Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kesehatan sistem organ tubuh lainnya. Karena rongga mulut merupakan salah satu

pintu masuk bakteri penyebab penyakit yang dapat menyebar keseluruh tubuh. Bakteri

yang terdapat pada rongga mulut dapat menyebar melalui aliran darah. Jika kesehatan

gigi dan mulut baik, maka bakteri yang dapat masuk ke dalam aliran darah hanya

sedikit dan tidak akan membahayakan tubuh. Namun jika kesehatan gigi dan mulut

tidak dalam keadaan yang baik, maka jumlah bakteri yang akan masuk ke dalam

aliran darah bisa meningkat dua hingga sepuluh kali lipat lebih banyak. Kebersihan

gigi dan mulut yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri mudah untuk menginfeksi

mulut, seperti kerusakan gigi dan penyakit gusi. (Harfindo, 2018).

Berdasarkan The Global Burden of Disease Study pada tahun 2016

menyatakan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi

merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah populasi penduduk dunia

(3,58 milyar jiwa). Penyakit pada gusi (periodontitis) menjadi urutan ke 11 penyakit

yang paling banyak terjadi di dunia, sementara di Asia Pasifik kanker mulut menjadi

urutan ke 3 jenis kanker yang paling banyak di derita. (Society, 2018).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, masalah

gigi dan mulut seperti karies gigi ini banyak dijumpai pada anak usia prasekolah

sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Jakarta bahwa 85% anak prasekolah sudah

mengalami karies gigi. Masalah kesehatan gigi dan mulut di Jawa Timur yang dialami
anak usia 1-9 tahun memiliki persentase sebesar 29,2% dan persentase untuk

penduduk yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut di Kota Malang sebesar

28%. (Rossyana S. Hermawan, 2015).

Menggosok gigi merupakan perilaku sehat yang masih kurang diterapkan pada

anak. Ketidaktahuan cara menggosok gigi yang baik dan benar, frekuensi menggosok

gigi yang tidak benar itu awal terjadinya kerusakan gigi. kerusakan gigi yang dapat

dialami anak-anak yaitu seperti karies gigi, gusi bengkak, gigi berlubang dan bau

mulut, penyebab terjadinya hal ini bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan

dasar akan pentingnya kebersihan gigi dan mulut contohnya anak-anak yang tidak

langsung berkumur-kumur atau menggososok giginya setelah memakan makanan

yang manis ataupun orang tua yang tidak mengingatkan kepada anak-anaknya untuk

menggosok gigi sebelum tidur. Sehingga jika tidak diperhatikan hal tersebut akan

menyebabkan munculnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak.

Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh orang tua untuk memotivasi anak-anak

mereka agar memelihara kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan cara membiasakan

anak melakukan kegiatan menggosok gigi bersama pada pagi dan malam hari sebelum

anak-anak tidur untuk mencegah tejadinya kerusakan gigi. (Eka Satriani Sakti, 2019).

Pendidikan kesehatan adalah salah satu intervensi yang direncanakan untuk

menciptakan peluang bagi individu dalam meningkatkan pengetahuan dan

keterampilannya demi perawatan kesehatan anggota keluarganya masing-masing.

Peran pendidikan kesehatan yaitu melakukan intervensi dari faktor perilaku sehingga

perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai kesehatan yang ada

dan jenis metode yang biasa digunakan dalam pendidikan kesehatan adalah metode

ceramah dan metode diskusi kelompok. Beberapa metode yang biasa digunakan

seperti pembacaan dongeng dimana dalam mendongeng itu memiliki kaitan yang erat
dengan dunia anak-anak, bahkan tidak dapat dipungkiri jika dongeng memiliki daya

tarik tersendiri yang tidak dapat ditolak oleh anak-anak. Mendongeng merupakan

suatu aktivitas yang memiliki potensi konstruktif untuk mendukung perkembangan

mental bagi anak, selain itu pemikiran anak juga akan lebih kritis dan cerdas. Anak

juga dapat dengan mudah memahami mana sesuatu yang perlu ditiru dan tidak boleh

ditiru. (Nuraeda, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Supriatin pada tahun 2019 yang berjudul

pengaruh pendidikan kesehatan storytelling terhadap kebersihan gigi pada anak

prasekolah di TK Sabibul Huda dan dari penelitan tersebut menunjukkan hasil bahwa

ada pengaruh storytelling terhadap kebersihan gigi pada anak prasekolah di TK

Sabibul Huda Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon Tahun 2019.

Penelitian lain yang juga dilakukan oleh Suwanti, 2017 yang berjudul

pengaruh pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi terhadap kemampuan

menggosok gigi pada anak TK bahwa ada pengaruh kemampuan menggosok gigi

setelah dilakukan pendidikan kesehatan menggosok gigi pada kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol. Pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi dapat

membantu anak untuk melakukan gosok gigi dengan baik dan benar, peran orang tua

dan pendidik sangat dibutuhkan dalam memberikan penjelasan dan contoh kepada

anak tentang menggosok gigi.

Berdasarkan kedua data diatas, didapatkan perbedaan yaitu metode pemberian

pendidikan kesehatan, dimana pada penelitian (supriatin, 2019) mengunakan metode

storytelling sedangkan pada penelitian (Suwanti, 2017) menggunakan metode

pemberian pedidikan kesehatan secara demonstrasi dan menggunakan teknik pre-post

test. Selain perbedaan metode yang digunakan, ternyata penggunan metode pre-post

test saat dilakukan pendidikan kesehatan lebih efektif.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap keterampilan menggosok gigi

pada anak pra sekolah ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap keterampilan

menggosok gigi pada anak pra sekolah

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

tentang keterampilan menggosok gigi pada anak pra sekolah

b. Untuk mengetahui pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan

tentang keterampilan menggosok gigi pada anak pra sekolah

c. Untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan anak prasekolah tentang kebersihan gigi dan mulut

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Sebagai pengalaman yang berharga dalam memperluas wawasan dan pengetahuan

melalui penelitian lapangan

2. Manfaat bagi institusi

Sebagai salah satu bahan atau sumber informasi untuk pengembangan ilmu

pengetahuan serta dapat dijadikan dokumen bahan bacaan

3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya


Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang

pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode story telling pada anak pra sekolah

Anda mungkin juga menyukai