiri
atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.
3) Gigi index dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan seperti: gigi hilang
karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang merupakan
mahkota jaket, baik yang terbuat dari akrilik maupun logam, mahkota gigi
sudah hilang atau rusak lebih dari ½ bagiannya pada permukaan index
akibat karies maupun fraktur, gigi yang erupsinya belum mencapai ½ tinggi
mahkota klinis.
4) Penilaian dapat dilakukan jika minimal dua gigi index yang diperiksa
(Anwar, et al 2017).
SKOR KRITERIA
(Carranza, 2015)
SKOR KRITERIA
Menurut Green dan Vermilion, kriteria penilaian debris dan calculus yaitu
mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1) Baik : jika nilainya antara 0-0,6
Penilaian status kesehatan gigi dan mulut dalam hal ini karies gigi
digunakan nilai DMF-T (Decay Missing Filled Teeth). Angka D (decay) adalah
jumlah gigi berlubang karena karies gigi, angka M (missing) adalah gigi yang
dicabut karena karies gigi, angka F (filled) adalah gigi yang ditumpat karena
karies baik pada seseorang atau sekelompok orang (WHO, 2013).
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menghitung indeks karies DMF-T adalah :
4) Semua gigi yang hilang dan dicabut karena karies dimasukkan dalam
katergori M. Gigi dengan kondisi D yang parah dan diindikasikan
pencabutan juga dimasukkan dalam kategori M.
a. Kegiatan promotif
i. Alat peraga berupa phantom dan sikat gigi
ii. Poster masalah kesehatan gigi dan mulut
iii. Video cara menggosok gigi yang baik dan benar
b. Kegiatan preventif
i. Sikat gigi
ii. Pasta gigi berfluoride
iii. Gelas untuk berkumur
iv. Tissue
v. Bak untuk buang kumur
vi. Kantong sampah
b. Kegiatan preventif
1) Sikat gigi masal kelas 1 dan kelas 2 dengan menggunakan pasta gigi yang
berfluoride minimal 1x sebulan
c. Kegiatan kuratif
3.4. Sasaran
Sasaran dari kegiatan UKGS adalah siswa/i SDN Jember Lor 1
kelas 1 dan 2. Dipilih kelas 1 dan 2 karena tujuan dari UKGS ini adalah untuk
memberikan pengetahuan lebih dini sehingga diharapkan memiliki perilaku yang
baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kemudian, dipilih SDN Jember
Lor 1 karena kelas 1 memiliki beberapa kelas yang dibagi menjadi a,b,c dan d
begitupun kelas 2.
a. Kegiatan Promotif
1) Kelas : 1 dan 2
2) Jumlah Siswa : 201 siswa
3) Tenaga pelaksana : 10 orang
No Kegiatan Waktu Tempat Pelaksanaan
Carranza F.A., Newman M.G., dan Takei H.H. 2015. Carranza’s Clinical
Periodontology 12 th Edition. Philadelphia: W. B. Saunders Company.
Kemenkes Ri. 2012. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Jakarta:
Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan.
Narulita, L., Diansari, V., dan Sungkar, S. 2016. Journal Caninus Denstistry.
Volume 1, Nomor 4 (November 2016): 6 – 8.
Riyanti, E. 2018 Pengenalan dan Perawatan Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini.
(online), available:
http:resource.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasidosen diakses:
Sriyono, N.W., 2009, Pencegahan Penyakit Gigi Dan Mulut Guna Meningkatkan
Kualitas Hidup , Yogyakarta: UGM.
WHO. 2013. Oral Health Surveys Basic Methods. 5th ed. France: WHO.
Zatnika, I. (2009) 89% Anak Derita Penyakit Gigi dan Mulut [Diakses Minggu,
01 maret 2009].