Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG)

Volume 3 No 1 Maret 2022


ISSN: 2721-2033

SLR: MOTIVASI ORANG TUA DALAM


PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI ANAK PRASEKOLAH

Nadira Rahmaniar 1, Isnanto2 , Silvia Prasetyowati 3


1,2,3
Jurusan Kesehatan Gigi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
*
nadirarahmaniar1@gmail.com

ABSTRAK
Karies gigi merupakan masalah gigi yang sering menyerang anak
usia prasekolah. Anak yang memiliki kebiasaan buruk dalam
pemeliharaan kebersihan gigi dan mulutnya berisiko lebih besar
Kata kunci: terkena karies gigi. Anak prasekolah masih bergantung pada
Motivasi, kesehatan gigi, orang tuanya, sehingga motivasi orang tua dalam memelihara
karies, dan anak prasekolah. kesehatan gigi anaknya dapat mempengaruhi jumlah karies gigi
anak. Pemeliharaan kesehatan gigi anak oleh orang tua dapat
dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya ialah motivasi yang
dapat berasal dari dalam (internal) maupun dari luar diri
seseorang (eksternal). Tujuan: Diketahuinya motivasi internal dan
motivasi eksternal orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan
gigi anak prasekolah. Study Design: Literature review dilakukan
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang akan direview.
Literature review dengan menggunakan tiga database yaitu
Google Scholar, SINTA dan GARUDA. Sepuluh literatur yang
diperoleh dalam penelitian ini menggunakan desain potong
lintang. Hasil: Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal,
telah diketahui faktor internal yang dapat mempengaruhi
pemeliharaan kesehatan gigi anak prasekolah antara lain:
persepsi, minat, kebutuhan dan harapan. Dan faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi pemeliharaan kesehatan gigi anak
prasekolah antara lain: dukungan keluarga, lingkungan,, fasilitas
pelayanan kesehtan, manfaat yang diterima, imbalan.

ABSTRACT
Key word: Dental caries is a dental problem that often affects preschool-aged
Motivation, dental health, children. Children who have bad habits in maintaining dental and
caries and preschool children. oral hygiene are at greater risk of developing dental caries.
Preschool children still depend on their parents, so that the
motivation of parents in maintaining their child's dental health
can affect the number of children's dental caries. The maintenance
of children's dental health by parents can be influenced by many
things, one of which is motivation that can come from within
(internal) or from outside one's self (external). Purpose: Knowing
the internal motivation and external motivation of parents on the
maintenance of dental health of preschool children. Study

99
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Designs:Literature review carried out based on the inclusion and


exclusion criteria that will be reviewed. Literature review using
three databases, namely Google Scholar, SINTA and GARUDA.
Ten literatures obtained in this study used a cross-sectional
design. Results: Based on the results of a literature review in 10
journals, it is known that internal factors that can affect the
maintenance of dental health of preschool children include:
perceptions, interests, needs and expectations. And external
factors that can affect the maintenance of dental health of
preschool children include: family support, environment, health
service facilities, benefits received, rewards.

PENDAHULUAN
Perilaku kesehatan merupakan segala aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang
dapat diamati secara langsung (observable) maupun yang tidak dapat diamati secara
langsung oleh orang lain (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Perilaku kesehatan ini pada garis besarnya dikelompokan
menjadi dua, yakni : perilaku sehat (Health Behavior) yang merupakan perilaku orang
yang sehat agar tetap sehat atau kesehatannya meningkat dan perilaku pencarian
kesehatan (Health Seeking Behavior) yang merupakan perilaku orang yang sakit atau telah
terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah
kesehatanya (Notoatmodjo, 2014).
Kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena mempengaruhi kesehatan tubuh.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan menjaga
kebersihan dan melakukan perawatan gigi dengan benar sejak dini. (Sari et al., 2017).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menyebutkan bahwa anak usia 5-6
tahun menderita karies., dengan dmf-t 8,43 (Rahina et al., 2019). Penyakit karies gigi pada
anak diperkirakan prevalensinya cukup tinggi (± 50,0%), dan pada tingkat keparahan
tertentu dapat mengganggu sistem pengunyahan (Suratri et al., 2016).
Menurut Nila (2010) seperti dikutip oleh Sukini, Yodong (2017), karies gigi adalah
penyakit yang merupakan salah satu penyebab kehilangan gigi yang paling sering terjadi
pada usia muda dan usia dewasa. Karies merupakan penyakit infeksi pada gigi, yang
tidak dirawat dapat bertambah buruk sehingga akan menimbulkan rasa sakit dan
berpotensi menyebabkan kehilangan gigi.
Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang dapat dihindari dengan
melakukan perawatan sejak dini. Perawatan gigi dan mulut sejak dini untuk mendukung
kesehatan gigi salah satunya dengan perawatan saat masa anak-anak. Perawatan gigi
anak dilakukan untuk menghindari kelainan atau gangguan gigi dan membuat gigi sehat,
teratur, rapi, dan indah yang dalam hal ini membutuhkan peran aktif orang tua
(Hermawan et al., 2015).
Karies gigi adalah suatu penyakit infeksi yang merupakan proses demineralisasi
progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi yang sebenarnya dapat
dicegah. Penyebab dari karies ini adalah adanya aktivitas mikroba dalam suatu
karbohidrat yang dapat difermentasikan. Demineralisasi yang terjadi di jaringan keras

100
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

gigi ini kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Karies terjadi ketika proses
remineralisasi menjadi lebih lambat dibandingkan proses demineralisasi, serta adanya
kehilangan mineral (Mutiara et al., 2015).
Menurut Putri dkk (2011) seperti dikutip oleh Miftakhun, Sunarjo, dan Mardiati
(2016) bahwa karies gigi terjadi karena sejumlah faktor (multiple factor) yang saling
mempengaruhi yaitu tiga faktor utama yakni gigi, saliva, mikroorganisme serta substrat
dan waktu sebagai faktor tambahan. Keempat faktor tersebut digambarkan sebagai
lingkaran, apabila keempat faktor tersebut saling tumpang tindih maka akan terjadi
karies gigi.
Kesehatan gigi dan mulut bagi usia prasekolah merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian serius. Perawatan gigi yang kurang baik atau tidak adekuat menyebabkan
masalah yang paling umum dari seluruh masalah kesehatan gigi pada masa kanak-kanak.
Penyakit gigi masih sering diabaikan oleh banyak orang tua, mereka menganggap
kerusakan gigi merupakan hal yang biasa terjadi pada anak. Rendahnya motivasi orang
tua menyebabkan kegiatan menggosok gigi pada anak menjadi kurang maksimal.
Kurangnya motivasi yang diberikan orang tua membuat anak tidak memperhatikan
ketika orang tua memberikan perintah untuk menggosok gigi (Sari et al., 2017).
Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan perilaku. Perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik akan sangat berperan dalam
menentukan derajat kesehatan dari masing-masing individu, oleh sebab itu perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik harus diubah. Di sini peran
orang tua sangat menentukan dalam melakukan perubahan perilaku dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut anak. Pengetahuan dan pendidikan yang diberikan orang tua
sangat membantu pembentukan perilaku anak. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut antara lain meliputi tindakan menyikat gigi, dan kumur-kumur dengan larutan
fluor. Tindakan menyikat gigi merupakan hal yang utama dalam upaya pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut. Untuk melakukan tindakan ini dibutuhkan kemampuan
motorik, sehingga peran orang tua dibutuhkan untuk menjelaskan, memberi contoh,
membimbing serta mendorong anak untuk memiliki perilaku yang baik (Warni L, 2009
cit. Surosentiko dan Blora 2019)
Hasil penelitian Sari, Fazrin, Saputro (2017) didapatkan ada hubungan yang
signifikan antara pemberian motivasi orang tua dalam menggosok gigi terhadap
timbulnya karies gigi di TK Dharma Wanita Singonegaran I Kota Kediri. Cukup kuat
hubungan berdasarkan nilai koefisien korelasi yang didapatkan hubungan terbentuk dari
kedua variabel dikategorikan kuat yang berarti pemberian motivasi orang tua dalam
menggosok gigi pada anak usia prasekolah terhadap timbulnya karies gigi saling
berkaitan dan penting.
Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendaki. Motivasi biasanya berasal dari pengetahuan
seseorang akan sesuatu, kemudian akan menimbulkan sebuah keinginan yang mendasari
perilaku. Pada anak, motivasi paling banyak diperoleh dari keluarga dan di lingkungan
sekolah. Hal tersebut sangat penting bagi anak-anak yang sedang dalam proses tumbuh
kembang. Orang tua sangat berpengaruh dalam pembentukan perilaku anak. Sikap dan

101
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

perilaku orang tua, terutama ibu, dalam pemeliharaan kesehatan gigi memberikan
pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak. Walaupun masih memiliki gigi
sulung, orang tua harus memberikan perhatian serius pada anak (Mutiara et al., 2015).
Motivasi kesehatan merupakan dorongan yang dilakukan dengan menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau
dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Motivasi
yang berasal dari dalam diri seseorang dapat disebabkan seseorang mempunyai
keinginan untuk dapat menggapai sesuatu yang diharapkannya. Memotivasi anak dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dapat dilakukan dengan menyikat gigi yang baik dan benar,
sehingga selain untuk menjaga kebersihan gigi juga dapat mencegah terjadinya karies
gigi (Simaremare & Simaremare, 2015).
Peran orang tua sangatlah penting dalam memotivasi anak memelihara kesehatan
gigi sejak usia dini (Sari et al., 2017). Berdasarkan uraian diatas didapatkan suatu masalah
penulisan, yaitu prevalensi karies pada anak usia prasekolah. Salah satu cara untuk
menghindari karies gigi pada anak dengan pemberian motivasi oleh orang tua dapat
memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak dalam
pemeliharaan kesehatan gigi. Dari masalah tersebut, maka penulis perlu melakukan
penelurusan artikel ilmiah terkait dengan motivasi orang tua dalam pemeliharaan
kesehatan gigi anak prasekolah.

METODE
Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai motivasi
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak oleh orang tua terhadap karies gigi pada
anak prasekolah . Protokol dan evaluasi literatur review akan menggunakan PRISMA
checklist untuk menentukan penyeleksi studi yang telah ditentukan dan disesuaikan
dengan tujuan literature review. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Sumber data
sekunder yang didapat berupa artikel jurnal baik nasional maupun internasional dengan
tema yang sesuai. Pencarian literatur dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan
September 2020. Pencarian Literatur dalam literatur review ini didapatkan dari 3 academic
database yaitu Google Scholar, Garuda, dan SINTA. Jumlah artikel minimal yang
direncanakan adalah 10 artikel, yang diterbitkan pada tahun 2015-2020 yang dapat
diakses full-text dalam format pdf.
Pencarian artikel dengan menggunakan kata kunci “motivasi”, “kesehatan gigi”
“karies gigi” dan “anak”. Cara menggunakan kata kunci adalah dengan metode “boolean
searching”, yaitu dengan penambahan notasi AND, OR dan NOT atau dapat berupa
simbol matematika seperti (+),(-) dan batasan pencarian umum lainnya seperti pengunaan
double quote atau tanda petik (“ “), Nesting (tanda kurung) atau fitur batasan pencarian
lainnya yang dimiliki oleh masing-masing search engine. Artikel yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi kemudian diambil untuk selanjutnya dianalisis. Kriteria
artikel yang direview adalah artikel jurnal penelitian berbahasa Indonesia dengan subyek
anak dengan tema yang sesuai
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi di tiga academic database
seperti Google Scholar, GARUDA dan SINTA dengan menggunakan kata kunci

102
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

“motivasi”, “kesehatan gigi” dan “karies” dan “anak prasekolah”. dengan metode
“boolean searching” pada kata yang dicari, yaitu “motivasi” “kesehatan gigi “AND”karies
gigi”, “anak “OR” anak prasekolah”, maka peneliti menemukan jurnal yang sesuai
dengan kata kunci tersebut sejumlah 86 artikel jurnal. Jumlah 86 artikel jurnal yang telah
didapatkan dikelompokkan sebagai berikut :
Google scholar : 56
GARUDA :2
SINTA : 28
Hasil pencarian jurnal yang sudah didapat kemudian diskrining duplikasi dan
ditemukan sebanyak 3 jurnal yang sama sehingga dikeluarkan dan sisa 83 jurnal.
Kemudian dilakukan skrining berdasarkan judul (n=44), abstrak (n=22), full text (n=14)
yang telah disesuaikan dengan tema literature review. Assesment kelayakan jurnal terhadap
kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 10 jurnal yang digunakan dalam literature review.
Pengujian kelayakan (eligibility) diberi nilai “ya”, “tidak”, “tidak jelas” dan “tidak
berlaku”, dan setiap kriteria dengan skor “ya” diberi satu poin dan nilai lainnya adalah
nol, setiap skor studi kemudian dihitung dan dijumlahkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan 10 artikel jurnal yang memenuhi kriteria inklusi terbagi menjadi 2 sub
pembahasan berdasarkan topik yaitu motivasi internal orang tua dalam pemeliharaan
kesehatan gigi anak prasekolah dan motivasi eksternal orang tua dalam pemeliharaan
kesehatan gigi anak prasekolah.
Sebagian besar artikel menggunakan desain cross sectional study (7 artikel), desain
deskriptif survey (2 artikel), dan exploratif (1 artikel). Seluruh artikel menggunakan ukuran
sampel sedang (puluhan hingga ratusan) dengan ukuran sampel terkecil yaitu 26
responden.
Kualitas studi dari masing-masing artikel relatif tinggi. Seluruh studi yang sesuai
berdasarkan topik literature review dilakukan di Negara Indonesia dari berbagai macam
daerah yaitu Aceh, Malang, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Pontianak, Kediri,
Jambi (A’yun dkk, 2016, Putri Abadi dkk, 2019, Melisa dkk, 2015, Suciari dkk, 2015,
Husna dkk, 2016, Suratri dkk, 2016, Rahina dkk, 2019, Sari dkk, 2017, Abdat dkk, 2018,
Sukini dkk, 2017)
Berdasarkan pencarian jurnal dari beberapa database dapat dirangkum dalam table
sebagai berikut:
Tabel 1 Rangkuman Hasil Literature Review
Metode (Desain,
Jurnal
No Author(s) Tahun Judul Sampel, Instrumen, Hasil Database
Vol(No)
Variabel, Analisis)
1. Ana Suciari, 2015 Jurnal Peran Orang D: Deskriptif Hasil Google
Yuni Stikes 4(1- Tua dalam analitik dengan menunjukkan Scholar
Sufyanti 19) Membimbing pendekatan metode ada hubungan
Arief, Praba Meyikat Gigi Cross Sectional. peran orangtua
Diyan dengan S: 26 responden dalam
Rachmawati Kejadian I: kuesioner dan membimbing
Karies Gigi lembar observasi menyikat gigi
pada Anak V: peran orangtua dengan kejadian

103
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Prasekolah dalam karies gigi pada


membimbing anak usia
menyikat gigi, prasekolah
kejadian karies gigi (p=0,395)
A: Chi Square
dengan tingkat
signifikansi p<0,05

2. Quroti 2016 Jurnal Pengaruh D: observasional Hasil penelitian SINTA


A’yun, Julita UGM Vol keadaan dengan rancangan menunjukkan
Hendrartini, 2 No 2 rongga mulut, cross-sectional pengalaman
Al perilaku ibu, S: 430 anak karies,
Supartinah dan berumur 10-12 banyaknya plak,
lingkungan tahun pH saliva,
terhadap I:pengukuran perilaku ibu
risiko karies indeks def-t dan dalam
pada anak PHPM, kuesioner pemanfaatan
V: pH saliva, pelayanan
banyaknya plak, kesehatan gigi
dan pengalaman anak, perilaku
karies, perilaku ibu ibu dalam
dalam pemanfaatan pemilihan
pelayanan makanan anak,
kesehatan gigi dan
anak, perilaku ibu pelaksanaan
dalam UKGS oleh guru
pemeliharaan berpengaruh
kesehatan gigi, dan terhadap risiko
perilaku ibu dalam karies pada
pemilihan anak
makanan anak
A: chi-square dan
multiple logistic
regression
3. Putri Abadi, 2019 Jurnal Perspektif D: observational Hasil penelitian Google
Nuri Yuniar Obsesi Orang Tua survei menunjukkan Scholar
Wahyu 3(1) pada S: 51 responden bahwa
Suparno, Kesehatan I: wawancara perspektif orang
Suparno Gigi Anak kuesioner tua terhadap
Usia Dini V: pengetahuan, kesehatan gigi
perilaku, anak
kepedulian orang mempengaruhi
tua sikap dan
A: Teknik sampling perilaku orang
jenuh tua dalam
menjaga
kesehatan gigi
anak.
4. 2016 Jurnal Peranan Orang D: survey Hasil penelitian SINTA
Husna, Vokasi Tua dan Explanatory menunjukkan

104
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Asmaul Kesehata Perilaku Anak Research dengan bahwa ada


n 2(1) dalam pendekatan Cross hubungan yang
Menyikat Gigi Sectional. signifikan
dengan S: 35 orang antara peranan
Kejadian I: kuesioner orang tua dan
Karies Anak V: peran orang tua perilaku anak
dengan perilaku dalam menyikat
anak, peran orang gigi dengan
tua dengan kejadian karies
kejadian karies, anak usia 5-6
perilaku anak tahun di TK
dengan kejadian Sekar Melati
karies, Desa Pal IX
A: uji korelasi kecamatan Sei
Person Product Kakap
Moment kabupaten
Kubu Raya.
5. Lely Suratri, 2016 Media Pengetahuan, D: penelitian non Hasil penelitian SINTA
Made Ayu Penelitian Sikap, dan intervensi dengan menunjukkan
Sintawati, dan Perilaku desain potong adanya
FX Pengemb Orang Tua lintang (cross hubungan
Andayasari, angan tentang sectional) antara
Lelly Kesehata Kesehatan S: 564 orang pengetahuan,
n 26(2) Gigi dan I: kuesioner hasil sikap, dan
Mulut pada wawancara dengan perilaku
Anak Usia orang tua atau orangtua
Taman Kanak- pendamping terhadap
kanak di responden kesehatan gigi
Provinsi penelitian dan mulut anak
Daerah V: pengetahuan,
Istimewa sikap, dan perilaku
Yogyakarta orangtua terhadap
dan Provinsi kesehatan gigi
Banten Tahun dan mulut anak
2014 usia prasekolah
A: proporsional
random sampling
6. Rahina, 2019 Journal of Tingkat D: exploratif Hasil penelitian Google
Yudha Chemical Pengetahuan S: 129 ibu anak menunjukkan Scholar
DIGAA, Informati Kesehatan prasekolah bahwa
Chandra on and Gigi Pada I: wawancara pengetahuan,
Iswari Modeling Orang Tua tersruktur dan nilai-nilai
IWA, Wirya 53(9) Anak Usia kuesioner kepercayaan,
Pratama Prasekolah V: tingkat sikap dan
Duarsa, pengetahuan perilaku
Pradnyapar kesehatan gigi kesehatan gigi
amita A: uji komparasi secara langsung
ataupun tidak
langsung
menpengaruhi

105
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

kesehatan mulut
di masa awal
anak-anak
7. Sari, Avi 2017 Journal Pemberian D: penelitian Hasil penelitian Google
Dian Of Motivasi korelasional menunjukkan Scholar
Fazrin, Nursing Orang Tua dengan adanya
Intan Practice Dalam menggunakan hubungan yang
Saputro, 1(1) Menggosok metode cross signifikan
Heri Gigi Pada sectional pemberian
Anak Usia S: 85 responden motivasi orang
Prasekolah I: kuesioner dan tua dengan
Terhadap observasi timbulnya
Timbulnya V: motivasi orang karies gigi pada
Karies Gigi tua, timbulnya anak usia
karies gigi anak, prasekolah di
A: uji statistik TK Dharma
Spearman rho α = Wanita
0,05 Singonegaran I
Kota Kediri.
8. Melisa 2015 Journal Hubungan D: analitik Hasil penelitian Google
Anastasia Medali Motivasi Ibu deskriptif dengan menunjukkan Scholar
Pranoto, 2(1) Tentang pendekatan survey bahwa ada
Sandy Kesehatan cross sectional hubungan yang
Christiono, Gigi Terhadap SubyekS: 56 ibu kuat antara
Recita Karies Pada dan anak motivasi ibu
Indraswary Gigi Anak I: kuesioner tentang
Umur 3-5 V: pemeriksaan kesehatan gigi
Tahun gigi, motivasi ibu terhadap Early
A: uji Korelasi Childhood
Spearman Rho. Caries dengan
nilai koefisie
korelasi sebesar
0,693
9. Abdat, 2018 Cakradon Pengetahuan D: penelitian Hasil penelitian Google
Munifah ya Dental Dan Sikap Ibu deskriptif dengan menunjukkan 9 Scholar
Journal Mengenai Gigi pendekatan cross orang
10(1) Sulung sectional diantaranya
Anaknya Serta S: 33 orang (3%) dari total
Kemauan I: kuesioner subjek memiliki
Melakukan V: tingkat tingkat
Perawatan pengetahuan pengetahuan
A: deskriptif baik, 20 orang
subjek atau 61%
memiliki tingkat
pengetahuan
cukup dan 10
orang subjek
atau 30%
memiliki tingkat
pengetahuan

106
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

kurang. Hal ini


menunjukkan
bahwa tingkat
pengetahuan
subjek
mengenai
kesehatan gigi
sulung anak
pada ibu murid
kelas I SD IT Al-
Azhar Banda
Aceh masih
belum baik.

10. Sukini,. 2017 Jurnal Pengaruh D: deskriptif Hasil penelitian GARUDA


Yodong, Kesehata Drama berbentuk Cross menunjukkan
Sariyem. n Gigi Tradisional Sectional bahwa terjadi
4(1) Sebagai S: 72 anak perubahan
Motivasi I: kuesioner motivasi yang
Pelihara Diri V: pengukuran signifikan
Kesehatan motivasi sesudah
Gigi dan A: analitik diberikan
Mulut pada deskriptif perlakuan
Anak kuantitatif. dengan drama
tradisional
dengan rata-rata
85,69
dibandingkan
dengan rata-rata
sebelumnya
sebesar 48,47.

Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, didapatkan beberapa hal yang
meliputi faktor internal motivasi orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi anak
prasekolah, yaitu persepsi diri, minat, kebutuhan, dan harapan. Urutan secara sistematis
dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2 Motivasi Internal Orang Tua dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak
Prasekolah
No. Motivasi Internal Orang Tua Jurnal Terkait

1. Persepsi diri a. Rahina Y, Digaa C.I, Iwa W.P,


Duarsa P
b. Abdat M
c. Putri A, Nuri Y.W, Suparno
2. Minat a. Sukini, Yodong, Sariyem

3. Kebutuhan a. Ana S, Yuni S.A, Praba D.R


b. Quroti A, Julita H, Al S
c. Husna, A

107
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

4. Harapan a. Sari A.D, Fazrin, I, Saputro, H


b. Lely S, Made A.S, FX A, Lelly

Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, didapatkan beberapa hal yang
meliputi faktor eksternal motivasi orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi anak
prasekolah yaitu dukungan keluarga, lingkungan, fasilitas pelayanan kesehatan, manfaat
yang diterima, dan imbalan. Urutan secara sistematis dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3 Motivasi Eksternal Orang Tua dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak
Prasekolah

No. Motivasi Eksternal Orang Tua Jurnal Terkait


1. Dukungan keluarga a. Ana S, Yuni S.A, Praba D.R
b. Husna, A
c. Lely S, Made A.S, FX A, Lelly
d. Quroti A, Julita H, Al S
2. Lingkungan a. Sukini, Yodong, Sariyem
b. Melisa A.P, Sandy C, Recita I

3. Fasilitas pelayanan kesehatan a. Quroti A, Julita H, Al S


b. Ana S, Yuni S.A, Praba D.R

4. Manfaat yang diterima a. Lely S, Made A.S, FX A, Lelly


b. Putri A, Nuri Y.W, Suparno

5. Imbalan a. Sari A.D, Fazrin, I, Saputro, H

Berbagai faktor penyebab karies, pelaksanaan orang tua dapat dilakukan yaitu
dengan memberikan motivasi kepada anak agar anak mau untuk merawat gigi.
Menggosok gigi adalah cara yang dikenal umum oleh masyarakat untuk menjaga
kebersihan gigi dan mulut dengan maksud agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
Untuk itu peran orang tua sangatlah penting dalam memotivasi anak menggosok gigi
dengan menciptakan suasana gosok gigi yang menyenangkan agar anak menggosok gigi
dengan senang hati, membuat kegiatan gosok gigi dengan permainan supaya dapat
merangsang keinginan anak untuk gosok gigi, ataupun memberikan pujian maupun
hadiah bagi anak apabila dia telah berhasil untuk rajin gosok gigi (Sari et al., 2017).

Faktor Motivasi Internal Orang Tua dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak
Prasekolah

108
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan bahwa faktor internal orang tua yang dapat
mempengaruhi pemeliharaan kesehatan gigi anak prasekolah antara lain: persepsi, minat,
kebutuhan dan harapan.
Hasil penelitian Pranoto M.A, dkk 2015 menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara motivasi internal dengan pemeliharaan kesehatan gigi anak prasekolah.
Komponen minat merupakan variabel yang berperan dominan mempengaruhi
pemeliharaan kesehatan gigi anak daripada komponen motivasi internal lain, sesuai
dengan pendapat Taufik (2007) dalam Saptiwi (2015) yang mengatakan bahwa minat bisa
mendominasi motivasi seseorang, sehingga mengalahkan komponen motivasi yang lain.
Sedangkan persepsi diri, kebutuhan dan harapan tidak berhubungan secara signifikan
dengan pemeliharaan kesehatan gigi anak prasekolah. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pemeliharaan kesehatan gigi anak ini lebih disebabkan oleh minat yang tinggi
untuk menjaga kesehatan gigi dibandingkan dengan persepsi diri, kebutuhan dan
harapan.
Sari et al., 2017 dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemberian motivasi orang
tua dalam menggosok gigi pada anak usia prasekolah terhadap timbulnya karies gigi
saling berkaitan dan penting. Anak akan dapat menyadari apa gunanya menggosok gigi
itu, jika diberi perangsang atau motivasi. Maka motivasi orang tua merupakan faktor
yang memegang peran penting terhadap keberlangsungan kesehatan gigi anak. Menurut
peneliti pentingnya keluarga dalam mendukung kegiatan anak dalam menggosok gigi,
mengingat hal ini maka tanpa adanya motivasi orang tua yang kuat seorang anak akan
malas untuk menggosok gigi. Pemberian motivasi orang tua yang kurang khususnya
pemberian bimbingan, penyediaan fasilitas, pemberian hukuman, pengawasan, dan
pemberian hadiah yang dapat mempengaruhi kegiatan gosok gigi dan kejadian karies
gigi yang tinggi.
Suciari et al., 2015 dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendampingan yang
dilakukan orang tua dapat mengubah perilaku anak. Kelompok anak yang didampingi
oleh orang tua memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi dibandingkan kelompok anak
tanpa pendampingan. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak memperhatikan perilaku
orang tuanya, dengan kata lain orang tua menjadi sumber pengetahuan yang
memengaruhi motivasi menyikat gigi anak sehingga dapat disimpulkan bahwa
pendampingan orang tua cenderung lebih baik terhadap motivasi anak untuk menyikat
gigi.

Faktor Motivasi Eksternal Orang Tua dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak
Prasekolah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi pemeliharaan kesehatan gigi anak prasekolah antara lain: dukungan
keluarga, lingkungan,, fasilitas pelayanan kesehtan, manfaat yang diterima, imbalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen motivasi eksternal yang
berhubungan secara signifikan dengan pemeliharaan kesehatan gigi anak prasekolah
yaitu dukungan keluarga khususnya peran orang tua dan tidak disebabkan oleh
lingkungan, fasilitas pelayanan kesehatan, manfaat yang diterima dan imbalan. Hal ini
dimungkinkan karena pada dasarnya kesehatan gigi anak masih menjadi tanggung jawab

109
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

dan perhatian orang tua, artinya anak masih bergantung kepada orang tua dalam
menjaga dan merawat kesehatan giginya.
Penelitian yang diakukan oleh A’yun et al., 2016 menyatakan bahwa perilaku ibu
berpengaruh positif terhadap risiko karies pada anak, yaitu semakin buruk perilaku ibu,
semakin tinggi risiko karies. Dalam penelitian ini, perilaku ibu dalam pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi anak berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko karies
pada anak. Artinya, semakin buruk pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi anak oleh ibu,
semakin tinggi risiko karies pada anak. Peran orangtua dalam pencegahan terjadinya
karies pada anak usia prasekolah adalah dengan melakukan pemeriksaan rutin ke
pelayanan kesehatan gigi. Anak masih mempunyai sikap ketergantungan pada ibu,
sehingga ibu yang paling berperan dalam mengantar anak periksa ke balai pengobatan
gigi.
Putri Abadi & Suparno, 2019 dalam penelitiannya menyatakan bahwa persepsi anak
tentang pendapat dan dorongan orang tua, keluarga, dan teman berkorelasi dengan niat
menyikat gigi anak. Orang tua mempunyai peran sangat penting dalam memelihara
kesehatan gigi anak, misalnya memberi contoh perawatan gigi, memotivasi merawat gigi,
mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke dokter gigi.
Penelitian Husna, 2016 menunjukkan adanya korelasi antara peran orang tua
terhadap perilaku anak, dimana perilaku anak menurut pendapat Gunarsa (2006)
mengatakan bahwa peranan orang tua yang baik tidak bisa menjamin perilaku yang baik
pada seorang anak, karena perubahan perilaku terjadi disebabkan adannya latihan yang
dilakukan dengan sadar tanpa paksaan dan mempunyai arah dan tujuan serta mencakup
seluruh aspek perilaku yaitu pengetahuan, sikap maupun tindakan. Pentingnya peranan
orang tua dalam membantu memelihara kesehatan gigi dan mulut untuk mengurangi
terjadinya karies dimaksudkan agar responden anak usia dini mampu dan dapat
memelihara kesehatan gigi dan mulutnya dengan baik. Peran orang tua dan pola asuh
terhadap responden sejak dini, baik itu berupa bimbingan dan pengawasan akan dapat
memotivasi anak. Motivasi ini sekaligus sebagai faktor pendukung keberhasilan
kesehatan responden agar kesehatan gigi dan mulut tetap terjaga sehat.
Penelitian Suratri et al., 2016 menyatakan bahwa sebagian besar anak yang memiliki
pengetahuan menyikat gigi yang baik akan cenderung lebih sering menyikat gigi dan
disertai juga aktivitas menyikat gigi orang tuanya dalam kategori baik. Pengetahuan anak
yang baik berkorelasi dengan pengetahuan orang tua yang baik tentang perawatan
kesehatan gigi mulut. pengawasan dan dorongan orang tua. Orang tua yang memiliki
pengetahuan baik akan lebih sering mendorong anaknya untuk merawat kesehatan gigi
dan mulut.
Rahina et al., 2019 mengemukakan bahwa meningkatnya pengetahuan, kesadaran
dan perubahan perilaku pada orang tua secara tidak langsung merupakan unsur penting
dalam pencegahan penyakit gigi pada anak prasekolah. Pengetahuan, nilai-nilai
kepercayaan, motivasi, sikap dan perilaku kesehatan gigi secara langsung ataupun tidak
langsung menpengaruhi kesehatan mulut di masa awal anak-anak. Oleh karena itu, orang
tua dan pengasuh dapat berperan sebagai penjaga untuk pencegahan penyakit gigi anak
pra sekolah. Masalah kesehatan gigi khususnya kesehatan gigi anak belum menjadi
prioritas utama, hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi, media, motivasi, juga

110
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi anak yang berpengaruh pada
masa pertumbuhan dan perkembangan anak.
Penelitian yang dilakukan oleh Pranoto M.A, dkk 2015 menyatakan bahwa adanya
hubungan motivasi ibu dengan Early Childhood Caries pada anak dapat disebabkan
karena dorongan dari dalam yang kuat maka seorang ibu tidak merasa keberatan untuk
melaksanakan perawatan gigi pada anak. Dalam kaitannya dengan perawatan gigi,
motivasi ibu diperlukan sebagai pendorong kemauan untuk melaksanakan perawatan
gigi secara baik dan benar. Hal ini mengingat perawatan gigi bukan sesuatu yang sangat
mudah melainkan membutuhkan energi dan waktu. Motivasi ibu tentang kesehatan gigi
anak sangat penting karena anak akan meniru apa yang akan diajarkan oleh ibunya, jika
ibu mengajarkan anak pertama kali sudah salah maka anak bisa beranggapan yang yang
diajarkan oleh ibunya benar. Mengingat hal ini, maka tanpa adanya motivasi ibu yang
kuat seorang anak akan malas untuk menggosok gigi dan merawat giginya sejak dini.
Dari hasil penelitian Abdat, 2018 menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan ibu perlu
ditingkatkan lagi terkait periode pergantian gigi anak dan kesehatan gigi dan mulut.
Tingkat pengetahuan ibu dalam penelitian ini bisa berasal dari informasi yang
didapatkan oleh ibu seputar kesehatan gigi dan mulut bukan hanya didapatkan dalam
pendidikan formal, melainkan informasi dari penyuluhan, media elektronik, media cetak
dan media sosial bisa saja meningkatkan pengetahuan ibu selaku orang tua yang paling
terdekat dengan anak. Selain pengetahuan, yang berpengaruh terhadap kesehatan gigi
anak yaitu sikap dan kesadaran orangtua. Inisiatif orang tua merupakan hal penting
dalam upaya kesehatan gigi anak. Inisiatif orang tua dalam hal ini berperan penting guna
upaya pencegahan penyakit gigi pada anak juga sebagai promotif terhadap masalah
kesehatan gigi yang ada.
Hasil penelitian Sukini, Yodong, 2017 menunjukkan bahwa keadaan motivasi
sesudah diberikan perlakuan dengan drama tradisional terjadi perubahan yang
signifikan. Keadaan ini jauh mengalami kenaikan yang signifikan jika dibandingkan
dengan keadaan motivasi sebelum diberikan perlakuan. Adanya perubahan kenaikan
tersebut menunjukkan bahwa peran pemberian intervensi dengan menggunakan drama
tradisional terbukti bisa memberikan perubahan tingkat motivasi pada responden.
Adanya perubahan ini menunjukkan bahwa dengan melihat pertunjukan drama
tradisional menjadikan seseorang tergerak motivasinya untuk melakukan pelihara diri,
sehingga adanya intervensi dengan memberikan drama tradisional merupakan motivasi
eksternal dari seseorang yang untuk kemudian bisa menjadikan keadaan motivasi
tersebut menjadi motivasi internal dalam hal dorongan untuk pelihara diri.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil literature review dari 10 artikel tentang “Motivasi Orang Tua dalam
Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak Prasekolah” dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)
Faktor internal yang dapat mempengaruhi pemeliharaan kesehatan gigi anak prasekolah
antara lain: persepsi, minat, kebutuhan dan harapan. 2) Faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi pemeliharaan kesehatan gigi anak prasekolah antara lain: dukungan
keluarga, lingkungan,, fasilitas pelayanan kesehtan, manfaat yang diterima, dan imbalan.

111
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

DAFTAR PUSTAKA
A’yun, Q., Hendrartini, J., & Supartinah, A. (2016). Pengaruh keadaan rongga mulut,
perilaku ibu, dan lingkungan terhadap risiko karies pada anak. Majalah Kedokteran
Gigi Indonesia, 2(2), 86. https://doi.org/10.22146/majkedgiind.11267
Abdat, M. (2018). Pengetahuan Dan Sikap Ibu Mengenai Gigi Sulung Anaknya Serta
Kemauan Melakukan Perawatan. Cakradonya Dental Journal, 10(1), 18–26.
https://doi.org/10.24815/cdj.v10i1.10611
Abdat, M., & Jernita, T. (2018). Oral Health Knowledge and Attitude, Oral Health Status
in Elderly and Its Impact on General Well-Being. Dentika Dental Journal, 21(01), 21–28.
https://doi.org/10.32734/dentika.v21i01.861
Hermawan, R., Warastuti, W., & Kasianah. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan gigi dan mulut anak usia prasekolah di pos paud perlita vinolia kelurahan
mojolangu. Jurnal Keperawatan, 6(2), 132–141.
Husna, A. (2016). Peranan Orang Tua dan Perilaku Anak dalam Menyikat Gigi dengan
Kejadian Karies Anak. Jurnal Vokasi Kesehatan, 2(1), 17–23.
Lely Suratri, M. A., Sintawati, F., & Andayasari, L. (2016). Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Orang Tua tentang Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia Taman
Kanak-kanak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Banten Tahun
2014. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 26(2), 119–126.
https://doi.org/10.22435/mpk.v26i2.5449.119-126
Mariati, N. W. (2015). Pencegahan dan perawatan karies rampan. Pencegahan Dan
Perawatan Karies Rampan.
Melisa Anastasia Pranoto, Sandy Christiono, R. I. (2015). Hubungan Motivasi Ibu Tentang
Kesehatan Gigi Terhadap Karies Pada Gigi Anak Umur 3-5 Tahun. Journal Medali,
2(1), 69–73.
Miftakhun, N. F., Sunarjo, L., & Mardiati, E. (2016). Faktor Eksternal Penyebab Terjadinya
Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah di PAUD Strowberry RW 03 Kelurahan
Bangetayu Wetan Kota Semarang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Gigi, 03(2).
Mujiyati, R. A., & Zainur, S. (2015). Hubungan Berat Badan dengan Erupsi Gigi Molar
Pertama Permanen Rahang Bawah Anak Usia 5-8 Tahun di Kelurahan Bukit Lama
Palembang Tahun 2014. Journal Kesehatan, X(1).
Mutiara, H., & Eddy, F. N. E. (2015). Peranan Ibu dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi
Anak dengan Status Karies Anak Usia Sekolah Dasar. Medical Journal of Lampung
University, 4(8), 1–6.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1464 Diakses
tanggal 22 November 2019
Pili, Y., Utami, P. A. S., & Yanti, N. L. P. E. (2018). Faktor – Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Lansia. Jurnal Ners Widya Husada, 5(3), 95–
104.

112
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Purwitasari, D. (2019). Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status
Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) Warga Samin Surosentiko Kabupaten Blora.
Jurnal Kesehatan Gigi, 6, 68–71.
Putri Abadi, N. Y. W., & Suparno, S. (2019). Perspektif Orang Tua pada Kesehatan Gigi
Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak, 3(1), 161.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.161
Rahina, Y., DIGAA, C. I., IWA, W. P., & Duarsa, P. (2019). Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Gigi Pada Orang Tua Anak Usia Prasekolah. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 287.
Razi, P. (2020). Promosi Kesehatan dengan Pola Asah, Asih, dan Asuh dalam
Mneingkatkan Kemandirian Menyikat Gigi pada Anak Usia Dini di TK Khalifah 2
Jambi Tahun 2019. Jurnal Salam Sehat Masyarakat (JSSM), 1(2), 7–12.
Ruli, E. (2020). Tugas dan peran orang tua dalam mendidk anak. Journal Edukasi
Nonformal, 143–146.
Saptiwi, B., Du, W. J., & D, E. N. (2015). Motivasi Internal dan Eksternal Pemakaian Gigi
Tiruan pada Paguyuban Lansia “ Sehat Bugar .” Jurnal Kesehatan Gigi, 02(1).
Sari, A. D., Fazrin, I., & Saputro, H. (2017). Pemberian Motivasi Orang Tua Dalam
Menggosok Gigi Pada Anak Usia Prasekolah Terhadap Timbulnya Karies Gigi.
Journal Of Nursing Practice, 1(1), 33–39. https://doi.org/10.30994/jnp.v1i1.20
Simaremare, R. T., & Simaremare, A. B. (2015). Motivasi Anak dalam Pemeliharaan
Kesehatan Gigi Terhadap Status Kesehatan Gigi pada Siswa A/I Kelas III-A SD
Swasta Cerdas Bangsa Jl. Titi Kuning Namorambe Lingk. VI Sidorejo Deli Tua Tahun
2014. Jurnal Ilmiah PANNMED, 9(2), 162–165.
Soesilaningtyas. (2021). Motivasi Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Diabetes
Melitus Menggunakan Media Leaflet. Jurnal Skala Kesehatan, 12(1), 75–85.
Suciari, A., Arief, Y. S., & Rachmawati, P. D. (2015). Peran Orang Tua dalam Membimbing
Meyikat Gigi dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak Prasekolah. Jurnal STIKES,
4(November), 1–19.
Sukini,. Yodong, S. (2017). Pengaruh Drama Tradisional Sebagai Motivasi Pelihara Diri
Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak. Jurnal Kesehatan Gigi, 04(1), 49–54.
Margareta, Shinta. (2012). 101 Tips & Terapi Alami Agar Gigi Putih & Sehat
Tarigan, Rasinta. 2013. Karies Gigi. Ed 2. Jakarta: EGC.
Izzaty, R.E. 2017. Perilaku Anak Pra Sekolah. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

113

Anda mungkin juga menyukai