Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL II

Nama : Lenny Afianti Rahayu


NIM : 837434277
Kelas : PGSD Reguker

Program Studi : PGSD


Kode Mata Kuliah : PDGK4505
Nama Mata Kuliah : Pembaharuan dalam Pembelajaran di SD
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Dr. Deni Setiawan, S.Sn, M.Hum
Nama Penelaah :
Tahun Pengembangan : 2018
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Edisi Ke- :

Skor Sumber Tugas


No. Uraian Tugas Tutorial
Maksimum Tutorial
1. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir 20 Modul 4
(filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa PDGK4505
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Hakikat
pembelajaran konstruktivistik menurut Brooks &
Brooks (1993) adalah pengetahuan bersifat non-
objektif, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak
menentu. Di dalam konstruktivisme terdapa beberapa
bagian lagi, di antaranya adalah empat prinsip
konstruktivistik sosial. Uraikan keempat prinsip
tersebut!
2. Proses pembudayaan terjadi dalam bentuk proses 20 Modul 4
enkulturasi (enculturation) dan proses akulturasi PDGK4505
(acculturation). Jelaskan perbedaan proses
enkulturasi dan akulturasi budaya dalam pendidikan
anak! Berikanlah contohnya masing-masing!
3. Pembelajaran SETS tidak hanya memperhatikan isu Modul 4
masyarakat dan lingkungan yang telah ada dan PDGK4505
mengaitkannya dengan unsur lain, tetapi juga pada
cara melakukan sesuatu untuk kepentingan
masyarakat dan lingkungan itu yang memungkinkan
kehidupan masyarakat serta kelestarian lingkungan
terjaga sementara kepentingan lain terpenuhi. Uraikan
karakteristik pembelajaran SETS!
4. Secara konstitusional sesungguhnya pendidikan Modul 5
demokrasi dan HAM sudah ada sejak tahun 1945 PDGK4505
yang ditujukan unuk “mencerdaskan kehidupan
bangsa”. Menurut Gandal dan Finn (1992) terutama
di Negara berkembang, Pendidikan demokrasi sering
dianggap taken for granted and ignored yaitu
dianggap sebagai hal yang akan terjadi dengan
sendirinya atau malah dilupakan. Apabila dalam
program pendidikan, terdapat beberapa tuntutan
terhadap paradigma baru terkait dengan demokrasi
dan HAM. Uraikan tuntutan paradigma baru dalam
program pendidikan tersebut!
5. Secara keilmuan, pendidikan demokrasi dan HAM Modul 5
merupakan bagian integral dari pendidikan PDGK4505
kewarganegaraan, yang pada dasarnya bertujuan
untuk mengembangkan individu menjadi warga
negara yang cerdas dan baik. Salah satu model yang
digunakan adalah PKKBI. PKKBI membelajarkan
siswa memiliki kepekaan sosial dan memahami
permasalahan yang terjadi dilingkungan secara
cerdas. Uraikan karakteristik substansif dan
psikopedagogis PKKBI!
*) Coret yang tidak perlu

JAWABAN

1. Menurut Vygotsky ada empat prinsip konstruktivistik sosial :


a. Pembelajaran Sosial (social learning)
Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai adalah pembelajaran kooperatif.
Vygotsky menyatakan bahwa siswa belajar melalui interaksi bersama dengan
orang dewasa atau teman yang lebih cakap. Pembelajaran Kooperatif adalah
pembelajaran yang terjadi ketika murid bekerja dalam kelompok kecil untuk
saling membantu dalam belajar.
b. Zone of Proximal Development (ZPD)
Bahwa siswa akan mempelajari konsep-konsep dengan baik jika berada dalam
ZPD. Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak dapat memecahkan masalah
sendiri, tetapi dapat memecahkan masalah itu setelah mendapat bantuan orang
dewasa atau temannya (peer). Bantuan atau support diberikan agar siswa mampu
mengerjakan tugas atau soal yang lebih tinggi tingkat kerumitannya daripada
tingkat perkembangan kognitif.
Bila materi yang diberikan di luar ZPD maka ada dua kemungkinan yang terjadi.
Pertama, materi tersebut tidak menantang atau terlalu mudah untuk diselesaikan.
Kedua, materi yang disajikan terlalu tinggi dibandingkan kemampuan awal
sehingga anak kesulitan untuk menguasai apalagi menyelesaikan bahkan anak bisa
mengalami frustasi.
c. Cognitive Apprenticeship
Yaitu proses yang digunakan seorang pelajar untuk secara bertahap memperoleh
keahlian melalui interaksi dengan pakar bisa orang dewasa atau teman yang lebih
tua atau lebih pandai. Pengajaran siswa adalah sesuatu bentuk masa magang atau
pelatihan. Awalnya guru memberi contoh kepada siswa kemudian membantu
murid mengerjakan tugas tersebut. Guru mendorong siswa untuk melanjutkan
tugasnya secara mandiri.
d. Pembelajaran Termediasi (Mediated Learning)
Vygostky menekankan pada scaffolding yanitu bantuan yang diberikan oleh orang
lain kepada anak untuk membantunya mencapai kemandirian. Siswa diberi
masalah yang komplek, sulit, dan realistic, dan kemudian diberi bantuan
secukupnya dalam memecahkan masalah siswa. Bantuan yang diberikan guru
dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam
bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mendiri. Vygostky mengemukakan
tiga kategori pencapaian siswa dalam upaya memecahkan permasalah, yaitu :
a. Siswa mencapai keberhasilan dengan baik
b. Siswa mencapai kebrhasilan dengan bantuan
c. Siswa gagal meraih keberhasilan
2. Perbadaan Enkulturasi dan Akulturasi
Enkulturasi : Proses yang terjadi secara informal dalam keluarga, komunitas budaya
suatu suku atau komunitas budaya suatu wilayah. Biasanya dilakukan oleh orang tua
atau orang yang dianggap senior terhadap anak-anak atau terhadap orang yang
dianggap lebih muda. Tata karma, adat istiadat, keterampilan suatu suku atau keluarga
biasanya diturunkan kepada generasi berikutnya.
Contoh : Ami selalu diajarkan untuk memberi salam ketika pulang kerumah. Ami dan
temannya selalu memberi salam pada bapak atau ibu guru ketika tiba di sekolah.

Akulturasi : Proses yang terjadi secara formal melalui pendidikan. Seseorang yang
tidak tahu, diberi tahu dan disadarkan akan keberadaan suatu budaya, kemudian orang
tersebut mengadopsi budaya tersebut.
Contoh : Seorang siswa harus bisa bergaul dengan sesame teman, berdiskusi, sopan
santun, mematuhi tata tertib sekolah

3. Pembelajaran SETS yang sangat bertumpu pada pembelajaran sains, memiliki


beberapa karakteristik, yaitu :
a. Siswa dibawa ke dalam situasi untuk pemanfaatan konsep sains yang berbentuk
teknologi untuk kepentingan masyarakat.
b. Siswa diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi
dalam proses pengalihan (transfer) sains ke dalam bentuk teknologi.
c. Siswa diminta untuk menjelaskan keterhubungan antara unsur sains yang
dipelajari dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi berbagai
keterkaitan antar unsur tersebut.
d. Siswa dibawa untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian dari penggunaan
konsep sains tersebut apabila diubah dalam bentuk teknologi.
e. Dalam konteks konstruktivisme, siswa diajak berbincang tentang SETS dari
berbagai macam arah, dan dari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan
dasar yang dimiliki oleh yang bersangkutan.

4. Tuntutan paradigma baru dalam program pendidikan apabila ditampilkan (Gandal dan
Finn:1992; Bahmuller: 1996; Winataputra, 1999) adalah :
a. Memberikan perhatian yang cermat dan usaha yang sungguh-sungguh pada
pengembangan pengertian tentang the root and branches of democratic ideas,
yakni hakikat dan karakteristik aneka ragam demokrasi, bukan hanya yang
berkembang di Indonesia
b. Mengembangkan kurikulum atau paket pendidikan yang sengaja dirancang untuk
memfasilitasi siswa agar mampu mengeksplorasi “…how the ideas of democracy
have been translated into institutions and practices around the world and through
the ages”, yakni bagaimana cita-cita demokrasi telah diterjemahkan ke dalam
kelembagaan dan praktik di berbagai belahan bumi dan dalam berbagai kurun
waktu.
c. Tersedianya sumber belajar yang memungkinkan siswa mampu mengekspolasi
sejarah demokrasi di negaranya untuk dapat menjawab persoalan apakah kekuatan
dan kelemahan demokrasi yang diterapkan di negaranya itu secara jernih.
d. Tersedianya sumber belajar yang dapat memfasilitasi siswa untuk memahami
penerapan demokrasi di negara lain sehingga mereka memiliki wawasan yang luas
tentang ragam ide dan sistem demokrasi dalam berbagai konteks.
e. Dikembangkannya kelas sebagai democratic laboratory, lingkungan
sekolah/kampus sebagai micro cosmos of democracy, dan masyarakat luas sebagai
open global classroom yang memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi dalam
situasi berdemokrasi, dan untuk tujuan melatih diri sebagai warga negara yang
demokratis atau learning democracy, in democracy, and for democracy
5. Karakteristik substantif dan psikopedagogis :
a. Bergerak dalam konteks substantif dan sosial kultural kebijakan public sebagai
salah satu koridor demokrasi yang berfungsi sebagai wahana interaksi warga
negara dengan negara dalam melaksanakan hak, kewajiban, dan tanggung
jawabnya sebagai warga negara Indonesia yang cerdas, partisipatif dan
bertanggung jawab, yang secara kurikuler dan pedagosis merupakan misi utama
pendidikan kewarganegaraan.
b. Menerapkan model portfolio-based learning atau “model belajar yang berbasis
pengalaman utuh peserta didik” dan portfolio-assisted assessment atau “penilaian
berbantuan hasil belajar utuh peserta didik” yang dirancang dalam desain
pembelajaran yang memadukan secara sinergis model-model social problem
solving, social inquiry dll. Model ini potensial menghasilkan powerful learning
atau belajar yang berbobot dan bermakna yang secara pedagogis bercirikan prinsip
meaningful (bermakna), integrative (terpadu), value-based (berbasis nilai),
challenging (menantang), activating (mengaktifkan), and joyful (menyenangkan)
c. Kerangka operasional pedagogis dasar yang digunakan adalah modifikasi langkah
strategi pemecahan masalah dengan langkah-langkah, identifikasi masalah,
pemilihan masalah, pengumpulan data, pembuatan portofolio, show case, dan
refleksi, sedangkan kemasan portofolionys mencakup panel sajian/file
dokumentasi dikemas dengan menggunakan sistematika identifikasi dan
pemilihan masalah, alternative kebijakan, usulan kebijakan, dan rencana tindakan.
Sementara itu kegiatan Show Case didesain sebagai forum dengar pendapat
(stimulated public hearing)

Anda mungkin juga menyukai