Anda di halaman 1dari 9

HAK-HAK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Pengertian Hak

Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri.

B. Pengertian Hak Anak

Sedangkan hak anak adalah bagian dari hak azasi manusia yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara. Hak
anak tersebut mencakup non diskriminasi, hak kelangsungan hidup, perkembangan dan
penghargaan terhadap pendapat anak .

a. Non diskriminasi , yaitu setiap anak mempunyai hak yang sama di mata hukum . Mereka
hidup di Indonesia dengan segala hak yang mereka miliki. Dengan tidak membedakan
antara yang normal dengan yang berkebutuhan khusus.
b. Hak kelangsungan hidup , yaitu suatu hak dimana setiap orang berhak untuk hidup , tak
hanya manusia atau anak yang normal namun juga anak berkebutuhan khusus . Anak
berkebutuhan khusus juga berhak untuk hidup dan melangsungkan kehidupannya.
c. Perkembangan dan penghargaan terhadap pendapat anak, Indonesia merupakan Negara
demokrasi, dimana penyampaian pendapat merupakan hal yang sangat biasa. Begitu pula
dengan anak-anak , mereka menyampaikan segala pemikiran dan pendapat mereka. Tidak
mengenal kecuali, meskipun ia seorang anak penyandang cacat namun kesempatan untuk
menyampaikan pendapat tidak pernah dibatasi

C. Hak anak berkebutuhan khusus

Semua hak anak di Indonesia di samaratakan, baik itu anak normal maupun anak
berkebutuhan khusus. Mereka masing masing diberi fasilitas yang serupa untuk menunjang
hidup ataupun pendidikannya. Contohnya pada anak normal yang diberikan buku panduan
untuk belajar, anak penyandang tuna netra juga diberi buku yang sama meskipun dengan
bentuk yang berbeda. Buku yang digunakan untuk penyandang tuna netra didesain tersendiri
supaya dapat dibaca oleh penyandang tuna netra , buku tersebut berhuruf braile. Hurufnya
timbul seperti titik titik yang membentuk huruf. Bukan hanya di bidang pendidikan, anak
berkebutuhan khusus juga mempunyai hak di bidang kesehatan, politik, sosial, ekonomi dll.
Hak di bidang kesehatan

Semua orang berhak hidup sehat, begitu pula anak berkebutuhan khusus, mereka berhak
mendapat pengobatan untuk kesembuhan mereka. Dewasa ini juga sudah di teapkan
BPJS untuk membantu pengobatan masyarakat baik orang normal maupun cacat
fisik/mental.

Hak di Bidang Politik

Anak penyandang cacat juga berhak berpartisipasi dalam dunia politik, misalnya ikut
serta dalam pemilu. Meskipun dibantu, tapi hal itu menunjukan bahwa anak
berkebutuhan khusus juga berhak ikut serta dalam dunia politik.

Hak di bidang Sosial

Anak normal yang sering berkomunikasi dngan lingkungan sosialnya tentu saja sangat
mudah di terima, namun tak sama dengan anak berkebutuhan khusus, terkadang di
lingkungan sosialnya ia susah berkomunikasi entah karena memang sulit berkomunikasi
atau karena dikucilkan dari lingkungan.

Hak di Bidang Ekonomi

Penyandang cacat bukan berarti tidak bisa apa-apa di bidang ekonomi, tidak sedikit
penyandang cacat yang mampu bekerja dan menghasilkan uang sendiri seperti layaknya
orang normal.

D. Landasan Yuridis Formal


Hak-hak yang dimiliki anak berkebutuhan khusus berdasar pada landasan yuridis
formal meliputi:
1. UUD 1945 (Amandemen)
Pasal 31:
ayat (1) : Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

Semua anak berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik sesuai dengan usia
atau perkembangannya, tanpa memandang derajat, kondisi ekonomi, ataupun
kelainannya. Penting bagi guru untuk disadari, bahwa disekolah mereka dapat membuat
penyesuaian pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus manakala mereka memiliki
pandangan pendidikan yang komprehensif, yang terpusat pada anak. Meskipun mungkin
masih memerlukan pelatihan tentang metode atau strategi yang khusus yang akan
diterapkan di sekolah.

ayat (2) : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.

Dalam rangka menyukseskan wajib belajar pendidikan dasar, dipandang perlu


meningkatkan perhatian terhadap anak-anak berkelainan, baik yang telah memasuki
sekolah umum (SD) tetapi belum mendapatkan pelayanan pendidikan khusus maupun
anak-anak berkelainan yang belum sempat mengunyam pendidikan sama sekali karena
tidak di terima di SD terdekat atau karena lokasi SLB jauh dari tempat domisilinya. Anak
berkebutuhan khusus yang memiliki potensi agar dapat untuk dikembangkan dan ikut
serta secara bersama dengan anak normal lainnya. Untuk itu perlu memantapkan
bagaimana peranan orang tua dan organisasi kemasyarakatan dalam rangka pelaksanaan
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

2. UU No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional :

Pasal 3 :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

Pasal 5 :
Ayat: (1): Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
ayat (2): Warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
ayat (3) : Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang
terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
ayat (4) : Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus.
Pasal (15) :
Bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan
atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang di selenggarakan secara
inklunsif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar. Pasal
inilah yang memungkinkan trobosan bentuk pelayanan pendidikan bagi anak
berkelainan berupa penyelenggaraan pendidikan inklusif.

Pasal 32 :
Ayat: (1): Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu
Ayat (2): Warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus
Ayat (3) : Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang
terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus
Ayat (4) : Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus.

Pasal 32
Ayat (1): Pendidikan khusus merupakan merupakan pendidikan bagi peserta
peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa.
Ayat (2): Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah
terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami
bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.

3. UU No. 23 tahun tahun 2002 tentang Perlindungan Perlindungan Anak


Pasal 48 :
Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk
semua anak.

Pasal 49 :
Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.

Pasal 50 :
Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 diarahkan pada:
a. Pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat, kemampuan
mental dan fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal. Pendidikan
bukan hanya membahas tentang bidang akademik namun juga mengarahkan siswa
untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri mereka .
b. Pengembangan penghormatan atas hak asasi manusia dan kebebasan asasi;
c. Pengembangan rasa hormat terhadap orang tua, identitas budaya, bahasa dan
nilai-nilainya sendiri, nilai-nilai nasional dimana anak bertempat tinggal, dari
mana anak berasal, dan peradabanperadaban yang berbeda-beda dari peradaban
sendiri;
d. Persiapan anak untuk kehidupan yang bertanggungjawab; dan
e. Pengembangan rasa hormat dan cinta terhadap lingkungan hidup.

Pasal 35 :
Anak yang menyandang cacat fisik dan/atau mental diberikan kesempatan yang sama dan
aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa.

Pasal 52 :
Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk
memperoleh pendidikan khusus.

Pasal 63 :
1. Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau
bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang
mampu, anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.
2. Pertanggungjawaban pemerintah sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) termasuk
pula mendorong masyarakat untuk berperan aktif.

4. UU No. 4 1997 tentang Penyandang Cacat


Pasal (5 ) :
Setiap penyandang cacat mempunyai dan kesempatan yang sama dalam segala
aspek kehidupan dan penghidupan.

5. Deklarasi Bandung (Nasional) Indonesia Menuju Pendidikan Inklusif 8-14


Agustus 2004
a. Menjamin setiap anak berkelainan dan anak berkebutuhan khusus lainnya
mendapatkan kesempatan akses dalam segala aspek kehidupan, , baik dalam
bidang pendidikan, kesehatan sosial, ,kesejahteraan, keamanan, maupun
bidang lainnya, sehingga menjadi generasi generasi penerus yang handal.
b. Menjamin setiap anak berkelainan dan anak anak berkebutuhan khusus lainnya
sebagaiindividu yang bermartabat, untuk mendapatkan perlakuan yang
manusiawi, pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan potensi dan kebutuhan
masyarakat, tanpa perlakuan diskriminatif yang merugikan eksistensi
kehidupannya baik secara fisik, psikologis, ekonomis, sosiologis, hukum, politis
maupun kultural.

Dari berbagai perangkat perundangan yang telah ada tersebut ternyata masih
belum menyadarkan masyarakat dan pelaku pendidikan memberikan hak
memperoleh pendidikan yang sama yang dimiliki anak berkebutuhan khusus.
Pemerintah melalui departemen pendidikan nasional mngeluarkan himbauan yaitu
surat edaran dirjen Dikdasmen yaitu:
Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Depdiknas No.380/C.C6/MN/2003 20 Januari
2003 perihal Pendidikan inklusi: menyelenggarakan dan mengembangkan di setiap
kabupaten/kota sekurang-kurangnya 4 (empat) sekolah yang terdiri dari : SD, SMP, SMA,
SMK.
Kesimpulan

Di Indonesia terdapat banyak sekali anak anak baik yang normal maupun yang tak normal.
Semua anak di Indonesia mempunyai hak yang sama dalam kehidupannya. Mereka berhak
mendapatkan apa yang sudah menjadi hak mereka sejak lahir. Pendidikan di Indonesia juga
sudah mulai menyediakan fasilitas yang bagus untuk anak berkebutuhan khusus, sudah banyak
sekolah luar biasa untuk mendidik mereka yang kurang dari segi fisik ataupunmental supaya
tetap berprestasi seperti anak normal pada umumnya. Tidak ada pembedaan dalam segi
pelayanan bagi anak normal maupun berkebutuhan khusus, hanya saja alat bantu belajar yang
menjadi pembeda untuk sekolah umum dan sekolah luar biasa untuk anak berkebutuhan khusus.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 72 tahun 2003
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus.

Suparno. (2007). Bahan Ajar Cetak , Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. DIREKTORAT
JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL .

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah RI

Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara,
2013), Cet. V.

Anda mungkin juga menyukai