Anda di halaman 1dari 34

JARAK DUA TITIK

Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa


diharapkan mampu:

1. Merumuskan persamaan jarak antara


dua titik di bidang dan di ruang.

2. Mengkaji sistem koordinat titik pada


satu ruas garis 𝑃𝑄 dengan perbandingan
𝑚 𝑛 di bidang dan di ruang.
Jarak dua titik

A. Jarak Antara Dua Titik di Bidang


B. Jarak Antara Dua Titik di Ruang
C. Koordinat Titik yang Membagi Luas Garis
PQ Atas Perbandingan m:n

2.1. Pembagian Luas Garis Dalam Bidang


2.2. Pembagian Luas Garis Dalam Ruang
A. Jarak Antara Dua Titik di Bidang
Agar anda dapat memahami bagaimana cara menentukan
jarak dua titik bidang, bacalah contoh di bawah ini.

Contoh 2.1
Perhatikanlah gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1. Tiga anak berdiri membentuk segitiga siku-siku


Pada gambar 2.1 tersebut pernahkan anda mengukur berapa
jarak antara orang A dengan orang B ?
Untuk menjawab pertanyaan contoh 2.1 tersebut kita bisa
menggunakan rumus jarak antara dua titik di bidang. Kita
misalkan anak yangmenggirim bola adalah titik P( x1,y1) dan
anak yang menerima bola adalah titik Q(x2,y2). Untuk
menemukan rumus jarak antara dua titik tersebut, lakukanlah
sbb:
1. Buatlah sistem koordinat kartesius pada XY (dimensi 2).
2. Buatlah tiga buah titik berupa segitiga siku-siku.
3. Beri nama segitiga tersebut segitiga PQR, di mana titik
tersebut yaitu titik P (x1,y1) dan Q(x2,y2) dan R (x2,y1)
atau R(x1,y2), dengan titik R sebagai titik sudut siku-
siku.
4. Kita akan peroleh |PR| = | x2 – x1| dan |RQ|=|y2 – y1|

5. Karena  PQR merupakan segitiga siku-siku di R maka


kita bisa menggunakan Teorema Phytagoras yaitu:
|PQ|2 = |PR|2 + |QR|2
|PQ|2 = ( x2 – x1)2 + (y2 –y1)2 atau PQ =

6. Sehingga kita peroleh jarak antara titik P(x1,y1) dan


Q(x2,y2) adalah :

PQ = ... (1)
Contoh 2.2

Tentukan jarak antara titik A (4,-7) dan titik B ( -1, 5).


Jawab :

Dengan menggunakanrumus pada persamaan (1) tersebut,


sehingga diperoleh :
AB =

AB =
AB = = = 13

Jadi, jarak antara titik A ke B adalah 13.


B. Jarak Antara Dua Titik di Ruang

Untuk menentukan jarak antara dua titik di ruang. Untuk


menentukan jarak antara titik P( x1,y1,z1)dan titik
Q(x2,y2,z2), lakukanlah langkah – langkah sbb:

1. Buatlah sistem koordinat kartesius pada XYZ (dimensi 3).


2. Buatlah bangun datar berupa balok, yang semua titik
tersebut berada pada oktan I.
3. Beri nama titik balok tersebut dengan titik ABCDEFGH

dengan titik P terhubung pula dengan titik B dan titik Q.


4. Kita akan peroleh :

|PA| = | x2 – x1| ; |AB|=|y2 – y1|; |BQ|= |z2 – z1|


5. Berdasarkan Teorema Phytagoras diperoleh:
PB2 = PA2 + AB2 ,karena QB bidang ABCP, berarti QB PB

sehingga diperoleh : PQ2 = PB2 + BQ2


PQ2 = PA2 + AB2 + BQ2
PQ2 =( x2 – x1)2 + (y2 – y1)2 + (z2 – z1)2
atau PQ =

6. Sehingga kita peroleh jarak antara titik P(x1,y1,z1) dan


Q(x2,y2,z2) adalah :

PQ = ... (2)
7. Selanjutnya jika jarak antara titik asal 0( 0,0,0) ke titik
P(x1, y1,z1) maka :
OP = ...(3)

Contoh 2.3:
Tentukan jarak antara titik P(1,2,2) dan Q (3,5,4)
Jawab : E F

D Q(3,5,4)

P(1,2,2) C
A B
Dengan menggunakan rumus pada persamaan (2)
tersebut, sehingga diperoleh jarak antara titik P(1,2,2) dan
Q (3,5,4).

Jarak PA = 2 , jarak AB = 3 dan jarak BQ = 2


PQ2 = PB2 + BQ2
PQ2 = PA2 + AB2 + BQ2
PQ2 = 22 + 32 + 22 = 4 + 9 + 4 =17
PQ =

Jadi, jarak antara titik P ke Q adalah


Pembagian Ruas Garis dalam Bidang
Perhatikanlah masalah berikut: Misalkan diketahui dua titik
A (x1,y1) dan B(x2,y2), serta titik C yang terletak pada
pertengahan ruas garis penghubung A dan B. Dari kondisi
tersebut akan ditentukan koordinat koordinat titik C. Untuk
itu, perhatikanlah Gambar 2.3 berikut:
Titik A1, C1 dan B2 berturut-turut adalah proyeksi
titik-titik A, C, dan B pada sumbu X.
Misalkan koordinat titik C adalah (x1,y1).
|OA| = absis titik A, yaitu x1
|OB| = absis titik B, yaitu x1
|OC| = absis titik C, yaitu x2

Gambar 2.3
Karena titik C terletak pada pertengahan AB (diketahui) dan garis AA1
sejajar dengan garis CC1, maka titik C1 terletak pada pertengahan ruas
garis A1B1 pula (|A1C1| =|C1B1|) sehingga:

|OA1| + |OB1| = |OA1| + |OC1| + |C1B1|


= |OA1| +| C1B1| +|OC1| ingat |C1B1| = |A1C1|
= |OA1| + | A1C1| + |OC1| = |OC1| + |OC1|
= 2|OC1| ingat |OA1| = x1; |OB1| = x2 ; dan
|OC1| = xc

Berarti x1+ x2= 2xc xc = ½ (x1 + x2 )

Selanjutnya, dengan cara yang sama seperti langkah di atas akan


diperoleh bahwa yc = ½ (y1 + y2 )
Dari uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa koordinat
tengah sebuah ruas garis yang titik ujungnya A (x1, y1) dan
B (x2, y2) adalah:
x = ½ (x1+x2); y = ½ (y1 + y2) ... (1)
Contoh 2.3:
Apabila D adalah titik tengah ruas garis dengan titik-titik
ujung A (5, 2)dan B (-1, 6), maka absis titik D adalah
x = ½ (5+(-1))= 2 dan ordinat titik D adalah
y = ½ (2 + 6)= 4. Jadi, D (2, 4).

Contoh 2.4:
Diketahui dua titik P(4, 7) dan Q (8, 1). Titik T pada ruas garis PQ
sedemikian hingga | PT | : | TQ | = 1 : 3. Tentukanlah absis dan
ordinat dari titik T.
Untuk menjawabnya, perhatikan
Gambar 2.4 berikut. Misalkan T(xT, yT). Dari
gambar disamping dapat ditentukan bahwa
PP1,TT1, dan QQ1 masing-masing sejajar dengan
sumbu Y. Mengapa?
Selanjutnya, karena diketahui bahwa
|PT| : |TQ| = 1 : 3 maka |PT| : |TQ| = 1 : 3 pula
sehingga |T1Q1| = 3|P1T1|
Perhatikan bahwa |T1Q1| = |OQ1| - |OT1|
= 8 – xT dan
|P1T1| = |OT1| - |OP1| = xT– 4

Gambar 2.4
Karena |T1Q1| = 3|P1T1|maka 8 – xT = 3(xT – 4)
8 – xT = 3xT – 12
4xT = 20
xT = 5

Dengan cara yang sama seperti langkah di atas (melakukan


pemroyeksian semua titik terhadap sumbu Y), akan
diperoleh bahwa : yT = 5 ½. Coba silakan Anda periksa
kebenarannya.
Jadi, absis dan ordinat dari titik T adalah (5, 5 ½ ).
Selanjutnya, dari contoh di atas akan diperumum untuk
P(x1,y1)dan Q(x2, y2) dengan titik T terletak pada ruas
garis PQ sedemikian hingga|PT| : |TQ| = m : n.
Artinya dari kondisi ini, akan dicari atau ditentukan absis
dan ordinat (koordinat) dari titik T.
Untuk mempermudah proses penurunanbentuk yang akan
diperumum, perhatikan Gambar 2.5 yang merupakan
ilustrasi dari kondisi yang dipermasalahkan.
Misalkan T(xT, yT). Proyeksi titik P(x1, y1), Q (x2, y2) dan
T(xT, yT) pada sumbu X ber-turut-turut adalah
P(x1, 0), Q(x2, 0), dan T(x1, 0). Dari kondisi ini dapat
ditentukan bahwa :
|P1T1| : |T1Q1| = |PT| : |TQ| = m : n
Gambar 2.5

Perhatikan bahwa :
|P1T1| = xT– x1 dan |T1Q1 | = x2 - xT
Karena |P1T1| : |T1Q1| = m : n maka
(xT - x1 ) : (x2 - xT ) = m: n
m(x2 – XT) = n(xT – X1)
mx2 – mxT = nxT – nx1
mxT + nxT = mx2 + nx1
xT(m+n) = mx2 + nx1

Selanjutnya, dengan melakukan pemroyeksian


semua titik yang diketahui terhadap sumbu Y dan
cara yang sama seperti langkah di atas, akan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
apabila diketahui titik P(x1,y1) dan Q(x2, y2)
serta titik T yang terletak pada ruas garis PQ
sedemikian sehingga |PT| : |TQ| = m : n, maka
absis dan ordinat titik T
adalah:
; ... (4)
Contoh 2.5:
;
Diketahui A (1, 3) dan B (-2, -5), serta suatu titik C yang
terletak pada perpanjangan AB sedemikian hingga
|AC| : |BC| = 8 : 3. Tentukanlah absis
dan ordinat dari titik C
Jawab : Rumus di atas dapat kita gunakan dengan
memperhatikan bahwa titik B(-2, -5),
pada ruas garis AC sedemikian hingga
|AB| : |BC| = 5 : 3.
Mengapa?
Selanjutnya, dengan memisalkan
C(x, y), maka :
-16 = 3 + 5x ; - 40 = 9 + 5yc
5xc = - 19 ; 5yc = - 49
xc = -34 ; 5yc = - 9
Jadi, absis dan ordinat titik C adalah
xC=3 yC = -9

atau C = (3 , ,-9 )
Pembagian Ruas Garis Di Ruang
Untuk menentukan koordinat suatu titik R yang
terletak pada garis PQ sehingga PQ : QR = m: n , maka
lakukanlah langkah-langkah berikut ini.
1.Buatlah sistem koordinat kartesius di bidang
XYZ(dimensi 3).
2. Buatlah dua buah titik sembarang yaitu titik P
(x1, y1, z1) dan Q(x2, y2,z2 ). Titik R terletak pada
garis PQ , sedemikian sehingga PQ : QR = m : n ,
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.6. Titik R sebagai titik potong PQ dan AB
3. Proyeksikan garis PQ terhadap bidang XOY dengan hasil
proyeksinya P’Q’.
4. Buat garis yang melalui R sejajar dengan P’Q’(AB// P’Q’)
5. Perhatikan ∆ PAR dan ∆ BQR. Karena ∆ PAR sebangun
dengan ∆BQR makamengakibatkan PA : BQ = PR : RQ

,sehingga diperoleh:
(zR - z1 ) : (z2 - zR ) = m: n
m(z2 – zR) = n(zR – z1)
mz2 – mzR = nzR – nz1
mzR + nzR = mz2 + nz1
zR(m+n) = mz2 + nz1

zR =
6. Dengan cara yang sama, jika garis PQ diproyeksikan ke
bidang ZOX makadiperoleh persamaan :

yR =

7. Dan jika garis PQ diproyeksikan ke bidang YOZ maka


diperoleh persamaan:

xR =

8. Sehingga diperoleh koordinat titik PQ adalah :

R (xR,yR,zR) = { ; ; } ...(3)
9. Jika R berada di tengah-tengah garis PQ maka R
membagi R atas perbandingan m: n = 1 : 1 sehingga
diperoleh koordinat titik R adalah :

R (xR,yR,zR) = { ; ; } ...(4)

10. Jika m : n = k, maka m = nk sehingga diperoleh


persamaan koordinat titik R adalah :

R (xR,yR,zR) = { } ...(5)
CATATAN (1)

Syarat :
● Jika k > 0 maka R terletak di antara P dan Q.
● Jika -1 < k < 0 maka R terletak di perpanjangan QP
(pada pihak P ).
● Jika k = -1 maka menunjukkan suatu titik di
takberhingga.
● Jika k < -1 maka R terletak di perpanjangan PQ (pada
pihak Q ).
Contoh :
Tentukan koordinat titik R sehingga membagi
PQ dengan P( -4, 2, 1 ), Q ( 6, 4, 2 ) dibagi
atas -2 : 1.
Jawab : Dari contoh di atas dengan
menggunakanrumus pada persamaan (5),
dengan diketahui m = -2 dan n=1 sehingga :
=

R (xR,yR,zR) =
=

=
=

Karena k = -2 berarti titik R terletak di perpanjangan PQ


(pada pihak Q).
NO
Tugas
Soal
2 Skore
1. Diketahui sebuah segitiga yang titik – titik sudutnya adalah A(3,0), B(-2,4) 3
dan C(-5,-3). Tentukanlah koordinat – koordinat titik beratnya.(Titik berat
suatu segitiga adalah titik perpotongan ketiga garis beratnya).
2.
Periksa apakah ketiga titik A(0,0,0), B( 2, -3, 3 ) dan C (-2, 3,-3) segaris 2
(colinier). Tentukan perbandingan AB/BC, BC/CA, CA/AB
3.
Buktikan bahwa garis AB dan CD berpotongan, bila A( 4, 8, 12), B( 2, 4, 6), 2
C(3, 5, 4) dan D ( 5, 8 ,5)
4.
Bila titik R membagi PQ atas perbandingan k, sedangkan S membagi PQ atas 3
perbandingan –k, dikatakan titik P dan Q dipisahkan harmonis oleh R dan S.
Titik S dikatakan sekawan harmonis (harmonic conjugate) dengan R
terhadap P serta Q dan sebaliknya. Jika P(1,1,1), Q(2, 3, 4) dan R(3, 5, 7)
carilah koordinat titik S yang sekawan harmonis dengan R terhadap P dan Q.

Nilai = jumlah yang benar / 10 x 100

Jumlah 10
Misalkan garis g1 melalui dua buah titik berbeda yaitu K(−6,−3) dan
L(−6,2) sedemikian sehingga sejajar dengan sumbu Y , seperti yang
dapat dilihat pada Gambar 10. Perhatikan bahwa garis g1
juga melalui titik (−6,0). Jika diberikan titik-titik lain yang juga terletak
pada garis ini, maka absisnya selalu bernilai −6. Oleh karena itu, garis
g1 adalah himpunan semua titik yang berabsis −6, dan ditulis dengan
cara
g1 ≡{(x,y) ∈ R2 |x = −6}

atau secara sistematis dinyatakan dalam bentuk persamaan x = −6.


Dengan penjelasan yang sama, maka dapat dipahami bahwa sumbu Y
adalah persamaan garis yang berbentuk x = 0.
g1
g2

2
L
1
2 2
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
1 1
-2
-1 0 1 2 3 4 5 -1 6
-2 -2 -3
-3 -3 -4
-4 -4 -5
-5 -5 M -6 N
-6 -6

M
Gambar 11: Garis y= −6
Gambar 10: Garis x = −6

Selanjutnya misalkan garis g2 melalui titik M(−4,−6) dan L(3,−6)


sedemikian sehingga sejajar dengan sumbu X, seperti yang dapat
dilihat pada Gambar 11.
Perhatikan bahwa semua titik-titik yang terletak pada garis g2
memiliki nilai ordinat −6, sehingga garis g2 dapat ditulis menjadi
g2 ≡{(x,y) ∈ R2 |y = −6}
atau secara sistematis dinyatakan dalam bentuk persamaan y = −6.
Dengan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa persamaan
untuk sumbu X adalah y = 0.
Suatu persamaan garis biasanya ditulis dalam salah satu dari dua
bentuk berikut:
1. y = mx + c, dengan kemiringan garis m dan suatu konstanta c.
2. ax + by + c = 0, dengan a, b, c adalah konstanta real, sedangkan nilai
a dan nilai b tidak bersama-sama nol.

Jika suatu segmen garis AB menghubungkan titik ujung A(x1,y1) dan


titik B(x2,y2), dipotong oleh garis lurus L ≡ ax+by+c = 0 dengan rasio
perbandingan λ : 1 seperti pada Gambar 12, maka
𝐚𝐱𝟏 + 𝐛𝐲𝟏 + 𝐜 𝐋𝟏 … (4)
 = − = −
𝐚𝐱𝟐 + 𝐛𝐲𝟐 + 𝐜 𝐋𝟐

L= ax +by+c

l 1
A(x1,y1) P B(x2,y2)

Gambar 12: Ilustrasi titik potong antara segmen garis dan garis AB
Suatu garis dapat ditentukan jarak terdekatnya dari titik asal O(0,0).
Misalkan titik Q(x,y) merupakan titik dalam garis l yang letaknya
terdekat dari titik asal, lalu dibentuk segmen garis lurus (dengan
menghubungkan titik asal dan titik Q). Segmen garis yang tebentuk
merupakan garis normal dari titik asal ke garis l tersebut (perhatikan
Gambar 13 ).

Anda mungkin juga menyukai