Anda di halaman 1dari 13

GEOMETRI TRANSFORMASI

ISOMETRI

Disusun oleh :

Aghni Ermawati A. ( 130210101057 )


Wahyu Sulistio ( 130210101073 )
Achmad Fachruddin ( 130210101083 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
SEMESTER GASAL 2014/2015

1
5.1 Pengertian Isometri

Definisi 5.1.1
Transformasi U adalah isometri jika untuk setiap pasang Q dipenuhi PQ = PQ dengan P =
U(P) dan Q = U(Q).
Dapat dikatakan juga bahwa isometri adalah transformasi yang mengawetkan jarak (panjang
garis). Selanjutnya digunakan lambang U untuk menyatakan isometri.

Dalil 5.1.1
Isometri adalah kolineasi

Akibat 5.1.1
Isometri adalah kolineasi yang
a. Mengawetkan keantaraan
b. Mengawetkan ruas garis
c. Mengawetkan titik tengah
d. Mengawetkan sinar garis
e. Mengawetkan sudut

Contoh 5.1.1
4
Diketahui suatu transformasi F dengan rumus [ ] = [ ]

a. Apakah F suatu kolineasi?
b. Apakah F suatu Isometri
Penyelesaian
b. misalkan A(a,b) dipetakan F ke A(a,b) dan B(c.d) dipetakan F ke B(c,d). Maka
= 2 + 2
= 4 2 + 2
= 16 2 + 2 .............................(1)
Dilain pihak
= 2 + 2 ....................................(2)
Dari (1) dan (2) didapatkan ABAB sehingga F bukan isometri
1
a. dari rumus F diperoleh x=y dan y=4x. Selanjutnya nilai-nilai ini disubtitusikan ke
persamaan umum pX+qY+r=0, sehingga didapatkan qX+4pY+4r=0. Karena persamaan ini
adalah persamaan garis. Maka F adalah suatu kolineasi

Dalil 5.1.2
Isometri mengawetkan kesejajaran
a
b a b
Ambil dua garis sejajar a dan b dengan a=U(a). B=U(b). Harus diperlihatkan a II
b. Andaikan a # b, berarti a berpotongan b. Misalkan P adalah titik (a,b). Jadi P a dan

2
P b. Oleh karena U sebuah isometri, maka ada P sehinggga U(P)=P dengan P a dan P
b. Ini berarti a dan b berpotongan di P, yang bertentangan dengan yang diketahui. Karena itu
pengandaian a # b salah. Jadi haruslah a II b

Akibat 5.1.2
Isometri mengawetkan ketegaklurusan

Dalil 5.1.3
Isometri mengawetkan besar sudut

Perhatikan sebuah sudut , <ABC


Misalkan A=U(A), B=U(B) dan C=U(C). Berdasarkan dalil 5.1.1 maka AB dan BC
masing-masing adalah garis. Oleh karena itu <ABC=BA U BC, maka <ABC=BA U BC.
Sedangkan AB=AB, BC=BC, AC=AC, sehingga ahirnya dapat disimpulkan bahwa
ABC ABC. Akibatnya <ABC <ABC yang berarti u<ABC = u<ABC. Jadi
isometri mengawetkan besar sudut.

3
5.2 Pencerminan

Definisi 5.2.1
Pencerminan terhadap garis s adalah suatu pemetaan Ms sedemikian hingga untuk setiap titik
P pada bidang dipenuhi:
,
() = {
, ,
Garis s selanjutnya disebut sumbu pencerminan atau disingkat cermin. Nantinya dapat
diketahui bahwa pencerminan merupakan unsur yang penting dalam membangun geometri
transformasi.

Dalil 5.2.1
Pencerminan adalah transformasi

Akibat 5.2.1
a. Mengawetkan keantaraan
b. Mengawetkan ruas garis
c. Mengawetkan titik tengah
d. Mengawetkan sinar garis
e. Mengawetkan sudut
f. Mengawetkan besar sudut
g. Mengawetkan ketegaklurusan
h. Mengawetkan kesejajaran

Dalil 5.2.2
Pencerminan adalah isometri
Misalkan A=Ms(A) dan B=Ms(B). Akan ditinjau beberapa kejadian.

Kasus 1. A,B s pembuktiannya lihat gambar 1


Kasus 2. AB s perhatikan gambar 2
Pembuktiannya didapatkan langsung dari definisi

Dalil 5.2.3
Pencerminan adalah involusi

Dalil 5.2.4
a. titik tetap pencerminan adalah sautu titik pada sumbu cermin
b. garis tetap adalah sumbu cermin dan semua garis yang tegak lurus sumbu cermin itu

Dalil 5.2.5
Rumus umum pencerminan pada bidang kartesius adalah

4
2 2 + + 0
[ ] = [ ] [] + [ ] + = 1 [ ] = [0]

5
5.3 Geseran

Definisi 5.3.1.
Geseran searah vektor
adalah pemetaan SAB sedemikian hingga untuk setiap titik P pada

bidang dipenuhi =
dengan P=S(P)

Vektor
disebut vektor geser. Setiap vektor menentukan geseran. Jika
adalah vektor
.
maka SAB adalah sebuah geseran yang sesuai dengan

Dalil 5.3.1
=
SAB = SCD jika dan hanya jika

Bukti :
1. Bukti pertama
Akan dibuktikan jika SAB = SCD maka = .
Jika P adalah sebarang titik dengan P= SAB (P) maka =
. Tetapi karena SAB =
. Jadi, maka
=
= =

SCD maka SCD(P)=P sehingga
2. Bukti kedua
Jika P adalah sebarang titik, harus dibuktikan bahwa S AB (P)= SCD (P). Misalkan SAB
(P)=P1 dan SCD (P) = P2 maka
1 = .dan
2 = . Karena =
. Maka

1 =
2. ini berarti bahwa P1=P2 sehingga SAB = SCD. Bukti selesai.

Dalil 5.3.2
Jika A, B dan C adalah tiga titik tak segaris, berlaku SAB = SCD jika dan hanya jika ACDB
adalah jajaran-genjang

Dalil 5.3.3
Geseran adalah transformasi.

Dalil 5.3.4
Geseran adalah isometri.

Bukti :
Geseran adalah transformasi sudah terjamin oleh dalil 5.3.3. misalkan P dan Q adalah dua
=
titik berbeda dengan P = SAB (P) dan Q = SAB (Q) maka =
. Akan dibuktikan
bahwa PQ = PQ. Untuk ini akan ditinjau dua kasus.

B P Q

A P Q
(a)

6
Q

Q
P

P
(b)
Gambar 5.3.2.

Kasus 1 : bila P, P dan Q tidak segaris (perhatikan gambar 5.3.2(a)) maka PQQP adalah
jajar genjang (dalil 5.3.2.) dari hal tersebut maka PQ = PQ.
Kasus 2 : Bila P, P dan Q segaris (Perhatikan gambar 5.3.2.(b)) maka Q terletak pada garis
yang sama. Dengan aljabar vektor :

=

+
=

+ =
=
Jadi PQ=PQ. Dengan demikian geseran adalah isometri. Bukti selesai.

Akibat 5.3.1
Geseran adalah kolineasi yang :
a. Mengawetkan keantaraan
b. Mengawetkan ruas garis
c. Mengawetkan titik tengah
d. Mengawetkan sinar garis

Dalil 5.3.5
Geseran mengawetkan arah garis.

Geseran SAB menjadi I bila A= B, namun SAB bukan I, sehingga geseran bukan identitas tidak
mempunyai nilai tetap.

Dalil 5.3.6
a. Geseran yang bukan identitas tidak mempunyai titik tetap.
b. Garis tetap geseran yang bukan identitas adalah semua garis yang sejajar vektor
gesernya

Dalil 5.3.7
Rumus umum geseran pada bidang Cartesius adalah
1 0
[ ]=[ ] [ ] + [ ] [ ]
0 1

Bukti

7
Y
P (x+a,y+b)

B(a,b)

P(x,y)

x
0

Misalkan pada bidang koordinat XOY dipilih titik B(a,b) maka SOB memetakan setiap titik
(x,y) menjadi SOB ((x,y)) = (x+a,y+b). Ini berarti bahwa setiap titik P(x,y) oleh S OB dipetakan
= [] sebagai vektor geser.
ke P (x+a,y+b) dengan

= []memetakan titik P(x,y) ke titik


Dengan demikian, apabila geseran SOB dengan

P(x,y) dapat dirumuskan hubungan
x=x+a
y=y+b

atau dengan cara tulis vektor



[ ] = [] + [ ]


Vektor [ ] adalah vektor geser. Selanjutnya 5.3.1 dapat dinyatakan dengan :

1 0
[ ]=[ ] [ ] + [ ]
0 1
Jika a=m dan b=m maka
1 0
[ ]=[ ] [ ] + [ ]
0 1

Sehingga rumus 5.3.3 adalah rumus geseran dengan vektor geser [ ]. Bukti selesai.

Contoh 5.3.2
Tentukan persaman peta tempat kedudukan titik-titik dengan persamaan x2+y2+4x+6y+9=0
karena geseran yang memetakan titik asal (2,3)

Penyelesaian :
2
Geseran yang memetakan (0,0) ke (2,3) adalah geseran dengan vektor geser [ ] sehingga
3
rumusnya adalah :

2
[ ] = [ ] + [ ]
3
Dari rumus ini diperoleh x=x-2 dan y=y-3

8
Apabila disubsitusikan ke persamaan x2+y2+4x+6y+9=0 diperoleh persamaan x2+y2=4
Yang tidak lain adalah persamaan lingkaran dengan pusat (0,0) dan jari-jari 2.

9
5.4 Setengah Putaran

5.4.1 Definisi
setengah putaran terhadap titik P adalah pemetaan Hp sedemikian hingga untuk setiap titik A
pada bidang dipenuhi sebagai berikut:
, =
() = {
, ,
Yang selanjutnya titik P disebut pusat tengah putaran.

Dalil 5.4.1
Setengah putaran adalah transformasi

Akibat 5.4.1
a. Mengawetkan keantaraan
b. Mengawetkan ruas garis
c. Mengawetkan titik tengah
d. Mengawetkan sinar garis
e. Mengawetkan sudut
f. Mengawetkan besar sudut
g. Mengawetkan ketegaklurusan
h. Mengawetkan kesejajaran

Dalil 5.4.2
Setengah putaran adalah Isometri

Dalil 5.4.3
Setengah putaran adalah involusi
Pembuktiannya langsung diturunkan dari definisi 5.4.1

Dalil 5.4.4
Jika Hp setengah putaran dan g sembarang garisdengan Pg, maka P ll Hp(g)

Dalil 5.4.5
a. Satu-satunya titik teteap setengah putaran adalah titik pusatnya
b. Garis tengah setengah putaran adalah garis yang melalui pusat setengah putaran itu.

Dalil 5.4.6
Rumus umum setengah putarana pada bidang kartesius adalah
1 0 1 1
[ ] = [ ] [] + [ ] dengan pusat (2 , 2 )
0 1

10
5.5 Putaran
Definisi 5.5.1
Putaran terhadap titik P sejauh 2 adalah pemetaan , sedmikian hingga untuk setiap titik A
pada bidang dipenuhi :
, =
, (A) ={
= = ,

Titik P disebut pusat putaran dan disebut sudut putar.


Dalil 5.5.1
Putaran adalah isometri
Akibat 5.5.1
Putaran adalah kolineasi yang :
a. Mengawetkan keantaraan.
b. Mengawetkan ruas garis.
c. Mengawetkan titik tengah.
d. Mengawetkan sinar garis
e. Mengawetkan sudut
f. Mengawetkan besar sudut.
g. Mengawetkan ketegaklurusan.
h. Mengawetkan kesejajaran.

Dalil 5.5.2
Putaran yang merupakan involusi adalah setengah putaran.
Dalil 5.5.3
Ukuran sudut-sudut antara sebuah garis dan petanya karena suatu putaran sama dengan
ukuran sudut-putar putaran itu.
Jadi, jika g=, (g) , maka u(g,g)=

Dalil 5.5.4
a. Satu-satunya titik tetap putaran yang bukan identitas adalah titik pusat putaran.
b. Suatu putaran bukan identitas mempunyai garis tetap hanya jika putaran itu berupa
setengah lingkaran.

11
Dalil 5.5.5
Rumus umum putaran pada bidang kartesius adalah

[ ] = [ ]
[ ] + [ ]

dengan p2 + q2 = 1 dan ada sepasang tunggal bilangan a dan b yang memenuhi
+
[ ]=[ ]
+

12
5.6 Pencerminan Geser
Definisi 5.6.1
yang sejajar s,
Untuk sembarang garis s dan vektor
, pencerminan geser Ks,AB
adalah komposisi Ms dan SAB yang ditentukan oleh Ks,AB = MsSAB
Garis s disebut sumbu pencermminan geser. Notasi KAB,s berarti pencerminan geser dengan

s. Ks,AB menyatakan komposisi MsSAB , sedangkan KAB,s menyatakan SABMs.


Dalil 5.6.1
Pencerminan geser adalah isometri.
Akibat 5.6.1
Pencerminan geser adalah kolineasi yang :
a. Mengawetkan keantaraan.
b. Mengawetkan ruas garis.
c. Mengawetkan titik tengah.
d. Mengawetkan sinar garis
e. Mengawetkan sudut
f. Mengawetkan besar sudut.
g. Mengawetkan ketegaklurusan.
h. Mengawetkan kesejajaran.

Dalil 5.6.2
a. Pencerminan geser tidak mempunyai titik tetap.
b. Satu-satunya garis tetap pencerminan geser adalah sumbunya sendiri.

Dalil 5.6.3
dengan p = Ks,AB(p) pada s.
Titik tengah pp
Akibat 5.6.2
Jika P dan Q adalah dua titik berbeda dengan P= Ks,AB(P) dan Q= Ks,AB(Q) serta T1 adalah
dan titik T2 adalah titik tengah
titik tengah
, maka s= 1 2 .

Dalil 5.6.4
Rumus umum pencerminan geser pada bidang kartesius adalah

[ ] = [ ] [] + [ ]

+ + 0
dengan p2 + q2 = 1 dan [ + ] [ ]
0

13

Anda mungkin juga menyukai