pendidikan matematika
Dalam perkembangan pendidikan matematika ada faktor yang
mendorong dalam mempengaruhi keberhasilan tersebut , tapi ada juga
menjadi penghambat dalam keberhasilan tersebut. Saat ini kita akan bahas
terlebih dahulu faktor yang menghambat.Hambatan perkembangan belajar
bukan suatu hambatan tunggal, tetapi merupakan kategori umum dari
pendidikan khusus yang terdiri dari hambatan dalam beberapa dari tujuh
bidang khusus ini, yaitu:
4. memahami bacaan
5. ekspresi tulisan
6. hitungan matematik
7. berpikir matematik.
Bentuk lainnya dari hambatan ini yang sering terjadi antara lain
kurangnya keterampilan sosial dan gangguan emosi atau perilaku seperti
hambatan pemusatan perhatian (ADD/Attention Deficit Disorder). Hambatan
perkembangan belajar tidak sama dengan ketidakmampuan membaca atau
disleksia meskipun ini sering disalah artikan seperti itu. Tetapi apabila kita
kaji lebih jauh, sebenarnya sangat banyak informasi yang ada berkenaan
dengan hambatan perkembangan belajar tersebut, berhubungan dengan
kesulitan membaca, dan banyak anak-anak dengan kesulitan belajar yang
kekurangan utamanya dalam membaca.
Selain dari pada itu semua, ada juga faktor yang mendorong dalam
matematika,yaitu adanya motivasi belajar daripada siswa itu sendiri.Dimana
motivasi belajar dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ini disebabkan oleh kejadian oleh kejadian atau ganjaran dari luar
diri siswa yang tidak terkait dengan situasi belajar itu sendiri,artinya apa
yang dipelajari tidak ada hubungan dengan tujuan yang ingin
diraihnya.Termasuk dalam motivasi belajar matematika yang ekstrinsik
antara lain:
a. Belajar matematika karena untuk memenuhi tugas dan kewajiban guru.
b. Belajar matematika karena menghindari hukuman.
c. Belajar matematika demi untuk mendapatkan hadiah.
d. Belajar matematika karena ingin meningkatkan gengsi.
e. Belajar matematika demi memperoleh pujian orang lain.
2. Motivasi intrinsik
Motivasi ini adalah adanya motif-motif yang aktif dan berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar.Termasuk dalam motivasi belajar matematika yang
intrinsik antar lain:
a. Belajar matematika karena rasa ingin mengetahui tentang matematika.
b. Belajar matematika karena hasrat untuk berprestasi di bidang matematika
secara baik.
c. Belajar matematika karena ingin memperoleh kepuasaan diri.
d. Belajar matematika karena ingin bisa mencapai hasil yang diinginkan.
3 Langkah awal dalam pembaharuan itu dilakukan dengan memilih buku sumber utama
matematika yaitu belajar berhitung, terbitan departemen P dan K tahun 1970 dengan buku
pendamping Didaktik berhitung, terbitan Bhatara tahun 1969. Kedua buku itu disusun oleh Dr.
Supartinah Pakasi. Penggunaan buku itu hanya 1 jilid saja.
4 Langkah berikutnya, setelah penggunaan buku belajar berhitung adalah menterjemahkan buku
Entebbe Mathematics Series (buku matematika modern untuk SD) yang kemudian menghasilkan
12 buku murid dan 12 buku pedoman khusus ditambah dengan sebuah buku pedoman umum.
Penterjemahan baru selesai sekitar tahun 1972- 1973. ( pengajaran matematika modern praktis
menggantikan pengajaran berhitung di SD sejak tahun itu )
5 Meskipun kurikulum 1968 sudah ditinggalkan, namun resminya peralihan dari belajar
berhitung ke pengajaran matematika modern adalah tahun 1975, sejak diberlakukannya
kurikulum 1975. Materi yang termuat dalam matematika modern : Himpunan Macam-macam
bilangan Bilangan dasar non decimal Aritmetika jam Pengantar teori kemungkinan
Pengerjaan hitung Geometri
6 Pengajaran matematika tradisional Materi : Bilangan asli beserta operasi hitungnya, bilangan
cacah beserta operasi hitungnya, bilangan rasional beserta operasi hitungnya, sampai dengan
bilangan real beserta operasi hitungnya. Tujuan dari pengajaran berhitung lama adalah untuk
melatih otak, yang sifatnya drill.
7 Pengajaran matematika tradisional Di awal abad ke-20, terdapat faham baru yang dilontarkan
oleh E.Thorndike. Thorndike merumuskan teori pengaitan. Dalam proses belajar-mengajar yang
dilandasi teori ini, guru memberikan rangsangan atau stimulus berupa pertanyaan, baik
pertanyaan yang sifatnya menelusuri pengetahuan yang telah diperoleh, maupun pertanyaan
tentang pendapat siswa terhadap suatu masalah tertentu. Dengan adanya stimulus itu maka akan
muncul respon dari siswa. Jika proses ini dilakukan secara berulang, maka penguasaan bahan
akan tercapai. Faham thorndike -- Drill --- Keterampilan berhitung \( - ) : penalaran siswa
terhadap suatu konsep kurang mendapat perhatian
9 Dalam berhitung lama topik matematika yang diberikan kurang ada hubungan dengan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari e.g: statistika kurang banyak diberikan, tidak ada
penjelasan tentang bangun ruang, Berhitung lama kurang memperhatikan ketepatan bahasa
penalaran siswa terhadap konsep yang sesungguhnya kurang mendapat perhatian.
10 Perkembangan Pengajaran Matematika di Luar Negeri Sampai tahun 1950 bahkan
sebelumnya di Amerika Serikat sudah ada kesepahaman bersama bahwa : pengajaran
matematika tidak berhasil pada umumnya siswa takut terhadap pelajaran matematika dan tidak
menyukainya banyak sekali orang dewasa yang tidak mampu mempertahankan kemampuan
yang telah dimilikinya. (menurut Morris Kline, yang dikutip oleh Ruseffendi)
18 CIRI CIRI PEMBELAJARAN MATH MASA KINI 1.Kalkulator dan komputer harus
digunakan semaksimal mungkin 2.Pembelajaran matematika harus menggunakan pendekatan
pemecahan masalah 3.Semua siswa harus mendapatkan pembelajaran matematika lebih lama
4.Guru-guru matematika harus meningkatkan diri 5.Pembelajaran matematika harus efektif dan
efisien 6.Evaluasi harus dengan alat ukut yang lebih luas dari pada oleh alat evaluasi
konvensional
20 2. Pembelajaran Matematika Berdasarkan kurikulum 1994 Kurikulum 1994 ini disusun untuk
mweujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan
kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan IPTEK
serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan. Pada kurikulum 1994, berhitung
mendapatkan porsi dan penekanan utama
A. Simpulan
Kata pembelajaran adalah terjemahan dari instruction, yang banyak dipakai dalam
dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi
kognitif-wholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.
Dalam istilah pembelajaran yang lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil-hasil
teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa diposisikan sebagai subyek
belajar yang memegang peranan yang utama, sehingga dalam setting proses belajar mengajar
siswa dituntut beraktivitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran.
Pendidikan matematika di Indonesia itu sudah ada sejak dahulu jadi kita membagi dalam
dua bagian yaiti pendidikan matematika tradisional dan pendidikan matematika modern. Adapun
tujuan diadakan nya pembelajaran matematika yaitu terbentuknya kemampuan bernalar pada
siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat
obyektif, jujur, disiplin, dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika
maupun bidang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan Pembelajaran Matematika yang digunakan di Indonesia dan penilaiannya
dengan teori belajar yang mendukungnya meliputi pendekatan realistic mathematics education
(RME), pendekatan open ended, pendekatan kontekstual, pembelajaran berbasis masalah, belajar
dengan multi konteks, self regulated learning, authentic assessment, dan lesson study.
Pendidikan di Indonesia belum seperti yang diharapkan, karena lembagalembaga
pendidikan belum mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Bahkan pendidikan nasional pun dinilai gagal membangun karakter bangsa.
B. Saran
1. Sebagai geneasi muda Indonesia kita harus meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam
bidang matematika.
2. Sebagai pendidik harus lebih kreatif dalam memilih metode pembelajaran supaya peserta didik
tidak merasa jenuh dan tidak takut untuk belajar matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Jadi pembelajaran matematika masa depan itu adalah pembelajaran yang dimana setelah siswa
diajari, siswa itu dapat mengerti ranah epistimologi, ontologi dan aksiologi dari matematika.
Sehingga mereka memandang matematika tidak hanya sebagai kumpulan rumus, aksioma-
aksioma logis, simbol-simbol dan lain sebagzinya. Tetapi mereka benar-benar bisa mengerti
aplikasi dari matematika setelah mereka faham betul matematika. Tentunya pembelajaran
tersebut tetap memperhatikan perkembangan zaman (teknologi).