Anda di halaman 1dari 11

2020

TEORI BILANGAN
TIM PENYUSUN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA KAMPUS BLITAR
BAHAN AJAR

TEORI BILANGAN

OLEH

TIM PENYUSUN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA KAMPUS BLITAR
2020
PERTEMUAN KE-5
BAB III

KETERBAGIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang konsep keterbagian, FPB, KPK, dan Keprimaan suatu

bilangan. Setelah mempelajari materi pada bab ini diharapkan mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan konsep keterbagian dan sifat-sifatnya, konsep FPB dan KPK serta sifat-

sifatnya, konsep keprimaan dan sifat-sifatnya, serta keterkaitan satu sama lain untuk

menyelesaikan masalah-masalah tertentu.

A. Konsep Keterbagian

Keterbagian (divisibility) merupakan dasar pengembangan teori bilangan, sehingga

konsep-konsep keterbagian akan banyak digunakan di dalam sebagian besar uraian atau

penjelasan matematis tentang pembuktian teorema.

Jika suatu bilangan bulat dibagi oleh suatu bilangan bulat yang lain, maka hasil

baginya adalah suatu bilangan bulat atau suatu bilangan yang tidak bulat. Misalnya: jika 40

dibagi 8, maka hasil baginya adalah bilangan bulat 8. Tetapi jika 40 dibagi 16, maka hasil

baginya adalah 2,5. Keadaan inilah yang memberikan gagasan tentang perlunya definisi

keterbagian.

Bahan Ajar Teori Bilangan UNIPA Kampus Blitar Page 31


Definisi 3.1

Suatu bilangan bulat q habis dibagi oleh suatu bilangan bulat p ≠ 0 jika ada
suatu bilangan bulat x sehingga q = px, atau dapat dituliskan dalam notasi
himpunan adalah:

p | q, p ≠ 0 berarti E𝑥 ∈ Z 3 𝑞 = 𝑝𝑥

Notasi

p|q dibaca p membagi q, p faktor dari q, q habis dibagi p, atau q kelipatan dari p

p q dibaca p tidak membagi q, p bukan faktor dari q, q tidak habis dibagi p, atau q

bukan kelipatan dari p

Contoh 3.1

1. 6 | 18 sebab ada bilangan bulat 3 sehingga 18 = 6.3

2. 12 15 sebab tidak ada bilangan bulat x sehingga 15 = 12.x

3. 5 | -30 sebab ada bilangan bulat -6 sehingga -30 = 5.(-6)

4. -4 | 20 sebab ada bilangan bulat 5 sehingga 20 = (-4).5

Berdasarkan definisi 3.1 diatas jelas bahwa faktor-faktor suatu bilangan bisa merupakan

bilangan bulat positif atau merupakan bilangan bulat negatif. Dengan demikian, faktor-

faktor dari:

6 adalah 1, -1, 2, -2, 3, -3, 6, dan -6

15 adalah 1, -1, 3, -3, 5, -5, 15, dan -15

Beberapa sifat sederhana keterbagian adalah :

1. 1 | p untuk setiap p  Z

Bahan Ajar Teori Bilangan UNIPA Kampus Blitar Page 32


2. p | 0 untuk setiap p  Z dan p ≠ 0

3. p | p untuk setiap p  Z dan p ≠ 0

4. Jika p | q, maka kemungkinan hubungan antara p dan q adalah p < q, p = q, atau p>

q (misalnya 3 | 6, 3 | 3, atau 3 | -3)

Teorema 3.1

Jika p, q  Z dan p | q, maka p | qr untuk semua r  Z

Bukti teorema 3.1

Diketahui bahwa p | q

Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px

q = px berarti qr = pxr

atau dapat ditulis qr = p(x.r) dengan xr  Z (sebab x  Z dan r  Z)

Berdasarkan definisi 3.1, maka p | qr karena qr = p(xr) dengan xr  Z ∎

Teorema 3.2

Jika p , q, r  Z, p | q, dan q | r , maka p | r

Bukti Teorema 3.2

Diketahui p | q dan q | r

Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px

dan ada suatu y  Z sehingga r = qy.

Karena r = qy dan q = px, maka r = (px)y atau dapat ditulis r = p (xy) dengan x, y  Z

Bahan Ajar Teori Bilangan UNIPA Kampus Blitar Page 33


Sehingga sesuai dengan definisi 3.1, p | r karena r = p (xy) dengan xy  Z ∎

Teorema 3.3

Jika p, q  Z, p | q dan q | p, maka p =  q


Bukti Teorema 3.3

Diketahui p | q dan q | p

Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px

dan ada suatu y  Z sehingga p = qy.

Karena p = qy dapat diperoleh p = (px)y atau p = p(xy) atau p = (xy)p.

p = (xy) p ekuivalen dengan 1.p = (xy) p, sehingga xy = 1

Dengan demikian, karena x,y  Z dan xy = 1, maka diperoleh x = y = -1 atau

x = y = 1.

Perhatikan jika x = y = -1, maka diperoleh p = -q

Dan jika x = y = 1, maka diperoleh p = q.

Karena p = -q dan p = q, maka dapat ditulis p = ± q ∎

Teorema 3.4

Jika p, q, r  Z, p | q dan p | r, maka p | q + r

Bukti Teorema 3.4

Diketahui p | q dan p | r

Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px

dan ada suatu y  Z sehingga r = py.

Bahan Ajar Teori Bilangan UNIPA Kampus Blitar Page 34


Dengan demikian q + r = px + py

= p(x + y)

Karena x,yZ, maka sesuai dengan sifat tertutup penjumlahan bilangan bulat, x+yZ

Jadi : p | q + r ∎

Teorema 3.4 dapat diperluas tidak hanya berlaku untuk q, r tetapi untuk q, r, s, t,.., artinya

jika p | q, p | r, p | s, p | t, dan…, maka p | q + r + s + t +…

Selanjutnya, teorema 3.4 tetap berlaku jika operasi penjumlahan (+) diganti dengan operasi

pengurangn (–). Bukti ditinggalkan untuk latihan Anda.

Teorema 3.5

Jika p, q, r  Z, p | q dan p | r, maka p | qx + ry untuk semua x, y  Z

(qx + ry disebut kombinasi linear dari q dan r)

Bukti Teorema 3.5

Diketahui p | q dan p | r

Maka menurut definisi 3.1, ada suatu a  Z sehingga q = pa

dan ada suatu b  Z sehingga r = pb.

Dengan demikian qx + ry = (pa)x + (pb)y

= p(ax) + p(by)

= p (ax + by)

Karena x, y, a, b  Z, maka sesuai dengan sifat tertutup penjumlahan dan perkalian bilangan

bulat, maka ax + by  Z

Jadi : p | qx + ry ∎

Bahan Ajar Teori Bilangan UNIPA Kampus Blitar Page 35


Teorema 3.6

Jika p, q, r  Z, p > 0, q > 0, dan p | q, maka p  q

Bukti Teorema 3.6

Diketahui p | q

Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px.

Karena p > 0, q > 0, dan q = px, maka akan hanya bernilai benar jika x > 0.

Karena x  Z dan x > 0, maka kemungkinan nilai-nilai x yang memenuhi adalah 1, 2, 3, …,

atau dapat ditulis x = 1 atau x > 1.

Perhatikan jika x = 1, maka q = px = p(1) = p, atau dapat ditulis p = q,

Dan jika x > 1, dan q = px, maka q > p atau dapat ditulis p < q.

Karena p = q dan p < q, maka p ≤ q ∎

Teorema 3.7

Jika p, q, r  Z, p > 0, q > 0, p | q dan q | p, maka p = q

Bukti Teorema 3.7

Diketahui p | q dan q | p

Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px

dan ada suatu y  Z sehingga p = qy.

Karena p > 0, q > 0, maka akan hanya bernilai benar jika x > 0 dan y > 0.

Karena q = px

Bahan Ajar Teori Bilangan UNIPA Kampus Blitar Page 36


= (qy)x

= q(yx)

= q(xy)

Ini akan bernilai benar jika xy = 1, sehingga kemungkinan nilai yang memenuhi adalah

x=y=1

Perhatikan jika x = 1, maka q = p(1) atau dapat ditulis q = p

Dan jika y = 1, maka p = q(1) atau dapat ditulis p = q

Karena q = p dan p = q, maka p = q ∎

Teorema 3.8

p | q jika dan hanya jika kp | kq untuk semua k  Z dan k ≠ 0

Bukti Teorema 3.8

Diketahui p | q ➀ kp | kq, ✯k  Z dan k ≠ 0

1. Bukti dari kiri: p | q → kp | kq, ✯k  Z dan k ≠ 0

Diketahui p | q

Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px

Dan menurut teorema 3.1, kq = k(px)

kq = (kp)x

Sehingga menurut definisi 3.1, kp | kq ∎

2. Bukti dari kanan: kp | kq → p | q, ✯k  Z dan k ≠ 0

Diketahui kp | kq

Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga kq = (kp)x

Bahan Ajar Teori Bilangan UNIPA Kampus Blitar Page 37


Dan menurut hukum kanselasi, kq = k(px) dapat ditulis q = px

Sehingga menurut definisi 3.1, p | q ∎

Teorema 3.9

Jika p, q, r  Z, p ≠ 0, p | q + r, dan p | q, maka p | r

Bukti Teorema 3.9

Diketahui p | q + r, p | q, dan p ≠ 0

Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q + r = px

dan ada suatu y  Z sehingga q = py.

Perhatikan bahwa: q + r = px

py + r = px

r = px – py

r = p (x – y)

Menurut definisi 3.1 dan sifat ketertutupan bilangan bulat terhadap pengurangan,

jika r = p (x – y) maka p | r ∎

Uraian berikutnya membahas tentang algoritma pembagian. Suatu algoritma

didefinisikan sebagai serangkaian langkah-langkah atau prosedur yang jelas dan terhingga

untuk menyelesaikan suatu masalah. Kita lazim menggunakan istilah algoritma pembagian

(division algoritma).

Bahan Ajar Teori Bilangan UNIPA Kampus Blitar Page 38

Anda mungkin juga menyukai