Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL ONLINE (TUTON)

Kode dan Nama Mata Kuliah : PDGK4407


(Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus)
Tugas Ke :1
Nama : Sholihati
NIM : 858801174
Pokjar : Grati Pasuruan

TUGAS TUTORIAL 1

Tugas 1 PDGK4407 (Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus) di bawah ini !

1. Saudara telah mempelajari mengenai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) melalui sesi
1, 2, dan 3. Silahkan jabarkan satu kasus mengenai ABK, saudara dapat mengambil
dari berita atau youtube atau sumber lain tetapi harus menampilkan sumber tersebut !
Setelah itu jelaskan kasus tersebut dengan teori yang telah diperoleh dalam sesi 1
sampai dengan sesi 3, jelaskan dengan kalimat saudara mengenai kasus tersebut !
Jawab :
Kasus Anak Berkebutuhan Khusus Dikandangi
Sempat viral di media sosial sebuah video yang menggunggah mengani
keadaan seorang bocah laki-laki sedang dalam kondisi yang tidak biasa yang sedang
berada dalam pagar bambu. Bocah laki-laki yang berkebutuhan khusus tersebut
sedang berdiri di dalam pagar yang mengelilinginya layangnya seperti rumah. Yanga
dalam unggahan video tersebut tanpak terlihat antusias dan bergerak dengan
menggerakkan tubuhnya penuh tingkah apabila melihat orang yang sedang
mengunjunginya di dalam pagar. Kemudian bocah tersebut akan menjadi tenang
ketika di ajak berbicara dalam unggaha video tersebut. Banyak warganet yang
nampak iba melihat bocah berkebutuhan khusus tersebut, mengapa ia ditempatkan di
dalam layaknya sebuah kandang.
Lokasi dalam video tersebut berada di Jati Sari Kecamatan Jenggawa
Kabupaten Jember Jawa Timur. Pemilik akun video mengaku bocah tersebut
diletakkan di dalam kandang agar lebih terkontrol sifatnya saat bertemu dengan
orang-orang yang asing atau baru ia temui. Pemilik akun juga menggungkapkan
bahwa ia berniat untuk memberikan sumbangan terhadap anak yang berkebutuhan
khusus tersebut ,yang mana diketahui bahwa kondisi bocah yang ia video tersebut
memiliki kondisi kelainan otak. Pemilik akun juga mengemukakan bahwa tujuan
pembuatan video tersebut adalah agar lebih banyak orang yang peduli terhadap
kondisi anak berkebutuhan khusus yang ada di lingkungan sekitar.
Sumber : https://youtube/TBUKvoVd1LE
Berdasarkan kasus mengenai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di atas dapat kaitkan
dengan teori yang telah diperoleh dari sesi 1 samapi sesi 3 yang meliputi beberapa
teori sebagai berikut :
1) Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang Sikdisnas dapat diterangkan bahwa anak
berkebutuhan khusus dapat dimaknai sebagai anak yang karena kondisi mental,
emosional, sosial, fisik, dan kecerdasannya atau bakat istimewa yang dimilikinya
memerlukan bantuan khusus para pendidik dalam kegiatan pembelajaran.
2) Kebutuhan khusus yang dialami oleh bocah dalam kasus diatas adalah termasuk
jenis kebutuhan khusus Tunagrahita. Tunagrahita merupakan kondisi kebutuhan
khusus yang terjadi yang diakibatkan karena adanya kemampuan mental cacat
yang dibawah normal.
3) Sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) anak yang
berkebutuhan khusus juga mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi. Hal ini
sesuai dengan Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sikdiknas, Bab IV, Pasal 6,
yang menetapkan bahwa :
I. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar.
II. Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap berlangsungnya
penyelenggaraan pendidikan.

Sumber : Buku Materi Pokok Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Penulis : I.G.A.K Wardani, dkk.

2. Saat ini hak memperoleh pendidikan bagi ABK sudah diatur dalam Undang-Undang.
Silakan jabarkan peraturan di Indonesia yang mengatur hak tersebut dan jelaskan
dengan kalimat saudara sendiri !
Jawab :
Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat memperhatikan tingkat
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, hal ini diwujudkan dari adanya
pembuatan peraturan perundang-undangan yang isinya mengenai hak bagi ABK atau
penyandang kelainan yang memiliki hak yang sama dengan warga negara lainnya.
Hak bagi penyandang kelainan tersebut tercantum dalam UUD 1945 Pasal 31 yang
mengemukakan bahwa semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan, yang
kemudian dijabarkan dalam Bab IV UU No. 20/2003 Tentang Sikdiknas yang
didalamnya terdapat empat ayat yang dapat dijadikan acuan dalam mengemukakan
hak penyandang kelainan. Pasal 6 ayat (1), (2), (4), dan (5) dalam Bab IV No.
20/2003 sebagai berikut :
Ayat (1)
Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu.
Ayat (2)
Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dana tau
sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
Ayat (4)
Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus.
Ayat (5)
Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan
sepanjang hayat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ABK mempunyai hak sama dengan warga negara
lain. ABK memiliki hak untuk dapat melanjutkan pendidikan jika mempunyai
kemampuan yang dipersyaratkan. Sebagai guru dan pendidik diharapkan mampu
memberikan pelayanan pendidikan yang diperlukan bagi kelangsungan hidup
penyandang kelainan atau ABK.

Sumber : Buku Materi Pokok Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus)


Penulis : I.G.A.K Wardani, dkk.

3. Dari pertanyaan no 2, terlihat peraturan mengenai Pendidikan bagi ABK Memang


sudah ada. Menurut saudara apakah peraturan tersebut sudah benar-benar terlaksana
di Indonesia saat ini ? Bukti konkret dari internet atau sumber lain (harus
melampirkan sumbernya) !
Jawab :
Menurut pendapat saya, peraturan tersebut belum benar-benar terlaksana di Indonesia.
Hal ini terbukti dari masih banyaknya kasus ABK yang terlantar, dikucilkan, dan
kurangnya pendidikan, bahkan masih banyak ABK yang dianggap berbahaya bagi
lingkungan sekitar. Sehingga tidak jarang jika para penyandang kelainan atau ABK
banyak yang dikurung atau ditempatkan di tempat terpencil seperti dalam kasus ABK
sebagai berikut.
Warga yang tinggal di Dusun Bringsari, Desa Jatimulyo, Kecamatan
Jenggawa sudang tidak asing lagi dengan Rudi (18) dan Rosidi (11) kakak beradik
yang lahir tidak normal. Dua bersaudara yang tinggal di RT 17 dan RW 004 ini
mempunyai kondisi tubuh yang tidak seperti anak lainnya. Mereka adalah putra dari
pasangan Suryadi (50) dan Maryam (45). Kondisi saraf kedua anak itu terganggu
sehingga secara psikis tidak dapat berkembang secara normal seperti anak pada
umumnya. Anak tersebut tidak mendapatkan pendidikan karena kondisi keluarga yang
kurang mampu dengan rumah masih menunpang. Rudi (18) sering ditempatkan di
tanah lapang dengan dibatasi pagar di sekilingnya yang hampir mirip seperti kandang
binatang, hal ini dilakukan karena ia dianggap tidak dapat mengotrol sikapnya jika
bertemu dengan orang baru.
Sumber : https://youtube.be/L82FUpwuc08
Sehingga dengan adanya kasus seperti ini, sudah selayaknya pemerintah dapat
berperan aktif untuk dapat memberikan pendidikan yang sesuai dengan kondisi yang
dialami kedua bocah tersebut, memberikan pengobatan yang sesuai, serta memberikan
bantuan untuk keluarga kedua anak berkebutuhan tersebut agar dapat melanjutkan
hidupnya tanpa mengalami kekurangan.
4. Layanan pendidikan bagi ABK terdapat beberapa macam yaitu layanan pendidikan
segregasi, inklusi, dan integrase. Menurut saudara layanan pendidikan manakah yang
paling tepat ? Berikan alasannya !
Jawab :
Menurut pendapat saya, layanan pendidikan yang paling tepat adalah layanan
pendidikan segresi. Hal ini karena layanan pendidikan segresi ini memisahkan antara
anak normal dan anak ABK, sehingga menimbulkan beberapa alasan untuk dapat
lebih memilih layanan pendidikan segresi sebagai layanan yang tepat untuk ABK
sebagai berikut :
a. Perhatian akan lebih terpusat penuh terhadap anak ABK, sehingga perlakuan lebih
intensif sebab para tenaga pendidik sudah dikhususkan untuk mendidik ABK.
b. Terjadinya keinginan bersaing semakin mungkin dalam lingkungan pendidikan
ABK, Karena mereka merasa memiliki kemampuan yang sama dan setara
sehingga keinginan untuk menjadi lebih unggul itu ada.
c. Dalam layanan pendidikan ini, ABK juga tidak memiliki rasa canggung atau
minder dengan teman yang lain karena memiliki keterbatasan yang sama sehingga
pertemanan pun akan semakin lebih akrab.

Sumber : Buku Materi Pokok Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Penulis : I.G.A.K Wardani, dkk.

5. Model-model layanan untuk anak berbakat terdiri dari model layanan kognitif-afektif,
model layanan perkembangan moral, model perkembangan nilai dan layanan berbagai
bidang khusus. Dari seluruh model layanan tersebut, menurut saudara manakah model
layanan yang paling efektif untuk diterapkan pada anak berbakat dari aspek kognitif ?
Berikan alasannya !
Jawab :
Menurut pendapat saya, layanan yang paling efektif untuk diterapkan pada anak
berbakat dari aspek kognitif-afektif. Hal ini karena layanan ini sangat memperhatikan
dan memperhitungkan sisi kognitif afektif dan kreativitas yang menjadi salah satu
dinamika dalam proses adanya perkembangan bakat yang dimiliki anak
berbakat.model layanan kognitif-afektif ini juga memiliki cara yang efektif untuk
dapat mengembangkan bakat yang dimiliki anak yaitu dengan menggunakan metode
tak langsung melalui penghayatan pengalaman belajar dan memberikan stimulus
secara langsung terhadap otak kanan secara mendalam atau melalui percakapan
tertentu.

Sumber : Buku Materi Pokok Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Penulis : I.G.A.K Wardani, dkk.

Anda mungkin juga menyukai