UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: II/2023.2
1. - Saudara berikan satu contoh kasus yang relevan dengan ABK bersumber dari
berita, internet, youtube dan media sosial lainnya (harus melampirkan
sumbernya)!
- Saudara jelaskan kasus yang anda bagikan tersebut berdasarkan dari pendapat
anda sendiri dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami
- Sebutkan salah satu teori yang relevan atas penjelasan anda tentang kasus di atas.
https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/12/02/setara-siswa-difabel-di-sekolah-
inklusi
Pelatihan-pelatihan seperti itu sangatlah penting bagi kita guru di sekolah reguler agar
memahami pelayanan serta metode mendidik ABK. Bahkan dalam kurikulum merdeka juga
telah dilengkapi silabus pendidikan inklusi yang dapat diterapkan setiap sekolah sesuai
kebutuhan masing-masing ABK.
Jadi setiap guru setiap guru yang mengajar akan melakukan aktivitas seperti biasa dan
mendatangi secara langsung siswa difabel yang mengalami kesulitan.
Pendekatan yang dilakukan juga berbeda-beda bergantung pada jenis difabel siswa. Misalnya
penyandang tunanetra dapat dibimbing menggunakan huruf Braille atau secara lisan. Untuk
jenis difabel lainnya menyesuaikan kebutuhan siswa.
Salah satu ABK yaitu Nabila (tunanetra) lebih menyukai pelajaran yang berhubungan
dengan ilmu pengetahuan sosial karena mata pelajaran yang berhubungan dengan angka
kurang menarik. Setelah lulus nanti dia berencana lanjut ke fakultas pendidikan untuk
menjadi guru. Bagi Nabiila, kekurangan bukanlah hambatan yang menyebabkan ABK untuk
berhenti.
Artikel di atas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Hildegun Olsen
(Tarmansyah, 2007;82), pendidikan inklusi adalah sekolah yang harus mengakomodasi
semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial emosional, linguistik atau
kondisi lainnya. Pendidikan inklusi adalah sebuah pelayanan pendidikan bagi peserta didik
yang mempunyai kebutuhan pendidikan khusus di sekolah regular ( SD, SMP, SMU, dan
SMK) yang tergolong luar biasa baik dalam arti kelainan, lamban belajar maupun
berkesulitan belajar lainnya. (Lay Kekeh Marthan, 2007:145)
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusif adalah layanan pendidikan yang menerima
semua anak berkebutuhan khusus tanpa memandang perbedaan karakteristik anak.
Sebagai warga negara, anak-anak berkebutuhan khusus mempunyai hak yang sama dengan
anak-anak normal lainnya. Dalam Pasal 31 UUD 1945 disebutkan bahwa semua warga
negara berhak mendapat pendidikan. Hal ini dijabarkan lebih lanjut dalam Bab IV UU No.
20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Dari Bab IV tersebut ada empat ayat yang dapat
dijadikan acuan dalam menentukan hak para penyandang kelainan/ berkebutuhan khusus;
Ayat (1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
Berdasarkan Ayat (1) di atas maka setiap anak (baik itu normal ataupun penyandang
kelainan/ABK) memiliki hak yang fundamental untuk mendapatkan
pendidikan yang bermutu, dan setiap anak harus diberi kesempatan
yang sama untuk mencapai tahap belajar yang dapat diterimanya.
Ayat (2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/ atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
Berdasarkan Ayat (2) di atas, setiap anak yang memiliki karakteristik, minat,
kemampuan dan kebutuhan belajar yang istimewa; dalam konteks ini
yaitu anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus(ABK) mereka
semua berhak memperoleh pendidikan khusus sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.
Ayat (4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
berhak memperoleh pendidikan khusus.
Berdasarkan Ayat (4) di atas bahwa anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) bukan
hanya mereka yang memiliki tingkat (intelektual, fisik, emosional,
mental/sosial) di bawah batas normal. Namun juga bagi anak-anak
yang memiliki kecerdasan atau bakat di atas batas normal juga
termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus. Maka bagi mereka
yang menyandang keistimewaan ini, mereka berkah mendapatkan
pendidikan khusus yang sesuai dengan kekhususan mereka sebagai
wadah untuk mengembangkan bakat dan keistimewaan mereka.
Maka dari itu diperlukan pelatihan-pelatihan bagi guru reguler tentang Pendidikan
ABK. Selian itu diperlukan penyediaan media atau alat penunjang pembelajaran
untuk Sekolah Inklusi sesuai kebutuhan ABK. Karena masih banyak sekolah inklusi
yang sangat kurang dalam alat/media penunjang ABK yang sesuai kebutuhan ABK
itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ABK agar bisa
mengembangkan/megoptimalkan potensi yang dimiliki oleh ABK.
https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/download/13530/6317
https://www.liputan6.com/disabilitas/read/5233102/jumlah-anak-berkebutuhan-
khusus-terus-bertambah-tapi-hanya-12-persen-yang-sekolah-formal?page=3
Salah satu layanan ABK di Indonesia yaitu Sekolah Terpadu atau Sekolah Inklusi.
Pendidikan merupakan hak dasar setiap warga Negara Indonesia, tak terkecuali mereka
yang berkebutuhan khusus. Seperti halnya dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
pada Pasal 5 Ayat 1, bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. Peran pemerintah dalam penyelenggaraan
pendidikan yang merata tentu sangat berpengaruh dan penting dalam pengembangan
pendidikan.
Sekolah inklusi merupakan salah satu bentuk pemerataan dan bentuk perwujudan
pendidikan tanpa diskriminasi dimana anak berkebutuhan khusus dan anak-anak pada
umumnya dapat memperoleh pendidikan yang sama. Dalam pendidikan inklusi anak
berkebutuhan khusus tidak mendapat perlakuan khusus ataupun hak-hak istimewa,
melainkan persamaan hak dan kewajiban yang sama dengan peserta didik lainnya. Dengan
demikian dalam pelaksanaan sekolah inklusi agar ABK mampu mengikuti dan
mengimbangi kurikulum yang berlaku maka dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak
baik itu pemerintah, pihak sekolah, dan masyarakat karena sekolah inklusi merupakan
tantangan baru bagi pihak sekolah dan masyarakat. Dengan pelaksanaan sekolah inklusi
ini diharapkan mampu menciptakan generasi penerus yang dapat memahami dan
menerima segala bentuk perbedaan dan tidak menciptakan diskriminasi dalam kehidupan
masyarakat kedepannya.
Pendidikan inklusi telah disepakati oleh banyak negara untuk diimplementasikan dalam
rangka memerangi perlakuan diskriminatif di bidang pendidikan. Implementasi pendidikan
inklusi didasari oleh dokumen-dokumen internasional, yaitu Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia tahun 1948, Konvensi PBB tentang Hak Anak tahun 1989, Deklarasi Dunia
tentang Pendidikan untuk Semua, Jomtien tahun 1990, Peraturan Standar tentang
Persamaan Kesempatan bagi para Penyandang Cacat tahun 1993, Pernyataan Salamanca
dan Kerangka Aksi tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus tahun 1994.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusif adalah layanan pendidikan yang
menerima semua anak berkebutuhan khusus tanpa memandang perbedaan karakteristik
anak.
Indah Permata Darma, & Binahayati Rusyidi, Pelaksanaan Sekolah Inklusi Di
Indonesia, https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/download/13530/6317
5. - Sebutkan model layanan yang menurut anda tepat diterapkan pada anak
berbakat dari aspek kognitif!
- Jelaskan pengertian model layanan tersebut!
- Kemukakan alasan yang logis dan runtut mengenai model layanan yang menurut
anda tepat diterapkan pada anak berbakat dari aspek kognitif!
- Sebutkan salah satu teori dalam menjabarkan model layanan tersebut!
Menurut saya, model layanan yang paling efektif untuk ABK berbakat dari aspek kognitif
adalah model layanan kognitif-afektif. Karna karena sasaran akhir dari model ini adalah
pengembangan bakat. Sehingga dalam proses pembelajarannya sangat memperhitungkan
kreativitas dan siis kognitif-afektif yang merupakan dinamika dari proses perkembangan
bakat tersebut. Metode ata cara dalam melaksanakan model tersebut yaitu, dengan cara
pemberian stimulus langsung pada belahan otak kanan, dan metode tak langsung dengan
menghayati pengalaman belajar atau percakapan secara mendalam.
Penting bagi guru untuk memahami bakat istimewa setiap anak, sehingga pendekatan
individual dan pengamatan yang cermat terhadap minat, kekuatan, dan kebutuhan anak
adalah kunci untuk memastikan pengembangan kognitif anak secara optimal.
Menurut Sidi (2004), model layanan pendidikan lain perlu dikembangkan oleh pemerintah
guna memfasilitasi berbagai macam bidang keberbakatan, seperti:
1. Akselerasi Bidang Studi: akselerasi untuk satu mata pelajaran yang menonjol dan
sangat dikuasai siswa
2. Mentorship: melayani berapa pun jumlah siswa yang mampu mengikuti akselerasi,
meskipun hanya satu siswa, harus tetap dilayani dengan metode mentorship atau self
paced instruction.
3. Sistem Kredit: menggunakan pelayanan akselerasi dengan sistem kredit.
4. Pengayaan Materi pada Mata Pelajaran Tertentu: (full out program) untuk mata
pelajaran atau pada hari tertentu saja sehingga anak bisa tetap bersama dalam kelas
dengan anak-anak lainnya.
5. Kelas Super Saturday: pelayanan belajar di mana pengayaan materi dilakukan setiap
hari sabtu dalam berbagai bidang di luar mata pelajaran sekolah, seperti astronomi,
psikologi, kelautan dsb. Kerja sama dengan pihak dari berbagai disiplin dapat
membantu memfasilitasi berbagai jenis keberbakatan.
6. Pendirian Pusat Keberbakatan: untuk mewadahi dan memberikan pelayanan terhadap
anak berbakat kesenian, kebudayaan, olah raga dan lain-lain.
7. Sertifikasi bagi Guru Pengajar Gifted: sertifikasi ini penting untuk menjaga kualitas
layanan pendidikan anak berbakat dan guru harus dipacu untuk terus belajar, bahkan
sampai gelar strata 3 (Doktor).