Anda di halaman 1dari 11

SIMILARITAS

Oleh:
1. Nur Fitria Krismayantie NIM. 40316012
2. Vega Nautika Bahtera Heny NIM. 40316015
Definisi:
Suatu transformasi L disebut suatu similaritas, jika
terdapat bilangan positif k sedemikian hingga untuk
sebarang titik P, Q dipenuhi ǀPʹQʹǀ = k ǀPQǀ, dengan Pʹ= Lk(P)
dan Qʹ= Lk(Q).
TEOREMA:
“Similaritas merupakan kolineasi.”

Ambil sebarang garis t dengan A dan B sebarang titik pada t dan A  B.


Dari definisi Lk(A) = A’
Lk (B) =B’
maka A’B’ = k(AB)
Akan dibuktikan bahwa Lk (t) = 𝐴′ 𝐵′
1. Lk (t)  𝐴′ 𝐵′
ambil sebarang titik P pada t
jika P terletak antara A dan B maka berlaku AP + PB = AB
1. Hasil kali similaritas 𝑳𝒌 dan similaritas 𝑳𝒎
merupakan similaritas dengan faktor km.
2. Similaritas mempertahankan besar sudut.
3. Similaritas mempertahankan kesejajaran.
4. Similaritas mempertahankan ketegaklurusan.
Dilatasi atau Tarikan
Definisi:

Suatu dilatasi dengan pusat P dan faktor skala k  0, ditulis 𝐷𝑃,𝑘 adalah transformasi yang
memenuhi:

1. 𝐷𝑃,𝑘 (P)= P

2. Untuk setiap titik Q  P, 𝐷𝑃,𝑘 (Q) = Q’, sedemikian sehingga PQ’ = k.PQ

Dengan demikian untuk dapat melakukan dilataso harus ada atau ditentukan dulu
sebuah titik sebagai pusat dilatasi dan suatu bilangan k sebagai faktor dilatasi.

a. Jika k > 1, maka Q’ terletak pada perpanjangan 𝑃𝑄.

b. Jika 0 < k < 1, maka Q’ terletak diantara P dan Q.

c. Jika k < 0, maka Q’ terletak pada perpanjangan 𝑄𝑃.

d. Jika k = 1 maka dilatasi merupakan transformasi identitas.


Teorema:
Untuk sebarang garis g dan g’= DP.k (g) berlaku:
a. g’=g jika P terletak pada g.
b. g’//g jika P tidak terletak pada g.
Rumus-Rumus Similaritas
Rumus dilatasi
Misalkan titik P(x,y) suatu titik tertentu. T(a,b) sebarang titik dengan T’(a’,b’) sedemikian
hingga T’=DP,k(T).
Kemudian p adalah vektor posisi dari P(x,y), t’ vektor posisi dari T’(a’,b’) dan t vektor posisi
dari T(a,b)

Sehingga dengan menggunakan aturan vektor dan matriks diperoleh:


PTʹ= k(PT)
tʹ‒x = k(t-x)
atau
a′ − x a−x
=k b−y
b′ − y
Sehingga
a′ a x
=k + (1‒ k) y
b′ b
Rumus Umum Similaritas
Dalam bab terdahulu telah diperoleh, bahwa rumus suatu isometri dapat ditulis
sebagai berilut.
Untuk sebarang titik dengan koordinat (xʹ,yʹ) dipetaken pada suatu titik (xʹ,yʹ)
dengan:
xʹ p q x m
= ±q ±p y + dengan p2 + q2 = 1
yʹ n
Dengan cara yang sama akan diperoleh rumus similaritas sebagai berikut.
Untuk sebarang titik dengan koordinat (xʹ,yʹ) dipetaken pada suatu titik (xʹ,yʹ)
dengan:
xʹ p q x m
= ±q ±p y + dengan p2 + q2 = k2 ≠ 0
yʹ n
Contoh:
Diketahui ABC, A(2,3), B(4,-2), C(7,1), dan P(1,1). Tentukan koordinat peta ABC oleh
𝐷𝑃,2 .
Penyelesaian:
𝑥𝐴 ’=2.2 + 1 – 2.1 = 3
𝑦𝐴 ’=2.3 + 1 – 2.1 = 5
𝑥𝐵 ’=2.4 + 1 – 21 = 7
𝑦𝐵 ’=2.(-2) + 1 – 2.1 = -5
𝑥𝐶 ’= 2.7 + 1- 2.1 = 13
𝑥𝐶 ‘=2.1 + (-2.1) = 1

Jadi koordinat A’(3,5), B’(7,-5), C’(13,1)


Contoh:
Tentukkan koordinat peta dari garis g yang persamaanya 2x – 3y = 6 oleh dilatasi
𝐷𝑜,3 .
Jawab:
2𝑥−6
Setiap titik P pada garis g koordinatnya adalah P 𝑥,
3

Misal peta P adalah P’(x’, y’) maka;

𝑥′ 30 𝑥
= 2𝑥−6
𝑦′ 03 3

𝑥′ 3𝑥
=
𝑦′ 2𝑥 − 6
x’= 3x ; y’ = 2x-6
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai