AFNIATI
P07125319044
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Gigi dan mulut merupakan “pintu gerbang” masuknya kuman dan bakteri
sehingga dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya. Masalah gigi dan mulut
masih banyak dikeluhkan baik oleh anak-anak maupun dewasa dan tidak bisa dibiarkan
hingga parah karena akan mempengaruhi kualitas hidup karena mengalami rasa sakit,
ketidak nyamanan, cacat, infeksi akut, dankronis, gangguan makan dan tidur serta
memiliki resiko tinggi untuk dirawat dirumah sakit, yang menyebabkan biaya
pengobatan tinggi dan berkurangnya waktu belajar disekolah (Kemenkes RI, 2014).
Indonesia memiliki masalah penyakit gigi dan mulut.Karies gigi merupakan penyakit
gigi utama yang prevalensinya cukup tinggi di negara maju maupun negara yang
sedang berkembang. Karies gigi di Indonesia masih cukup tinggi yang terlihat dari
indeks karies (DMF-T) menunjukkan hasil sebesar 4,6 dengan nilai D(Decay) 1,6;
M(Missing)2,9; F(Filling) 0,08 yang berarti kerusakan gigi yang diderita oleh
masyarakat Indonesia adalah 460 buah gigi per 100 orang. Provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi yang memiliki Indeks DMF-T tinggi yaitu
sekitar 5,9.
Di Provinsi NTB sendiri pada tahun 2018 dapat kita ketahui bahwa prevalensi
masalah kesehatan gigi dan mulut remaja di Kota Mataram sebesar 36,1% (Riskesdas,
2
2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menyatakan bahwa
proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah karies gigi ringan (75,3%),
sedangkan masalah kesehatan gigi mencapai pulpa (59,7-62,5%), dan yang mayoritas
dialami penduduk adalah gusi bengkak dan atau keluar bisul (abses) sebesar 67,8%.
Karies atau lubang gigi adalah sebuah penyakit dalam rongga mulut yang
diakibatkan oleh aktivitas perusakan bakteri terhadap jaringan keras gigi (email, dentin
dan sementum). Kerusakan ini jika tidak segera ditangani akan segera menyebar dan
meluas. Jika tetap dibiarkan, lubang gigi akan menyebabkan rasa sakit, tanggalnya
gigi, infeksi, bahkan kematian (Sandira,2009). Karies gigi (kavitasi) adalah daerah
yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap
melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke
Bakteri speifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi
asam melalui proses fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya
merusak sruktur gigi sedikit demi sedikit.Kemudian plak dan bakteri mulai bekerja 20
Karies merupakan istilah yang lebih di kenal dengan gigi berlubang. Dalam
ilmu kedokteran gigi,karies gigi adalah demirenalisasi yang di sebabkan oleh suatu
email (Houwink,1994). Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yaitu email
3
dentil dan sementum,yang di sebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu
karbohidrat yang dapat diragikan (Edwina,2012) .Untuk itu dapat di tarik kesimpulan
bahwa karies gigi adalah gangguan keseimbangan di sekitar email yang di sebabkan
persepsi seseorang dalam konteks budaya dan norma yangs sesuai dengan tempat
hidup orang tersebut serta berkaitan dengan tujuan, harapan, standar, dan kepedulian
selama hidupnya (Emami, 2013). Ada tiga dimensi besar yang harus dimasukkan
didalam defenisi kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup yaitu gejala fisik,
telah sering digunakan untuk mengukur kualitas hidup. OHIP adalah kuisioner yang
dirancang menjadi 14 item untuk mengukur keterbatasan fungsi, rasa sakit fisik,
Labuapi merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah Lombok barat.
4
Labuapi pada bulan agustus 2020 diketahui bahwa siswa/siswi mengalami karies gigi
bahwa kondisi karies gigi siswa-siswi menyebabkan adanya kendala tertentu terhadap
SMKN 1 Labuapi.Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Jumlah Karies Gigi Dengan Kualitas Hidup Pada Siswa SMKN 1
Labuapi”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat hubungan jumlah karies gigi dengan kualitas hidup siswa SMKN 1
Labuapi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui hubungan jumlah karies dengan kualitas hidup siswa SMKN 1
Labuapi
2. Tujuan Khusus
5
2) Untuk mengetahui kualitas hidup siswa SMKN 1 Labuapi
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi promotif dan preventif saja.
Penelitian ini hanya pada aspek yang dibahas yaitu : Hubungan jumlah karies dengan
E. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat atau diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
pengetahuan di bidang ilmu kesehatan gigi khususnya pada kajian Jumlah Karies
2. Manfaat Praktis
6
b. Bagi Institusi Kesehatan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam
c. Bagi Peneliti
d. Bagi Responden
tentang hubungan jumlah karies dengan kualitas hidup pada siswa SMKN 1
Labuapi
F. Keaslian Penelitian
acuan. Selain itu, untuk meyakinkan bahwa penelitian yang sedang dilakukan oleh
peneliti ini memliki dasar kajian literature sehingga penelitian ini dapat di bedakan
Kesehatan Gigi dan Mulut di Sekolah Menengah Pertama PGAI Padang. Diploma
7
thesis, Universitas Andalas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Hasil penelitian
mayoritas responden memiliki kualitas hidup yang baik dengan jumlah 51 orang.
Secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara karies gigi dengan kualitas
Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan, tempat dan waktu
penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mencari jumlah karies gigi
Persamaan : adapun yang menjadi persamaan dalam penelitian ini adalah pada
Anak Sekolah Usia 5-7 Tahun. Hasil uji korelasi menggunakan nilai α=0.05
menunjukkan adanya korelasi yang berlawanan antara indeks karies gigi dengan
Indeksyangmenjadibahanujikorelasimemberikanhubunganyangsignifikan(p=0,039)
Perbedaan dengan penelitian ini adalah dari sisitempat (SDN Bekasi Jaya VI),
8
waktu dan objek penelitian, pada penelitian tersebut objeknya anak sekolah usia 5-7
tahun sementara penelitian ini adalah siswa sekolah (SMKN 1 Labuapi) yang
Persamaan dalam penelitian ini adalah pada variabel terikat adalah kualitas hidup.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Karies Gigi
Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk
karena ada sisa makanan yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya
bahkan patah (Widayati, 2014).Karies gigi atau gigi berlubang adalah suatu proses
patologis yang terjadi karena adanya interaksi antara faktor-faktor di dalam mulut
yaitu pejamu yang meliputi faktor gigi dan saliva, agen yaitu mikroorganisme,
karbohidrat dan faktor waktu, serta bisa terjadi karena adanya faktor luar yaitu
umur, jenis kelamin, perilaku kesehatan gigi dan mulut, pendidikan, sosial ekonomi
dan Lactobacilli. Bakteri spesifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat
pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam terus diproduksi oleh
baktteri dan akhirnya merusak struktur gigi sedikit demi sedikit.Kemudian plak dan
10
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karies Gigi
a) Ras
tertentu dengan rahang yang sempit, sehingga gigi-gigi pada rahang sering
tumbuh tidak teratur, tentu dengan keadaan gigi yang tidak teratur ini akan
b) Jenis Kelamin
lebih cepat di banding anak laki-laki, sehingga gigi anak perempuan berada lebi
c) Usia
Menurut Tarigan (2013), sepanjang hidup dikenal 3 fase umur dilihat dari
2. Periode pubertas (remaja) usia antara 14-20 tahun. Pada masa pubertas
11
terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi,
3. Usia antara 40-50 tahun, pada usia ini sudah terjadiretraksiatau menurunnya
gusi dan interdental papil sehingga sisa-sisa makanan sering lebih sukar
dibersihkan.
d) Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat
bersifat membersihkan gigi, jadi merupakan gosok gigi alami, tentu saja akan
makanan-makanan lunak dan melekat pada gigi amat merusak gigi seperti :
e) Unsur Kimia
12
gigi masih dalam penelitian. Unsur kimia yang paling mempengaruhi persentase
f) Air Ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui, terutama dalam
mempengaruhi kekerasan email. Sifat enzimatis air ludah ikut di dalam sistem
lipase, protase, urease, dan lain sebagainya. Enzim ini berasal dari bakteri-
masyarakat yang terkena suatu penyakit atau suatu keadaan pada kurun waktu
karena itu untuk mengukur insidens dibutuhkan dua pemeriksaan : satu pada
permulaan dan satu pada kurun waktu tertentu. Dengan demikian insidens adalah
peningkatan atau penurunan jumlah kasus baru yang terjadi pada suatu
kelompok masyarakat pada suatu kurun waktu tertentu. Sebelum insidens dan
13
kasus karies, pengukuran penyakit meliputi :
DMF (T) digunakan untuk mengemukakan gigi karies, hilang, dan ditambal
0,0 – 1,1 = sangat rendah b) 1,2 – 2,6 = rendah c) 2,7 - 4,4 = sedang d) 4,5 – 6,5
menghilangkan plak. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain dengan
14
kontrol plak. Kontrol plak merupakan cara menghilangkan plak dan
Penggunaan fluor dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara sistemik dan
topikal. Penggunaan secara sistemik bisa berupa tablet, obat tetes, dan
cara yang paling umum digubakan untuk mengontrol dan mencegah karies
gigi. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana, murah, rasional
umur.Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang
4) Fissure Sealant
pengaruhnya pada pit dan fissure sangat sedikit. Ini mungkin karena daerah
cekung yang terlindungi pit dan fissure memberikan kondisi yang baik untuk
terjadinya karies. Kejadian lubang gigi paling banyak mengenai daerah pit
15
dan fissure, yang salah satunya disebabkan karena bentuknya yang terlalu
dalam. Oleh karena itu tindakan fissure sealant sebagai preventif ditujukan
khusus untuk mencegah karies pada daerah pit dan fissure (Prastiwi, 2015).
5) Kualitas Hidup
posisinya dalam kehidupan, dalam konteks budaya, sistem nilai yangdi anut
oleh mereka yang berada dan hubungan terhadap tujuan hidup, harapan,
Saat ini, adanya hubungan kualitas hidup dengan kesehatan gigi dan
mulut mendapat perhatian para ahli sehingga menjadi sebuah gagasan utama
gigi dan mulut dapat memengaruhi kesehatan fisik, psikologis, sosial dan
16
Quality of Life (OHRQoL) diakui oleh WHO sebagai segmen penting dalam
umum.Status kesehatan umum yang baik lebih dari sekedar mempunyai gigi
karena karies aktif yang tidak dirawat.Karies tidak dapat sembuh dengan
nyaman, infeksi akut maupun kronis sehingga terjadi gangguan saat makan
dan tidur, tingginya biaya untuk perawatan karies dan absen sekolah
17
dirawat dapat menyebabkan terjadinya abses.Pulpa gigi yang nekrosis akibat
karies memberi jalan bagi bakteri untuk masuk ke dalam jaringan periapikal
hari.Karies yang parah juga dapat menjadi fokal infeksi bagi organ tubuh
target fokal infeksi adalah kepala dan leher, mata, sistem pernapasan dan
menyebabkan perasaan tidak nyaman, rasa sakit, dan kehilangan gigi yang
rendah memiliki dampak negatif pada kualitas hidup yang lebih sedikit
18
2. Pengukuran KualitasHidup
penyakit dan kelainan rongga mulut terhadap aspek kehidupan sehari-hari yang dinilai
berdasarkan frekuensi, keparahan atau durasi yang dapat memengaruhi persepsi secara
mulut diartikan sebagai pengukuran seberapa besar dampak penyakit rongga mulut
mulut terhadap kualitas hidup individu, beragam indikator OHRQoL telah diciptakan
kondisi dan tingkat keparahan klinis yang berbeda.Pengukuran kualitas hidup terkait
kesehatan rongga mulut anak dapat menggunakan beberapa instrumen sebagai berikut:
Jokovic, dkk.membagi instrumen ini menjadi dua kuesioner yang terdiri dari:
Kuesioner ini memiliki tiga tipe yang diaplikasikan sesuai dengan usia
untuk menilai dampak gangguan gigi dan mulut terhadap kualitas hidup pada
anak usia 8-10 tahun sedangkan CPQusia 11-14 tahun, (Nuca, 2007).
19
b) Parental Perceptions Questionnaire(PPQ)
dampak gangguan gigi dan mulut anak terhadap kualitas hidup mereka yang
diisi berdasarkan sudut pandang orang tua dari anak tersebut (Nuca S.dkk,2007).
mengukur dampak masalah kesehatan gigi dan mulut terhadap aktivitas sehari-hari
pada anak dan dapat digunakan untuk menilai kebutuhan kesehatan gigi dan mulut
serta mengevaluasi suatu program kesehatan rongga mulut (Athira S.dkk, 2015).
keterbatasan fungsional dan kerugian sosial yang saling berhubungan tetapi dapat
2009)
dimana fungsi utamanya adalah untuk menilai kebutuhan suatu populasi akan
perawatan gigi dan mulut. Instrumen ini memiliki validitas yang tinggi dan di desain
20
yang berbeda. Selain itu, COHIP dapat digunakan pada rentang usia yang luas, yaitu
Tabel 1.1
Jumlah Versi
Instrumen Tahun Usia Domain Kualitas Hidup
Item Pendek
Kegiatankeluarg,
2002 6-14 14 Tidak keuangan, konflikdalam
COHRQOL
Tahu ada keluarga, dan aspek
n emosional orangtua
Child Gejala oral, keterbatasan
Perceptions 11- fungsional, kesejahteraan
Questionnair
2002 14 37 Ada emosional, kesejahteraan
e 11-14
Tahu sosial
(CPQ n
11-14)
Child Gejala oral, keterbatasan
Perceptions 8-10 Tidak fungsional, kesejahteraan
Questionnair
2004 Tahu 25 ada emosional, kesejahteraan
e 8-10
(CPQ8- n sosial
10)
Child Kegiatan sehari-hari yang
10- Tidak berkaitan dengan kinerja,
Oral Impacts
21
on 2004 12 8 ada psikologi, fisik, dan
Daily tahun sosial
Performances
(Child-OIDP)
Early Fungsional,
Childhood Tidak
Oral
2007 3-5 13 ada psikologis, dan
Health tahun kondisisosial
Impact
Scale
(ECOHIS)
Child Gejala oral, kondisi
7-18 Ada fungsional,
Oral Health 2007 34
Tahu (COHIP- sosial/emosional,
Impact
Profile n SF 19) lingkungan sekolah dan
(COHIP) citra diri
menjadi bentuk yang lebih singkat, yaitu Child Oral Health Impact Profile Short
seperti penelitian klinis dan studi epidemiologi serta dinilai lebih efisien untuk
hidup positif, seperti rasa percaya diri dan daya tarik, serta persepsi negatif.Indeks
COHIP- SF 19 terdiri dari tiga domain, yaitu kondisi rongga mulut, kondisi
22
lingkungan sekolah dan citra diri. Perkembangan sosio-emosional pada masa remaja
dijawab dengan seberapa sering dampaknya dialami dalam tiga bulan terakhir yang
kadang, 3= sering dan 4= hampir setiap waktu. Namun pemberian skor dibalik pada
kadang, 3= jarang dan 4= tidak pernah. Skor COHIP-SF 19 yang semakin tinggi
dengan menjum lahkan seluruh skor dari 19 pertanyaan yang berkisar 0-76
(Licrew.2018).
Tabel 1.2
23
rongga mulut (COHIP-SF 19 oleh Broder HL)
B. Landasan Teori
24
Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam
karies gigi dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa. Karies gigibila dibiarkan
maka akan mempengaruhi kualitas hidup. Pengaruh dari karies gigi tersebut
akan menyebabkan patah gigi bahkan kehilangan gigi akibatnya dapat menurunkan
Penyakit karies gigi atau gigi berlubang yang tidak terawat dapat menimbulkan
rasa sakit yang tidak tertahankan sehingga akan menyebabkan berkurangnya fungsi
gigi dan mulut. Selain menjadi sulit untuk makan dan tidur, asupan gizi pun berkurang
umum.Oleh sebab itu, penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.Dimulai
dengan hal yang sederhana yaitu menyikat gigi dengan teratur setiap pagi dan malam
sebelum tidur, menggunakan sikat gigi bulu halus dan pasta gigi berfluoride, dan
giginya kelak. Pengetahuan tentang karies gigi meliputi pengertian karies, penyebab
karies, dan cara mencegah karies gigi. Jumlah karies adalah banyaknya lubang gigi
25
yang terdapat pada gigi. Memasuki usia remaja risiko siswa mengalami karies cukup
C. Kerangka Konsep
Gambar 1.3
Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Berdasarkan teori yang di uraikan maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa ada
hubungan jumlah karies dengan kualitas hidup siswa SMKN 1 Labuapi Tahun 2020
26
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Desain Penelitian
Populasi/Sampel
27
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalahsiswa SMKN 1 Labuapi yang terdiri dari
122 siswa.
2. Sampel
peneliti sesuai kriteria inklusi dan ekslusi.Penentuan besar sampel dalam penelitian
Keterangan
N : Besar populasi
n : Besar sampel
d : Penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan yaitu 5%atau 0,05
153
n= 2
1+153 (0 , 05)
n=110, 66=110responden.
28
3) Tidak mengalami gangguan pengelihatan dan atau pendengaran yang tidak
di koreksi.
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
D. Variabel Penelitian
1. Karies Gigi
Karies gigi adalah status gigi berlubang yang ditandai dengan pemeriksaan sondasi
positif, terdapat area yang mengitam pada gigi yang telah dilakukan penumpatan
29
dan terdapat kavitas pada gigi. Diukur menggunakan indeks DMF-T (decayed;
karies gigi yang masih dapat di tambal, Missing; karies gigi yang sudah hilang atau
seharusnya dicabut, Filling; karies gigi yang sudah ditambal, Tooth; gigi permanen)
2. Kualitas Hidup
Dampak dari karies gigi akan menyebabkan kualitas hidup seseorang terganggu,
kategori kualitas hidup berdasarkan perhitungan interval skol nilai terttinggi dan
1) Baik = 6-14
2) Sedang = 15-23
3) Buruk = 24-31
F. Instrumen Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
kualitas hidup subyek penelitian.Lembar observasi pertama keadaan karies gigi yang
dilakukan oleh peneliti sebelum dan sesudah itu memperhatikan kualitas kesehatan
hidup akibatd a r i karies gigi yang banyak.Lebih lanjut peneliti melaukan observasi
Labuapi tidak baik.Dalam pelaksanaan penelitian ini karies gigi siswa-siswi harus
30
dipastikan bersih dan bebas dari masalah karies gigi.Sedangkan pedoman wawancara
G. Tekhnik PengumpulanData
berikut:
1. Persiapan
atau penelitian kepada subyek dan responden yaitu anak usia 14-
17tahun.
penelitian
31
2. Pelaksanaan
1) Tahap persiapan
2) Tahap Penelitian
d) Menganalisa data
3) Tahap Penyelesaian
1. InstrumenPenelitian
a. Alat tulis
32
b. Computer /laptop/ hp
I. Proses Penelitian
1. Pra penelitian
responden.
33
J. Manajemen Data
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner dan pemeriksaan jumlah karies gigi
1. Editing (pemeriksaan data) adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
kuesioner.
terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori, yaitu pertanyaan dari setiap
domain sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisis data.
3. Entry (memasukan data) adalah kegiatan memasukan data yang telah di kumpulkan
kedalam master tabel atau data base computer, yaitu dengan menggunkan sistem
computer.
5. Analysis (pengolahan data) adalah upaya untuk mengolah data menjadi informasi
hubungan dan arah jumlah karies dengan kualitas hidup, serta domain kualitas hidup
34
K. Etika Penelitian
penelitian
35
DAFTAR PUSTAKA
Hamadi, D, A., Gunawan, P, N., & Mariati, NN. 2015. Gambaran Pengetahuan
Orang Tua Tentang Pencegahan Karies dan Status Karies Murid SD
Kelurahan Mendino Kecamatan Kintom Kabupaten Banggi. Jurnal e-Gigi
(eG),Vol.3 Nomor 1.
Maulani, C. (2014). Kiat Merawat Gigi Anak Panduan Orang Tua dalam Merawat
dan Menjaga Kesehatan Gigi Bagi Anak-Anaknya. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Mount, G.J., Hume, W.R., Ngo, H., & Wolff, M. 2016. Preservation and Restoration
of Tooth Structure.
Nathe, C.N. 2016.Dental Public Health And Research, Contemporary Pravtive For
The Dental Hygiene.
36
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Peariasamy, K., Marsom, A., Junid, N. Z., Ibrahim, N., Vengadasalam, S.,
Subramaniam, S. D., … Saripudin, B. (2012). Management of Severe Early
Childhood Caries, 60.
Ramadhan, AG. 2013. Serba-Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune.
Rianti, N. 2016. Hubungan Karies Gigi Terhadap Kualias Hidup Yang Terkait
Dengan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Remaja Usia 12-14 Tahun.
http://file.//D:JURNAL%GIGI/Naskah%Publikasi,pdf,5 agustus 2020.
37
Anwar AI.,2014.Hubungan antara status kesehatan gigi dengan kualitas hidup pada
manula di Kecamatan Malili, Luwu Timur. Dentofasial; 13(3):162.
Broder HL, Wilson-Genderson M, Sischo L. Reliability and validity testing for the Child
Oral Health Impact Profile-Reduced (COHIP-SF 19). J Public Health Dent.2012;
72:302-12.
Dean JA, Avery DR, McDonald RE.Dentistry for the child and adolescent.9th ed.,
Indiana: Elsevier, 2010: 177,205.
Dewi O. Analisa hubungan maloklusi dengan kualitas hidup pada remaja SMU kota
Medan tahun 2007. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara,2008.
Nuca C, Amariei C, Martoncsak E, Tomi DD. Study regarding the correlation between
the child-OIDP index and the dental status in 12-year-old children from
Harsova Constanta county. OHDMBSC 2005; 4(4):4.
Nuca C, Amariei C, Rusu DL, Arendt C. Oral health-related quality of life evaluation.
OHDMBSC 2007; 6(1):6-7.
38
Swastini AAP.,2013.Kerusakangigi merupakan fokal infeksi penyebab timbulnya
penyakit sistemik. Jurnal Kesehatan Gigi.
World Health Organization (WHO).Oral health surveys: basic methods 5th ed.
Switzerland: WHO Press, 2013:14.
Jurnal Skala Kesehatan Politeknik Kesehatan Banjarmasin.
39