Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NOVITA RAHMAWARTI

NIM : 836905367

MAKUL : PEMBAHARUAN DALAM PEMBELAJARAN DI SD

TUGAS 3

1. Istilah pembelajaran terpadu, banyak istilah yang digunakan untuk memadukan materi
yang spesifik misalnya keterampilan menulis atau berpikir di antra kurikulum. Dengan
pendektan terpadu, kurikulum dirancang dapat mengakomodasi kebutuhan siswa,
mengatasi masalah sosial di antara para siswa di kelas, dan juga memantapkan
penguasaan materi pelajaran. Uraikan latar belakang atau alasan penggunaan
pembelajaran terpadu!

Jawab :
Alasan-alasan yang mendasari penggunaan pembelajaran terpadu karena berdasarkan
berbagai studi, menunjukan bahwa pembelajaran terpadu:

Sesuai dengan cara pandang siswa dalam memperhatikan atau mempelajari aspek
kehidupan

Pembelajaran terpadu memungkinkan untuk melihat keterkaitan dan hubungan dari


setiap mata pelajaran yang bisa jadi memang berdekatan

Dapat memfasilitasi irama proses belajar siswa sehingga gaya dan tingkatan proses
belajar siswa tidak selalu di hambat dengan adanya mata pelajaran yang secara konstan
selalu berganti

Siswa mendapat kesempatan untuk mengikuti lingkaran proses belajar mereka sendiri

2. Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara


sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Uraikan
hal yang terkait dengan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran terpadu!
Jawab :
a. Kelebihan tersebut didasari oleh beberapa alasan.
1) Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan
mudah memahami sekaligus melakukannya.
2) Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
3) Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan
belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
4) Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
5) Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan
belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.
b. Kekurangan
1) Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas,  memiliki kreativitas tinggi,
keterampilan metodologis yang handal,  rasa percaya diri yang tinggi, dan berani
mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus
menggali informasi ilmu pengetahuan  yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus
pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu
akan sulit terwujud.
2) Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta
didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya.
Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan
analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan
eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak
dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
3) Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan
bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin
juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah
pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan
pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4) Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian
ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian
materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode,
penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
5) Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang
menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik
dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain
dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan
pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru
lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6) Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan
salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain,
pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan
atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera,
dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
3. Pembelajaran kelas rangkap adalah penggabungan sekelompok siswa yang mempunyai
perbedaan usia, kemampuan, minat, dan tingkatan kelas di mana dikelola oleh seorang
guru atau beberapa guru yang dalam pembelajarannya difokuskan pada kemajuan
individual para siswa. Pembelajaran kelas rangkap memiliki korelasi dengan teori belajar
yang dikemukakan oleh beberapa tokoh. Uraikan korelasi atau keterkaitan teori belajar
dan pembelajaran kelas rangkap menurut beberapa tokoh!

Jawab :
a. Combined Grades ,Model pertama Combined Grades atau juga dikatakan sebagai
Combined Classess, dimana dalam satu kelas terdapat lebih dari satu tingkatan kelas
anak. Membagi kelas menjadi beberapa bagian sesuai dengan tuntutan kurikulum
untuk beberapa tingkatan atau hanya dua tingkatan.
b. Continuous Progres, Model kedua Continuous Progrees, model ini berupa kelompok
anak dengan pencapaian kurikulum yang tinggi dimana proses belajar mengajar
melihat keberlanjutan pengalaman dan tingkat perkembangan anak, dalam model ini
setiap anak berkesempatan untuk terus berkelanjutan dalam mengikuti setiap tingkatan
kelas sesuai dengan lama sekolah, tujuannya adalah setiap anak berkesempatan untuk
memperoleh keuntungan dari perbedaan umur dan perbedaan sikap dan kemampuan
ketika belajar bersama.
c. Mixed Age/Multiage Grouping, Model ketiga mixed Age/Multiage Grouping, dimana
proses pembelajaran dan praktek kurikulum memaksimalkan keuntungan dari
berinteraksi dan bekerjasam dari beragam umur.

4. Karakteristik anak-anak menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan


yang bermuatan permainan, terutama untuk kelas rendah. Guru SD diharap merancang
model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Sesuai
dengan tumbuh kembang anak sekolah dasar, maka guru harus memberikan pengalaman
pada aktivitas fisiknya. Uraikan dan jelaskan aktivitas bermain yang cocok buat anak
sekolah dasar!
Jawab :
Permainan catur membantu anak berpikir kritis dan kreatif
Saat bermain catur, pemain seolah tidak boleh terlalu manja dalam berpikir. Pemain harus
berusaha mampu berpikir secara kritis karena dapat membantu si Anak dapat menganalisis
tindakan lawan, menyusun strategi hingga konsekuensi yang perlu diambil dalam setiap langkah
saat bermain catur. 

Selain itu, bila permainan catur digemari oleh anak-anak sekolah dasar secara tidak langsung
mampu memberikan beberapa manfaat positif antara lain: 

 Kedisiplinan 

 Mengasah otak 

 Mampu mempertajam memori

 Mengajarkan mengenai sebuah proses

 Melatih diri dalam mengendalikan emosi


5. Menurut penelitian Howard Gardner, di dalam diri setiap anak tersimpan sembilan jenis
kecerdasan yang siap berkembang. Ia memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas
tersebut menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan macam kecerdasan
dasar pada anak-anak. Uraikan sembilan macam kecerdasan dasar tersebut!
Jawab :
Sembilan kecerdasan pada anak dan masing-masing cara untuk mengembangkannya:
1) Kecerdasan bahasa
Meliputi kemampuan mengolah kata, tata bahasa, serta menuangkan informasi dan ide
menggunakan tulisan. Cara mengembangkannya adalah dengan bernyanyi, sering
mengajak anak mengobrol, dan sering bermain kata.
2) Kecerdasan logika matematika
Kecerdasan ini meliputi kemampuan berpikir logis, memahami sebab akibat, suka
teka-teki, serta ketertarikan terhadap angka. Cara mengembangkannya dengan
mengenalkan konsep angka dan berhitung sedini mungkin, mengajak anak melakukan
permainan strategi, serta melakukan percobaan ilmiah sederhana.
3) Kecerdasan visual dan spasial
Meliputi kemampuan mengenali objek dan bentuk, pola, posisi, mudah membaca peta
dan denah, dan mampu berpikir secara kreatif. Cara mengembangkannya dengan
mengajak menggambar, membuat karya, membangun dari balok permainan,
mengajarkan arah, dan mengajarkan mengenali berbagai bentuk motif.
4) Kecerdasan kinestetik (gerakan)
Kecerdasan kinestetik meliputi kemampuan koordinasi gerak tubuh yang baik dan
sangat menikmati kegiatan fisik. Cara mengembangkannya adalah dengan mengajak
anak melakukan berbagai aktivitas fisik seperti berlari, menari, bermain berlatih
keseimbangan tubuh, dan menirukan berbagai gerakan tubuh seperti pantomim.
5) Kecerdasan musikal
Meliputi kepekaan tinggi terhadap nada, cepat menghafal irama dan lagu, dan senang
bernyanyi. Cara mengembangkannya dengan bermain alat musik dan mengajak
bernyanyi.
6) Kecerdasan interpersonal
Meliputi kemampuan berhubungan baik dengan orang lain, memahami perasaan orang
lain, dan menikmati keberadaan di tengah-tengah kelompok. Cara
mengembangkannya adalah dengan mengajak anak beraktivitas bersama orang-orang
baru, mendorongnya untuk berinteraksi dengan orang lain, serta mengikutsertakan
anak dalam bakti sosial dan pemberian bantuan untuk orang lain.
7) Kecerdasan intrapersonal
Kemampuan mengenali diri sendiri, mengekspresikan perasaan, percaya diri, dan
mampu menyatakan apa yang disukai dan tidak disukai. Cara mengembangkannya
dengan melatih anak tekun dan bertanggung jawab atas tugasnya, serta
mempercayakan anak terhadap tugas-tugas tertentu.
8) Kecerdasan naturalis
Kecerdasan ini meliputi ketertarikan mempelajari dan kepekaan terhadap alam,
lingkungan, hewan, tumbuhan, dan luar angkasa. Cara mengembangkannya dengan
mengajak anak memelihara tumbuhan atau hewan, mengajak berwisata di alam, dan
memaparkan pada ilmu seputar alam.
9) Kecerdasan moral
Meliputi kemampuan memahami tuntutan beradab dan berperilaku di masyarakat,
serta norma sosial. Cara mengembangkannya dengan mengajak anak berdiskusi atas
norma masyarakat serta membacakan cerita dengan pesan moral.

Anda mungkin juga menyukai