Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI TEORI BILANGAN

Ardhian Dwi Syahputra 225560008

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

PSDKU BLITAR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PRODI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

MEI 2023
KETERBAGIAN

A. Konsep Keterbagian
Definisi 3.1
Suatu bilangan bulat q habis dibagi oleh suatu bilangan bulat p ≠ 0 jika ada
suatu bilangan bulat x sehingga q = px, atau dapat dituliskan dalam notasi
himpunan adalah:
p | q, p ≠ 0 berarti E𝑥 ∈ Z 3 𝑞 = 𝑝x
Notasi
p|q dibaca p membagi q, p faktor dari q, q habis dibagi p, atau q
kelipatan dari p

p|q dibaca p tidak membagi q, p bukan faktor dari q, q tidak habis


dibagi p, atau q bukan kelipatan dari p

Contoh 3.1
1. 6|18 sebab ada bilangan bulat 3 sehingga 18= 6.3
2. 5∤17 sebab tidak ada bilangan bulat x sehingga 17=5.x
Sifat – Sifat Sederhana Keterbagian
1. 1|p untuk setiap p ɛ Z
2. p|0 untuk setiap p ɛ Z, p ≠ 0
3. p|p untuk setiap p ɛ Z, p ≠ 0
4. jika p|q, maka kemungkinan hubungan antara p dan q adalah p < q,
p = q, atau p > q
Teorema 3.1
Jika p, q  Z dan p | q, maka p | qr untuk semua r  Z
Bukti teorema 3.1
Diketahui bahwa p | q
Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px
q = px berarti qr = pxr
atau dapat ditulis qr = p(x.r) dengan xr  Z (sebab x  Z dan r  Z)
Berdasarkan definisi 3.1, maka p | qr karena qr = p(xr) dengan xr  Z
Teorema 3.2
Jika p, q, r  Z, p | q, dan q | r, maka p | r
Bukti Teorema 3.2
Diketahui p | q dan q | r
Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px
dan ada suatu y  Z sehingga r = qy
Karena r = qy dan q = px, maka r = (px)y atau dapat ditulis r = p (xy)
dengan x, y  Z
Sehingga sesuai dengan definisi 3.1, p | r karena r = p (xy) dengan xy  Z
Teorema 3.3
Jika p, q  Z, p | q dan q | p, maka p =  q
Bukti Teorema 3.3
Diketahui p | q dan q | p
Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px
dan ada suatu y  Z sehingga p = qy.
Karena p = qy dapat diperoleh p = (px)y atau p = p(xy) atau p = (xy)p.
p = (xy) p ekuivalen dengan 1.p = (xy) p, sehingga xy = 1
Dengan demikian, karena x,y  Z dan xy = 1, maka diperoleh x = y = -1
atau x = y = 1.
Perhatikan jika x = y = -1, maka diperoleh p = -q
Dan jika x = y = 1, maka diperoleh p = q.
Karena p = -q dan p = q, maka dapat ditulis p = ± q
Teorema 3.4
Jika p, q, r  Z, p | q dan p | r, maka p | q + r
Bukti Teorema 3.4
Diketahui p | q dan p | r
Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px
dan ada suatu y  Z sehingga r = py.
Dengan demikian q + r = px + py
= p(x + y)
Karena x, y Z, maka sesuai dengan sifat tertutup penjumlahan bilangan
bulat, x + y  Z
Jadi : p | q + r
Teorema 3.5
Jika p, q, r  Z, p | q dan p | r, maka p | qx + ry untuk semua x, y  Z
(qx + ry disebut kombinasi linear dari q dan r)
Bukti Teorema 3.5
Diketahui p | q dan p | r
Maka menurut definisi 3.1, ada suatu a  Z sehingga q = pa
dan ada suatu b  Z sehingga r = pb.
Dengan demikian qx + ry = (pa)x + (pb)y
= p(ax) + p(by)
= p (ax + by)
Karena x, y, a, b  Z, maka sesuai dengan sifat tertutup penjumlahan dan
perkalian bilangan bulat, maka ax + by  Z
Jadi : p | qx + ry
Teorema 3.6
Jika p, q, r  Z, p > 0, q > 0, dan p | q, maka p  q
Bukti Teorema 3.6
Diketahui p | q
Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px.
Karena p > 0, q > 0, dan q = px, maka akan hanya bernilai benar jika x > 0.
Karena x  Z dan x > 0, maka kemungkinan nilai-nilai x yang memenuhi
adalah 1, 2, 3, …, atau dapat ditulis x = 1 atau x > 1.
Perhatikan jika x = 1, maka q = px = p(1) = p, atau dapat ditulis p = q,
Dan jika x > 1, dan q = px, maka q > p atau dapat ditulis p < q.
Karena p = q dan p < q, maka p ≤ q
Teorema 3.7
Jika p, q, r  Z, p > 0, q > 0, p | q dan q | p, maka p = q
Bukti Teorema 3.7
Diketahui p | q dan q | p
Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px
dan ada suatu y  Z sehingga p = qy.
Karena p > 0, q > 0, maka akan hanya bernilai benar jika x > 0 dan y > 0.
Karena q = px
= (qy)x
= q(yx)
= q(xy)
Ini akan bernilai benar jika xy = 1, sehingga kemungkinan nilai yang
memenuhi adalah x = y = 1
Perhatikan jika x = 1, maka q = p(1) atau dapat ditulis q = p
Dan jika y = 1, maka p = q(1) atau dapat ditulis p = q
Karena q = p dan p = q, maka p = q
Teorema 3.8
p | q jika dan hanya jika kp | kq untuk semua k  Z dan k ≠ 0
Bukti Teorema 3.8
Diketahui p | q ➀ kp | kq, ✯k  Z dan k ≠ 0
Bukti dari kiri: p | q → kp | kq, ✯k  Z dan k ≠ 0
Diketahui p | q
Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q = px
Dan menurut teorema 3.1, kq = k(px)
kq = (kp)x
Sehingga menurut definisi 3.1, kp | kq
Bukti dari kanan: kp | kq → p | q, ✯k  Z dan k ≠ 0
Diketahui kp | kq
Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga kq = (kp)x
Dan menurut hukum kanselasi, kq = k(px) dapat ditulis q = px
Sehingga menurut definisi 3.1, p | q
Teorema 3.9
Jika p, q, r  Z, p ≠ 0, p | q + r, dan p | q, maka p | r
Bukti Teorema 3.9
Diketahui p | q + r, p | q, dan p ≠ 0
Maka menurut definisi 3.1, ada suatu x  Z sehingga q + r = px
dan ada suatu y  Z sehingga q = py.
Perhatikan bahwa: q + r = px
py + r = px
r = px – py
r = p (x – y)
Menurut definisi 3.1 dan sifat ketertutupan bilangan bulat terhadap
pengurangan, jika r = p (x – y) maka p | r
Teorema 3.10 Algoritma Pembagian
Jika p, q  Z dan p > 0, maka ada bilangan-bilangan r, s  Z yang masing-
masing tunggal sehingga q = rp + s dengan 0  s < p.
Jika p tidak membagi q, maka s memenuhi ketidaksamaan 0 < s < p.
Bukti Teorema 3.10
1) Pembuktian terhadap eksistensi dari r dan s
Dengan p, q  Z dapat dibentuk suatu barisan aritmatika (q – rp) dengan r 
Z, yaitu …, q – 3p, q – 2p, q – p, q, q + p, q + 2p, q + 3 p, …
yang mempunyai bentuk umum q – rp
Ambil suatu himpunan T yang unsur-unsurnya adalah suku barisan yang
tidak negatif, yaitu: T = {q – rp | r  Z, q – rp  0}
Karena T N dan N adalah himpunan yang terurut rapi, maka menurut
prinsip urutan rapi, T mempunyai unsur terkecil, misalnya s.
Karena s  T, maka s = q – rp untuk suatu r  Z, sehingga q = rp + s.
Jadi jika p, q  Z dan p > 0, maka ada r, s  Z sehingga q = rp + s.
2) Pembuktian bahwa 0 ≤ s < p
Untuk membuktikan bahwa 0 ≤ s < p digunakan bukti tidak langsung.
Anggaplah bahwa 0  s < p tidak benar, s < 0 atau s  p.
Karena s  T, maka s tidak mungkin negatif, sehingga kemungkinannya
tinggal s  p. s  p,
maka s – p  0, sehingga (q – rp) – p  0 atau q – (r + 1) p  0.
Karena s – p  0 dan s – p = q – (r + 1) p atau s – p mempunyai bentuk q –
rp, maka s – p  T
Karena p > 0, maka s – p < s, sehingga s – p merupakan unsur T yang lebih
kecil dari s.
Hal ini bertentangan dengan pengambilan s sebagai unsur terkecil dari T.
Jadi: 0  s < p
3) Pembuktian ketunggalan dari r dan s
Untuk membuktikan ketunggalan r dan s digunakan bukti tidak langsung.
Misalnya r dan s tidak tunggal, yaitu ada r1, r2, s1, s2  Z sehingga
q = r1p + s1, 0 < s1 < p
q = r2p + s2, 0 < s1 < p
dengan r1 ≠ r2 dan s, s1 ≠ s2
Misalkan s1 > s2, maka dari:
r1p + s1 = r2p + s2
diperoleh:
s1 – s2 = p(r2 – s1)
berarti p | s1 - s2
Karena 0  s < p dan 0  s2 < p, maka –p < s1-s2 < p, sehingga:
1. Jika 0 < s1-s2 < p, maka p | s1 – s2. tidak mungkin 0 < s1-s2 < p
2. Jika –p < s1-s2 < 0, maka 0 < s2-s1 < p, sehingga p | s2 – s1
Jadi: p | s1 – s2 . Tidak mungkin –p < s1-s2 < 0
3. Jika s1 – s2 = 0, maka p | s1 – s2.
Dari 1, 2, dan 3 dapat ditentukan bahwa tidak mungkin 0 < s1-s2 < p, dan
tidak mungkin –p < s1-s2 < 0.
Jadi s1 – s2 = 0, berarti s1 = s2
s1 = s2 dan s1 – s2 = p (r2 – r1), maka p (r2 - r1) = 0
Karena p > 0 dan p (r2 - r1) = 0, maka r2 - r1 = 0 atau r1 = r2
Teorema 3.11
Jika q  z dan q > 1, maka setiap n  Z + dapat dinyatakan secara tunggal
dalam bentuk n = pkq k + pk-1q k-1 + ….. + p2q 2 + p1q 1 + p0q 0
dengan k  Z, k ≥ 0, pt  Z, 0  pt < q – 1, t = 0, 1,…, k dan pk ≠ 0

Anda mungkin juga menyukai