Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: II/2023.2

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Program Studi : PGSD
Kode/Nama MK : PDGK4407/ Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Tugas : 1
Penulis/Instansi : Dr. MUHTASOR, S.Pd., M.M./UPBJJ UT B. Lampung
Penelaah/Instansi : Dr. MUHTASOR, S.Pd., M.M./UPBJJ UT B. Lampung

Nama : FITRI INDRIYANI


NIM : 855794823

1. - Saudara berikan satu contoh kasus yang relevan dengan ABK bersumber dari
berita, internet, youtube dan media sosial lainnya (harus melampirkan
sumbernya)!
- Saudara jelaskan kasus yang anda bagikan tersebut berdasarkan dari pendapat
anda sendiri dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami
- Sebutkan salah satu teori yang relevan atas penjelasan anda tentang kasus di atas.

https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/12/02/setara-siswa-difabel-di-sekolah-
inklusi

Berdasarkan arikel kompas.id Jumat (Jakarta , 2/12/2022), dikemukakan bahwa


penerapan Layanan Pendidikan Inklusi telah diterapkan pada SMAN 66 Jakarta semenjak
tahun 2006. Di mana pendidikan Inklusi ini yaitu layanan pendidikan yang
mengikutsertakan/menerima anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama
dengan anak normal lainnya dan mengikuti pembelajaran yang sama dengan penyesuaian
pada kurikulum yang berlaku.
Dalam pendidikan inklusi di SMAN 66 Jakarta anak berkebutuhan khusus tidak
mendapat perlakuan khusus ataupun hak-hak istimewa, melainkan persamaan hak dan
kewajiban yang sama dengan peserta didik lainnya di kelas itu. Menurut Kepala Sekolah
SMAN 66 Jakarta Bapak Deni Boy, menyampaikan bahwa ”sekolah inklusi perlu
menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan. Hampir semua guru di SMAN 66 Jakarta juga telah
mendapatkan pelatihan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek).”

Pelatihan-pelatihan seperti itu sangatlah penting bagi kita guru di sekolah reguler agar
memahami pelayanan serta metode mendidik ABK. Bahkan dalam kurikulum merdeka juga
telah dilengkapi silabus pendidikan inklusi yang dapat diterapkan setiap sekolah sesuai
kebutuhan masing-masing ABK.

Jadi setiap guru setiap guru yang mengajar akan melakukan aktivitas seperti biasa dan
mendatangi secara langsung siswa difabel yang mengalami kesulitan.
Pendekatan yang dilakukan juga berbeda-beda bergantung pada jenis difabel siswa. Misalnya
penyandang tunanetra dapat dibimbing menggunakan huruf Braille atau secara lisan. Untuk
jenis difabel lainnya menyesuaikan kebutuhan siswa.

Berdasarkan artikel di atas, diketahui bahwa terdapat 5 ABK yang bersekolah di


SMAN 66 Jakarta di antaranya; satu anak penyandang tunanetra, satu slow learner, satu
tunadaksa, satu tunarungu, dan satu tunawicara. Siswa difabel atau anak berkebutuhan
khusus yang menuntut ilmu di sekolah inklusi tidak kalah semangatnya dengan siswa reguler.
Meski proses pembelajaran setara dengan siswa reguler, mereka tetap berusaha dan mencari
jalan untuk melampaui keterbatasannya. Karena mendapatkan pendidikan merupakan hak
setiap anak di Indonesia, tak terkecuali bagi mereka anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).

Dalam kesehariannya di sekolah, para ABK di SMAN 66 Jakarta mengikuti proses


pembelajaran yang sama dengan siswa normal lainnya, hanya berbeda pada pendekatan
khusus yang guru berikan pada siswa ABK. Selain itu di sekolah tersebut menanamkan nilai-
nilai kesetaraan di mana setiap siswa dapat terlatih dan terdidik untuk dapat menghargai,
menghormati, dan menerima satu sama lain tanpa memandang ABK itu berbeda.

Salah satu ABK yaitu Nabila (tunanetra) lebih menyukai pelajaran yang berhubungan
dengan ilmu pengetahuan sosial karena mata pelajaran yang berhubungan dengan angka
kurang menarik. Setelah lulus nanti dia berencana lanjut ke fakultas pendidikan untuk
menjadi guru. Bagi Nabiila, kekurangan bukanlah hambatan yang menyebabkan ABK untuk
berhenti.

Artikel di atas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Hildegun Olsen
(Tarmansyah, 2007;82), pendidikan inklusi adalah sekolah yang harus mengakomodasi
semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial emosional, linguistik atau
kondisi lainnya. Pendidikan inklusi adalah sebuah pelayanan pendidikan bagi peserta didik
yang mempunyai kebutuhan pendidikan khusus di sekolah regular ( SD, SMP, SMU, dan
SMK) yang tergolong luar biasa baik dalam arti kelainan, lamban belajar maupun
berkesulitan belajar lainnya. (Lay Kekeh Marthan, 2007:145)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusif adalah layanan pendidikan yang menerima
semua anak berkebutuhan khusus tanpa memandang perbedaan karakteristik anak.

Budiyanto (2005:157) mengemukakan lima profil pembelajaran di kelas inklusif yaitu:


a. Pendidikan inklusi menciptakan dan menjaga komonitas kelas yang hangat, menerima
keanekaragaman dan menghargai perbedaan.
b. Pendididkan inklusi berarti penerapan kurikulum yang multi level dan multi
modalitas.
c. Pendidikan inklusi berarti menyiapkan dan mendorong guru untuk mengajar secara
interaktif.
d. Pendidikan inklusi berarti menyediakan dorongan bagi guru dan kelasnya secara terus
menerus dan penghapusan hambatan yang berkaitan dengan isolasi profesi.
e. Pendidikan inklusi berarti melibatkan orang tua secara bermakna dalam proses
perencanaan.

2. - Saudara sebutkan secara umum peraturan perundang-undangan yang menentukan


hak Pendidikan bagi ABK di Indonesia!
- Berikan penjelasan singkat setiap peraturan perundang-undangan tersebut dengan
kalimat sendiri dan bahasa yang mudah dimengerti serta relevan dengan tugas yang
diberikan!

Sebagai warga negara, anak-anak berkebutuhan khusus mempunyai hak yang sama dengan
anak-anak normal lainnya. Dalam Pasal 31 UUD 1945 disebutkan bahwa semua warga
negara berhak mendapat pendidikan. Hal ini dijabarkan lebih lanjut dalam Bab IV UU No.
20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Dari Bab IV tersebut ada empat ayat yang dapat
dijadikan acuan dalam menentukan hak para penyandang kelainan/ berkebutuhan khusus;
Ayat (1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
Berdasarkan Ayat (1) di atas maka setiap anak (baik itu normal ataupun penyandang
kelainan/ABK) memiliki hak yang fundamental untuk mendapatkan
pendidikan yang bermutu, dan setiap anak harus diberi kesempatan
yang sama untuk mencapai tahap belajar yang dapat diterimanya.

Ayat (2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/ atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
Berdasarkan Ayat (2) di atas, setiap anak yang memiliki karakteristik, minat,
kemampuan dan kebutuhan belajar yang istimewa; dalam konteks ini
yaitu anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus(ABK) mereka
semua berhak memperoleh pendidikan khusus sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.

Ayat (4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
berhak memperoleh pendidikan khusus.
Berdasarkan Ayat (4) di atas bahwa anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) bukan
hanya mereka yang memiliki tingkat (intelektual, fisik, emosional,
mental/sosial) di bawah batas normal. Namun juga bagi anak-anak
yang memiliki kecerdasan atau bakat di atas batas normal juga
termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus. Maka bagi mereka
yang menyandang keistimewaan ini, mereka berkah mendapatkan
pendidikan khusus yang sesuai dengan kekhususan mereka sebagai
wadah untuk mengembangkan bakat dan keistimewaan mereka.

Ayat (5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan


pendidikan sepanjang hayat.
Berdasarkan Ayat (5) di atas, disebutkan bahwa ”setiap warga negara” yang berarti
setiap anak ABK mempunyai hak memperoleh pendidikan dan
melanjutkan pendidikan sesuai tahapan jika memang mereka memiliki
kemampuan yang dipersyaratkan.

3. - Kemukakan pendapat anda mengenai keterlaksanaan Pendidikan ABK di


Indonesia. Apakah telah terlaksana dengan baik?
- Jelaskan pendapat anda mengenai keterlaksanaan Pendidikan ABK tersebut
dengan kalimat yang mudah dipahami!
- Berikan bukti contoh keterlaksanaan Pendidikan ABK di Indonesia dengan
menyebutkan/melampirkan sumbernya, baik yang berasal dari youtube, berita di
internet, Jurnal dan lainnya cukup dituliskan alamatnya elektroniknya missal web,
link atau lainnya.

Menurut pendapat saya, keterlaksanaan Pendidikan ABK di Indonesia telah terlaksana


namum belum sebaik di negara-negara lain.
Dalam perkembangannya pendidikan anak berkebutuhan khusus telah banyak
mengalami perubahan yaitu pada awalnya pendidikan anak berkebutuhan khusus
bersifat segregasi atau terpisah dari masyarakat pada umumnya, seperti: SLB-A untuk
sekolah anak tuna netra, SLB-B untuk sekolah anak tunarungu, SLB-C untuk sekolah
anak tunagrahita, SLB-D untuk sekolah anak tunadaksa. Selanjutnya menuju pada
pendidikan integratif, atau dikenal dengan pendekatan terpadu yang mengintegrasikan
anak luar biasa masuk ke sekolah reguler, namun masih terbatas pada anak-anak yang
mampu mengikuti kurikulum di sekolah tersebut dan kemudian inklusi yaitu konsep
pendidikan yang tidak membedakan keragaman karakteristik individu.

Meski telah dilaksanakannya pemerataan 1 SLB pada 1 Kabupaten, nyatanya


dikarenakan faktor jarak yang jauh, faktor ekonomi dan lainnya orang tua ABK tidak
mampu menyekolahkan anaknya di SLB/Layanan Pendidikan ABK lainnya. Sehingga
Pemerintah membuka Pelayanan Pendidikan Inklusi pada setiap Sekolah Reguler
untuk memberikan layanan pendidikan yang setara bagi anak-anak berkebutuhan
khusus.
Penyelenggaraan sekolah inklusi bagi anak berkebutuhan khusus ini sendiri
hendaknya menciptakan lingkungan yang menyenangkan, ramah dan dapat
menumbuhkan rasa percaya diri siswa berkebutuhan khusus untuk mengenyam
pendidikan yang layak sesuai dengan hak mereka.

Namun pada kenyataannya, penyelenggaraan sekolah inkusi di Indonesia masih


belum sesuai dengan konsep yang dikemukakan dan pedoman penyelenggaraan, baik
dari segi siswa, kualifikasi guru, sarana dan prasarana, dukungan orang tua dan
masyarakat.

Di perlukan pelatihan-pelatihan bagi guru sekolah reguler tentang Pendidikan ABK


agar memahami pelayanan serta metode mendidik ABK. Hal ini dikarenakan
kurangnya keterampilan dan pemahaman para tenaga pendidik dalam menangani
ABK, sedangkan guru atau tenaga pendidik merupakan elemen penting dalam
pendidikan.
Hal ini sangat dibutuhkan untuk dapat mengenali potensi dari masing-masing ABK,
sehingga kita dapat menentukan metode pengajaran yang tepat. Tidak hanya guru, orang
tua juga hendaknya menyadari kondisi anak tanpa harus malu akan kondisinya. Karena
sejatinya setiap anak istimewa. Sebab peran dan keterlibatan orangtua dalam
pendidikan anak adalah faktor pendorong dan penentu dalam pengembangan
pendidikan inklusi. Mulai dari pengambilan keputusan mengenai penempatan sekolah,
hingga kolaborasi antara pihak sekolah dan orangtua yang memiliki anak
berkebutuhan khusus.

Layanan pendidikan inklusi menuntut sistem di sekolah harus menyesuaikan dengan


kondisi dan kebutuhan belajar peserta didik. Namun salah satu yang menjadi kendala
sekolah reguler yang baru menyelenggarakan pendidikan inklusif adalah
mengidentifikasi atau menemukenali ABK yang terdapat di sekolah mereka.

Maka dari itu diperlukan pelatihan-pelatihan bagi guru reguler tentang Pendidikan
ABK. Selian itu diperlukan penyediaan media atau alat penunjang pembelajaran
untuk Sekolah Inklusi sesuai kebutuhan ABK. Karena masih banyak sekolah inklusi
yang sangat kurang dalam alat/media penunjang ABK yang sesuai kebutuhan ABK
itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ABK agar bisa
mengembangkan/megoptimalkan potensi yang dimiliki oleh ABK.

https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/download/13530/6317
https://www.liputan6.com/disabilitas/read/5233102/jumlah-anak-berkebutuhan-
khusus-terus-bertambah-tapi-hanya-12-persen-yang-sekolah-formal?page=3

4. - Sebutkan salah satu layanan Pendidikan ABK di Indonesia!


- Jelaskan pengertian layanan Pendidikan yang anda sebutkan!
- Gunakan teori dalam menjabarkan layanan Pendidikan yang anda sebutkan di
atas!
Pelayanan Pendidikan ABK adalah jasa yang diberikan berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan para ABK, sehingga ABK tersebut dapat mengembangkan potensinya.
Kebutuhan tersebut terdiri dari ; kebutuhan fisik dan kesehatan, kebutuhan yang berkaitan
dengan emosional-sosial, dan kebutuhan pendidikan. Ketersediaanya pelayanan
pendiidkan yang sesuai dengan kebutuhan merupakan faktor kunci bagi ABK.
(Wardani,dkk, 2022:2.16)

Salah satu layanan ABK di Indonesia yaitu Sekolah Terpadu atau Sekolah Inklusi.
Pendidikan merupakan hak dasar setiap warga Negara Indonesia, tak terkecuali mereka
yang berkebutuhan khusus. Seperti halnya dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
pada Pasal 5 Ayat 1, bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. Peran pemerintah dalam penyelenggaraan
pendidikan yang merata tentu sangat berpengaruh dan penting dalam pengembangan
pendidikan.

Sekolah inklusi merupakan salah satu bentuk pemerataan dan bentuk perwujudan
pendidikan tanpa diskriminasi dimana anak berkebutuhan khusus dan anak-anak pada
umumnya dapat memperoleh pendidikan yang sama. Dalam pendidikan inklusi anak
berkebutuhan khusus tidak mendapat perlakuan khusus ataupun hak-hak istimewa,
melainkan persamaan hak dan kewajiban yang sama dengan peserta didik lainnya. Dengan
demikian dalam pelaksanaan sekolah inklusi agar ABK mampu mengikuti dan
mengimbangi kurikulum yang berlaku maka dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak
baik itu pemerintah, pihak sekolah, dan masyarakat karena sekolah inklusi merupakan
tantangan baru bagi pihak sekolah dan masyarakat. Dengan pelaksanaan sekolah inklusi
ini diharapkan mampu menciptakan generasi penerus yang dapat memahami dan
menerima segala bentuk perbedaan dan tidak menciptakan diskriminasi dalam kehidupan
masyarakat kedepannya.

Pendidikan inklusi telah disepakati oleh banyak negara untuk diimplementasikan dalam
rangka memerangi perlakuan diskriminatif di bidang pendidikan. Implementasi pendidikan
inklusi didasari oleh dokumen-dokumen internasional, yaitu Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia tahun 1948, Konvensi PBB tentang Hak Anak tahun 1989, Deklarasi Dunia
tentang Pendidikan untuk Semua, Jomtien tahun 1990, Peraturan Standar tentang
Persamaan Kesempatan bagi para Penyandang Cacat tahun 1993, Pernyataan Salamanca
dan Kerangka Aksi tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus tahun 1994.

Pendidikan inklusi menurut beberapa ahli mempunyai pengertian yang beragam,


diantarannya :
a. Hildegun Olsen (2007;82), pendidikan inklusi adalah sekolah yang harus
mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial
emosional, linguistik atau kondisi lainnya.
b. L.K.M. Marentek (2007:145) mengemukakan pendidikan inklusi adalah pelayanan
pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai kebutuhan pendidikan khusus di
sekolah regular (SD, SMP, SMA, dan SMK) yang tergolong luar biasa baik dalam arti
berkelainan, lamban belajar (slow learner) maupun yang berkesulitan belajar lainnya.
c. Tarmansyah (2009:75) mengatakan bahwa sekolah inklusi adalah sekolah yang
menampung semua murid di kelas yang sama.
d. Tarmansyah (2009:76) mengemukakan bahwa pendidikan inklusi adalah penempatan
anak berkelainan tingkat ringan, sedang dan berat secara penuh di kelas regular.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusif adalah layanan pendidikan yang
menerima semua anak berkebutuhan khusus tanpa memandang perbedaan karakteristik
anak.
Indah Permata Darma, & Binahayati Rusyidi, Pelaksanaan Sekolah Inklusi Di
Indonesia, https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/download/13530/6317

5. - Sebutkan model layanan yang menurut anda tepat diterapkan pada anak
berbakat dari aspek kognitif!
- Jelaskan pengertian model layanan tersebut!
- Kemukakan alasan yang logis dan runtut mengenai model layanan yang menurut
anda tepat diterapkan pada anak berbakat dari aspek kognitif!
- Sebutkan salah satu teori dalam menjabarkan model layanan tersebut!

Menurut saya, model layanan yang paling efektif untuk ABK berbakat dari aspek kognitif
adalah model layanan kognitif-afektif. Karna karena sasaran akhir dari model ini adalah
pengembangan bakat. Sehingga dalam proses pembelajarannya sangat memperhitungkan
kreativitas dan siis kognitif-afektif yang merupakan dinamika dari proses perkembangan
bakat tersebut. Metode ata cara dalam melaksanakan model tersebut yaitu, dengan cara
pemberian stimulus langsung pada belahan otak kanan, dan metode tak langsung dengan
menghayati pengalaman belajar atau percakapan secara mendalam.

Penting bagi guru untuk memahami bakat istimewa setiap anak, sehingga pendekatan
individual dan pengamatan yang cermat terhadap minat, kekuatan, dan kebutuhan anak
adalah kunci untuk memastikan pengembangan kognitif anak secara optimal.

Menurut Sidi (2004), model layanan pendidikan lain perlu dikembangkan oleh pemerintah
guna memfasilitasi berbagai macam bidang keberbakatan, seperti:
1. Akselerasi Bidang Studi: akselerasi untuk satu mata pelajaran yang menonjol dan
sangat dikuasai siswa
2. Mentorship: melayani berapa pun jumlah siswa yang mampu mengikuti akselerasi,
meskipun hanya satu siswa, harus tetap dilayani dengan metode mentorship atau self
paced instruction.
3. Sistem Kredit: menggunakan pelayanan akselerasi dengan sistem kredit.
4. Pengayaan Materi pada Mata Pelajaran Tertentu: (full out program) untuk mata
pelajaran atau pada hari tertentu saja sehingga anak bisa tetap bersama dalam kelas
dengan anak-anak lainnya.
5. Kelas Super Saturday: pelayanan belajar di mana pengayaan materi dilakukan setiap
hari sabtu dalam berbagai bidang di luar mata pelajaran sekolah, seperti astronomi,
psikologi, kelautan dsb. Kerja sama dengan pihak dari berbagai disiplin dapat
membantu memfasilitasi berbagai jenis keberbakatan.
6. Pendirian Pusat Keberbakatan: untuk mewadahi dan memberikan pelayanan terhadap
anak berbakat kesenian, kebudayaan, olah raga dan lain-lain.
7. Sertifikasi bagi Guru Pengajar Gifted: sertifikasi ini penting untuk menjaga kualitas
layanan pendidikan anak berbakat dan guru harus dipacu untuk terus belajar, bahkan
sampai gelar strata 3 (Doktor).

Anda mungkin juga menyukai