TEORI BILANGAN
TIM PENYUSUN
TEORI BILANGAN
OLEH
TIM PENYUSUN
KETERBAGIAN
Pada bab ini akan dibahas tentang konsep keterbagian, FPB, KPK, dan Keprimaan suatu
bilangan. Setelah mempelajari materi pada bab ini diharapkan mahasiswa mampu memahami
dan menjelaskan konsep keterbagian dan sifat-sifatnya, konsep FPB dan KPK serta sifat-
sifatnya, konsep keprimaan dan sifat-sifatnya, serta keterkaitan satu sama lain untuk
A. Konsep Keterbagian
konsep-konsep keterbagian akan banyak digunakan di dalam sebagian besar uraian atau
Jika suatu bilangan bulat dibagi oleh suatu bilangan bulat yang lain, maka hasil
baginya adalah suatu bilangan bulat atau suatu bilangan yang tidak bulat. Misalnya: jika 40
dibagi 8, maka hasil baginya adalah bilangan bulat 8. Tetapi jika 40 dibagi 16, maka hasil
baginya adalah 2,5. Keadaan inilah yang memberikan gagasan tentang perlunya definisi
keterbagian.
Suatu bilangan bulat q habis dibagi oleh suatu bilangan bulat p ≠ 0 jika ada
suatu bilangan bulat x sehingga q = px, atau dapat dituliskan dalam notasi
himpunan adalah:
p | q, p ≠ 0 berarti E𝑥 ∈ Z 3 𝑞 = 𝑝𝑥
Notasi
p|q dibaca p membagi q, p faktor dari q, q habis dibagi p, atau q kelipatan dari p
p q dibaca p tidak membagi q, p bukan faktor dari q, q tidak habis dibagi p, atau q
Contoh 3.1
Berdasarkan definisi 3.1 diatas jelas bahwa faktor-faktor suatu bilangan bisa merupakan
bilangan bulat positif atau merupakan bilangan bulat negatif. Dengan demikian, faktor-
faktor dari:
1. 1 | p untuk setiap p Z
4. Jika p | q, maka kemungkinan hubungan antara p dan q adalah p < q, p = q, atau p>
Teorema 3.1
Diketahui bahwa p | q
q = px berarti qr = pxr
Teorema 3.2
Diketahui p | q dan q | r
Karena r = qy dan q = px, maka r = (px)y atau dapat ditulis r = p (xy) dengan x, y Z
Teorema 3.3
Diketahui p | q dan q | p
x = y = 1.
Teorema 3.4
Diketahui p | q dan p | r
= p(x + y)
Karena x,yZ, maka sesuai dengan sifat tertutup penjumlahan bilangan bulat, x+yZ
Jadi : p | q + r ∎
Teorema 3.4 dapat diperluas tidak hanya berlaku untuk q, r tetapi untuk q, r, s, t,.., artinya
Selanjutnya, teorema 3.4 tetap berlaku jika operasi penjumlahan (+) diganti dengan operasi
Teorema 3.5
Diketahui p | q dan p | r
= p(ax) + p(by)
= p (ax + by)
Karena x, y, a, b Z, maka sesuai dengan sifat tertutup penjumlahan dan perkalian bilangan
bulat, maka ax + by Z
Jadi : p | qx + ry ∎
Diketahui p | q
Karena p > 0, q > 0, dan q = px, maka akan hanya bernilai benar jika x > 0.
Dan jika x > 1, dan q = px, maka q > p atau dapat ditulis p < q.
Teorema 3.7
Diketahui p | q dan q | p
Karena p > 0, q > 0, maka akan hanya bernilai benar jika x > 0 dan y > 0.
Karena q = px
= q(yx)
= q(xy)
Ini akan bernilai benar jika xy = 1, sehingga kemungkinan nilai yang memenuhi adalah
x=y=1
Teorema 3.8
Diketahui p | q
kq = (kp)x
Diketahui kp | kq
Teorema 3.9
Diketahui p | q + r, p | q, dan p ≠ 0
Perhatikan bahwa: q + r = px
py + r = px
r = px – py
r = p (x – y)
Menurut definisi 3.1 dan sifat ketertutupan bilangan bulat terhadap pengurangan,
jika r = p (x – y) maka p | r ∎
didefinisikan sebagai serangkaian langkah-langkah atau prosedur yang jelas dan terhingga
untuk menyelesaikan suatu masalah. Kita lazim menggunakan istilah algoritma pembagian
(division algoritma).