Anda di halaman 1dari 2

NAMA = INDRI LUPITA SEPTAHANI

NIM = 857122951
BI. 119 2021.2 POKJAR PAKISJAYA

TUGAS TTM 1
1. Sebutkan klasifikasi anak berkebutuhan khusus!
2. Saat ini hak memperoleh Pendidikan bagi ABK sudah diatur dalam Undang-undang.
Silahkan jabarkan peraturan di Indonesia yang mengatur hak tersebut dan jelaskan!
3. Apa saja fenomena-fenomena perilaku anak-anak Tunaganda?
4. Uraikan secara singkat dan jelas sejarah Perkembangan Layanan Pendidikan Khusus di
Indonesia?
5. Jelaskan definisi dan keuntungan serta kelemahan Sistem Pendidikan Segregasi!

JAWABAN
1. Klasifikasi anak dengan berkebutuhan khusus menurut Mulyoni Abdulrachman, yaitu :
a. Kelompok yang mengalami penyimpangan atau kelainan dalam bidang intelektual,
terdiri dari anak yang luar biasa cerdas (intellectually superior) dan anak yang tingkat
kecerdasannya rendah yang disebut tunagrahita
b. Kelompok yang mengalami penyimpangan atau keluarbiasaan yang terjadi karena
hambatan sensoris atau indera, seperti anak tunanetra dan tunarungu
c. Kelompok anak yang mendapat kesulitan belajar dan gangguan komunikasi.
d. Kelompok anak yang mengalami penyimpangan perilaku, seperti anak tunalaras dan
penyandang gangguan emosi, termasuk autis.
e. Kelompok anak yang mempunyai keluarbiasaan/penyimpangan ganda atau berat yang
disebut sebagai tunaganda

2. Dalam Pasal 31 UUD 1945 berbunyi “Semua warga negara berhak mendapatkan
pendidikan”. Selanjutnya dalam Pasal 6 Ayat (1), (2), (4), (5), yang berbunyi :
- Ayat (1) berbunyi Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
- Ayat (2) berbunyi Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau social berhak memperoleh pendidikan khusus.
- Ayat (4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus.
- Ayat (5) berbunyi setiap warga negara mendapat kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat.

3. Anak-anak tunaganda mengalami lebih dari satu jenis kelainan. Seperti, penyandang
tunanetra dan tunarungu sekaligus, penyandang tunadaksa disertai tunagrahita atau
bahkan tunadaksa, tunarungu, dan tunagrahita sekaligus.
4. Pelayanan Pendidikan Anak Kebutuhan Khusus di Indonesia baru ditelurusi mulai 1901
yang didirikan di Bandung. Pendirian sekolah yang memberi harapan ini, kemudian
diikuti oleh pendirian Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk tunagrahita di Bandung pada
tahun 1927. Perintisan ini memberi dampak positif bagi layanan pendidikan ABK karena
sejak itu perhatian kepada anak ABK mulai meningkat. Penyediaan layanan pendidikan
bagi ABK di Indonesia tidak semaju di negara lain. Namun, perhatian masyarakat dan
pemerintah makin lama makin besar sehingga berbagai sekolah untuk ABK mulai
didirikan.

Menjelang tahun 90-an perhatian juga ditujukan untuk membantu ABK yang ada di
sekolah biasa. Perhatian ini terwujud dalam berbagai penelitian tentang keberadaan ABK
dan berbagai program pelatihan untuk membantu ABK yang berda di sekolah biasa,
khususnya para penyandang kesulitan belajar.

5. Pendidikan Segregasi adalah layanan pendidikan terpisah.


Keuntungan Pendidikan Segregasi :
1. Layanan pendidikan memisahkan anak ABK dari anak Normal
2. Mempunyai Sekolah tersendiri untuk anak ABK
3. Anak ABK akan mendapatkan perlakuan/perhatian yang lebih intensif karena para
guru memang disiapkan khusus untuk melayani mereka.
4. Para ABK merasa senasib sehingga dapat bergaul lebih akrab.
5. Keinginan untuk bersaing karena para ABK mempunyai kemampuan setara sehingga
kesempatan unggul akan semakin terbuka.
Kelemahan Pendidikan Segregasi :
1. Jika ABK selalu dididik secara terpisah, mereka seolah-olah mempunyai dunia
sendiri yang terisolasi dari dunia luar.
2. Mereka tidak pernah mendapat tantangan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik
karena teman-teman mereka kemampuannya hamper sama.
3. Masyarakat tidak mengenal ABK secara benar sehingga masyarakat tidak dapat
menghargai mereka.

Anda mungkin juga menyukai